Silahkan diputar lagunya :)
...
(Y/n) menatap keluar jendela sambil duduk di ranjang rumah sakit di kediaman kupu-kupu.
Setelah peperangan berakhir, ia da beberapa Hashira yang terluka parah langsung dilarikan ke kediaman kupu-kupu untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka juga dikejutkan dengan Gyomei yang ternyata masih hidup dan Tamayo yang muncul secara tiba-tiba di samping Yushiro. Bahkan ada beberapa dari mereka yang pingsan karena saking kagetnya. Kuro benar-benar menepati janjinya.
(Y/n) merupakan satu-satunya orang yang sangat terluka parah. Shinobu menyatakan bahwa (Y/n) koma karena saking banyaknya luka dan juga mentalnya yang sedikit terguncang.
"Tidurku... Panjang juga.." Gumam (Y/n) pelan dan memegang tangan kanannya dan meraba mata kirinya. "Anggota tubuh ini.. harusnya sudah tidak ada.."
"Kocho, mau menjenguk (Y/n)?" Terdengar dari jauh, suara Kyoujuro.
"Ha'i. Ada sedikit perkembangan. Mungkin beberapa hari kedepan, (Y/n) sudah bangun dari komanya." Jawab Shinobu.
Langkah kaki mulai terdengar mendekat dan pintu fusuma akhirnya bergeser. "Kon'nichiwa.."
Shinobu dan Kyoujuro sama-sama membeku mendengar suara lemah yang menyapa mereka tersebut. Terlihat disana (Y/n) yang sedang terkekeh kecil membuat mereka berdua akhirnya sadar. "Kalian terlihat baik-baik saja."
Greb!
"Kau ini.. selalu saja membuat kami khawatir." Kyoujuro memeluk (Y/n) sambil terisak di pelukannya.
(Y/n) tersenyum kecil dan membalas pelukan Kyoujuro sembari mengusap rambutnya. "Naruhodo? Maaf.. selalu membuat kalian khawatir."
"Karena semuanya sudah selesai, kalian tidak perlu khawatir sekarang." Tambah (Y/n) dan melepaskan pelukan Kyoujuro.
"Aku kira kau akan segera sadar dua atau tiga hari kedepan." Celetuk Shinobu mendekati mereka berdua.
(Y/n) tersenyum mendengar ucapan Shinobu. "Aku harus bangun untuk. Aku sudah berjanji pada mereka."
.
.
Beberapa hari kemudian, para Hashira dan keluarga Ubayashiki menjenguk (Y/n) secara langsung di kediaman kupu-kupu membuat suasana ramai.
"Syukurlah kau sudah baik-baik saja, (Y/n)." Ucap Shinjuro mengelus kepala (Y/n).
"Terima kasih, Otou-san."
"Masih ada yang sakit?" Tanya Jigoro.
"Mata dan tangan kananku. Aku sedikit kesusahan melihat kalian." Jawab (Y/n) jujur. Mata kirinya yang hancur dulu kini kembali, namun sedikit buram membuat (Y/n) kesulitan.
"Hmm.. aku akan memeriksa itu lebih lanjut dengan Tamayo-san." Sahut Shinobu.
(Y/n) mengadahkan kepalanya ke atas saat merasakan tangan mengelus kepalanya. "(Y/n), aku sangat berterima kasih walaupun ini sebenarnya sangat tidak perlu."
"Himejima-san, kau sudah ku anggap sebagai keluargaku sendiri. Bahkan kalian semua. Apapun akan kulakukan untuk membuat kalian selalu baik-baik saja."
Gyomei mulai mengatupkan tangannya. "Namu amida butsu, semoga kebahagiaan selalu mengikutimu kemanapun kau pergi." Doa Gyomei sambil menangis.
(Y/n) kembali tersentak kaget karena seseorang tiba-tiba merangkulnya. "Yo, (Y/n)! Kau terlihat baik-baik saja. Bagaimana rasanya menjadi iblis? Seru, atau menyenangkan?"
"Menurutmu? Pikirkan saja sendiri." Ketus (Y/n) pada Uzui sambil mencubit Uzui membuatnya mengaduh.
"Aduh! Kau jahat sekali padaku." Uzui mulai menangis berpura-pura membuat Sanemi langsung memukul kepalanya kesal. "Bodoh. Kalau tau menyakitikan, kenapa malah bertanya?!"
"Wow, wow. Jangan merudungku seperti itu. Aku hanya bercanda." Ujarnya menenangkan. (Y/n) tertawa kecil dan menatap mereka yang berada di sana.
