Mother Of The Villain [END]

By mufidn68

4.4M 426K 8.3K

Nevara Braverlyna, seorang wanita lajang tiga puluh tahun yang juga merupakan desainer terkenal hendak mengha... More

PROLOG
Part 1 | Mother of Villain
Part 2 | Forgive His Mom
Part 3 | Lost Control
Part 4 | Caring Her Child
Part 5 | Go to Market Together
Part 6 | Design a Dress to Sell
Part 7 | Saving Someone
Part 8 | His Name is Rio
Part 9 | Being Ellio's Master
Part 10 | Genius Child
Part 11 | Forest Incident
Part 12 | An Impression
Part 13 | Ellio's Thinking
Part 14 | Slowly Falling
Part 15 | Taking Leave
Part 16 | Chance and Gift
Part 17 | Moving to The Capital
Part 18 | New House
Part 19 | Market Incident
Part 20 | Saved by Mysterious Man
Part 21 | Competition Days
Part 23 | Semifinal Round
Part 24 | Final Round
Part 25 | Meet the Protagonist
Part 26 | The Winner
Part 27 | Be General's Student?
Part 28 | Face to Face
Part 29 | At Academy
Part 30 | Meet Again
Part 31 | Neva's Business
Part 32 | Are You Uncle Rio?
Part 33 | Ellio's Rival
Ending

Part 22 | Elimination Round

76.1K 12.1K 271
By mufidn68

Ellio memasuki ruang —tempat dimana babak penyisihan berlangsung. Ada 3 juri yang akan menilai kualifikasinya. Mereka terdiri dari dua orang pria dan satu wanita yang mengenakan jubah khas pengajar akademi Equella. Jadi, dapat dipastikan kalau mereka adalah guru di akademi tersebut kan.

"Galellio Parrish," ucap juri wanita mengawali dengan nama.

"Umur 5 tahun ya, kediaman di ibukota." lanjutnya seakan membacakan data diri.

"Sebelumnya, perkenalkan kami juri yang akan mengujimu. Saya Elliana Robberstein, yang berspesialisasi pada sihir non elemen."

"Disebelah saya, Simmon Osvaldo. Mr. Osvaldo ini berspealisasi pada sihir elemen."

"Terakhir, Mr. Jean Edgart yang berspesialisasi pada senjata sihir."

"Baiklah, untuk uji babak penyisihan ini, masing-masing juri akan memberimu dua pilihan. Pertama, kau bisa menjawab apa yang kami tanyakan, dan yang kedua kau bisa melakukan apa yang kami perintahkan, ini semacam tantangan begitu. Juri hanya akan memilih salah satu dari keduanya. Jadi, kau harus siap apapun itu!"

Tanpa berkata Ellio mengiyakan dengan anggukan ringan.

"Siapa dulu yang ingin menguji?" tanya Mrs. Elliana kepada dua rekan lainnya.

"Biar aku saja!" Mr. Simmon mengajukan diri.

Setelah itu Mr. Simmon mengalihkan pandangnya menatap Ellio. "Aku akan memberimu pertanyaan. Bersiaplah menjawabnya. Kau akan diberi waktu seperempat jam untuk memikirkan jawaban. Lebih dari itu, kau akan dinyatakan gagal dalam pertanyaan pertama. Kegagalan ini bisa saja berimbas pada tidak lolosnya dirimu dalam babak penyisihan. Mengerti?"

"Mengerti."

"Sebutkan bagaimana perbedaan antara sihir elemen dasar dan menengah. Semua anak yang mengikuti kompetisi ini pasti tahu apa itu sihir elemen dasar, hanya saja mungkin banyak yang belum mempelajari sihir elemen menengah. Semua tahu, kompetisi ini merupakan kompetisi besar untuk seluruh rakyat kerajaan Eanhart. Tentu saja, yang mendapat beasiswa tak hanya harus anak biasa saja, tapi luar biasa dan memiliki banyak pengetahuan."

Setelah penjelasannya yang panjang lebar, akhirnya Mr. Simmon mempersilakan Ellio menjawab. "Silakan pikirkan jawabannya lalu kemukakan! Ingat, waktunya hanya seperempat jam!"

