GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBIT

By nrasya_

18.7M 1.3M 205K

⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] ____... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06
bagian 07
bagian 08
bagian 09
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29
bagian 30
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
bagian 46
bagian 47
bagian 48
bagian 49 belum revisi.
bagian 50
bagian 51
bagian 52
bagian 53
bagian 54
bagian 55
bagian 56
bagian 57
bagian 58
bagian 59
bagian 60
bagian 61
bagian 62
bagian 63
bagian 64
bagian 65
PO 'GIHM' (ekstra part)
GIMH2: AISYAH
Spin off GIMH dan Aisyah Aqilah

bagian 66

145K 14.8K 10.6K
By nrasya_

❗ Tandai kalo ada typo. (Tandai aja nanti di perbaiki, saya mau bobo dulu daaaa👋)

Selamat membaca.
🦩

"Gus Ilham ngga peluk Aisyah? Tanya Aisyah memeluk pinggang suaminya yang tidur memunggungi nya.

"Gus Ilham marah?" Tanya Aisyah lagi. Sudah hampir dua puluh kali Aisyah membujuk suaminya, namun sama sekali tidak di respon oleh sang empu.

"Sayang" panggil Aisyah manja.

"Jangan marah ih, Aisyah minta maaf. Janji deh, ngga nakal lagi"

Aisyah mengubah posisi menjadi duduk, wanita ini mengusap kepala suaminya penuh kasih sayang "Jangan marah sayang, masa cemburu sama orang tua sendiri sih"

"Mas Ilham" goda Aisyah. Gus Ilham masih sama tidak menghiraukan Aisyah.

"Mau Aisyah nyanyikan lagu ngga?" Tanya Aisyah.

"Aisyah izin nyanyi ya, mas Ilham" ucap Aisyah.

Aisyah masih mengelus kepala suaminya dengan lembut dan mulai bersenandung.

"Insyaf lah wahai Manusia jika dirimu ternoda, hehe.."

Platak!

Gus Ilham berbalik badan menyentil kening Aisyah. "Kenapa nyanyi lagu itu?"

"Kalau suami marah, bagusnya nyanyi lagu itu" kekeh Aisyah.

"Suara kamu jelek!"

"Jangan marah mas Ilham" ucap Aisyah menggoda.

"Hm"

"Yaudah Aisyah nyanyi yang benar"

أَحْمَدْ يَا حَبِيْبِيْ حَبِيْبِيْ ..
Ahmad ya habibi habibi
Ahmad duhai kekasihku

حَبِيبِي سَلَامْ حَبِيبِ
Habibi salam habibi
Keselamatan serta salam untukmu, kekasihku

سَلَامْ عَلَيْكَ حَبِيبِي
Salam 'alaika habibi
Salam untukmu, kekasihku....

"Sudah" ucap Aisyah. "Baguskan suara Aisyah?"

"Hm, sini tidur" titah Gus Ilham menarik Aisyah tidur di sampingnya agar bisa memeluknya.

"Sudah tidak marah lagi kan Gus Ilham?" Tanya Aisyah.

"Hm"

"Seharusnya Aisyah yang marah, Gus Ilham main buang sembarang mangga yang Aisyah pungut"

"Mau sakit hah?!" Ucap Gus Ilham "Kalau kamu sakit, bagaimana?"

"Ada Gus Ilham yang jaga, lagian cuman kena hujan sedikit kok"

Gus Ilham menghela nafas "terserah kamu saja"

"Aisyah sayang Gus Ilham" ucap Aisyah tiba-tiba.

Gus Ilham tertawa pelan dan mencium pipi Aisyah "Dasar bucin"

"Bucin itu apa Gus Ilham?" Tanya Aisyah polos.

Gus Ilham melonggarkan sedikit pelukan, dan mundur menatap wajah Aisyah "Bucin itu, sayang suami" ujarnya.

Aisyah mengangguk dengan begitu polos, sangat percaya omongan suaminya itu. Tentunya sangat gampang di bohongi.

"Aisyah memang sayang suami"  ujar Aisyah Cekikikan begitu pun dengan Gus Ilham.

