New Alvaro (end)

By Mhyka62

1.6M 164K 8.9K

Alfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama... More

Prolog
2. Bosan
3. Teman
4. Sekolah
5. Senang dan Sesak
6. Sakit
7. Peduli?
8. Kecewa
9. Kecewa2
10. Tawuran
11. Iblis
12. Luka
13. Iri?
14. One Fine Day
15. Ganggu
16. Kemana??
17. Aneh
18. Pemaksa
19. Pulang telat
20. One day with Arsen
21. Sakit2
22. Olimpiade
23. Hukuman
24. Perhatian
25. Kebenaran
26. Pembalasan
27. Maaf
28. Pulang
29. D-daddy
30. Kencan?
31. Ditinggalkan
32. Duet
33. Abang hiks
34. Trauma
35. Selamat Tinggal
Info
(S2) 1. Kehidupan Baru
2. Ketemu
3. Main
4. Kembali
5. Penawaran
6. Kembali ke sekolah
7. Live Streaming
8. Terlambat
9. Liburan
10. Tteokbokki
11. Lagi?
12. Baikan
13. Anzel
14. Kesal
15. Mereka itu...
16. Balapan
17. Mimpi
18. Apa...
19. Bagas sakit
20. Curhat
21. Rasakan
22. Kadang Bikin Aku Kesal
23. Kekhawatiran
24. Prasangka
25. Pembicaraan
26. Opa Oma
Info
27. Nenek ngeselin
28. Tidak terduga
29. Kabur
30. Arsen dan Anzel
31. Manja
32. Bukti
33. Selesai
Extra part
Extra part2
Info

1. Serius pindah jiwa??

51.8K 4.5K 465
By Mhyka62

Hujan dimalam hari, seorang cowok menatap keluar jendela dari sebuah cafe, menikmati suara rintikan hujan sambil menikmati cappucino panasnya. Asyik menikmati suasana, dia tersadar karena notifikasi dari ponselnya.

"Anjir autornya jahat banget woy, Alvaro mati tanpa kasih sayang"

"Benci banget sama karakter cewek yang menye-menye"

"Nggak terima Alvaro meninggal sebelum ada penyesalan dari keluarganya"

"Keluarganya juga pada anjing semua"

"Anjing autornya, gue sumpahin lo jadi Alvaro biar ngerasain jadi dia"

Setelah baca komen terakhir cowok itu bergedik ngeri, membayangkannya saja dia sudah tidak sanggup.

Cowok itu Alfanza Mahendra, cowok genius, badboy, bar-bar, hidup sendiri karena orangtuanya meninggal karena kecelakaan pesawat 4 tahun lalu saat dia berusia 14 tahun. Kaluarganya yang lain lepas tangan mengurus Alfanza, jadi untuk melanjutkan hidupnya dia bergantung pada tabungan peninggalan orang tuanya dan untuk sekolah dia mendapatkan beasiswa karena kepintarannya.

Sekarang dia duduk di bangku kelas 12 SMA, selain terkenal badboy dan kepintarannya, tidak ada yang tau dia merupakan seorang novelis terkenal dengan nama pena Al.

Novel best seller "Cinta untuk Alea" merupakan salah satu novel terkenal buatannya dan tadi dia habis baca komen-komen dari pembaca di forum online penggemar novelnya.

"Anjirlah kenapa pada nyumpahin gue jadi Alvaro woy" kesalnya membaca komen-komen tersebut

"Lagian cuma cerita juga pada baper banget" lanjutnya kesal

Dia terus membaca komen-komen tentang novelnya itu, ada yang memuji, ada yang tidak terima, dan masih banyak lagi. Setelah asyik membaca semua komen itu, ponsel Alfanza berbunyi pertanda ada panggilan masuk, Alfanza langsung saja mengangkat panggilan tersebut setelah memastikan nama penelpon terlebih dahalu "Devano"

"Al lo dimana" ucap devan

"Di cafe gue" Santai Alfanza

"Kesini goblok, lo ditantang balapan sama kenzi"

"Nggak ada kapok-kapok nya tu monyet kalah dari gue"

"Haha benar juga sih, jadi gimana lo terima atau nggak?"

"Hmm okay gue otw ni" ucap Alfanza kemudian menutup panggilan tersebut.

Setelah sampai arena balap, Alfanza dan Kenzi sudah bersiap di garis start memulai pertandingan.

