GUS AZZAM

Par itsnour29

4.7M 286K 44.1K

[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas... Plus

Prolog : Gus Azzam
01 - Pertemuan setelah sekian lama
02 - Pesantren Al-Furqan
03 - Kewajiban
04 - Tidur bersama?
05 - Hukuman
06 - Takdir, bukan kebetulan.
07. Sahabat
09. Sakit, Rindu, Alaska.
10. Fitnah dan Jebakan?
11. Di balik kejadian.
12. Perasaan yang berlebihan
13. Hijrah itu lebih baik
14. Cacing Alaska
15. Tahajjud dan cinta nya
16. Aku, kamu, dan salah tingkah
17. Menjadi imam yang baik.
18. Masalalu yang lucu
19. Kecemburuan akan masa
20. Pembicaraan dan Renungan
21. Ada apa?
22. Sebagai Guru
23. Panggilan resmi
24. Bersama dengan nya
25. Kunjungan Mertua
26. Kehilangan di Pasar
27. Kemunculan Sadam
28. Putra Tengah Al-Furqan
29. Kedatangan & Kepergian
30. Pulang atau Pergi
31. Makanan Halal & Haram
32. Tabungan?
33. Beginilah cinta mereka
34. Perasaan Umma
35. Kembalinya Putra Tengah
36. Di balik Bingkai Foto
37. Secara tiba tiba
38. Kabar dan Sebuah Kurma
39. Beberapa panggilan
40. Perempuan yang di temui
41. Ngidam
42. Cerita setelah kerja bakti
43. Meninggalkan Pesantren
44. Pemuda Pemuda Syam
45. Hari Kelahiran
46. Hujan dan Maaf
47. Perihal Sadam
48. Mata yang indah
49. Yang menemukan nya
50. Perempuan perempuan
51. Bertengkar dingin
52. Kembali berdamai
53. Berada di rumah kayu
54. Sebelum pamit
55. Sebuah Tragedi?
56. Pilihan yang mutlak
57. Kedatangan dalam diam
58. Keputusan berpoligami
59. Ada nya bukti?

08. Akish dan Alaska

110K 6.6K 135
Par itsnour29

Baiklah, saya pikir ada peningkatan dalam peninggalan jejak. So, beri jejak yang banyak ya. Biar saya semakin terhappy-happy 😃

Jangan lupa follow Instagram :
@wp.itsnour29
@nnourshanie

Tik tok :
@nnourthe

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin."






*



Shalat Isya yang telah di laksanakan, Umma Hansa mengajak Hana untuk ke ndalem, mengajak nya ikut makan malam bersama.

"Umma kenapa ngajakin Hana?"

"Umma lagi masak banyak soalnya. Kamu suka tiramisu, kan. Kamu harus coba versi buatan Umma. Nanti sekalian, bantuin Umma beresin piring. Tamu nya banyak banget"

"Untuk soal cuci piring Hana nomor satu deh, Umma. Kalau masak, belum pro banget hehe.." Umma Hansa hanya bisa tersenyum dan mengusap kepala menantu nya dengan lembut.

"Lucu banget menantu umma ini! Jadi senang rasanya punya anak perempuan."

Hana tertawa geli mendengar nya. Umma pun demikian.

Mereka berjalan menuju ke ndalem. Hana sempat terkejut melihat ada banyak sepatu pria yang bersusun di rak. Tenyata memang benar, sedang ada tamu. Tapi Hana tidak menduga akan sebanyak itu.

Apa jangan jangan...

Memasuki ndalem, Hana makin terkejut lagi ketika melihat banyak lelaki yang duduk di ruang tamu, masih lengkap dengan pakaian kokoh mereka di sana. Agak nya, mereka lebih dulu keluar dari masjid. Mereka semua nampak mencicipi kue yang terletak di atas meja.

Lalu tatapan Hana langsung menuju ke Aidan. Tatapan nya langsung menjadi tajam.

"Lah lu! Lu yang nabrak Najwa tadi, kan!"

Sontak, suara Hana terdengar hingga membuat semua pemuda itu menoleh ke arah nya. Aidan tentu memasang raut terkejut.

"Lu jangan bahas itu sekarang, ya! Gue juga udah minta maaf sama dia."

"Gue sebagai teman nya Najwa merasa tersakiti di sini! Lu yang nabrak, nolongin juga kagak. Minta maaf kayak ga ikhlas, malah lu nyalahin Najwa yang jalan, sedangkan lu yang parkir motor sembarangan!"

"Waduh, banyak bacot ni cewe!" Kata kata Hendra membuat Hana mengepalkan tangan nya.

