GUS AZZAM

By itsnour29

4.7M 288K 44.2K

[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas... More

Prolog : Gus Azzam
01 - Pertemuan setelah sekian lama
02 - Pesantren Al-Furqan
03 - Kewajiban
04 - Tidur bersama?
05 - Hukuman
06 - Takdir, bukan kebetulan.
07. Sahabat
08. Akish dan Alaska
09. Sakit, Rindu, Alaska.
10. Fitnah dan Jebakan?
11. Di balik kejadian.
12. Perasaan yang berlebihan
13. Hijrah itu lebih baik
14. Cacing Alaska
16. Aku, kamu, dan salah tingkah
17. Menjadi imam yang baik.
18. Masalalu yang lucu
19. Kecemburuan akan masa
20. Pembicaraan dan Renungan
21. Ada apa?
22. Sebagai Guru
23. Panggilan resmi
24. Bersama dengan nya
25. Kunjungan Mertua
26. Kehilangan di Pasar
27. Kemunculan Sadam
28. Putra Tengah Al-Furqan
29. Kedatangan & Kepergian
30. Pulang atau Pergi
31. Makanan Halal & Haram
32. Tabungan?
33. Beginilah cinta mereka
34. Perasaan Umma
35. Kembalinya Putra Tengah
36. Di balik Bingkai Foto
37. Secara tiba tiba
38. Kabar dan Sebuah Kurma
39. Beberapa panggilan
40. Perempuan yang di temui
41. Ngidam
42. Cerita setelah kerja bakti
43. Meninggalkan Pesantren
44. Pemuda Pemuda Syam
45. Hari Kelahiran
46. Hujan dan Maaf
47. Perihal Sadam
48. Mata yang indah
49. Yang menemukan nya
50. Perempuan perempuan
51. Bertengkar dingin
52. Kembali berdamai
53. Berada di rumah kayu
54. Sebelum pamit
55. Sebuah Tragedi?
56. Pilihan yang mutlak
57. Kedatangan dalam diam
58. Keputusan berpoligami
59. Ada nya bukti?

15. Tahajjud dan cinta nya

104K 6.4K 245
By itsnour29

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Cieee, nungguin ya? 🙈

HAIII GUS AZZAM DI SINI! Up nya makin kenceng ya, soalnya seneng liat komen, walau cuma beberapa orang. Yuk bisa yukk di komen 🥹🦾 nyari ide ngga semudah itu. komen kalian adalah satu satu nya semangat ku.

Vote nya di kencengin juga, biar makin semangat ❤️❤️

Jangan jadi silent reader ya.

Jangan lupa follow Instagram :
@nnourshanie

Tik tok [saya suka spoiler di sini] :
@nourrthe



¶¶¶



"Ah... akhirnya kenyang juga malam ini."

Marvin mengusap perut nya yang terasa kenyang. Senyum di wajah nya belum juga pudar. Saat itu, anak anak Alaska akan berpisah. Mungkin lebih tepat nya kembali ke rumah masing masing, atau mungkin saja ada yang ingin melanjutkan aktivitas nya.

"Vin, kalau kenyang tuh ya alhamdulillah. Bersyukur di traktir makan gratis..."

Hendra menyahut di samping nya. Menyenggol siku nya. Marvin melihat ke arah nya.

"Ekhm." Lalu laki itu berdehem.

"Alhamdulillah, ya Allah. Hamba bersyukur atas nikmat dan karunia dari mu. Rejeki mu tak di sangka sangka. Hamba benar benar berterimakasih. Ya Allah, lapang kan lah rejeki Gus Azzam, semoga tetap dalam lindungan mu, jika ada waktu lagi, semoga dia mentraktir hamba, ya Allah..."

"Aamiin." Gumam Azzam. Pria itu tertawa kecil melihat Marvin yang berdoa dengan bersungguh-sungguh, benar benar mengkhayati doa nya.

"Alhamdulillah." Marvin menyudahi doa nya. Ia tersenyum lebar menatap teman teman nya, termasuk Azzam. Teman teman nya menatap nya demikian, sedikit tidak menyangka Marvin akan melakukan itu.

"Gue bantu aminin aja. Lumayan kalau rejeki Azzam melimpah, bisa makan gratis lagi."

"Hadeh, sebelah dua belas lu ama Marvin, ris!" Timpal Bima pada Haris. Haris menyenggol Bima dengan siku nya.