"Malam ini lo bakalan kalah dari gue" Smirk Kenzi

"Dalam mimpi lo" balas Alfanza sinis, tapi entah kenapa perasaannya gelisah dari tadi, seperti ada hal buruk yang akan terjadi padanya. Alfanza menggelengkan kepalanya dan memfokuskan pikirannya lagi.

Sampai seorang cewek berpakaian sexi berjalan ke arah mereka dan melemparkan kain keatas pertanda balapan di mulai. Alfanza dan Kenzi pun saling melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sedangkan penonton bersorak heboh menyemangati idola mereka.

Alfanza memimpin balapan, karena kesal Kenzi menendang Body motor sport milik Alfanza sehingga menyebabkan motor itu oleng, dan tak jauh dari situ ada sebuah truk berkecepatan tinggi melaju kearahnya, Alfanza yang masih olengpun tidak siap akhirnya tertabrak truk dan terpental jauh.

Kepalanya terbentur di tepi pembatas jalan, banyak darah keluar dari kepala Alfanza, ditambah dia mempunyai penyakit hemofilia. Alfanza menyesal menyetujui usulan Kenzi untuk tidak memakai helm dibalapan kali ini.

Alfanza tersenyum tipis melihat orang-orang mengelilinginya dengan raut wajah panik, karena sudah tak kuat Alfanza pun menutup matanya.

"Ayah Bunda Al datang" ucapnya setelah itu semuanya gelap.

.

.

.

.

.

.

"Huamm" seseorang baru terbangun dari tidurnya

Cowok itu mengerjapkan matanya pelan, mengumpulkan kesadarannya terlebih dahulu. Tapi ada yang aneh pikirnyaa

"Kok gue baik-baik saja"

"Bukannya seharusnya gue udah di neraka"

"Atau kemarin cuma mimpi??" Monolognya bingung

Dia memperhatikan sekelilingnya dengan masih setengah tersadar

"Anjir gue dimana" ucapnya kaget melihat kamar asing itu

Kamar yang tidak terlalu besar hanya terdapat kasur, satu lemari dan meja belajar serta kamar mandi.

(Kira-kira seperti itu)

"Lebih besar kamar gue" gumamnya masih memperhatikan sekeliling.

"AAAAAA" teriaknya kaget ketika melihat dirinya di depan cermin.

"Serius ini gue, masa sih gue bertransmigrasi seperti di novel-novel itu.

"Anjir ni bocah kacau banget sumpah, kurus banget njir, badannya juga penuh bekas luka tapi imut banget sih" gemesnya

Setelah memperhatikan penampilannya tiba-tiba kepalanya pusing, banyak ingatan yang masuk ke otaknya

"Akhhh, anjir sakit banget bangsat" ringisnya kesakitan karena tak terlalu tahan akhirnya dia kehilangan kesadarannya.
.

.

.

.

Tok tok tok...

"Eughh" ringisnya memegang kepalanya yang masih pusing. Dengan susah payah dia membuka pintu kamarnya.

"Iya bi" ucapnya sopan

"I- Itu tuan muda, tuan besar memanggil tuan muda ke bawah" gugup Asisten rumah tangga itu seperti ketakutan, melihat itu cowok tersebut sudah memprediksinya.

"Ck kayaknya bakalan ada drama" ucapnya dalam hati

"Ohh ya udah bi, terima kasih" ucapnya sambil tersenyum kepada maid tersebut.

Cowok itu melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga. Sesampainya disana terlihatlah keluarga yang bahagia sedang bercanda gurau sambil menggoda seorang cewek imut di tengah-tengah mereka.

Karena malas melihatnya, dengan terpaksa cowok tersebut mendekati sang kepala keluarga.

"Apa?" Ucapnya singkat tanpa menyapa terlebih dahulu

Mereka yang tadi asyik bercanda gurau menghentikan aksinya karena kaget mendengar nada datar tersebut, tidak biasanya cowok yang selalu ketakutan itu menatap mereka dengan tatapan tajam dan datar pikir mereka.

Semuanya diam mencerna kejadian yang barusan terjadi

"Ck apasih, kalo nggak ada yang penting gue pergi"

Saat mau melangkahkan kakinya masuk ke lift, terdengar suara berat memanggil namanya, oh atau nama pemilik tubuh ini.

