ANA UHIBBUKA FILLAH (ON GOING)

By faridailma_

3.7K 162 39

(RUQOYYA KHUMAIRA SYAIBAN) Namaku Ruqoyya. Tapi teman-teman biasa memanggilku dengan panggilan Rayya. Aku ada... More

PROLOG
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39

Bab 9

112 3 0
By faridailma_


Pukul 23:30

Azria, Naela, Faza, dan juga Rayya sedang mempersiapkan strategi supriese untuk Acha Sanaya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, strategi mereka sudah matang.

Faza. Dia akan mengajak Acha untuk pergi ke dapur. Disana ia akan berpura-pura sedang mengantri untuk memasak mie.

Azria, Naela, dan juga Rayya tetap berada di kamar untuk menyiapkan semuanya. Dari mulai brownis yang sudah lengkap dengan lilinnya, sampai lampu yang di tutupi dengan pakaian warna pink dan juga biru menambah kesan ruangan remang-remang aestetik. Teman-teman satu kamar lainnya juga ikut berpartisipasi, mereka akan saling membantu satu sama lain.

Asrama khadijah terkenal dengan solidaritasnya. Kata setiap personilnya, "Buat apa teman banyak kalo tidak mengenal solidaritas?" Solidaritas tanpa batas. Karena mereka lebih mengutamakan solidaritas bukan prioritas.

Sebenarnya supriese ini sangatlah sederhana. Tapi itu bukanlah masalah bagi mereka, justru kesederhanaan lah yang menurut mereka sangat istimewa.

Azria melirik jam dinding. Ternyata sudah pukul 23:55 waktu istiwak. 5 menit lagi. Semuanya sudah siap. Tinggal menunggu Faza yang akan mengajak Acha kembali ke asrama.

Seperti yang sudah di rundingkan, Faza akan mengetuk pintu 6 Kali jika sudah kembali ke asrama.

Tok. Tok. Tok.
Tok. Tok. Tok.

Dan benar saja, ketukan pintu 6 Kali tersebut sudah terdengar. Berarti Faza sudah berada di balik pintu.

Ceklek.

"BARAKALLAH FI UMRIK ACHAA!!!"
"ACHA DAYY!!"
"WAH, ACHA SUDAH BESAR YA BUND!"
"JAN LUPA TRAKTIRANN HAHA!!"
"SANAH HELWA MBAK ACHAA!!!
" UWUWUW OTW DAPET JAJAN GRATISS!!"

Berbagai ucapan selamat ulang tahun sudah terlontarkan. Asrama yang tadinya gelap, mendadak berwarna pink ke biruan dan juga sangatlah ramai.

Terlihat Acha yang masih terbengong berdiri di ambang pintu asrama. Ia pasti sangat kaget.
Awalnya tadi Faza mengajaknya menemani mengantri masak mie. Tapi, tiba-tiba saja Faza berkata sudah tidak mood lagi untuk mengantri karena antriannya cukup banyak.

Yang di herankan lagi, Faza masuk kamar mengetuk pintu 6 kali. Tidak seperti biasanya. Biasanya, jika yang masuk adalah penghuni kamar sendiri akan langsung masuk sambil mengucapkan salam, tidak perlu mengetuk pintu terlebih dahulu, apalagi mengetuknya sebanyak 6 kali.

Ternyata...

Excited!!!

Acha tidak menyangka teman-temannya ingat hari spesialnya. Acha juga tidak menemukan gerak-gerik mencurigakan sama sekali.

Pertama kali yang Acha lihat ketika masuk kamar adalah kegelapan. Kamarnya sangat gelap seperti tidak ada penghuni sama sekali. Selang beberapa detik lampu menyala namun tidak seperti biasanya.

Lampu putih itu berubah menjadi pink kebiruan. Terlihat lampu tersebut diapit oleh pakaian berwarna pink dan biru.

Ada-ada saja teman-temannya itu.

Dan lagi, bersama dengan lampu menyala, beragam sorakan selamat ulang tahun terdengar memenuhi ruangan.

Acha hanya diam dan mencoba mencerna semua apa yang sedang terjadi di depan matanya.

