GUS AZZAM

By itsnour29

4.7M 288K 44.2K

[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas... More

Prolog : Gus Azzam
01 - Pertemuan setelah sekian lama
02 - Pesantren Al-Furqan
04 - Tidur bersama?
05 - Hukuman
06 - Takdir, bukan kebetulan.
07. Sahabat
08. Akish dan Alaska
09. Sakit, Rindu, Alaska.
10. Fitnah dan Jebakan?
11. Di balik kejadian.
12. Perasaan yang berlebihan
13. Hijrah itu lebih baik
14. Cacing Alaska
15. Tahajjud dan cinta nya
16. Aku, kamu, dan salah tingkah
17. Menjadi imam yang baik.
18. Masalalu yang lucu
19. Kecemburuan akan masa
20. Pembicaraan dan Renungan
21. Ada apa?
22. Sebagai Guru
23. Panggilan resmi
24. Bersama dengan nya
25. Kunjungan Mertua
26. Kehilangan di Pasar
27. Kemunculan Sadam
28. Putra Tengah Al-Furqan
29. Kedatangan & Kepergian
30. Pulang atau Pergi
31. Makanan Halal & Haram
32. Tabungan?
33. Beginilah cinta mereka
34. Perasaan Umma
35. Kembalinya Putra Tengah
36. Di balik Bingkai Foto
37. Secara tiba tiba
38. Kabar dan Sebuah Kurma
39. Beberapa panggilan
40. Perempuan yang di temui
41. Ngidam
42. Cerita setelah kerja bakti
43. Meninggalkan Pesantren
44. Pemuda Pemuda Syam
45. Hari Kelahiran
46. Hujan dan Maaf
47. Perihal Sadam
48. Mata yang indah
49. Yang menemukan nya
50. Perempuan perempuan
51. Bertengkar dingin
52. Kembali berdamai
53. Berada di rumah kayu
54. Sebelum pamit
55. Sebuah Tragedi?
56. Pilihan yang mutlak
57. Kedatangan dalam diam
58. Keputusan berpoligami
59. Ada nya bukti?

03 - Kewajiban

149K 8.7K 241
By itsnour29

Hai, kakak kakak. Mohon apabila ada kesalahan kata, ya ❤️‍🔥

Muhammad Azzam Al-Furqan.

*

Suasana malam yang harus nya sejuk, malah menjadi terasa panas bagi Hana yang belum terbiasa dengan pesantren. Usai shalat tahajjud bersama, semua santri nampak ingin menyetor hafalan nya masing masing di masjid.

Dia menunggu Najwa untuk selesai menyetor hafalan nya. Hana melihat sekitar, dia melihat santriwan yang ada di kejauhan. Nampak nya ingin melakukan hal yang sama.

Hana masih mengantuk. Namun karena dia takut dengan suasana sepi di sekitar kamar tamu milik nya, Hana akhirnya memilih untuk ikut bersama Najwa ke masjid.

Dia bahkan menguap, mata nya begitu berat saat terbuka. Terkadang dia heran, mengapa semua santri memiliki banyak energi bahkan ketika di keadaan seperti ini?

Di suruh hafalan pula! Bukan main.

"Wih, cowo cowo di sini ternyata ganteng ganteng semua, ya"

"Ya ampun, mba. Pandangan nya di jaga. Jangan terlalu menatap lawan jenis."

Hana menoleh cepat ketika melihat seorang santriwati yang duduk di dekat nya. Itu teman nya Najwa. Hana sempat mendengar bahwa dia di panggil Syifah oleh Najwa tadi.

"Siapa sih lu, ngatur ngatur. Gue juga di sini karena ga mau sendirian di kamar tamu. Lu mendingan diam deh. Dari pada hafalan lu gagal. Nanti lu malah nyalahin gue lagi" sewot Hana.

Syifah menggelengkan kepala, "sebagai sesama muslim, tentu tidak salah saya mengingatkan. Menatap laki laki seperti itu, bisa menjadi dosa, mba. Tutur kata nya mba Hana juga perlu di ubah. Terdengar tidak sopan"

"Sthh, diam deh. Kepala gue pusing, gue juga ngantuk. Kalau bukan karena gue takut setan, gue ga bakalan ada di sini. Mungkin gue udah turu enak di ranjang"

Syifah menghela nafas panjang dan hanya bisa memperlancar hafalan nya pada saat itu. Sedangkan melihat ke atas langit langit masjid.

Tidak ada kipas satu pun yang menyala. Ini yang membuat nya gerah dan bergerak gelisah. Bahkan ingin melepaskan hijab nya, namun beruntung Syifah yang menyadari itu langsung menghentikan Hana dengan cepat.

"Mba, mba Hana mau ngapain?"