"ALVARO" teriaknya tegas

Dia Alvaro Renald William atau jiwanya telah di isi oleh Alfanza Mahendra.
Entah bagaimana caranya, setelah kecelakaan itu jiwa Alfanza bertransmigrasi ke badan Alvaro,  figuran dari novel yang telah dia buat. Mungkin sumpah pembacanya terkabulkan, sehingga jiwanya terjebak di dalam novel buatannya sendiri.

"Ck berisik" Ucapnya ketus

"Yang sopan kamu sama orang tua" ucap sang kepala keluarga atau kita panggil dia tuan Bagas

"Gue nggak punya orang tua" ucapnya santai

Bagas yang emosi mendengar perkataan santai Alvaro langsung menampar keras pipi kiri Alvaro. Alvaro hanya diam semakin manatap tajam ke arah Bagas.

"Kenapa lo marah, lo sendiri kan yang bilang gue bukan anak lo, jadi benar dong gue nggak punya orang tua" sinis Alvaro

Mendengar jawaban Alvaro semua yang ada diruangan itu terdiam, termasuk penjaga dan maid yang berlalu lalang.
Tidak biasanya Alvaro membalas perkataan tuannya, biasanya dia hanya diam dan menangis.

Karena tidak dapat jawaban lagi, Alvaro melangkahkan kakinya cepat menuju kamarnya dan tidak lupa juga mengunci kamar tersebut.

Setelah lama terdiam akhirnya mereka tersadar dan semakin marah karena sikap tidak sopan Alvaro. Akhirnya mereka menuju kamar Alvaro dan menggedor kuat pintu tersebut

"ALVARO BUKA" teriak Bagas, tapi Alvaro hanya diam.

Didalam kamar Alvaro sudah siap dengan pakaian yang rapi. Tujuannya sekarang ke salon untuk memperbaiki penampilannya dan mungkin membeli beberapa baju. Tadi dia menemukan tabungan Alvaro, mungkin cukup buat beli beberapa baju pikirnya.

Setelah dirasa cukup rapi dia menuju balkon kamarnya, untuk kabur dari amukan singa buas.

Setelah berhasil turun dengan selamat, Alvaro dengan santainya menuju gerbang depan, tidak lupa juga menyapa ramah Satpam mansion tersebut.

"Pagi pak Jo" ucap Alvaro sopan dan senyum

Melihat senyum tersebut, Pak jo juga membalas dengan senyuman walau agak sedikit aneh pikirnya.

"Pagi juga tuan muda, tuan muda mau kemana??" Tanya Pak jo

"Main pak"

"Ohh ya udah hati-hati tuan muda"

Alvaro tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya keluar mansion tersebut dan tak lama dirinya memasuki sebuah taksi dan meninggalkan mansion tersebut.

Pak Jo yang yang melihat Alvaro pergi dengan senyuman itu, merasa senang karena tidak pernah melihat wajah senang tuan mudanya itu selama dia bekerja di sana.

Sedangkan di depan kamar Alvaro sedang terjadi keributan karena sang pemilik kamar tidak kunjung membuka pintu tersebut.

"Alkan, kamu cari kunci cadangan" ucap Bagas kepada putra sulungnya

Membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukan kunci cadangan tersebut. Setelah berhasil menemukannya, Alkan langsung memutar kunci di pintu tersebut dan berhasil terbuka.

Ceklek

Mereka masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu, namun kosong tidak Ada Alvaro di kamarnya.

"Daddy dia di depan gerbang" ucap Arsen abang ke-3 Alvaro, setelah memeriksa Balkon kamar tersebut.

"Akhhhh, anak sialan itu udah berani melawan rupanya" Marah Bagas

"Awas aja tu bocah, kalau sudah pulang nanti" sinis bagas

Ketiga anaknya yang lain hanya diam, melihat wajah Daddynya yang marah.

Sedangkan seorang cewek yang memperhatikan dari tadi, sumringah senang.
.

.

.

.

.

"Nah ginikan cakep gue" monolog Alvaro setelah memotong rambutnya di salon.

"Sekarang kemana dulu ya??" Pikirnya

Kruyuk kruyuk...

Alvaro memperhatikan sekitar, beberapa orang menatapnya menahan tawa mendengar gemuruh dari perut Alvaro.

"Anjir malu banget gue, makan dulu deh" gumamnya dengan muka yang sudah memerah malu.

Setelah seharian berkeliling Mall yang cukup besar, Alvaro membeli beberapa baju, sweater, celana dll.
Karena lelah jalan seharian, akhirnya Alvaro memutuskan kembali ke mansion kediaman William.