Beberapa detik kemudian, sebuah cream menyapa lembut di kedua pipinya. Ternyata, Azria iseng mengoleskan butter cream yang berada pada brownis coklat. Lilin yang tadinya menyala sudah di matikan oleh Azria. Setelah itu, Faza mengikuti tingkah Azria, ia ikut mengoleskan butter cream ke pipi dan dahi Acha.

"Heh apaan!" Sengit Acha kesal karena wajahnya sudah penuh dengan butter cream.

Tak hanya itu. Teman-teman yang lainnya menaburkan tepung ke seluruh tubuh Acha. Hingga pakaian yang di kenakan Acha tadinya berwarna maroon, sekarang menjadi putih bercampur maroon.

Acha kesal, ia berniat akan membalas teman-temannya. Tak perlu menunggu lama, Acha sudah bisa mengambil alih tepung yang di bawa Rayya. Acha tertawa, karena bisa merebut tepung yang berada di dalam plastik tersebut. Gantian Acha segera menaburkan tepung tersebut ke tubuh Rayya.

Rayya yang tidak terima, langsung mengambil bubuk kopi kapal api yang berada di dalam almari khusus menyimpan makanan.

Di taburkannya bubuk kopi tersebut ke tubuh Acha.

Lengkap sudah malam ini. Kamar yang tadinya rapi, berubah menjadi rusuh dalam sekejab. Bukan hanya kamarnya saja, namun penghuninya pun ikut tidak karuan bentuknya.

"Acha, silahkan di potong kuenya..!" Ucap Naela yang berjalan dari arah samping kanan.

Naela membawa kue brownis di tangannya. Tak lupa juga pisau kecil yang di taruh di samping kue tersebut.

Langsung Acha berhenti dari aktivitas tabur-menabur tepung ke tubuh Rayya. Beralih ia mengambil pisau dan mulai memotongnya. Acha memotong kue dengan potongan tidak besar dan juga tidak terlalu kecil, kemudian ia menyuapkannya satu persatu kepada teman-temannya secara bergantian.

Setelah selesai, mereka sudah tepar. Namun keadaan asrama dan tubuh mereka sangat rusuh dan berantakan. Alhasil mereka harus membersihkan kamarnya dan segera mandi.

Setelah selesai sibuk dengan asrama. Kemudian mereka akan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka.

"AAAAAAAA!!"

Rayya berteriak sangat kencang membuat reflek Faza dan Acha juga ikut berteriak.

"Heh kenapa?" Tanya Naela kaget dan was-was jika ada orang yang mendengar teriakan Rayya, Faza, dan juga Acha. Karena jika ada orang yang mendengar, mereka akan terkena ta'zir karena membuat kegaduhan.

Rayya menunjuk pintu kamar mandi nomer 4. Ternyata di sana ada kecoa. Astaghfirullah please ini hanyalah seekor kecoa!

Naela menghembuskan nafas dengan kasar, ia jengkel, "Hanya kecoa ini!" Ujarnya.

Rayya meringis tanpa dosa dan mengangkat jari tangan telunjuk dan juga jari tengahnya membentuk huruf v, "Maaf, reflek kaget tadi.."

Naela hanya menggelengkan kepalanya, "Yaudah cepetan mandi,"

Rayya menganggukkan kepalanya dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

"AAAAAAAA!!!"

"RAYYA! KENAPA LAGI?!" Teriak Naela yang baru saja masuk ke kamar mandi namun terpaksa harus keluar lagi karena mendengar Rayya berteriak.

"Pun dalu nduk, kok rame sinten niku?"

Rayya dan Naela terdiam. Teman-teman yang baru saja akan mandi keluar dari kamar mandinya. Semuanya kaget dan takut. Pasalnya itu adalah suara romo yai Mahfud.

Mereka semua lupa jika biasanya romo yai selalu mengelilingi pondok setiap tengah malam seraya membacakan sholawat.

Mati sudah. Ngalamat mereka tinggal menunggu panggilan besok dari romo yai.

