I Became a Maid [TERBIT]

By diaryzia

182K 14.6K 1.1K

Story#1 (Bukan Novel Terjemah) •••••••• Melisya adalah seorang pelayan sek... More

Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31 (End)
Open PO
Cerita Baru!!!

Part 26

2.3K 205 23
By diaryzia

Heyy, Update lagi nih, seperti biasa sebelum baca jangan lupa buat Vote terlebih dahulu.

🎵Blue & Grey-BTS🎵

Happy Reading

••••••••

Di ruang makan Darrel, Adriana dan Javier tengah menunggu seseorang untuk bergabung bersama mereka.

"Javier dimana Melisya?" Tanya Darrel kepada putranya.

"Mungkin dia sedang bersiap-siap. Sebentar lagi dia juga akan datang Ayah." Ucap Javier dengan wajah datarnya.

Tidak lama dari itu, seorang gadis cantik masuk kedalam ruangan dengan gaun indah yang melekat pada tubuhnya.

Javier yang melihat Meli datang langsung mengembangkan senyum diwajah tampannya.

Setelah sampai diruang makan, Meli perlahan mulai menghampiri Darrel, Adriana dan Javier yang tengah menunggunya di meja makan untuk sarapan bersama.

"Salam Yang Mulia, Ratu." Meli memberi salam kepada Darrel dan Adriana sembari membungkukan badannya.

"Maafkan saya, karena datang terlambat dan membuat kalian menunggu." Ucap Meli sedikit tidak enak.

Darrel berdiri dari kursi makannya dan diikuti oleh Adriana dan Javier.

"Kau tidak perlu bersikap formal kepada kami Melisya, kami sudah menganggap mu seperti anak kandung kami sendiri. Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Saya baik Yang Mulia, terima kasih sudah mengkhawatirkan keadaan saya." Ucap Melisya sembari menampilkan senyum tipis di wajahnya.

"Syukurlah, kalau begitu mari duduk Melisya." Darrel mempersilahkan Meli untuk duduk bersama mereka.

"Meli kemarilah sayang, duduk di samping Bunda." Ucap Adriana menepuk kursi kosong disebelahnya.

Mendengar sang bunda berbicara seperti itu Javier tidak terima.

"Tidak bisa begitu Bunda, biarkan Lily memilih tempat duduknya sendiri. Sayang, kau pasti ingin duduk disamping ku, kalau begitu kemarilah." Sama seperti Adriana, Javier juga menepuk kursi kosong disampingnya.

"Melisya, kau ingin duduk disamping Javier?" Tanya Adriana lembut.

"Tidak Ratu, emm.. maksudku aku akan duduk disamping anda."

Meli langsung berjalan kearah kursi kosong disamping Adriana, sedangkan Javier langsung menampilkan ekspresi tidak sukanya. Dia ingin sekali duduk disamping Meli kenapa jadi Bundanya yang duduk disamping Meli.

Selama sarapan hanya keheningan yang menghiasi ruangan tersebut, sampai acara sarapan selesai Darrel membuka pembicaraan.

"Javier, bagaimana hubunganmu dengan Melisya? Apa kau sudah siap untuk melanjutkan hubunganmu kejenjang yang lebih serius? Ayah tidak akan memaksamu seperti sebelumnya. Karena ini kehidupanmu, kapanpun kau siap, ayah akan menunggunya." Ucap Darrel dengan serius.

"Hubungan ku dengan Lily baik-baik saja Ayah. Aku sudah siap untuk memulai kehidupan baru bersamanya, tapi tidak tahu dengan Lily." Javier menjeda ucapannya dan menatap Meli dengan tatapan tulus. "Sayang bagaimana menurutmu?" Tanya Javier kepada Meli.

Meli yang mendapatkan pertanyaan seperti itu mendadak jadi gugup.

"A-Aku." Reana yang melihat perubahan sikap Meli, mengusap tangan Meli dengan lembut untuk menenangkan Meli dari kegugupannya.