Alvaro sampai di depan mansion, dia melihat ada banyak motor sport terparkir di halaman mansion itu.
Alvaro dengan santai melangkahkan kakinya menuju kamarnya tanpa mempedulikan beberapa orang yang menatapnya heran, namun langkahnya berhenti setelah mendengar suara kakak ketiganya.

"Dari mana aja kau beban" Sinis Arsen

Alvaro hanya menatap datar kemudian melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan teriakan dari Arsen karena kesal di abaikan oleh Alvaro.

"Itu adek lo?" tanya Angga penasaran

"Bukan adek gue" ketus Arsen

"Yaelah, sekarang nggak diakuin adek, nanti lo nyesal gue yang bakalan paling keras ketawain lo" ucah Rehan sambil terkekeh

"Tapi kok dia beda gitu ya" bingung Angga

"Ck, mungkin itu dramanya ngambil perhatian kita, paling besok minta perhatian gue lagi" ucap Arsen percaya diri

Sebenaranya Arsen juga bingung dengan perubahan Alvaro, biasanya Alvaro selalu mencari perhatian Daddy dan abang-abangnya. Namun sekarang hanya ada tatapan datar dan dingin yang terpancar dari matanya itu. Arsen tidak menyukai itu, seperti ada yang hilang pikirnya.

Sedangkan cowok satu lagi hanya memperhatikan adu bacot teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Alaska pemeran utama cowok dalam novel buatan Alfanza.

Setelah sampai di depan pintu kamarnya, Alvaro dikagetkan karena keberadaan seseorang di dalam kamarnya dan menatapnya tajam.

"Dari mana aja kamu?" tegas Bagas

Alvaro hanya diam dan menatap Bagas malas

"Jawab" bentaknya

"Apa urusannya dengan anda tuan Bagas" ujar Alvaro malas

"Dasar anak tidak tau diri, anak-...
Omongan Bagas terpotong marena ucapannya Alvaro

"Anak sialan, beban, bodoh, iya apa lagi, gue udah muak anjir, lagian ngapain juga lo peduliin gue, selama ini kalian juga nggak pernah peduli kan sama gue" emosi Alvaro

Bagas terdiam mendengar perkataan Alvaro, benar selama ini mereka tidak pernah mempedulikan Alvaro, tapi sekarang ini dia peduli?? Itu nggak mungkin.

Mungkin dia hanya kesal kepada bocah didepannya ini. Gara-gara bocah ini dia kehilangan istri tercintanya.

Mengingat itu Bagas kembali emosi, dia mendorong kuat tubuh kurus Alvaro, lalu menendang kuat Badan Alvaro sebagai pelampiasan emosinya.

Alvaro yang belum siappun, hanya bisa menahan sakit pukulan tersebut dan bertahan agar kesadarannya tidak hilang.

Setelah puas memukul Alvaro, dia mengunci pintu balkon kamar Alvaro, dan melihat tajam Alvaro yang meringkuk kesakitan di lantai.

"Selama 2 hari kamu nggak boleh keluar kamar dan makan" Setelah mengucapkan itu, dia melangkahkan kakinya keluar kamar tersebut dan tidak lupa menguncinya. Meninggalkan Alvaro yang sedang kesakitan dengan badan penuh lebam.

Alvaro berdiri dengan susah payah mencari kotak P3K di kamar tersebut. Setelah berhasil menemukannya, Alvaro mengobati dirinya sendiri  dan sekali- kali meringis menahan sakit badannya. Setalah selesai mengobati seluruh lukanya, Alvaro memperhatikan dirinya di depan cermin.

"Kacau banget gue" ucapnya sambil tersenyum, tak lama setelah itu terdengar isakan tangis.

"Hiks hiks kuat banget lo Al menghadapi ini setiap hari hiks"

"Maafkan gue Al" ucapnya kemudian kehilangan kesadarannya.

Maaf kalau ada typo

Suka..

Jangan lupa vote dan komen ya..

Terima kasih

Continue Reading

You'll Also Like

568K 27.3K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1.1M 73K 50
Brothership▪_▪ Remaja yang barbar, nakal, brandalan, manja, ngeselin, ketua geng, dan anak yatim piatu Malah bertransmigrasi ke dalam tubuh pemuda im...
1.5M 179K 64
Tentang jiwa Delon yang berpindah ke raga Kara. _______ Delon Nugraha, remaja tengil yang sayangnya memiliki wajah menggemaskan serta manis secara be...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 53K 24
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...