Semoga saja tidak akan ada apa-apa. Ya! Semoga saja.

~~~

Keesokan harinya. Benar saja apa yang mereka khawatirkan semalam. Seusai pulang sekolah, salah satu mbak abdi dalem memanggil Naela, sang ketua asrama khadijah.

Naela khawatir bukan main. Segera ia mengajak teman-teman yang lain untuk menghadap romo yai.

"Nanti, di terima saja semua dawuhe yai. Kalo di dukani ya di terima yang ikhlas. Memang itu juga salah kita." Ucap Naela kepada teman-temannya sebelum menghadap romo yai.

Naela menebak-nebak. Pasti nanti ia dan teman-temannya akan di dawuhi ataupun di dukani oleh romo yai.

Naela keluar kamar, diikuti teman-temannya di belakang. Untung saja ini siang hari, banyak santri yang sudah tertidur. Jadi, Naela dan juga teman-temannya tidak begitu menjadi sorotan.

Mereka sudah mulai masuk ke dalam dalem. Romo yai sudah menunggu mereka di kursi ruang tamu.

"Assalamu'alaikum.." Ucap salam Naela. Setelah itu, ia berjalan dengkul begitu juga teman-temannya. Semuanya dengkul, karena ini menunjukkan sikap andap asor dan ngabdi kepada romo yai.

"Wa'akaikumsalam..."

Semuanya menundukkan kepalanya dengan ta'dzim. Tidak ada yang berani menatap romo yai, apalagi mereka usai melakukan sebuah kesalahan.

"Wonten nopo wingi dalu?" Dangu romo yai.

Naela berusaha menetralkan degup jantungnya. Mencoba tenang, "Mantun ngerayaaken ulang tahun."

"Sinten?"

"Kulo..." Acha mengeluarkan suaranya dengan lirih dan berusaha tenang.

"Lha teng nopo kok di rayakne?"

Semuanya diam, tidak ada yang berani menjawab. Mereka tahu, kemarin adalah kesalahan mereka.

"Ulang tahun niku mboten usah di rayakne. Wong seng ulang tahun niku umure tambah kurang. Seharusnya ulang tahun itu di tasyakuri, bukan malah rame-rame dados wingi dalu. Lebih baik lagi, ulang tahun niku maos-maos utowo ngatamne diba', manawib, atau al-qur'an."

"Kita semua santri. Kulo nggeh tasek santri saking murobbi. Santri niku boten identik dengan hal-hal barat."

Semuanya diam, mendengarkan dawuh-dawuh dari romo yai dengan seksama.

"Pun, benjeng sedoyo ngatamne diba' dan manaqib. Benjenge maleh, ngatamne al-qur'an teng tartilan."

"Nggeh, ngapuntene..." Ucap Naela.

"Wes, saiki ndang istirahat.."

"Nggeh.."

Mereka semua berjalan dengkul keluar dari dalem. Setelah itu, semuanya saling memandang satu sama lain.

"Mmmm, maaf salah saya..." Ucap Rayya dengan taut wajah memelas.

"Halah, nggak papa. Semuanya salah." Cergah Faza.

"Nah betul, satu salah semua salah. Karena kita?" Ucapan Azria terpotong.

"SOLIDARITASSS!!!" Ucap Naela dan Acha bersamaan.

Memang tidak semua personil asrama khadijah ikut menghadap romo yai. Karena semalam, 5 orang lainnya mandi di kamar mandi yang berbeda. Jadi, mereka aman.

Mereka semua tidak menganggap ini adalah sebuah ta'ziran. Tapi mereka menganggap ini adalah syukuran di hari istimewa Acha. Yang paling berat sebenarnya adalah harus khatam al-qur'an dalam sehari. Tapi tidak apa-apa. Mereka akan meminta anggota 5 yang lainnya untuk membantu menyelesaikan khatam al-qur'an. Jadi, per orang akan membaca al-qur'an sebanyak 3 juz. "The best of santri." Kata Rayya.

"Kalo mau jadi orang yang benar-benar orang, ya harus rekoso disek." Imbuh Azria mantap.

Bismillah, semoga bisa...

~~~

Selesai untuk bab 9 ya❤
Jangan lupa selalu like vote and comment!!!
Tq

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 46.9K 44
Hay guys ini cerita pertama aku, jadi kalau misal ada typo atau kurang seru maap yaa, hehehe soalnya masih pemula. aku harap kalian sukaaa Azka Raffa...
1.4M 62.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
747K 53.4K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
4.3K 2.7K 17
Seorang anak Kyai yang menuntut ilmu di Kairo, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya. Persahabatan k...