Gue mau memulai kehidupan baru sama Javier, tapi apa setelah pernikahan jiwa gue masih ada disini? Apa gue masih bisa bareng sama Javier nanti? Batin Meli menatap ke arah Javier yang berada di sebrangnya.

"Yang Mulia, apapun yang terbaik untuk Pangeran Javier dan saya, saya akan menyetujuinya." Ucap Meli sembari tersenyum tipis.

Mendengar ucapan Meli, semua orang yang tengah berada di ruangan tersebut langsung menampilkan senyum cerah mereka.

"Baiklah, orang tuamu juga bilang jika mereka akan kemari untuk menjemputmu, sekalian saja kita bicarakan soal pernikahan kalian." Ucap Darrel.

"Ayah, aku ingin secepatnya jika bisa besok." Meli yang mendengar ucapan Javier dibuat terkejut, dia memang ingin menikah bersama Javier. Tapi tidak besok juga.

"Avi." Ucap Meli sembari menatap Javier.

"Baiklah, minggu depan. Tidak ada penolakan, harus minggu depan." Final Javier.

Javier langsung bangun dari tempat duduknya dan membawa Meli pergi bersamanya.

Darrel dan Adriana yang melihat mereka berdua hanya bisa tersenyum. Akhirnya setelah sekian lama Javier bisa menemukan kebahagiaannya kembali.

"Aku sangat bersyukur pada Melisya. Karena dirinya, Javier bisa kembali tersenyum dan menemukan kebahagiaannya kembali." Ucap Darrel melihat kepergian Javier dan Meli.

"Kau benar sayang, kita harus banyak-banyak berterima kasih padanya." Setuju Adriana.

••••••••

Javier terus membawa Meli sampai kedepan pintu masuk istana.

"Avi kita mau kemana?" Tanya Meli.

"Kau mau kemana Lily, aku akan membawamu kemanapun kau inginkan. Aku akan menemanimu jalan-jalan seharian ini." Ucap Javier sembari melepaskan tangan Meli dari pegangannya.

"Kemanapun yang ku inginkan?" Tanya Meli.

"Iya sayang, kau mau kemana? Bukankah selama ini kau tidak di izinkan Buna mu untuk pergi keluar. Karena sekarang kau masih disini, aku akan membawa mu kemanapun yang kau inginkan." Javier kembali menawarkan.

"Aku tidak ingin pergi keluar Avi, aku ingin kita pergi ke Underground Garden (Taman bawah tanah) itu adalah tempat yang paling aku sukai disini, aku ingin menghabiskan waktu berdua bersamamu disana seharian." Ucap Meli yang langsung disetujui oleh Javier.

"Baiklah sayang, aku akan mengantarmu kesana." Javier kembali menarik tangan Meli dan membawanya ke Underground Garden.

Sampainya mereka di taman Meli langsung melepaskan pengangan tangannya dari Javier dan pergi kearah air mancur.

"Avi, ayo kita bermain air." Meli langsung mencipratkan air ke arah Javier.

"Sayang kau membuat pakaianku basah. Awas saja! Aku akan menghukummu setelah ini." Javier menghampiri Meli dan berusaha menangkapnya.

Sebelum Javier menangkap Meli. Meli sudah lebih dulu menghindar dari Javier.

"Menghukum apa? Apa Menjadi Pelayan Pribadimu 3 tahun? Seperti yang kau lakukan padaku sebelumnya, karena perihal makanan." Ucap Meli sembari menghindar dari Javier.

"Sayang kau benar-benar. Awas saja jika aku sudah menangkapmu aku tidak akan melepaskanmu!" Ucap Javier berusaha menangkap Meli.

"Tangkap saja aku kalau bisa. Wleee." Meli meledek Javier dan terus berlari.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran, dengan air mancur yang menjadi penengah mereka.

Karena Meli merasa kelelahan dan tidak kuat untuk kembali berlari, akhirnya Javier bisa menangkap Meli dengan memeluknya.