"Kamu polos banget," ucap Gus Ilham.

"Mana ada Aisyah polos, orang Aisyah udah lo–" Gus Ilham langsung membungkam mulut Aisyah.

"Astagfirullah" ucap Gus Ilham mengintruksikan Aisyah.

Aisyah terkekeh, kembali mengeratkan pelukannya di dekapan suaminya "Gus Ilham sayang ngga sama Aisyah?"

"Sayang banget"

"Berarti Gus Ilham bucin" ucap Aisyah terkekeh.

"Iya, terserah kamu saja, Aqilah"

***

Jam satu malam Gus Ilham terbangun dari tidurnya, karena merasakan nafas yang hangat di ceruk lehernya.

"Aisyah cuman Ambil mangga, Jangan marah" racau Aisyah.

Gus mengangkat sedikit kepala menatap sang istri "Aisyah, badannya panas" gumam Gus Ilham.

"Kepala Aisyah sakit, hiks.."

"Ssrttt... Tidur ya,"

"Tolong, Aisyah takut hantu" racau Aisyah lagi.

"Ada aku kok sayang" ucap Gus Ilham mengangkat kepala Aisyah agar tidak satu bantal dengan nya.

Kemudian Gus Ilham memeluk dan mengusap punggung istrinya agar kembali tidur.

"Gus Ilham..." Ucap Aisyah parau.

"Iya, Aisyah"

"Kepala Aisyah sakit" cicitnya mengadu.

"Iya sayang, mana yang sakit?"

"Sini" tunjuk Aisyah.

"Yaudah biar aku pijit, kamu tidur lagi"

Aisyah berdehem pelan. Setelah beberapa menit menenangkan istri cantik nya. Kini sudah terdengar dengkuran halus dan juga nafas yang sudah teratur di dekapan pria ini.

"Cepat sembuh sayangku," ucap Gus Ilham memeluk Aisyah.

***

Pagi harinya setelah sholat subuh, Aisyah mengaku tak enak badan. Hal itu membuat Gus Ilham semakin khawatir kepada istri kecilnya ini.

Dia atas kasur yang empuk Gus Ilham duduk di bibir kasur sambil memangku istrinya yang sedang cengeng.

"Aisyah mau pulang rumah aja" ucap Aisyah mendongak menatap suaminya.

Gus Ilham mengusap kepala Aisyah lembut dan mencium keningnya. "Ya sudah aku gendong ya," ucap Gus Ilham dan Aisyah mengangguk.

Gus Ilham kemudian turun ke bawah sambil menggendong istrinya Aisyah. Setelah dibawah, Gus Ilham berpapasan dengan ummi Maryam.

"Lho Ilham, Aisyah kenapa nak. Kok di gendong begitu?" Tanya ummi Maryam.

"Aisyah lagi ngga enak badan ummi,"

"Astagfirullah, innalilahi. Yaallah nak sayang nya ummi, apa yang sakit bilang sama ummi" ucap ummi Maryam khawatir.

Aisyah hanya menggeleng membalas ucapan sang mertua yang nampak khawatir.

"Pasti ini gara-gara main hujan-hujanan semalam"

"Aisyah mau pulang ke rumah, ummi"

"Ya sudah, kamu duluan aja nanti ummi ke sana. Ummi lagi tunggu Abi kamu pulang dari masjid"

Gus Ilham mengangguk dan berpamitan pulang. "Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

***

Aisyah turun kebawah untuk menemui suaminya, yang entah kemana. Membuat Aisyah yang tidak enak badan terpaksa beranjak dari kasur.

"Gus Ilham!" Panggil Aisyah menuruni anak tangga.

Meong...

"Aurora, liat suami ummi ada dimana?" Tanya Aisyah pada kucing berbulu putih itu yang sedang bermain di bawa tangga.

Meong..

Aisyah menghembuskan nafas panjang, kepala terasa sangat pusing.

Tok! Tok! Tok!"

Dari arah depan pintu utama terdengar suara pintu yang di ketuk.