Bocah kecil Ellio sedari tadi tetap menampillkan ekspresi datarnya. Tetapi hatinya sangat kesal, orang tua di depannya ini terlalu banyak bicara pikirnya. Membuang-buang waktu saja. Lagipula, daripada soal Ellio lebih baik diberi tantangan.

Hanya butuh beberapa menit untuk menyiapkan jawaban, akhirnya Ellio mulai bersuara. "Sihir elemen dasar merupakan sihir dasar yang harus dikuasai setiap ahli sihir. Sihir ini bla...bla...bla... "

Prok! Prok!

"Bagus! Jawabanmu benar!" Mr. Simmon memuji. "Juga, sangat lengkap."

"Siapa master yang mengajarimu? Tampaknya dia sangat berbakat." Dan lagi, Mr. Simmon mengulur waktunya.

Tentu saja, itu paman Rio. Tetapi apakah paman gurunya itu begitu berbakat?

Ellio kemudian menjawab singkat, "Paman Rio."

"Siapa nama panjangnya? Tampaknya aku tak pernah mendengar nama ini," tanya Mr. Simmon penasaran. Dua rekan lainnya juga cukup penasaran.

"Tidak tahu."

Ah, bocah ini!

Meski kesal dan ingin marah, tetapi bukan haknya untuk marah. Mr. Simmon akhirnya berhenti bertanya. Mrs. Elliana sontak mengambil alih kembali.

"Baiklah, setelah itu aku akan mengujimu. Kau tahu bukan kalau aku berspesialisasi pada sihir non elemen. Sihir ini termasuk sulit, umumnya anak-anak belum tentu mempelajarinya. Aku tak tahu apakah kau sudah pernah mempelajari atau belum. Tetapi sekali lagi harus diingat, dalam kompetisi ini kami harus memilih anak terbaik diantara yang terbaik."

"Kulihat kau sungguh pandai dalam teori, entah bagaimana praktiknya kami belum tahu. Jadi, aku memutuskan untuk mengujimu dengan sebuah tantangan."

"Biasanya aku lebih suka memberi peserta lain pertanyaan. Namun, kali ingin aku ingin berbeda. Apa kau sanggup?" tantang Mrs. Elliana.

Ellio menjawab tanpa ragu, "Sanggup!"

"Bagus!" pujinya.

"Tantangannya mudah, coba praktikkan skill dasar yang kau kuasai dari sihir non elemen." ucap Mrs. Elliana dengan nada ringan.

Ellio kali ini hanya mengangguk kemudian memejamkan mata, berpikir sejenak. Setelah itu, lelaki kecil itu membuka matanya. Tatapannya tampak fokus. Namun sebenarnya itu hanya akting Ellio saja.

Ingat bukan kalau Ellio jenius, dia bisa saja langsung mempraktikkan tanpa berpikir panjang. Tetapi dia tak ingin menunjukkan bakatnya secara gamblang untuk saat ini. Setidaknya yang dia tunjukkan masih dalam tafaf yang dapat diterima anak seumurannya. Atau, sedikit diatasnya?

"Teleporteus locca!"

Srink!

Ellio berteleportasi sejauh 3 meter dari tempat asalnya. Meski hanya 3 meter, sesuai dalam pikiran Ellio. Namun, reaksi ini saja sudah mengejutkan semua juri. Mereka berseru takjub.

"Marvelous!"

"Bagus!"

"Ya, benar sekali! Anak lain biasanya hanya akan berteleportasi sejauh satu meter. Namun, anak ini benar-benar jenius!"

Oh ya, perlu diingat!

Saat ini Ellio menyembunyikan aura sihirnya, sehingga banyak mana yang dimilikinya juga tak akan mudah terdeteksi. Semua berkat ajaran paman guru 'Rio'-nya yang memintanya melakukan hal tersebut agar tak membahayakan dirinya serta ibunya. Tentu Ellio menyanggupi apalagi berkaitan dengan keselamatan ibunya.

"Apa kau masih dapat melakukan sihir non elemen lain?" tanya Mrs. Elliana penasaran.

"Mm."

"Kalau begitu apakah kau bisa menunjukkannya?"

Namun, sebelum sempat mempraktikkan sihir lagi, Mr. Jean alias juri terakhir mengingatkan.