"Lu juga yang ikut makan, kan? Siapa tadi yang nambah dua kali?"

"Bima! Bima! Bima!" Marvin ikut memanas manasi keadaan. Bima terdiam dengan pejaman mata, segala bentuk kekesalan nya berkumpul dalam batin.

Bima tentu memanas, tapi dia tidak bisa melawan fakta. Ia hanya diam, dari pada di ledek Haris, apalagi di campurin Marvin. Memang benar jika dia sempat tambah dua kali, karena berhubung Gus Azzam yang bayar.

"Ingat adab ya, Bim. Kalau di traktir, kita harus makan makanan yang lebih murah dari pada yang traktirin kita." Hendra menyahut. Bima mengusap leher belakang nya.

"Sudah, tidak apa apa. Kalian semua itu sahabat saya, kenapa harus sungkan? Tidak apa apa jika Bima tambah dua kali tadi."

Sahutan Azzam, membuat semua nya ikut mengangguk, mengerti. Azzam tau bagaimana kekesalan Bima. Melontarkan kata kata itu untuk menghibur Bima yang sedang diam.

Sontak, Bima tersenyum. Bahkan sempat tertawa kecil. "Makasih ya, Gus. Ikut aminin doa nya Marvin tadi deh."

"Doa nya kelewat, bim. Udah di antar malaikat kayaknya." Suara Marvin. Pria itu mengamati langit malam, seakan akan tengah mengawasi.

"Guys." Aidan mengambil alih perhatian. Ia mengetuk pelan arloji milik nya.

"Udah jam 9. Dan, zam." Aidan melihat ke arah Gus Azzam.

"Kasihan istri lu nunggu di sana. Udah malam juga, nanti di marahin sama pak kyai."

Azzam tersenyum. "Ah, saatnya berpisah ya?"

"Iya, Gus. Kita bukan anak pondok lagi, kan? Udah pada gede." Haris menyampaikan. Di angguki oleh Marvin dan Hendra.

"Memang sekarang kita bukan anak pondok pesantren lagi, tapi ingat ya, kita semua tuh lulusan pesantren. Jiwa kita di bentuk di sana. Jangan sia siain ilmu yang udah di tanam selama puluhan tahun cuma karena dunia."

"Yahh!! Demi bidadari surga!!"

Teriakan Marvin, membuat pecah tawaan anggota Alaska lainnya, termasuk Azzam. Suasana itu, menjadi yang paling berharga dalam sejarah persahabatan mereka.

Karena, mereka semua di pertemukan di dalam pondok pesantren.

••••

Selesai dengan perpisahan singkat nya bersama Alaska, Azzam segera bergegas melangkah untuk menghampiri Hana yang tengah sendirian duduk di atas motor nya, menunggu.

"Maaf ya, membuat kamu nunggu lama."

Hana menoleh. "Oh, iya. Ngga apa apa kok. Senang juga lihat Gus Azzam akrab sama temen teman nya. Jarang loh liat laki laki seserius itu tentang agama."

Mendengar nya, Azzam tersenyum.

"Rasulullah sangat mencintai anak muda akhir zaman, yang ingin menghabiskan waktu nya hanya untuk mengejar akhirat, yang hidup nya hanya ingin tetap di jalan Allah. Anak muda yang hanya takut kepada Allah, dan bertakwa kepada-nya. Akhir zaman yang penuh dengan rintangan dan tantangan, anak muda yang membela kebenaran dan kebesaran Allah. Walau masih muda, tapi tidak ingin di kuasai dengan syahwatnya."

Hana terkejut, ketika hidung mancung nya di di cubit pelan oleh Gus Azzam. "Bukan hanya Alaska, masih banyak anak muda di luaran sana yang berusaha untuk memperbaiki diri. Berusaha untuk berjuang. Sungguh, Allah benar benar takjub."

"Kalau gitu," Hana menjeda sejenak. Azzam menaikkan kedua alis nya.

"Aku mau belajar lebih dalam lagi soal agama! Biar bisa taat sama Allah."

Azzam lagi lagi di buat tersenyum. Bahkan sampai tertawa kecil. "Iya, dong. Harus." Jawab nya, sembari mengusap kepala istri nya.