"Masuk aja pintunya ngga terkunci kok!" Sahut Aisyah.

"Assalamualaikum, Aisyah!" Panggil ummi Maryam.

Aisyah tersenyum senang melihat mertuanya datang. Tapi saat hendak melangkah tiba-tiba Aisyah merasa mual. "Huekk" Aisyah menutup mulutnya dan berlari cepat ke arah wastafel.

Ummi Maryam kaget begitu pun dengan Gus Ilham yang baru datang membeli obat untuk istrinya.

"Aisyah!" Pekik ummi Maryam dan Gus Ilham bersamaan.

"Ilham, Aisyah Kenapa?" Tanya ummi Maryam.

"Ummi, ayo masuk" ucap Gus Ilham, setelah itu berlari menyusul Aisyah.

"Huek.."

"Aisyah!"

"Gus Ilham..."

Gus Ilham memijat tengkuk Aisyah, yang masih memuntahkan semua isi perutnya.

Aisyah menghela nafas berat setelah selesai memuntahkan semua isi perutnya. Sekarang badannya terasa begitu lemas.

"Masih mau muntah?" Tanya Gus Ilham.

Aisyah menggeleng.

"Aisyah, kamu ngga apa-apa kan nak?" Tanya ummi Maryam.

"Perut Aisyah sakit ummi" adu Aisyah memeluk badan ummi Maryam.

"Kepala Aisyah juga pusing, badan Aisyah lemas, Aisyah pengen muntah terus"

Ummi Maryam menatap sang menantu "Aisyah, apa jangan-jangan kamu–"

"Ummi" Tegur Gus Ilham.

"Aisyah Kenapa?" Tanya Aisyah pada sang mertua.

Ummi Maryam menggeleng "Ngga apa-apa"

Aisyah memegang perutnya "Apa jangan-jangan Aisyah hamil" ucap Aisyah.

"Aisyah"

"Gus Ilham, kalau Aisyah muntah-muntah terus kepala Aisyah pusing. Itu tanda-tanda kehamilan kan?"

"Ngga–" Gus Ilham terdiam kala Aisyah menyela ucapan nya.

"Ummi punya alat itu kan, yang di pakai orang kalau mau tau kita hamil?"

Ummi Maryam mengangguk.

"Aisyah boleh minta ngga ummi, Aisyah mau tes" ucap Aisyah antusias.

"Aisyah" ucap Gus Ilham menatap istrinya begitu dalam.

"Ayo ummi ambil kan Aisyah" ucap Aisyah memaksa.

"Tapi nak,"

"Ummi, Aisyah mohon" ucap Aisyah memohon.

Ummi Maryam terlebih dahulu menatap sang anak meminta izin. Gus Ilham menghela nafas panjang, terpaksa mengangguk.

"Tunggu sebentar ummi ambil kan dulu" ucap wanita paruh baya itu kemudian pergi dari sana.

***

"Bagaimana?" Tanya ummi Maryam setelah Aisyah keluar dari WC.

Aisyah menunduk sedih, bahkan bahunya sudah bergetar hebat, yang menandakan gadis itu ingin menangis.

Aisyah menyodorkan testpack pada mertuanya, ummi Maryam mengambil dan melihat hasilnya.

Garis satu, umi Maryam menghela nafas menatap Aisyah yang tak kuasa lagi menahan tangisnya.

"Aisyah belum hamil..."

Ummi Maryam membawa anak menantu nya itu kedalam dekapannya sambil mengusap punggung Aisyah untuk menyalurkan semangat.

"Ngga apa-apa kok kalo belum hamil, Aisyah kan juga masih sekolah"

"T–tapi Aisyah, mau hamil ummi.."

"Iya nanti ya, kamu usaha sama Gus Ilham biar cepat jadinya."

Aisyah semakin menangis, mengetahui fakta dirinya ternyata belum hamil. Gus Ilham yang berada di sana juga, hatinya terenyuh mendengar tangis pilu dari istrinya.

"Aisyah" panggil Gus Ilham mengambil alih Aisyah.