Sementara Aidan, lelaki itu hanya bisa diam. Yang di katakan Hana memang benar. Namun di lain sisi, dia memiliki alasan.

Menjaga... Jarak.

Apalagi, Najwa seorang perempuan. Dan dia, seorang laki laki.

"Iya, iya. Gue minta maaf." Aidan kembali bersuara. "Maaf karena ngga nolongin dia. Dia itu bukan siapa siapa gue, jadi enggan gue nyentuh dia. Titip salam buat temen lu itu. Kasih tau dia, jangan jalan sembarangan lagi."

"Bener, ya?" Tanya Hana memastikan. Aidan menganggukkan kepala.

Hal ini, sempat membuat teman teman sekitar nya terkejut. Seorang Algaidan Saputra kah ini?

"Hana." Panggil Umma yang ada di dekat nya. Hana menoleh.

"Jangan seperti itu. Dia teman teman Azzam. Ayo, simpan mukena kamu dulu di kamar Azzam. Azzam sebentar lagi kayaknya masuk."

Hana menatap Umma. Umma menepuk pundak nya, mengisyaratkan Hana untuk tenang.

"M-maaf ya, Umma. Udah bikin ribut..."

"Ya sudah, kamu masuk dulu gih. Nanti ke dapur, ya" gadis itu mengangguk. Ia cepat cepat melangkah, memasuki kamar Azzam dan menutup nya dengan rapat.

Hana benar benar masuk ke kamar Azzam untuk menyimpan mukena nya. Sementara Umma pergi ke dapur untuk mengecek makan malam.

Sementara Gus Azzam baru saja pulang, Marvin dalam keadaan masih mengunyah kue mendekat, dengan mata nya menuju ke arah kamar Gus Azzam yang pintu nya belum tertutup rapat.

"Azzam, gue liat ada cewe yang masuk kamar lu. Di suruh Umma lu tadi. Itu siapa? Kok dia di bolehin masuk kamar?"

Gus Azzam yang memang posisi nya tidak jauh dari kamar, langsung saja membuka sedikit pintu kamar nya. Sedikit terkejut ketika melihat Hana sedang mengganti hijab nya di dalam sana. Seketika ia langsung menutup pintu, sebelum Marvin melihat Hana.

"Saya sudah beristri. Sehari sebelum saya ke Arab waktu itu. Saya menikahi nya. Nama nya Hana."

"LAH!!!"

Seketika hening.

Hendra sampai tersedak. "Azzam, lu ga.. boong kan? Cewe tadi? Cewe itu istri lu?!"

"Gue kirain tadi sepupu jauh lu, tapi masa sih umma nyuruh dia masuk ke kamar lu. Ternyata istri?!" Suara Haris, sedikit bising.

"Azzam." Marvin menyentuh pundak Gus Azzam.

"Nggak mungkin cewe modelan kayak gitu jadi istri lu." Lanjut nya. Azzam sampai mengubah raut wajah.

"Memang nya ada apa dengan istri saya?"

"Dia ada permasalahan singkat sama Aidan. Aidan itu kan cuek cuek tapi emosian juga. Nah, istri lu itu juga emosian, cerewet lagi. Sempat adu mekanik karena Aidan menabrak teman nya waktu markir motor." Jelas Hendra.

"Lalu?" Tanya Azzam kembali.

Tiba tiba saja Marvin kembali menyahut. "Kapan nikah nya, zam? Sengaja lu ga ngundang gue?! Lumayan tuh makan gratis."

"Ya elah, Markonah. Makanan gratis mulu lu pikirin. Halalin anak orang dong, kayak Gus Azzam!" Sahut Bima di sana. Marvin bergerak masabodoh.

"Ahm." Gus Azzam mengusap leher belakang nya.

"Kalau sebelum nya, saya meminta maaf. Pernikahan itu juga terjadi dengan cepat. Lagi pula, waktu itu masih pandemi. Rumah kalian juga jauh jauh. Dan saya mendadak harus pergi ke Arab Saudi."

"It's okay, zam. Jangan dengerin Marvin. Lu juga ke Arab kata nya buru buru kan, ya?" Haris menyahut.

Semua teman teman nya menganggukkan kepala. Begitupun dengan Marvin yang mengerti.

"Gue juga heran ama lu, bisa bisa nya langsung ngehalalin anak orang. Lu sama dia pacaran?"

"Pacaran setelah menikah maksud nya?" Tanya Azzam balik. Sontak, Bima yang mendengar itu tertawa dan bertepuk tangan.

"Denger tuh, vin! Makanya, kalau nemu cewe sholehah, jangan cuma di kagumi doang. Buktiin kalau lu tuh pantas buat jadi imam dia."