•••

Seperti biasa, shalat tahajjud tidak pernah ia lewatkan. Namun kali ini, Gus Azzam melaksanakan nya di dalam kamar, bersama Hana. Sebelum sebelum nya, dia selalu tahajjud di masjid bersama santri santri.

Di sisi Hana, gadis itu masih dalam keadaan mengantuk. Ia hanya mampu berdoa untuk kesejahteraan dunia akhirat, tak lupa dengan doa orang tua. Azzam yang memberitahu nya.

Selesai berdoa, helaan nafas nya keluar dengan panjang. Rasanya lelah sekali. Rasanya ingin mengeluh.

Tapi, Azzam masih berada di posisi nya. Masih berdoa. Hana sampai keheranan.

"Lama banget doa nya. Pasti lagi curhat sama Allah."

Hana menaikkan kedua alis nya. "Jangan jangan Azzam ngadu ke Allah kalau aku ini bukan istri yang baik?!"

Langsung saja, Hana menggelengkan kepala dengan cepat. "Ishh! Ngapain sih berpikir kayak gitu! Kan kata nya ngga boleh berburuk sangka, ya?"

Gadis itu, terus saja bergulat dengan pikiran nya sendiri. Ia sampai memohon ampun kepada Allah karena telah berani berburuk sangka.

"Duh, padahal mau lanjut bobo ini... Nanti doa nya sampai subuh? Mampus aku."

Lelah berpikir, Hana kembali menghembuskan nafas nya. Gadis itu memilih untuk bersandar di kasur, pandangan nya masih ada pada punggung Azzam. Azzam yang masuh berdoa.

"Alhamdulillah.."

Suara itu, membuat Hana kembali memperhatikan nya. Akhirnya, Azzam selesai berdoa. Ia memperbaiki posisi duduk nya.

Sedangkan Azzam, pria itu berbalik badan dan tersenyum. Hana meraih tangan nya untuk mencium nya.

"Azzam, kenapa sih doa nya lama banget? Capek tau nunggu nya. Kan mau tidur..." Adu gadis itu kepada nya.

Azzam terdiam sejenak. Ia baru menyadari jika Hana memanggil nama nya tanpa panggilan Gus.

"Hana, shalat tahajjud itu istimewa, yang di kerjakan di sepertiga malam, saat semua orang pada umum nya sudah tertidur. Bahkan di jelaskan sendiri di Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat 79. Keutamaan shalat tahajjud itu, cukup berpengaruh. Kamu bisa di lindungi, di gugurkan dosa dosa nya, wajah kamu menjadi cerah, urusan nya di mudahkan, doa nya cepat terkabul. Dan masih banyak manfaat dan keutamaan yang akan kamu terima."

"Oh pantes ya, ayah tuh sering shalat tahajjud. Ternyata gini?" Gumam Hana.

"Oh, jadi ayah suka shalat tahajjud, ya?"

Hana mengangguk. "iya. Sering. Kayaknya ngga pernah ketinggalan deh. Pernah satu kali ketinggalan, ayah langsung merasa gelisah."

"Kalau kamu?"

"Hm?" Respon Hana.

Sejenak, Azzam terdiam. Pria itu menopang dagu nya, mendekatkan wajah nya dengan gadis itu. Hana sontak menjauh sedikit untuk menjaga jarak.

"Heh, kenapa natap kayak gitu?"

"Saya kan barusan bertanya. Harusnya di jawab."

"Apa nya sih?!"

Salah tingkah? Tentu. Tidak pernah Hana merasa sedekat itu dengan Gus Azzam. Apalagi posisi pria itu yang seperti tengah memperhatikan nya, hanya diri nya. Padahal, Azzam hanya ingin mendengar jawaban Hana.

"Kalau kamu, pernah melakukan shalat tahajjud sebelum nya, tidak?"

"Aku?" Hana sejenak terdiam. "Ngga deh. Ngga pernah kayaknya."

Gadis itu kemudian tertawa. "Pernah di suruh sih sama ayah, tapi aku ngga bisa. Shalat subuh aja malas."

"Astagfirullah.." gumam Azzam. Pria itu menggelengkan kepala nya.

"Kenapa emang nya?"

"Shalat subuh itu, termasuk fardhu loh. Wajib."

Hana membelakkan mata nya. "A-aku, aku dulu sering ninggalin shalat, Gus. Apakah dosa?"