"(Y/n)." Panggil Oyakata-sama. "Kami, keluarga Ubayashiki mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadamu karena sudah bertarung dengan berani demi keselamatan orang-orang tanpa memikirkan resiko." Sesaat sebelum Oyakata-sama bersujud, (Y/n) segera turun dari ranjangnya menahannya.
"Oyakata-sama! Tolong jangan membungkuk! Angkat kepala anda! Anda sudah melakukan tugas dengan baik, Oyakata-sama. Saya tidak keberatan sama sekali." Ucap (Y/n) membujuk Oyakata-sama untuk mengangkat kepalanya.
Oyakata-sama beserta keluarga mulai mengangkat kepalanya. "Terima kasih atas kerendahan hatimu, (Y/n)."
"Tolong berhenti berterimakasih, Oyakata-sama." Balas (Y/n) tidak enak. Kelima anak Ubayashiki mendekat memeluk (Y/n) dan bercerita banyak hal.
.
.
Malam harinya, (Y/n) keluar dari ruang rawat untuk merenggangkan tubuhnya yang kaku setelah terbaring lama di kasurnya.
Ia duduk di bawah pohon sakura di halaman memikirkan semua hal yang terjadi. Kematiannya, perjalanannya menjadi seorang pemburu iblis, bertemu dengan rekan-rekan Hashira dan perjuangan untuk membunuh Muzan. Di bawah sinar bulan, (Y/n) merenung semua hal yang terjadi dalam hidupnya hingga sekarang.
"Perjalananku sudah selesai, ya?" Gumam (Y/n) pelan.
"Sedang apa kau diluar malam-malam begini?" (Y/n) sedikit tersentak kaget dengan sebuah suara yang tiba-tiba muncul. Ia berbalik dan mendapati Kagaya yang sedang tersenyum teduh menatapnya.
"Oyakata-sama.." Kagaya mulai berjalan dan duduk di samping (Y/n). "Bukannya kau harus beristirahat?"
"Ah.. saya hanya sedang merenggangkan tubuh, Oyakata-sama. Rasanya sangat kaku." Jawab (Y/n) dan kembali terdiam menatap langit malam.
Keheningan melanda mereka berdua. Tak lama, Oyakata-sama mengelus kepala (Y/n) lembut membuatnya tersadar. "Apa yang kau pikirkan?"
"... Hanya kisah perjalananku hingga sekarang. Tidak terasa ini sudah berakhir.." Balas (Y/n) pelan sambil memeluk lututnya. "Aku merindukan mereka bertiga... Rasanya sangat kosong dan hampa.." (Y/n) berusaha agar tidak mengeluarkan air matanya.
Oyakata-sama kembali tersenyum lembut sembari terus mengelus kepala (Y/n). Ia mendengarkan unek-unek yang telah (Y/n) simpan setelan sekian lama.
"Tidak apa-apa, (Y/n). Kematian pasti akan selalu datang menjemput dengan waktu yang tidak pasti. Tapi percayalah, mereka akan selalu bersamamu dimanapun kau berada."
(Y/n) tertegun sebentar. Benar, keluarganya akan selalu menjaganya dari jauh.
"(Y/n), apa kau sudah menemukan kebahagiaanmu di kehidupan ini?" Tanya Oyakata-sama.
"Rasanya deja vu dengan pertanyaan Oyakata-sama.."
Ah.. dia teringat perkataan Kuro beberapa tahun lalu, pertanyaan yang sama persis dengan yang ditanyakan oleh Kagaya. Apa dia sudah menemukan kebahagiaannya di kehidupan ini?
Oyakata-sama tersenyum. "Jika kau ragu, jangan menjawabnya. Yakinlah dengan jawabanmu nanti." Setelah mengatakan itu, Oyakata-sama izin pamit menuju kediamannya meninggalkan (Y/n) yang termenung menatap bulan.
"Nee, Kuro. Rasanya sepi tanpa obrolanmu." (Y/n) tersenyum kecil menikmati langit malam.
.
.
"Apa yang kalian rencanakan?" Tanya (Y/n) pada Trio Kamaboko dan Emiko yangs saat ini sedang berada di depan kediamannya.
"Hehehe, selamat karena sudah pulih, Sensei. Kami memberikan sedikit kejutan untukmu." (Y/n) menaikkan satu alisnya kebingungan. Ia menatap Zenitsu meminta penjelasan.
"Tunggu dan lihat saja, Nee-san." Balas Zenitsu.
"Jangan membuat masalah- eh?" Inosuke secara cepat langsung menutup matanya dan Tanjiro memegang tangannya untuk masuk ke kediaman bulan.
"Kalian lupa kalau aku bisa mendengar, kan?" Zenitsu langsung menutup telinga (Y/n) dengan penutup telinga. "Masalah selesai."