"Aisyah belum hamil, Gus Ilham. Pasti Gus Ilham kecewa"

"Ssstt, udah ya. Cantik ngga boleh nangis, ngga apa-apa kok, sayang. Nanti kita usaha lagi"

"Aisyah mau hamil" tangis Aisyah pilu.

Gus Ilham menelan Selivanya susah payah, hatinya tak kuat mendengar tangisan Wanita nya, bahkan air matanya sudah berkaca-kaca. Inilah ia takutkan ketika Aisyah ingin tes kehamilan, Gus Ilham tidak ingin Aisyah kecewa dan sedih seperti sekarang, bukan ia takut karena Aisyah hamil.

Ummi Maryam peka dengan keadaan mengusap punggung anaknya agar berusaha tetap kuat di depan Aisyah.

"Ilham ngga apa-apa, ummi" ucap Ilham tersenyum. Pria itu mengangkat tubuh istrinya dan menggendong untuk duduk di sofa depan, ruang tamu. Di susul ummi Maryam.

"Maaf Gus Ilham" ucap Aisyah masih dengan Isak tangisnya.

"Sudah, jangan nangis lagi"

"Aisyah mau hamil"

"Iya, diam ya. Nanti kamu tambah lemas"

"Aisyah mau– huekkk..." Aisyah mengeluarkan muntahnya di badan Gus Ilham. Gus Ilham hanya bisa pasrah, dan memijat tengkuk leher Aisyah.

"Astagfirullah," gumam ummi Maryam.

"Sudah?" Tanya Gus Ilham.

"Maaf" Cicit Aisyah merasa bersalah.

Gus Ilham tersenyum tipis, mengusap kepala istrinya "Iya ngga apa-apa sayang, masih mau muntah, sayang?"

Aisyah menggeleng.

"Kamu bawa naik ke atas saja Ilham, ganti baju Aisyah sama kamu" ucap ummi Maryam, Gus Ilham mengangguk membawa istrinya ke atas kamar mereka.

***

Saat sudah menidurkan Aisyah, Gus Ilham turun kebawah rumahnya berniat membersihkan muntah dari Aisyah.

Namun saat turun Gus Ilham malah melihat ummi nya yang membersihkan bekas muntah Aisyah.

"Subhanallah, ummi. Kenapa di bersihkan" Gus Ilham menghampiri ummi Maryam.

"Kan kotor nak, jadi harus di bersihkan"

"Ummi, Ada Ilham. Jangan ummi yang bersihkan,"

"Ngga apa-apa, kamu kan lagi jaga Aisyah."

"Enggak, sebaiknya ummi cuci tangan, biar Ilham yang lanjut kan. Ummi naik keatas saja jaga Aisyah"

"Terus ini Bagaimana?"

"Ya Allah, biar Ilham ummi yang bersihkan"

Gus Ilham menarik tangan ummi Maryam membawa ke wastafel dan mencuci tangan sang ummi.

"Ummi naik ke atas saja" ucap Gus Ilham.

"Nanti dulu, ummi mau masak air. Aisyah harus minum air hangat"

"Iya, biar Ilham, ummi"

"Ch! Diam bisa ngga sih Gus?!" Ujar ummi Maryam kesal pada anaknya. padalah niatnya baik ingin membantu.

Gus Ilham sangat tidak enak pada umminya, pria itu memeluk badan ummi Maryam "Terima kasih ummi, sudah sayang sama Aisyah"

Ummi Maryam terkekeh mengusap surai anaknya. "Iya, ummi ke atas dulu."

Cup

"Ilham sayang, ummi"

Ummi Maryam tertawa geli "Kalau Abi kamu tau, kamu cium istrinya. Habis kamu di tangan nya"

"Saya ngga takut"

***

Gus Ilham masuk ke dalam kamarnya, pria itu menghampiri ummi Maryam dan juga Aisyah yang berada di atas kasur.

"Ummi" panggil Gus Ilham pada umminya yang tertidur.