"Tentu dosa." Jawab nya singkat. "Shalat wajib, jika di tinggalkan itu menjadi dosa. Orang yang tidak sengaja meninggalkan shalat itu hukum nya dosa juga, apalagi yang sengaja. Dan dosa nya lebih besar dari pada zina."

Azzam menjeda sejenak. "Zina saja, dosa nya sudah besar sekali. Apalagi jika orang yang meninggalkan shalat? Entah bagaimana itu.."

"Pacaran itu termasuk zina, kan? Kalau misalnya ada seseorang yang rajin shalat lima waktu, tapi dia pacaran? Gimana?"

Azzam mencubit pipi Hana dengan gemas. Gadis itu membelakkan mata nya.

"Itu sama saja mengisi air ke dalam ember yang bocor."

Hana mengerti dan langsung menganggukkan kepala.

"Oh iya." Azzam kembali bersuara. "Giliran saya yang bertanya ke kamu."

"Hm? Apa emang nya?"

"Kamu," Azzam kembali menjeda.

"Kamu mau punya berapa anak?"

•••

Memperlancar hafalan nya, metode muraja'ah, adalah salah satu kegiatan yang Azzam lakukan ketika habis melaksanakan shalat tahajjud. Ia melakukan nya di kamar. Suasana nya menjadi hening.

Pria itu fokus pada kitab nya, sesekali menoleh ke arah Hana yang tertidur pulas di sana. Karena tak kuat menahan kantuk.

Di saat itu lah, dia tertawa kecil.

"Ah, kenapa saya tiba tiba bertanya seperti itu tadi?"

Maksud nya, soal anak.

Tentu saja Hana malu setelah mendengar pertanyaan itu tadi. Gadis itu sebenarnya ingin pergi, tepat nya keluar dari ndalem, saking malu nya. Tetapi pria itu berusaha untuk menenangkan nya, sampai akhirnya Hana hanya bisa menahan malu sampai tertidur.

Merenungi sembari muraja'ah sendirian, sampai saat waktu subuh akan tiba, Gus Azzam pun menghentikan aktivitas nya. Merasa bahwa muraja'ah nya sudah cukup lumayan.

"Hana."

Kali ini, ia mendekat. Masih duduk di lantai, dan menghampiri Hana yang masih tertidur di atas kasur empuk itu.

"Hana..." Panggil nya, menepuk pundak gadis itu.

"Ayo bangun, ambil wudhu lagi. Sebentar shalat subuh."

"Hana." Di panggil secara berulang.

Azzam terdiam dan mematung untuk sesaat. Pria itu semakin mendekat dan meniup secara perlahan, wajah Hana.

"Bangun, sebentar lagi shalat subuh."

Hana sadar, dan merespon. Tapi tidak sesuai dengan ekspektasi Azzam sendiri. Gadis itu malah mengambil selimut dan menutupi wajah nya.

"Gus Azzam aja yang duluan."

Azzam mengambil nafas. "Kamu ikut saya ke masjid. Saya tunggu kamu."

"Ngga!" Gadis itu menyahut. Menggeliat.

"Ngga mau, Gus Azzam aja yang duluan."

"Kenapa?"

"N-ngga! Ngga apa apa. Nanti aku nyusul kok..." Jawab nya gugup. Azzam menghembuskan nafas nya.

"Ya sudah, saya ke masjid duluan. Jika mendengar adzan saya, segera ke masjid. Nanti pulang ke ndalem, bersama sama ya?"

Hana tidak menjawab. Azzam hanya bisa tersenyum tipis dan mengusap sebentar kepala istri nya itu. Sebelum pada akhirnya, ia pun berdiri dan segera pergi meninggalkan kamar sembari membawa Al-Qur'an nya.

Sedangkan Hana, merasa bahwa kondisi sudah aman. Ya, aman. Merasa bahwa Azzam telah pergi, gadis itu menyingkirkan selimut yang menutupi nya.

Panas, gerah.

Gadis itu memancarkan ekspresi agak kesal, tapi cukup lucu. Hana melihat boneka beruang yang tak jauh dari nya,ia mengambil boneka itu kemudian meremas nya.

"Beruang, jawab aku! Kenapa Gus Azzam itu suka bikin jantungan!"

Nafas Hana memburu. Ia seketika menyadari bahwa dia berbicara sendirian. Dia melepaskan boneka beruang itu,

Lalu mengacak kepala nya.