(Y/n) mendengus kesal namun tetap mengikuti kemana Trio Kamaboko dan Emiko membawanya.
"Psstt, Emiko-chan kau yakin?" Tanya Zenitsu berbisik. Emiko mengangguk sebagai jawaban. "Seratus persen yakin."
Mereka berempat membawa (Y/n) menuju halaman belakang. Beberapa kali (Y/n) terbentur karena Tanjiro yang menariknya ditambah Zenitsu, Emiko dan Inosuke yang adu mulut sepanjang perjalanan. "Pasti tubuhku lebam." Batin (Y/n) pasrah.
Mereka akhirnya berhenti tepat di halaman belakang. Tanjiro melepaskan tangannya. "Kau bisa membuka penutup matamu sekarang (Y/n)-san."
(Y/n) mulai membuka matanya, ia mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
"Otanjōbiomedetō!!" Pekik para Hashira dan keluarga Ubayashiki disana. Terlihat dekorasi ulang tahun tepat di bawah pohon wisteria dengan sebuah kue coklat di tengah-tengah sana.
"Selamat memasuki umur yang baru, Sensei." Ucap Emiko memberi selamat. Ia tersenyum melihat dekorasi yang dibuat olehnya dan Trio Kamaboko.
"Sensei/ (Y/n)/ (Y/n)-san?"
Tes.. tes..
(Y/n) mulai menangis. Ia benar-benar tidak bisa berkata-kata. "A-aku... Hiks.. terimakasih.. aku bahkan lupa dengan ulang tahunku."
"Sungguh.. terimakasih.." mereka tersenyum lembut dan mendekati (Y/n).
"Ara~ jangan menangis, (Y/n)." Ucap Shinobu menenangkan
"Umu! Ini hari bahagiamu!" Sahut Kyoujuro
"Dasar cengeng." Ejek Sanemi.
"Kau ini." Ujar Giyuu.
Kyoujuro dengan lembut menghapus jejak air mata dari wajah (Y/n). "Ayo, tiup lilinnya."
Mereka segera mendekati meja yang terdapat kue ulang tahun. "Buatlah permintaan." Pinta Oyakata-sama.
(Y/n) mulai menutup matanya. "Aku harap.. kami selalu bersama.." membuat permintaan, ia segera menium lilinnya. Suara tepuk tanagan terdengar membuat senyum (Y/n) semakin mengembang.
"Nee-san, buka hadiahku." Pinta Muichiro dengan kado hadiah tepat di depan wajahnya.
"Hm? Arigatō, Muichiro.." Muichiro ternyata memberikan sebuah jepit rambut berwarna ungu dengan motif petir. "Bagus. Aku menyukainya, terima kasih." (Y/n) mengusap kepala Muichiro lembut membuatnya nyaman.
Terlihat wajah cemburu di wajah Emiko dan Zenitsu melihat pemandangan itu. "Aku juga mau.." Gumam Emiko kesal.
"Sama.."
Bak!
"Eh?!?"
"Inosuke!?"
"Apa yang kau lakukan babi!?! Dasar gila!!"
"Huahahahaha!! Selamat ulang tahun untukmu, (W/n)!" Inosuke melempar kue krim buatan Nezuko tepat di wajah (Y/n).
"Hoo.. kemari kau!"
Selamat ulangtahun untukmu, gadis datar. Berbahagialah.
Angin berhembus lembut membuat (Y/n) terhenti sebentar. Ia tersenyum manis. "Terimakasih Kuro.." setelah mengucapkan itu, ia kembali melemparkan kue kepada Inosuke.
Pesta ulang tahun (Y/n) akhirnya dipenuhi dengan acara melempar kue. Ia kini kembali teringat dengan pertanyaan Kuro dan Oyakata-sama padanya.
"Apa kau sudah menemukan kebahagiaanmu di kehidupan ini?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❝Aku sudah menemukannya disini.❞
Di sebuah ruangan terdapat seorang gadis yang terbaring lemah. Suara monitor ICU terdengar jelas di dalam ruang rawat tersebut.
Tak lama, jari-jarinya mulai bergerak menandakan gadis tersebut akan segera sadar.
Seorang perawat yang ingin memeriksa keadaan gadis tersebut kini terkejut karena mata gadis itu sudah terbuka dengan sayu.
"D-dokter! Pasien sudah sadar!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[Tsuki no Hashira]
[End]
Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca cerita ini dari awal hingga sekarang.
Makasih banyak banget buat kalian. Semoga kalian suka dengan ceritanya.
Jangan lupa ceritaku yang lain ya ><