"Ehm, Ilham. Sudah jam berapa?" Tanya ummi Maryam terbangun

"Jam setengah sebelas"

"Astagfirullah, ummi sampai ketiduran juga"

"Abi ada di bawah"

Ummi Maryam beranjak dari tidurnya "kamu nangis?" Tanya wanita itu.

Gus Ilham mengangguk lemah. Inilah sisi lain dari Gus Ilham yang terkenal galak, cuek, dan kaku yang tak banyak orang tau. Di balik semua sifatnya yang di segani orang-orang, Gus Ilham sangat cengeng jika menyangkut orang yang ia sayangi.

"Udah, jangan nangis lagi, Aisyah ngga apa-apa. Istri kamu masuk angin, gara-gara main hujan semalam"

Gus Ilham mengangguk, ummi Maryam menepuk bahu anaknya agar diberikan selalu ketabahan.

Setelah pintu di tutup istri Kyai Syakir, Gus Ilham kemudian ikut membaringkan tubuhnya di samping Aisyah. Pria itu memeluk erat tubuh istri yang terbaring lemah. Tak ada lagi canda tawanya serta ucapan-ucapan polos wanita nya.

"Cepat sembuh sayang, aku ngga suka kamu sakit"

"Aisyah ku, cepat sembuh."

Entahlah pengukur apapun saat ini yang berada di bumi, yang bisa mengukur seberapa besar cinta Gus Ilham pada Aisyah saat ini.

***

Ummi Maryam masuk kedalam kamar bersama suaminya, Kyai Syakir. Kedua tersenyum tipis melihat dua orang pasutri di depannya yang saling berpelukan di atas kasur.

"Kamu bangunin Ilham, suruh makan" ucap Abi Syakir pada istrinya.

Ummi Maryam mengangguk

"Ilham" panggil ummi Maryam.

"Hm" sahut Gus Ilham terbangun.

"Bangun dulu makan, sudah mau masuk Dzuhur juga"

"Hm"

Gus Ilham bangun dan melepaskan pelukannya, membuat Aisyah terusik.

"Gus Ilham" panggil Aisyah.

"Iya, Kenapa?" Tanya Gus Ilham  cepat.

"Mau kemana?"

Ummi Maryam pinda ke sisi sebelah kasur tempat Aisyah tidur. "Suami kamu mau pergi makan dulu Aisyah, sama ummi dulu ngga apa-apa kan?"

Aisyah mengangguk. "Aisyah mau makan juga" ucap Aisyah parau.

"Perut Aisyah bunyi-bunyi ummi" ucap Aisyah polos.

Gus Ilham mencium kening istrinya. "Tunggu dulu, ya. Aku buatkan bubur"

Aisyah menggeleng "Aisyah ngga mau makan bubur"

"Harus ya, Aisyah kan lagi sakit." Ucap ummi Maryam.

"Kenapa orang sakit harus makan bubur ummi?" Tanya Aisyah.

"Bubur itu mempunyai kadar air lebih banyak daripada nasi. Kamu sekarang kan lagi mual, muntah-muntah, kalau makan bubur bisa menggantikan cairan yang hilang saat kamu sakit." Terang Gus Ilham.

"Bubur sudah ummi buat, kamu makan saja Ilham, biar Abi yang ambilkan Aisyah. Mas"

Abi Syakir mengangguk dan keluar kamar bersama Ilham.

Kini tinggal Aisyah dan ummi Maryam yang berada di kamar. Ummi Maryam menatap menantunya yang masih terlihat pucat.

"Masih sakit ya, kepalanya?" Tanya ummi Maryam.

"Iya ummi, masih denyut-denyut"

"Mau pijit?" Tawarnya.

"Mau"

Ummi Maryam memijit pelipis Aisyah yang di mana letak kepalanya yang sakit.

"Kamu mau banget ya, hamil?" Tanya ummi Maryam.