"Gerah banget di sini! Kenapa sih kipas nya ga nyala? Atau AC gitu. Pesantren ini kan besar. Masa kipas nya sulit sih"

"Malam malam segini sudah sejuk loh, mba. Makanya kipas nya ga di nyalahin. Kalau Mba udah merasa bosan atau jengah, saya antar keluar ya. Kebetulan saya sudah hafalan setengah tadi."

"Ga usah, lu kayaknya lagi mendalami hafalan. Gue ga mau ganggu"

"Mba Hana kan baru di sini, saya takut nya Mba Hana tersesat"

Hana menghela nafas nya dengan jengkel, "Mba Syifah, udah ya. Hana tuh bisa sendiri. Cuma nyari angin segar kok. Itu hafalan nya Mba Syifah baru setengah. Lanjutin gih. Hana mau keluar dulu, ya"

Syifah hanya bisa melihat kepergian Hana. Sebenarnya, Syifah juga takut jika Hana tersesat.

Apalagi, dia melihat Hana sebagai perempuan yang sedikit ceroboh, mungkin saja di perjalanan dia akan melakukan sesuatu yang membuat nya ceroboh. Syifah ingin menyusul, namun Hana melarang nya.

Sedangkan Hana, gadis itu berjalan sendirian saat ini. Angin benar benar sejuk. Hana menarik nafas lega karena sudah tidak merasakan gerah lagi. Gadis itu melihat sekitar.

"Kalau di pikir pikir, di sini kan area santriwati. Berarti cuma santriwati yang ada di sini. bisa dong buka hijab. Lagian, kayaknya semua santriwan ada di masjid. Jadi aman nih cerita nya" gumam Hana sembari melepaskan hijab nya.

"Hi...hi...hii.."

Hana menoleh cepat saat mendengarkan suara yang muncul secara halus, dan tiba tiba. Salah atau tidak, dia sekilas melihat bayangan putih yang lewat di dekat tembok pembatas pesantren yang di sekitar nya ada pepohonan pisang dan pohon mangga lain nya.

"Anjir, hantu?!"

Hana menunduk dan melihat sesuatu yang gelap muncul di kaki nya. Entah itu apa, namun terasa geli, Hana dengan cepat berteriak dan berlari ke sana kemari hingga tidak sadar memasuki area santriwan yang ada di sana dalam keadaan heboh.

"Ada pocong!! Pocong!! Bunda!!!"

"Astaghfirullah, anak gadis dari mana dia? Kenapa bisa ke sini?"

"Bahaya jika di lihat ustadz maupun ustadzah"

"Tutupi pandangan kalian! Dia tidak memakai hijab nya sama sekali"

Semua santriwan berusaha untuk tidak melihat Hana yang masih berteriak ketakutan meminta pertolongan. Santri santri lain yang ada di masjid ikut mendengar dan mereka mulai terganggu.

Hingga muncul Gus Azzam yang sempat terkejut melihat kehadiran istri nya di area santriwan. Beruntung saja, santriwan berusaha untuk menutup pandangan dan pergi menjauh. Namun biasa pada santriwan nakal yang sengaja melihat Hana dalam paras cantik nya sekarang.

"Hana!"

Hana berhenti saat tidak sengaja menabrak Azzam pada saat itu. Melihat  Azzam yang kebetulan berpakaian kemeja putih, membuat Hana ingin menjerit lagi, namun Gus Azzam menutup mulut Hana dengan cepat.

"Hana, mengapa kamu bisa berada di sini?"

Hana langsung bersembunyi di belakang Gus Azzam, "ada pocong, Gus! Ada pocong di sana tadi!! Hana takut sama pocong!! Terus di kaki Hana ada sesuatu yang geli gitu! Hana takut!"

Gus Azzam menarik nafas dalam dalam, "itu sepertinya kecoa, Hana. Kamu tenang lah. Keluar dari area ini sekarang juga. Kamu tidak sadar jika sedang memasuki area santriwan. Dan—ada apa ini?"

Gus Azzam menyentuh rambut Hana, "kamu kenapa tidak pakai hijab?"

Hana baru sadar jika hijab yang dia lepaskan sudah tidak ada lagi dia genggam. Entah ke arah maja hijab nya, di bawa angin terbang atau bagaimana, apa jangan jangan di culik pocong itu!!

"Kayaknya hijab nya di ambil sama pocong nya deh Gus!! Maafin Hana, ya.."

Gus Azzam menuntun Hana untuk berjalan, segera keluar dari area santriwan. Dia memberikan sebuah hijab berwarna hitam gelap, kemudian memasangkan nya pada Hana, serapih mungkin.

"Nanti saya carikan hijab kamu. Hijab ini, jangan sampai hilang. Saya membelikan nya khusus untuk kamu, Hana."