"Bahaya nih Gus Azzam, ngga baik buat kesehatan jantung. Bisa bisa aku suka sama dia nanti.." gumam nya.

"Lah." Sadar nya. Hana berpikir sejenak.

"Ya kan ngga apa apa kalau suka. Kan udah suami istri?"

•••

Kewalahan, begitulah Gus Azzam kini. Pria itu berusaha untuk menunggu Hana. Ia berharap dan berpikir, gadis itu akan mematuhi apa yang dia katakan tadi menjelang subuh untuk bersama sama ke ndalem setelah shalat.

Namun ya, gadis itu tidak menampakan diri.

Mungkin malu. Iya, malu. Malu mendengar soal anak ketika waktu tahajjud tadi.

Bahkan ketika pamit untuk adzan di masjid, Hana sama sekali belum ingin meninggalkan kasur sebelum Azzam benar benar pergi.

Alhasil, Gus Azzam pun masuk ke ndalem sendirian. Jika memang Hana tidak ikut bersama nya ke ndalem, mungkin gadis itu sudah tiba di kamar lebih dulu. Maka dari itu, Azzam ke ndalem, sekalian untuk memastikan kehadiran Hana.

"Azzam, istri kamu mana? Umma sendirian nih"

Baru saja datang memasuki ndalem, Gus Azzam sudah mendengar pertanyaan dari Umma Hansa yang baru saja juga keluar dari kamar nya.

"Aku lihat Ning Hana lari ke asrama santriwati."

Zhafran muncul dari arah belakang Azzam, anak kecil berlari ke arah ruang tamu untuk mencari Al-Qur'an milik nya. Gus Azzam yang mendengar, tentu sedikit terkejut.

"Duh, kenapa harus ke asrama santriwati?"

"Padahal Umma mau ngobrol sama Hana, loh. Kenapa dia tiba tiba pergi? Barang barang nya kan ada di kamar kamu kan, Azzam?" Umma kembali bertanya.

"Iya." Jawab nya singkat.

Sesaat, pria itu tersenyum diam diam, "mungkin malu. Mungkin belum terbiasa,"

"Terbiasa apa nya?"

Suara Zhafran lagi, mencium tangan Umma Hansa, berniat untuk pamit, agak agak nya anak kecil ini ingin ikut mengaji bersama santri santri di masjid.

"Ning Hana kan udah berapa kali tuh ke ndalem, ketemu kak Azzam tiap hari, kok masih belum terbiasa?" Mendengar nya, Azzam tertawa kecil.

"Sudahlah, Gus kecil. Pergilah, sebelum Abah mencari mu."

"Kak Azzam ikut, kan?"

"Iya. tunggu saja di masjid." Jawab Azzam.

"Sip! Oke. Assalamualaikum!"

Anak itu pun berjalan keluar dari ndalem, melihat beberapa santriwan yang menunggu nya di luar sana. Santriwan santriwan itu tak lupa mengucapkan salam juga sebelum pergi.

"Umma mau jika saya panggilkan Hana?"

"Ah, ngga perlu. Kayak nya dia mau ketemu sama teman teman nya. Biarkan saja. Kamu ke masjid saja, susul zhafran dan Abah mu di sana juga. Umma mau beberes kamar dulu."

"Baiklah, Umma. Kalau begitu, saya permisi. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam."


¶¶¶





"Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

QS. Al-Isra':79





LANJUT NGGA?

SPAM NEXT NYA NIHH? 🫂

Ayo spam komen untuk lanjut! 🥹


[Mohon maaf apa bila ada kesalahan dan kekurangan kata. Dan bahwa penyampaian ilmu yang di berikan. Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah.]

Continue Reading

You'll Also Like

6.4K 169 50
Puisi adalah perwakilah hati yg paling dalam. BERAWAL DARI KATA BERAKHIR DENGAN KARYA 🖊 (COMPLETE) Murni pemikiran sendiri 😉 Free Copas. Selamat Me...
307K 29.5K 14
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
5.2K 610 26
Kim taehyung seorang playboy yang suka menebar pesona dihadapan para wanita, banyak wanita yang terpikat akan pesona nya. akan tetapi dia begitu kesu...
27.6K 1.2K 12
Garis takdir itu rumit bukan? Sama halnya dengan pertemuan kami.