Aisyah menatap ummi Maryam dengan mata yang berkaca-kaca. "Aisyah mau hamil, Aisyah mau turutin request nya ummi, kembar tiga"

Ucapan Aisyah yang begitu polos membuat ummi Maryam tertawa "Ummi cuman bercanda nak, ya Allah. Sebaiknya jangan hamil dulu, kamu masih kecil"

Aisyah cemberut "Tapi  umur Aisyah sudah mau 19 tahun, Bukan kecil lagi. Badan Aisyah aja yang kecil"

Ummi Maryam semakin tertawa karena kepolosan istri anaknya ini "Iya, kamu juga masih sekolah Aisyah, orang-orang juga belum tau kan kamu sudah menikah
Nanti terjadi fitnah lagi"

Aisyah termenung mendengar tuturan dari mertuanya, ada benarnya juga. Sampai sekarang pernikahan Aisyah dan Gus Ilham masih di rahasiakan.

Dan entah sampai kapan menjadi rahasia.

"Ummi dulu, umur berapa saat hamil pertama?" Tanya Aisyah.

Masih dengan posisi memijit kepala Aisyah, ummi Maryam tersenyum simpul mengingat perjuangan yang hampir sama dengan Aisyah, melelehkan es batu yang dingin.

"Satu tahun pernikahan, baru ummi hamil anak pertama."

"Oh yah, kok lama?" Tanya Aisyah.

"Ya mau gimana lagi, Abi kamu ngga mau sentuh ummi" bisik ummi Maryam.

"Iyakah ummi, masa sih. Abi kan sayang banget sama ummi?"

Ummi Maryam membantu Aisyah bangun "Sifat nya itu sebelas dua belas sama Ilham, cuman suami ku sudah cair seratus persen. Kalau Ilham masih lah, harus di panaskan lagi"

"Abi mirip Gus Ilham, pantesan"

"Semenjak Iksan lahir Abi kamu berubah banget, sudah tidak kaku lagi. Tapi sifatnya malah turun ke Ilham"

"Wajahnya juga sama ummi. Sama-sama ganteng" ujar Aisyah Cekikikan.

"Iya ya, berati selera kita sama" ucap ummi Maryam.

"Harus ganteng!" Ucap kedua wanita ini bersamaan dan tertawa kecil di akhir katanya.

"Kamu sayang ngga sama Ilham?" Tanya ummi Maryam.

"Sayang banget, Aisyah itu bucin Gus Ilham"

"Bucin?" Tanya Abi Syakir masuk membawa semangkuk bubur.

"Abi" sapa Aisyah.

"Kamu bucin?" Tanya Abi Syakir lagi.

"Iya kata Gus Ilham Aisyah Bucin banget" ucapnya dengan polos.

"Kamu tau itu bucin?"

"Iya, bucin itu sayang suami kan?"

Abi Syakir dan ummi Maryam saling menatap, setelah itu suara tawa mereka be dia pecah.

"Kenapa ketawa?"

"Bucin itu bukan sayang suami"

"Terus apa?"

"Polos banget Abi menantu kita" kekeh ummi Maryam.

"Bucin itu, budak cinta"

Aisyah melongo "Budak!"

***

Sudah hampir satu jam Gus Ilham mengajak Aisyah mengobrol tapi sama sekali tidak di hiraukan oleh sang empu.

"Aisyah kamu kenapa sih" ucap Gus Ilham frustasi.

"Kenapa, sayang ada yang sakit, di bagian mana bilang! Jangan diam kayak gini"

"Aisyah"

"Aisyah"

"Aisyah"

"Sstttt bisa diam ngga?" Ujar Aisyah.

"Kamu kenapa sayang?"

"Aisyah ngga sayang Gus Ilham"

Gus Ilham terkejut menatap Aisyah begitu dalam "Jangan tatap Aisyah, nanti Aisyah baper lagi"

"Kamu ngga cinta sama aku lagi?" Tanya Gus Ilham mendekatkan wajahnya pada wajah Aisyah.

"Gus..."

"Aisyah..."

Plak!

"Jauh sana, Aisyah risih!"

"Aisyah ngga cinta sama saya?" Tanya Gus Ilham lagi.

"Gus Ilham ih, sana Aisyah baper kan!" Sentak Aisyah menutup wajahnya yang merona karena ditatap terus.

"Aku cium ya"

"Ngga mau!"