Hana menatap ke arah Gus Azzam, "Hana kan ga terbiasa memakai hijab, Gus Azzam! Lagian, Hana juga ga mau di sini awalnya. Apa Hana bikin masalah terus ya biar Gus Azzam marah, biar Hana bisa di keluarin dari sini"

Gus Azzam malah tertawa dan menggelengkan kepala, dia mengusap kepala Hana sembari berkata, "saya tidak akan menyerah untuk mendidik kamu, Hana. Sebagai hukuman, kamu harus membaca surah Al-Baqarah sampai tuntas malam ini"

"Hah?! Mengaji?!"

***


Gus Azzam melirik ke arah Hana yang sudah lelah, lelah, pasrah, lesu. Sekarang, sudah beralih ke jam tiga subuh. Sepasang suami istri ini sedang berada di ndalem. Gus Azzam benar benar menyuruh Hana untuk mengaji.

"Gus Azzam, Hana capek. Hana mau tidur, kepala Hana juga pusing. Sampai kapan Hana harus baca ini? Mana ga paham banget lagi cara baca nya kayak gimana"

Gus Azzam menatap Hana begitu lama hingga gadis itu membuka mata usai mengeluh, dia sadar jika sedang di tatap lama oleh Gus Azzam. langsung saja Hana menjauh dan membenarkan posisi hijab nya.

"Hana, ini ayat kursi. Barang siapa yang membaca ayat kursi, maka tidak ada yang akan menghalangi nya ke surga kecuali kematian. Ayat kursi juga membantu untuk memperbaiki tingkah laku buruk seseorang"

Hana mengerutkan alis nya.

"Ayat kursi? Ayat untuk kursi dong, Gus! Gus Azzam ini emang jago ngarang deh! Mana pake kursi lagi" sahut Hana sembari tertawa. Azzam hanya menggelengkan kepala.

Tak berapa lama, terdengar lah suara Gus Azzam yang membacakan ayat kursi itu dengan suara merdu. Hana memegangi kepala nya, dan menguap, menandakan bahwa dia ingin tidur.

Tetapi, sejenak Hana mendengar, Gus Azzam sekilas begitu mempesona jika di lihat dari dekat, apalagi sambil mengaji seperti ini di hadapan nya. Hana mungkin bisa melupakan Song Joong ki-

"Aduh.. ini mah Song Joong Ki bisa kalah, aduh!! Apa sih gue!" batin Hana.

Ketika bacaan Gus Azzam telah selesai. Gus Azzam menatap Hana kembali dengan senyum yang tipis, "seperti nya, kamu sudah mengantuk. Tidur di sini saja bersama saya"

Hana langsung saja menjauh, kaki nya bahkan tidak sengaja menendang kaki Gus Azzam. Hana menggeleng cepat, "Gus Azzam anak Kiyai Zayn punya pemikiran kayak gini?"

Gus Azzam yang mendengar nya kebingungan, "apa maksud kamu, Hana?"

"Gus Azzam kenapa tiba tiba mau mengajak Hana tidur bareng! Gus Azzam kan laki laki, dan Hana perempuan! Gus Azzam aja ngelarang gue- maksud nya aku ke area santriwan! Gimana sih! Apa jangan jangan, Gus Azzam punya pemikiran mesum ya? Aduh, cowo cowo memang sama aja!"

Gus Azzam hampir saja panik, namun selepas mendengar perkataan Hana barusan, dia tertawa dan segers menutup Alquran nya, tidak lupa untuk mencium nya sebagai tanda rasa syukur.

"Hana-ku, Zawjati, ketahuilah bahwa sekarang kita sudah sah menjadi pasangan suami istri sejak lama. Bahkan, itu akan membuat kamu mendapatkan pahala. Usia kamu juga sudah dewasa, mungkin tidak apa apa jika hanya tidur dengan saya"

Hana menggeleng cepat dan menunjukkan respon merinding, dia berdiri, sempat di tahan oleh Gus Azzam namun di tepis oleh gadis itu. Azzam ikut menyusul melihat Hana keluar dari ndalem menuju ke kamar tamu dari kejauhan.

Setelah memastikan Hana benar benar masuk di sana, Gus Azzam menghela nafas berat.

"Zawjati, sampai kapan kamu akan terus menghindar dari kewajiban?"













Aduhhh, kewajiban ga tuh.
Gimana ga terpesona, Gus Azzam aja visual nya Na Jaemin.. 😭

Apakah kalian sudah vote?

Continue Reading

You'll Also Like

229K 13K 32
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...
486 66 8
Tentang sebuah cerita asmaraloka antara Aksa Nawasena Bhumantara dengan Vanaella Allexana Zhea Aksa, Anka, Allexa Dibaca yuk! Semogaa kalian suka🤍 ...
624 273 7
Aku akan menyerah, setidaknya aku sudah berusaha ~Batin Khansa. "Apa aku boleh menyerah?" tanya Khansa lesu. "Aku tidak akan membiarkan kamu menyerah...
2.8M 211K 47
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...