"Nah, bener tuh. Dengerin, Vin!" Hendra ikut mendukung Bima.

Tiba tiba saja, pintu kamar terbuka dan sudah ada Hana yang rapih dengan kerudung nya. Gadis itu menatap Marvin dan Azzam secara bergantian.

"Ini... ngapain pada berdiri di depan kamar?"

"Oh, lagi nunggu kucing bertelur, mbak."

"Emang iya kucing bisa bertelur?" Tanya Hana dengan mudah nya mempercayai omongan Marvin.

"Bodo, ya kagak lah! Ngapain juga nungguin kucing bertelur! Lu kira ayam lagi cosplay jadi kucing?"

Hana berpikir sejenak.

"Ya siapa tau, ayam itu bosan jadi ayam. Makanya dia cosplay jadi kucing. Jadi nya, kucing bertelur!"

Marvin menatap jengkel ke arah Gus Azzam. Sementara Gus Azzam hanya bisa tersenyum, dengan ekspresi pasrah.

"Oh ya, Gus Azzam." Hana beralih pada pria yang ada di samping nya itu, "mereka semua siapa sih?"

"Mereka—"

"Alaska. Nama grup motor kita, Alaska." Hana menoleh ketika mendengar suara Aidan dengan dingin. Masih tidak menyukai dengan konflik singkat nya bersama Hana barusan.

"Alaska nih dong! Ganteng ganteng calon incaran bidadari surga." Hendra yang bersuara.

Bahkan pakaian pakaian mereka sudah tidak serapih tadi. Ada yang peci nya di lepas, tak tau posisi. Dan sarung yang di lepaskan, di jadikan costum maling.

"Oh Alaska?" Gadis itu tertawa setelah mengucapkan nya.

"Maksud nya, cacing besar Alaska?"

*

Hana menolehkan kepala ketika melihat seseorang meletakkan satu piring kotor di dekat nya ketika ia sibuk mencuci semua piring.

Gus Azzam yang berdiri di sana.

"Mau saya bantu?"

"Ah, kayaknya ngga perlu. Gus Azzam ke ruang tamu aja." Jawab nya.

"Tidak, saya mungkin bisa membantu. Katakan, kamu kesusahan?"

"Aku kan udah bilang, ngga perlu. Biar aku aja yang selesain ini." Hana sedikit menekan, mengucapkan nya dengan pelan.

Hening untuk sesaat. Saat itu juga, Azzam menoleh dan melihat ke arah sekitar. Seketika ia termenung mematung melihat seekor kucing lucu yang berjalan di sekitar area dapur.

Meow...

Gus Azzam mendekat ke arah kucing itu kemudian berjongkok untuk bisa meraih dan menggendong nya.

"Meow.. meow..."

Sontak, suara Azzam yang samar samar meniru suara kucing itu menarik perhatian Hana untuk menoleh.

Cucian piring memang belum selesai, namun hanya tertinggal beberapa piring saja, Hana langsung mengeringkan tangan nya kemudian mendekat ke arah Azzam untuk melihat kucing itu.

"Kucing siapa ini!" Gadis itu langsung mengambil nya dari Gus Azzam dengan cepat. Ia memeluk nya erat. "Lucu banget deh!! Bulu nya tebal juga!"

"Itu kucing nya Zhafran. Nama nya Akish."

Hana mengusap bulu kucing yang tebal itu dengan perlahan, lembut.

"Akish? AAAA lucu!! Hana suka!"

Saat itu, sudut bibir Gus Azzam terangkat, dalam kata lain ia tersenyum. Alih alih melihat gadis itu sibuk dengan Akish si kucing, Azzam perlahan bergerak ke cucian piring dan segera menyelesaikan nya.

"Akish? Kenapa lu ngga nongol nongol sih dari kemarin! Coba aja, dari awal masuk pesantren, pasti hidup Hana akan berwarna."

Azzam menoleh, ia menaikkan sebelah alis nya.

Kemudian, Hana sendiri pun baru tersadar dengan cucian piring. Buru buru ia berbalik untuk melihat keadaan. Ternyata sudah di selesaikan oleh Azzam.

Seketika ia menatap pria itu. Azzam tersenyum manis. "Pahala."

"Pahala?"

"Iya. Membantu istri dalam pekerjaan rumah"

Hana menarik nafas. "Aku kan cuma cuci piring."

"Biarpun begitu. Saya tetap membantu kamu sebagai seorang suami."

"Ya ampun, pasutri yang satu ini. Sengaja berduaan di sini, ngebiarin para jomblo di ruang tamu?"

Suara Bima, kemudian ia berdecak berkali kali. Lengan nya dalam keadaan melipat. Hana maupun Azzam sama sama menolehkan kepala.