Cup

Aisyah mengirup udara, sebanyak-banyaknya setelah suaminya itu menciumnya.

"Aisyah masih sakit" ucap Aisyah.

"Jangan bilang ngga cinta lagi" ucap Gus Ilham.

"Gus Ilham duluan, Aisyah ngga bucin" sindir Aisyah.

"Bucin kan, sayang suami–"

"Mana ada bucin itu sayang suami" ujar Aisyah sewot. Dengan wajah pucat nya Aisyah menatap tajam ke arah suaminya.

"Siapa bilang, bucin itu–"

"Budak cinta, Aisyah bukan budaknya kamu!" Sarkas Aisyah.

Gus Ilham bungkam.

"Jangan marah"

"Nyenye" ejek Aisyah.

"Kayak bebek bibir kalo begitu"

"Aisyah bukan bebek!"

Gus Ilham terkekeh, pria itu melihat paper bag berada di nakas "Aku punya sesuatu buat kamu"

"Apa?"

Gus Ilham mengambil satu paper bag yang berada di atas nakas dekat kasur mereka. Pria itu mengeluarkan isi dari paper bag itu.

"Hi, aku manggemoy!" Ujar Gus Ilham dengan suara yang dibuatnya.

Mata Aisyah berbinar melihat Boneka itu "Buat Aisyah?"

"Buat santri bandel pecinta Mangga"

"Aaaa, makaci mas Ilham, sayang Gus oppa!"

Gus Ilham tersenyum, pria ini sangat gemes dengan istrinya hingga mencubit pipi Aisyah "Suka sayang?"

"Suka banget, muach! Sayang Gus Ilham banyak-banyak"

"Iya, aku juga sayang banget sama kamu" ucap Gus Ilham memeluk istrinya.

"Cepat sembuh ya, Zaujati. Aku ngga suka kalau kamu sakit seperti ini"

"Makasih Habibi. Terima kasih juga sudah sayang Aisyah"

Gus Ilham menggeleng "Aku yang berterima kasih, sudah kasih kesempatan dan mencintai saya"

Gus Ilham melepas pelukannya dan mengambil hp miliknya.

"Gus Ilham hp baru?" Tanya Aisyah.

"Iya,"

"Wihh, Boba ada tiga. Merek apel yang di gigit"

Gus Ilham tertawa mendengar Penuturan Aisyah. Gus Ilham mengusap kepala Aisyah.

"Aisyah juga punya di rumah kayak gitu"

"Oh yah"

"Iya"

"Ada yang mau bicara kamu" ucap Gus Ilham memberikan hpnya kepada Aisyah.

"S-siapa?"

"Liat aja"

Aisyah mengambil dan menatap layar hp.

"Bunda!"

"Hai, Iis cantik!"







_GUS ILHAM MY HUSBAND _
  Haloha👋

Jangan lupa follow akun Instagram dan wattpad @wattpadasya

Jangan lupa vote dan spam next 👉

TBC ❤️

See you assalamualaikum 🧡

9k komen next part


Selasa, 05 Juli 2022
Revisi 21 april 2024

Continue Reading

You'll Also Like

3.7K 305 41
Fiksi remaja yang mengangkat kisah cinta di sekolah. Seorang gadis yang baru saja merasakan putus cinta. Kisah percintaan pertamanya memberikan kesan...
3M 106K 41
"Gus arti bismillah itu apa sih?"tanya Aisyah "Dengan menyebut nama Allah" "Kalo Alhamdulillah?" "Segala puji bagi Allah "jawab ammar "Kalo subhana...
586K 25 1
KARYA 5 Mengkisahkan tentang anak angkat Fatih dan Zeya yang bernama MUHAMMAD REZVAN SARFARAZ EL-MUNTAZZ DHIAULHAQ. Kisah tentang cintanya dan balas...
13.7K 2.2K 32
LAPAK BL, ALIAS HUMU:) |||| Ayah itu ATM berjalan, sedangkan Papa bendaharanya. Abang sama Adek, si tukang menghabiskan uangnya. Tapi, ekhem. Papa...