Mother Of The Villain [END]

By mufidn68

4.2M 415K 8.2K

Nevara Braverlyna, seorang wanita lajang tiga puluh tahun yang juga merupakan desainer terkenal hendak mengha... More

PROLOG
Part 1 | Mother of Villain
Part 2 | Forgive His Mom
Part 3 | Lost Control
Part 4 | Caring Her Child
Part 5 | Go to Market Together
Part 6 | Design a Dress to Sell
Part 7 | Saving Someone
Part 8 | His Name is Rio
Part 9 | Being Ellio's Master
Part 10 | Genius Child
Part 11 | Forest Incident
Part 12 | An Impression
Part 13 | Ellio's Thinking
Part 15 | Taking Leave
Part 16 | Chance and Gift
Part 17 | Moving to The Capital
Part 18 | New House
Part 19 | Market Incident
Part 20 | Saved by Mysterious Man
Part 21 | Competition Days
Part 22 | Elimination Round
Part 23 | Semifinal Round
Part 24 | Final Round
Part 25 | Meet the Protagonist
Part 26 | The Winner
Part 27 | Be General's Student?
Part 28 | Face to Face
Part 29 | At Academy
Part 30 | Meet Again
Part 31 | Neva's Business
Part 32 | Are You Uncle Rio?
Part 33 | Ellio's Rival
Ending

Part 14 | Slowly Falling

91.6K 12.1K 162
By mufidn68

Neva melatih sihirnya yang lemah berulang kali. Dia tak menyerah. Selemah apapun sihirnya lebih baik memiliki dari pada tidak. Dengan mempunyai sihir, dia bisa melindungi Ellio maupun dirinya sendiri jika dalam bahaya.

"Latihanmu tampaknya tidak mengalami banyak kemajuan."

Meski merasa jengkel mendengarnya, Neva harus mengakui itu benar. Dia benar-benar lemah, mungkin karena lambatnya usia membangunkan sihir. Katanya itu juga berpengaruh lho.

"Aku akan berusaha meningkatkannya, aku tak bisa lemah demi melindungi putraku!"

Entah sejak kapan keduanya tanpa sadar tak lagi bicara formal. Kalau pun tersadar, tak ada yang peduli baik Neva maupun Algerion sendiri, mereka sudah kenal 'cukup' dekat —apalagi setelah tinggal seatap— sehingga tak perlu berformal ria layaknya berhadapan dengan orang besar maupun bangsawan. Walau disini Algerion aslinya bangsawan, tetapi Neva kan tak tahu. Algerion sendiri tanpa sadar tak mempermasalahkan itu demi penyamarannya, pikirnya.

"Apa kau ingin belajar bela diri atau berpedang misalnya?" Orang itu yang tak lain Algerion bertanya. Neva tahu lelaki itu juga mengajari Ellio beladiri dan berpedang.

"Aku memang ingin belajar, tetapi sepertinya tak lazim perempuan belajar hal tersebut saat ini."

Algerion mengangguk, memang begitu. Di dunia ini sangat jarang dan hampir tak ada namanya ksatria perempuan. Kalaupun diharuskan ikut berperang, mereka kebanyakan akan menjadi penyihir yang membantu merapal mantra untuk melawan.

"Tapi aku bisa mengajarimu, kalau kau mau."

Neva menaikkan alisnya terkejut, tak menyangka Rio ini akan berinisiatif mengajarinya.

"Apakah tak masalah?"

"Hmm."

Alasan Algerion mau mengajari wanita itu karena dia merupakan ibu dari putranya. Harapnya agar wanita itu bisa menjaga dan melindungi putranya. Walau kalau dipikir, mungkin putranya malah yang akan melindungi wanita itu. Lagipula Ellio lebih kuat dari Neva, bahkan hampir sebanding dengannya jika diberi waktu beberapa tahun lagi.