"Sudahlah, Mrs. Robberstein! Anak ini sudah memiliki syarat lolos pertanyaan babak kedua. Jika kau ingin mengetahui lebih lanjut, tunggu saja sampai dia berhasil masuk ke akademi nanti."

Jeda singkat, Mr. Jean melanjutkan. "Sekarang giliranku!"

"Kau tahu spesialisasiku adalah senjata sihir. Langsung saja, aku akan memberimu pilihan. Kau ingin pertanyaan atau tantangan?"

Ellio lagi-lagi menjawab tanpa ragu, "Saya memilih tantangan."

Meski ingin rendah hati, bukan berarti terlalu rendah. Tak menunjukkan kemampuan sama sekali. Tidak! Bukan begitu maksud Ellio. Anak itu hanya tak ingin berlebihan saja dalam mengeluarkan bakatnya.

Jika terlalu rendah, apakah kemenangan kompetisi terjamin? Tentu tidak kan!

"Baiklah. Kami telah menyiapkan senjata sihir disini. Ada beberapa pilihan. Kau hanya perlu menunjukkan keahlianmu memakai senjata itu walau tanpa pertarungan sesungguhnya."

"Mulailah!"

Ellio tentu langsung memilih pedang. Kali ini dia benar-benar memegang pedang sungguhan, bukan pedang kayu yang biasa digunakan untuk latihan.

Ellio tak tahu apakah dirinya bisa. Lagipula dia tak pernah memegang pedang asli. Apalagi ini senjata sihir. Dia hanya mempelajari teori saja.

Sebenarnya senjata sihir rupanya tak berbeda dengan senjata biasa. Hanya saja yang membedakan adalah senjata sihir dapat dialiri sihir. Dengan sihir, senjata akan lebih kuat dan dapat meningkatkan daya serang.

Untuk ujian kali ini, dia berpikir dengan sungguh-sungguh. Bukannya sebelumnya tak sungguh-sungguh, namun dua ujian sebelumnya sudah terlalu dia kuasai jadi tak perlu berpikir erat. Kalau ujian ketiga ini kan cukup baru untuknya. Dia sendiri hanya tahu teorinya saja. Jadi, mengharuskannya sungguh-sungguh bukan?

Ellio pertama-tama memfokuskan mana-nya agar dapat mengalir pada senjata pedang yang dipegangnya.

Dzzzt!

Saat mana sudah mengalir dan dirasa cukup. Ellio mulai mempraktikkan gerakan berpedangnya yang cepat, tajam dan mematikan. Gerakan ini tentu diajari oleh paman gurunya.

Sring!

Sring!

Sring!

Blarrr!

Gerakan terakhir dia harus menyerang sebuah batu yang jaraknya cukup jauh darinya. Ini membuktikan bahwa pedang tersebut dialiri sihir dan dapat menyerang apa saja, bahkan jika itu benda yang keras seperti batu.

Prok! Prok! Prok!

"Bagus, Galellio. Kau sungguh anak berbakat!" puji Mr. Jean.

"Oh ya, gerakanmu tadi juga diajari gurumu itu?" lanjutnya bertanya.

Ellio lagi-lagi memgangguk. "Iya, Mister."

Alasan Mr. Jean menanyakan itu karena dia agak familiar dengan gerakan itu. Meski ada perbedaan. Tetapi ketajaman yang dikeluarkan anak ini benar-benar mirip dengan seseorang itu. Ya, Mr. Jean tiba-tiba ingat. Seseorang yang dimaksud itu tak lain adalah Jenderal Algerion Eckbert, Jenderal tertinggi kerajaan Eanhart.

Tapi, tak mungkin juga Jenderal mengajar seseorang kan.

"Baiklah, kau dinyatakan lolos Galellio."

****

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

685K 70.3K 53
Serena kira kecelakaan yang dia alami akan mengantarkan jiwanya ke akhirat, tapi kenyataannya dia malah terdampar pada raga seorang gadis asing. Bera...
2.3M 167K 47
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...
1.8M 101K 25
โApakah aku bisa menjadi ibu yang baik?โž โPukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.โž ยฉbininya_renmin, 2022
70.3K 9.1K 35
(Cerita telah tamat, part masih lengkap) Hidup Antares berubah drastis semenjak ia bertemu dengan sosok hantu cantik bernama Aluna. Antares terjebak...