1. Nothing (im)possible

By AudhiDaiii

361K 13.5K 144

Bagaimana jika kekasihmu meninggalkanmu? Bagaimana jika ia pergi dengan membawa separuh jiwamu bersamanya? Ba... More

Nightmare
First Meet
Not The Same as My Mind
Tears
Our Love
Our Love (Anniversary)
Who's Him?
Dia itu.....
I'm Sure, I'm Strong
Kehilangan
Bayangan Menyakitkan
I and You're Hurt
Berjuang Part I
Berjuang Part II
Sebuah Kebenaran
The Wedding?
The Real Wedding
Go to Swiss
Hamilkah?
Akhirnya (Mereka) Hadir
Twin Babies (END)
Xtra Part
Xtra Part Two

Unexpected

15.7K 671 10
By AudhiDaiii

Part ini khusus Deeva ƪ (^o^)ʃ

Keep Reading

-----------------********------------------


Kutatap punggungnya yang perlahan menjauh. Tanpa dia ketahui, senyum masih tersungging di bibirku. Rasa sakit di tanganku terkalahkan oleh kebahagiaan yang membuncah. Sebutlah ini berlebihan, tapi memang ini yang aku rasakan sekarang. Tatapan matanya, senyumannya, perhatiannya, kehangatan tangannya saat menjabat tanganku.

Tetapi satu hal yang membuatku ingin tertawa ialah saat dia berdiri dengan jelasnya disebelah tembok di depan kelasku. Mungkin tujuannya ingin mengintip kegiatanku. Apa dia tidak merasa kalau keberadaannya sangat terlihat?

"Heh senyam senyum sendiri. Kesambet baru tau rasa" kurasakan pukulan ringan di pundakku.

"Ganggu aja sih, Na" cibirku

"Yeee aneh kali ada cewek senyum senyum sendiri di depan kelas gini. Orang pada ngeliatin kamu dengan heran tau, Deev."

Yaampun. Aku sampe lupa kalau masih ada di depan kelas. Ini semua gara-gara kak Jovan.

Hehe

"Yeeee malah dilanjutin!" lalu matanya melihat tanganku "oh my God, kenapa ni tangan kamu sampe biru gini?"

"Kepentok tempat sampah tadi. Biasa, ada kakak kelas rese" kataku santai.

"Itu ada salep diolesin lah, Deev. Jangan dipegangin doang."

"Tau ga, Na, darimana aku dapet salep ini?"

"Dari uks kan?" tebaknya.

"Bukan. Ayo tebak lagiiiii" kataku gemas

"Beli ya?"

Aku menggeleng "Dari kak Jovan" bisikku. Dia mengangguk pelan.

Dih, cuma gitu responnya?

"Apa?" tanyanya bingung karena aku melihatnya dengan pandangan tidak suka. Aku kembali menggeleng.

"Aneh. Yuk ah masuk. Udah bel"

Aku pun menurutinya dan langsung berjalan menuju kursiku.

--------------***********------------

Mata pelajaran pun sudah berakhir. Ketika Bu Nina-guru kami- sudah keluar kelas, sebuah teriakan membuat aktivitas orang yang ada di kelas ini terhenti.

"Mana yang namanya Adeeva?" kulihat seorang laki-laki berdiri di bibir pintu. Aku tidak bisa melihat jelas wajahnya karena membelakangi sinar matahari. Sontak semua siswa menunjukkan jari telunjuknya kearahku tanpa sebuah suara sedikitpun. Lalu laki-laki itu berjalan menuju kursiku, aku yang bingung hanya terdiam di tempat.

"Hai. Pulang bareng gue?" aku mengerjapkan mata berulang kali melihat sosok di depanku. Tubuh tegap dan tingginya mengeluarkan aroma yang harum dapat tercium karena posisi kami yang berdekatan saat ini. Wajahnya terlihat menahan tawa. Aku langsung tersadar saat itu juga.

"Eng..... tapi kak.." belum aku sempat menjawab, dia sudah membereskan buku-buku yang ada di mejaku dan menaruhnya di tas, lalu menggandeng tanganku begitu saja sambil menyeretku keluar kelas. Kulihat Ana yang sedang senyum menatapku dengan acungan kedua jempolnya. Bisa kurasakan tatapan bingung dari teman sekelasku.

Ketika di dalam mobil -aku pun tidak sadar bahwa sekarang kami sudah berada di dalam mobil- aku langsung meringis ketika ada rasa nyeri di tanganku.

"Oh ya ampun. Aku ga ingat kalo tangan kamu memar. Maaf ya." katanya sambil memegang pergelangan tanganku dengan wajah paniknya. Seketika darahku berdesir karena sentuhannya ini. Merasa tidak ada respon dariku, ia lalu menoleh menatapku yang kini sedang memandangi ketampanannya.

Dari jarak sedekat ini, baru kusadari kalau wajahnya jauh lebih tampan. Matanya tajam, hidungnya cukup mancung, dan bibirnya eng....seksi.

Hus! Apadeh kamu, Deev.

Perlahan wajahnya mendekat, hembusan nafasnya menerpa kulitku. Mataku melebar melihat matanya yang mulai terpejam. Apa yang dia lakukan? Apa dia mau menciumku?