Lalu, kenapa dia masih mau mengajarinya ya? Algerion juga bingung, tak menyadari keanehan dirinya ini.

"Aku akan mulai, perhatikan baik-baik!"

Kedua netra Neva memperhatikan gerakan Algerion dengan serius. Perhatiannya tanpa sadar juga terarah pda tubuh atletis pria itu. Meski Neva tahu lelaki itu cukup kekar, tetapi dia tak pernah memperhatikannya. Terkecuali waktu lelaki itu sakit dulu, dia mengobatinya, membuatnya harus melihat tubuhnya. Saat itu tak pernah terlintas kekaguman atau apa, lagipula di dunia modern dia adalah desainer sehingga cukup sering melihat model dengan tubuh seperti itu.

"Apa kau mengerti?"

Neva sontak terkejut mendengar suara berat yang datang tiba-tiba itu. "Ah, apa?"

Ah, betapa malunya! Neva merasa pipinya memanas.

Kenapa juga tadi dia memperhatikan hal tak berfaedah seperti itu?

"Apa yang kau lihat? Kau terlihat tak fokus tadi?" Algerion mengernyit heran.

Neva menyembunyikan rasa malaunya dengan tertawa garing, serta mencari alasan. "Ahaha, iyakah? Sepertinya aku banyak pikiran."

"Akan ku ulangi sekali. Jika kau tak memperhatikan dengan benar, aku tak akan mengulangi lagi, itu ulahmu sendiri melewatkannya!"

Neva mengangguk dengan muka cemberut. Galak sekali lelaki ini!

Tetapi Neva lupa, sudah mau mengajari maupun mengulang ajarannya, itu menunjukkan Algerion sudah sangat baik padanya. Lagipula, dia harusnya tahu lelaki itu merupakan lelaki dingin dan sombong sejak awal.

***

Hari-hari ini, Neva berlatih keras untuk meningkatkan sihirnya, keterampilan bertarung, serta berpedangnya. Walau hasilnya tidak dapat dikatakan sangat baik, setidaknya sudah meningkat sedikit dari sebelumnya.

"Salah!"

"Kau terus mengulangi kesalahan gerakan yang sama!"

"Ulangi lagi!"

"Salah lagi!"

"Ulangi lagi!"

Nah, siapa lagi yang berteriak keras ini kalau bukan Algerion, sang pelatih tercinta kita.

Neva ingin sekali memukul keras mulut lelaki itu, dari kemarin berkali-kali dia diteriaki dan dimarahi hanya karena salah sedikit gerakan saja. Fyi, tentu saja dia sedang berlatih bela diri. Sungguh kejam sekali, bukan?! Dia baru diperbolehkan istirahat ketika waktu latihan yang disepakati telah usai.

Hey, dia bukan profesional okay?!

Dia juga tak ingin mendaftar sebagai prajurit!

Tetapi mengapa latihannya begitu kejam?!

Neva mengulangi lagi gerakan yang salah tadi untuk kesekian kalinya.

"Salah!"

"Ulangi lagi!"

Tuh, kan!

"Aku menyerah!" Kini tak usah ada gengsi-gengsian lagi. Neva benar-benar menyerah, dia tak bisa menjadi 'sempurna' dalam melakukan gerakan ini. "Aku tak bisa lebih baik lagi."

"Bagaimana bisa kau menyerah semudah itu?" Algerion mengerut tak senang. Lelaki itu lupa kalau dia melatih wanita bukan melatih seorang prajurit.

Neva sontak membelalak marah. "Kau itu lupa aku tidak akan menjadi prajurit disini ya? Kenapa perlu berlatih begitu keras, Rio?!"

"Ibu benar! Ibu tidak perlu berlatih keras, ada Ellio yang akan melindunginya!" sahut Ellio, yang sedari tadi menonton dari samping dengan suara keras.

Lelaki kecil itu sudah tak tahan dengan paman gurunya yang selalu meneriaki ibunya karena kesalahan.