Grepp

"Tertangkap kau gadis nakal." Meli yang sudah tertangkap hanya bisa pasrah dirinya juga sudah lelah untuk berlari.

"Ok..ok.. aku mengaku kalah, sekarang hukuman apa yang akan kau berikan padaku." Pasrah Meli.

Javier berpikir hukuman apa yang pantas ia berikan kepada gadis nakalnya ini.

"Emm.. cium aku." Ucap Javier dengan santai.

"Menciummu? Aku tidak mau." Tolak Meli.

"Kenapa tidak mau? Aku hanya ingin kau menciumku. Apa susahnya? Lagipula itu adalah hukuman paling mudah yang kuberikan padamu."

"Menurutmu itu mudah, tapi tidak denganku. Aku tetap tidak mau!" Meli kembali menolak

"Lily, ayolah. Disini hanya ada kita berdua tidak ada orang lain yang melihat. Jika kau tidak menciumku aku yang akan menciummu." Ancam Javier.

"Kau selalu saja mengancamku." Kesal Meli.

"Aku tidak mengancammu Lily, aku hanya memberi mu pilihan, jadi kau ingin yang mana, Aku yang menciummu atau kau yang menciumku." Javier kembali menawarkan.

Setelah lumayan lama berpikir akhirnya Meli menemukan pilihannya.

"Baiklah aku sudah menemukan pilihanku." Mendengar ucapan Meli membuat Javier penasaran.

"Apa? Kau memilih apa?" Tanya Javier penasaran.

"Emm... Aku yang akan menciummu, tapi sebelum itu aku ingin kau menutup matamu terlebih dahulu."

"Kau tidak akan lari dariku?" Tanya Javier curiga.

"Aku tidak akan lari, sekarang tutup matamu." Javier mulai menutup mata. Sedangkan Meli, dia mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Javier dan mengecupnya.

Cupp

"Sudah." Ucap Meli setelah dirinya mengecup Bibir Javier.

"Hanya itu." Ucap Javier tidak terima.

"Iya sudah, sekarang lepaskan aku. Aku ingin melihat bunga-bunga disana." Ucap Meli melihat bunga-bunga yang berada di taman tersebut.

Tapi bukannya melepaskan pelukannya. Javier malah menarik Meli agar lebih mendekat ke arahnya, dengan tangan yang setia memengang pinggang Meli.

Karena tindakan Javier yang sangat tiba-tiba, membuat Meli menjadi gugup.

"A-Avi apa yang kau lakukan?" Ucap Meli gugup.

"Mengajarkanmu cara berciuman dengan benar." Javier mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Meli dan mulai mencium Meli dengan lembut.

Karena terbuai oleh ciuman Javier yang sangat lembut, Meli juga ikut membalas ciuman yang di berikan Javier padanya, Meli juga sampai menutup matanya dan melingkarkan tangannya di leher Javier untuk menikmati ciuman Mereka.

Setelah dirasa puas. Javier mulai melepaskan ciumannya dari Meli dan memeluk Meli dengan begitu erat.

"Terima kasih sayang, terima kasih sudah kembali ke dalam kehidupanku. Aku ingin kau terus bersamaku hingga kita menua nanti, jangan pernah tinggalkan aku Lily." Javier semakin mengeratkan pelukannya kepada Meli.

Meli membalas pelukan Javier tak kalah erat, tanpa ia sadari air mata mulai jatuh membasahi pipinya.

Merasakan ada yang basah di area bahunya, Javier perlahan-lahan mulai melepaskan pelukannya dari Meli. Javier dibuat terkejut mendapati Meli dengan air mata yang sudah menggalir di pipinya.

"Sayang, kenapa akhir-akhir ini kau jadi sering menangis? Berhentilah menangis Lily, aku tidak suka melihatmu menangis seperti ini." Ucap Javier sembari mengusap air mata yang membasahi pipi Meli.

Meli yang mendengar ucapan Javier langsung berhenti menangis dan menampilkan senyum manisnya.