"Mengejar pahala, Bima."

"Iya iya, tau."

"Azzam," Panggil Hana. Si empu menatap nya.

"Akish si kucing ini ngga bertelur kan?"

Mendengar nya, Gus Azzam hanya bisa tersenyum.

*

Esok pada sore hari nya, gerbang pesantren di buka dan muncul seorang Gus Azzam yang baru pulang usai mengantar teman teman nya menuju ke rumah sakit jiwa—

Ehm, maksud nya ke tempat nongkrong baru mereka di sebuah cafe.

Azzam memilih pulang karena memang sudah sore. Dia tidak ingin berlama lama di luar. Lagi pula, Kyai Zayn sedang tidak ada di pesantren saat ini.

Dia pulang menggunakan motor sport milik nya. Santri santri yang melihat itu sempat salah fokus. Gus Azzam nampak berbeda dari sebelum nya.

"Wahidun satu, isnaini dua, tsalasatun tiga, arba'atun empat."

Hana menyenangkan diri nya sendiri dengan duduk berteduh di bawah pohon mangga kesayangan milik Umma Hansa sembari mengamati buku milik Najwa yang ia pinjam.

"Sedang apa, Zawjati?"

Buku itu hampir saja jatuh dan Hana langsung saja menangkap nya. Jantung nya berdetak tak karuan, mendengar suara Azzam yang membuat nya terkejut. Itu membuat nya si empu menoleh dengan kesal.

"Gus Azzam ini kenapa sih!! Lagi ngga ada kerjaan ya?!"

"Saya melihat kamu di sini, kamu sedang apa? Boleh saya lihat?"

Hana menoleh. "Gus Azzam kepo ya?"

"Iya, saya kepo. Tunjukkan ke saya"

Hana berdehem dan memperlihatkan isi buku Najwa. Yang di mana dia menunjukkan bahwa dia sedang mempelajari angka dalam bahasa Arab. Hana juga tertarik menghafal nama nama nabi.

"Ini, buku nya mba Najwa. Ada bahasa Arab nya. Aku di suruh pelajarin ini masa" ia seakan akan tengah mengadu.

"Saya suka perubahan kamu, Hana"

"Tapi sebenarnya Hana ga mau. Ini aja di suruh sama ustadzah Rina. Galak bener emang. Bahkan ngancam Hana kalau ga hafal ini semua, nanti Hana harus di jemur di lapangan besok, sendirian. Hana kan ga mau"

"Kalau begitu, semangat, Hana"

Hana mengerutkan alis nya, "Gus Azzam ga niat bantu gitu?! Gus Azzam kan dari Arab nih, pasti bisa dong bantuin Hana. Gus Azzam pasti tau banyak soal bahasa Arab kan?"

"Saya hanya ingin kamu berusaha. Saya yakin kamu bisa. Nanti saya kasih kamu hadiah kalau tugas kamu sudah selesai."

"Hadiah apa?"

"Kalau ada waktu nanti malam, pergi lah ke ndalem. Pintu kamar saya terbuka untuk kamu, Zawjati.."

"Artinya zawjati itu apa?"

Pertanyaan nya, membuat Azzam sempat terdiam. Hingga akhirnya ia membuka suara,

"Istri ku."

Hana menajamkan alis nya, namun Gus Azzam langsung mengucapkan salam dan segera pergi meninggalkan tempat duduk nya.

Tetapi di lain sisi, sosok Adara yang melihat kedekatan mereka sedari tadi, bersembunyi di balik pohon mangga lain yang agak jauh dari posisi Hana berada.

Ia melihat Gus Azzam yang pergi, menuju ke area santriwan.

"Ternyata benar."

*









HAYOLOH, Adara. Mau ngapain kamu 😃

Jangan lupa ramaikan akun tiktok ya. saya biasa nya suka spoiler banyak di sana, soalnya saya masih suka simpan draft.






[Demikian, 1894 kata.]

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

453 183 7
Aku akan menyerah, setidaknya aku sudah berusaha ~Batin Khansa. "Apa aku boleh menyerah?" tanya Khansa lesu. "Aku tidak akan membiarkan kamu menyerah...
219K 12.2K 30
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...
Istri Ustadz Par AnnisaRyn

Roman pour Adolescents

27.6K 1.2K 12
Garis takdir itu rumit bukan? Sama halnya dengan pertemuan kami.
6.4K 169 50
Puisi adalah perwakilah hati yg paling dalam. BERAWAL DARI KATA BERAKHIR DENGAN KARYA 🖊 (COMPLETE) Murni pemikiran sendiri 😉 Free Copas. Selamat Me...