Kenapa sebelumnya dia tak membela, bukannya tak mau. Ellio pernah bertanya pada ibunya sewaktu hendak tidur, katanya biarkan ibunya bekerja keras. Ibunya pantang menyerah, begitu katanya

Namun, kali ini paman guru terlalu keterlaluan. Membiarkan ibunya kelelahan sampai menyerah. Ellio tak tega. Lagipula lelaki kecil itu berpikir meski ibunya tak berlatih keras, dia bisa melindunginya. Meski masih kecil, dia sangat kuat, okay!

Algerion terdiam. Benar juga. Dia lupa kalau dia tidak melatih seorang yang akan menjadi prajurit.

"Baiklah, akan kuulang lagi gerakannya dengan perlahan. Lihatlah baik-baik!" Algerion terdiam sebelum menambahkan, "Aku tahu kau sudah menyerah tapi gerakanmu sudah hampir sempurna, jadi aku tak ingin kau menyia-nyiakannya."

Neva hanya bisa mengangguk kalau begini. Ellio pun kembali duduk dari berdirinya, melihat ibunya berlatih dengan serius.

Kali ini Neva memejamkan mata, mengambil nafas dan menghembuskannya pelan sebelum siap memulai gerakan. Ibaratnya tuh, dia sudah hampir finis jadi jangan menyerah.

Oke, semangat Neva!

Neva mulai menggerakkan tangannya dengan gerakan tajam dan cepat seperti biasa.

"Lenganmu kurang menekuk sedikit lagi, gerakannya nanti agar lebih tajam."

Deg!

Suara berat nan tegas tiba-tiba terdengar dekat dengan telinganya, ditambah tangan kekar yang tiba-tiba membantu mengatur lengannya, membuat Neva tertegun, jantungnya seakan berheti sejenak. Sejak kapan lelaki itu berdiri di dekatnya?

Kenapa dia tak tahu?

Hembusan nafasnya yang panas menimpa kulit lehernya, membuat Neva kaku untuk bergerak, entah kenapa dia menjadi gugup, dan jantungnya pun juga berdetak lebih cepat. Ah, ini pasti efek gugup! Ya, pasti begitu!

Di sisi lain, Algerion tanpa sadar juga memperhatikan wanita kecil di dekatnya itu. Ternyata tubuhnya sangat kecil dan ramping, dia baru tahu. Wajahnya yang mungil juga terlihat putih dan lembut, tampak cantik—Neva memang merawatnya dengan bahan-bahan alami yang bisa mempercantik wajah. Meski wanita ini memang tak secantik bangsawan yang pernah ditemuinya, tapi entah kenapa terlihat begitu berbeda dimatanya.

Algerion tiba-tiba tersadar. Ah, apa yang dipikirkannya?!

Fokus, fokus!

Keduanya tak menyadari sikap mereka yang agak aneh dan canggung. Perlahan tapi pasti, tak ada yang sadar kalau keduanya terjatuh dengan pesona masing-masing.

Berbeda dengan keduanya, Ellio yang menonton dari pinggiran merasa tidak senang melihat keduanya berdekatan begitu. Dia merasa paman gurunya akan merebut ibunya. Memang, dia cukup nyaman bersama paman gurunya, apalagi paman guru baik padanya, telah mengajarkannya berbagai keterampilan. Tetapi Ellio tak terima jika ibunya direnggut darinya!

Dia hanya punya ibunya, okay?!

****

Tbc.

Don't forget to vote and comment :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 381K 92
Bagaimana jadinya kalau kamu memasuki tubuh anak kecil berusia empat tahun? Menjadi korban dari bencana alam tidak ada lagi harapan hidup dipikiran A...
1.2M 89.3K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
1.4M 185K 46
Lena mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya melayang begitu saja. Tapi Tuhan membuatnya hidup lagi di raga yang lain, Lena bereinkarnasi. Sialnya...