••••••••

Setelah lelah berkeliling di sekitar area taman. Javier dan Meli memutuskan untuk duduk di kursi panjang yang tersedia di taman tersebut.

Dengan Javier yang berbaring dan menjadikan paha Meli sebagai bantalannya, sedangkan Meli asik mengusap rambut Javier dengan begitu lembut, membuat Javier nyaman dan sedikit mengantuk.

"Lily aku mengantuk, aku akan tidur disini sebentar. Jangan pernah tinggalkan aku!" Ucap Javier sembari mengubah posisinya menghadap kearah perut Meli sembari memeluknya.

Meli yang melihat tingkah Javier hanya bisa terkekeh.

"Avi, jika kau mengantuk, lebih baik kita kembali kedalam istana dan kau bisa membaringkan tubuhmu diranjang mu." Ucap Meli dan masih setia mengusap rambut Javier.

"Tidak, aku sedang ingin seperti ini. Sebentar saja." Ucap Javier mulai memejamkan matanya.

Meli tersenyum melihat Javier yang sedang tertidur di pahanya, Meli menatap lekat wajah Javier yang sedang tertidur.

"Avi kau sudah tidur?" Tanya Meli, tapi tidak mendapat jawaban apapun dari Javier, mungkin dia sudah tidur.

"Kau sangat tampan, sikap mu juga manis Avi, pantas saja jika Melisya sangat mencintaimu." Meli mulai bercerita.

"Avi, kau tahu. Cepat atau lambat kau akan kembali lagi bersama Alea. Kurasa aku akan memanggilnya Alea mulai sekarang. Avi kupikir Alea egois karena sudah menyeretku masuk kedalam tubuhnya dan merebut kebahagiaanku."

"Tapi setelah kupikir-pikir aku'lah yang egois Avi, aku merebutmu darinya, aku merebut kebahagiannya, bahkan aku merebut keluarganya, aku tidak ingin merebut kebahagiaan orang lain, Alea juga berhak bahagia karena dia juga sudah berkorban sejauh ini."

"Aku sudah menerima jika nanti aku akan kembali kedalam tubuh asliku, aku ingin kau bahagia meskipun nanti bukan aku lagi yang bersamamu."

"Aku mohon! Setelah aku pergi, cintai dia, sayangi dia, dia sudah berkorban selama 16 tahun untuk kembali bersamamu. Bahkan dia rela menjadi seorang Pelayan karena ingin menyelamatkan mu dan keluarga mu. Mungkin kita memang tidak di takdirkan bersama Avi. Tapi aku bahagia jika melihat mu bahagia. Aku juga akan berusaha mencari kebahagiaan ku sendiri setelah aku kembali." Mata Meli mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak akan menangis Avi, karena kau bilang, kau tidak senang jika melihatku menangis. Aku tidak akan menangis mulai sekarang, kecuali itu adalah tangisan kebahagiaan, aku berjanji." Meli menghapus air matanya.

"Aku mencintaimu Javier Alexander." Ucap Meli sembari mengecup kepala Javier yang tengah tertidur.

Bersambung.....

Tebak deh sama kalian Javier sebenernya udah tahu belum kalo yang ada di tubuh Meli itu bukan jiwa Meli yang asli. Komen ya.

Makasih buat yang masih setia nungguin cerita ini. Maaf kalo feelnya kurang, jujur aku kurang bisa buat adegan sedih.

Jangan lupa Buat "Vote & Komen"

Nantikan Part Selanjutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

2K 206 44
NOVEL TERJEMAHAN [ edit ] Dipindahkan ke dalam novel setelah kematiannya, Su Jin bertunangan dengan Lu Xi, protagonis pria legendaris dan tak tertand...
356K 28.1K 39
Dalam sebuah cerita, antagonis selalu menjadi pihak yang salah dan protagonis selalu menjadi pihak yang benar terlepas dari apa yang mereka alami. Me...
960K 91.2K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
1.3M 69.2K 38
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...