"Kak......maaf" kataku pelan sambil menggigit bibir bawahku. Aku tidak siap jika dicium oleh orang yang bukan siapa-siapaku. Matanya pun terbuka dan dia terlihat salah tingkah.

"Maaf, Deev. Terbawa suasana hehe lupain aja" katanya lalu menyalakan mobil dan berjalan keluar sekolah. Aku tidak berani menatapnya lagi karena kurasakan pipiku memanas dan mungkin terlihat seperti kepiting rebus.

"Sampai. Yuk turun" katanya. Aku menoleh kaget. Dia hanya tersenyum. Senyum yang membuat jantungku berdebar kencang. Kami pun turun dari mobil dan mataku melebar melihat hamparan pasir berwarna putih bersih dengan air laut yang bergelombang.

"Kak kenapa kesini? Ada acara apa? Kakak ulangtahun?" tanyaku tanpa memalingkan pandangan dari pantai yang ada didepanku. Dia tidak menjawabku namun perlahan membawaku ke tempat di pinggir pantai ini. Pandanganku masih tertuju pada sosoknya yang kini berjalan disampingku. Hingga ketika kami sampai di sebuah tempat, pemandangan yang sangat cantik membuat mataku mengerjap tidak percaya.

Kulihat sebuah meja mungil dan dua buah kursi yang dilapisi kain putih dan pita, lalu disekitarnya banyak taburan bunga dengan warna-warni yang indah. Belum lagi beberapa lampion dan obor dengan tiang tinggi diletakkan mengelilingi meja dan kursi tersebut. Di tengah meja juga diletakkan sebuket bunga dan sebuah kotak kecil berwarna gold.

Aku menutup mulutku menahan pekikkan yang kupastikan keluar. Dia menatapku sambil tersenyum dan menyuruhku untuk duduk. Disaat aku masih belum mengerti apa yang dia rencanakan, terdengar sebuah alunan musik yang lembut. Aku menatapnya -apa maksudnya, kak?- tiba tiba dia mengambil kotak yang terletak diatas meja.

"Aku tau ini terlalu cepat, Deev. Tapi aku tidak bisa menahan perasaan ini lagi. Perasaan dimana saat aku melihatmu untuk yang pertama kalinya. Perasaan disaat membayangkan wajahmu, perasaan disaat melihat senyummu, tawamu. Kamu bisa membuatku menjadi seperti crazy human hanya karena memikirkanmu. Dimana debaran jantungku menjadi tidak terkontrol saat bersamamu." Kurasakan air mata yang menggenang di pelupuk mataku akibat mendengar kata-kata romantis ini.

"Meskipun diluar sana banyak lelaki yang lebih baik dariku, namun kupastikan hanya aku yang bisa membuatku bahagia, Deev. Biarkan aku menjadi satu-satunya orang yang memilikimu." lanjutnya sambil membuka kotak yang berisikan sebuah cincin. Mataku melebar.

"Aku tau kita masih terlalu muda, tapi aku ingin terikat denganmu sampai saatnya tiba nanti. Saat dimana aku dan kamu menjadi satu ikatan suci yang bernama pernikahan. Adeeva Leonie Shadrach, will you marry me?" tangisku pun pecah mendengar empat kata terakhir yang diucapkannya.

Mengapa dia bisa seberani itu menjadikan aku tunangannya bahkan disaat kami masih SMA dan belum lama saling mengenal? Kulihat matanya untuk mencari kebohongan kalau-kalu ini hanyalah bualan semata. Namun, yang kutemukan disana hanyalah ketulusan dan kecemasan. Menunggu jawabanku kah?

Aku pun menggeleng "maaf kak, aku ga bisa" kataku sambil terisak pelan. Dia pun mengusap kasar wajahnya dan menutup kembali kotak berisi cincin itu dengan perlahan. Raut kekecewaan jelas terlihat di wajahnya saat ini. Mau tidak mau aku pun tersenyum kecil.

"Maaf, aku ga bisa nolak kakak." lanjutku sambil terus memperhatikan wajahnya.

Matanya melebar mendengar ucapanku seolah berkata -are you serious?-

"Yes, i am" anggukku.

Tiba-tiba dia berdiri lalu menarik tubuhku kedalam pelukannya. Kurasakan detak jantungnya sangat kencang mengingat tinggiku hanya mencapai dadanya.

"Makasih, Princess kodok. I love you" katanya sambil mengecup puncak kepalaku berulang kali.

"Love you too, kak Jovan"

------------------********-------------------------



huaaaa maaf kalo feelnya ga dapet. Soalnya aku blm pernah ngalamin kejadiannya wkwk XD maklum yakkkk

alurnya kecepetan? memang. Cerita-cerita aku jadi suka-suka aku hehe :D

oke sampai ketemu di part selanjutnya :*







Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 340K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
17M 766K 44
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
539K 5.1K 28
“Kamu anggap aku bahagia karena bisa mendapatkan kamu dan merebutmu dari Sara? Jawabannya adalah aku tidak pernah bahagia. Dengan ini, dengan hari ke...
164K 1.3K 1
Menikahi wanita yang dijodohkan oleh Ummi, sebagai bentuk melanjutkan hidup untuk Emir. Bukan untuk membina rumah tangga yang semestinya, karena semu...