The Ice Princess ; AESDREAM [...

By thaffodill

19.3K 2K 95

Tentang kebenaran masa lalu yang diungkap dengan kecerobohan 7 pemuda dari masa depan. Dan ketujuh pemuda itu... More

1. Prolog [7dream]
2. The Future
3. The Past
4. Princess
5. Different
6. Prahara Rambut
7. The Witch
8. The Pretty Coach
9. Babak Dua
10. Crown Prince
11. It's Never Goodbye
12. Dua hati
13. Eldest Yeo
14. Ming
15. The kingdom
16. Tarian pedang
17. Oraboni
18. Musim dingin
19. Celah
20. Bersemi
21. ๊ตํ™œํ•œ
22. Celah baru
23. Jaga diri
24. ์ง„์‹ค
25. Sesuatu tentang putri pedang
26. Tak redup lagi
28. Star Chaser
29. EPILOG. Jiwa baru
30. BONUS. Side story off Hwaeunร—Haeun
31. Bonus. To my first
32. Bonus. Hangout

27. Cerita baru

457 43 14
By thaffodill

"The past is in the past."
--Demi Lovato, Let it go

"Mmm... mau ngomong apa?" Tanya Jeno menginterupsi keheningan yang hadir diantara keduanya.

Jeno dan Karina, mereka sedang berada di SMcafe yang terletak di lantai dua SMent.

Sejak tadi, tak ada yang bersuara selain suara gesekan antara cup cappucino dan kuku jari tangan Karina.

"Mianhae..." Lirih Karina,

Jeno menghembuskan nafas panjang, entah sudah berapa kali dia mendengar kata itu keluar dari mulut wanita dihadapannya ini.

"Jangan minta maaf lagi... kamu gak salah apa-apa" Tukas Jeno,

Karina mengangkat wajahnya, menatap Jeno penuh arti,"Aku udah buat kalian terjerumus dalam bahaya..."

"Tapi kalau kamu gak buat keputusan itu, kita gak akan pernah punya pengalaman kayak gitu"

Mata Karina berkedip-kedip, menahan air matanya agar tak jatuh,"Kamu gak marah?"

Jeno menggeleng, ia lalu mengambil telapak tangan Karina dan menggenggamnya,"Semua itu udah takdir, Jimin..."

"Saranghae..." Ungkap Karina sembari mengeratkan genggamannya pada Jeno,

Jeno tersenyum sambil buang muka, lalu kembali menatap Karina yang masih menatapnya dengan mata polos itu.

"Gak usah diulang-ulang mulu dong... mau tanggung jawab kalau aku jantungan?"

Dengan lugunya, Karina mengangguk. Membuat Jeno gemas sendiri. Ia mengusap pipi Karina dengan ibu jarinya.

"Berarti selama ini... kamu ngejar-ngejar aku gara-gara ingatan itu?" Tanya Jeno,

Bibir Karina mengerucut,"Ketara banget ya?"

Jeno mengangguk,"Aku kira kamu fangirl aku"

Lalu sejenak keduanya diam lagi. Bedanya, kali ini tak lagi terasa canggung. Mereka saling menyelami netra yang sama-sama indah itu.

"Kamu tau sejak kapan aku nunggu hari ini?" Tanya Karina,

Alis Jeno bertaut,"Emangnya ada apa sama hari ini?"

"Bisa ketemu kamu dan kamu inget siapa aku... inget sama perasaan aku..."

Jeno meneguk salivanya,"Sejak kapan?"

"Sejak hari kita berpisah di hutan waktu itu... sampai bertahun-tahun dan dua kali berenkarnasi" Ungkapnya dengan air mata yang sudah tak bisa diajak kompromi,

Tangan Jeno bergerak menghapus air mata itu, lalu Karina menggenggamnya. Isaknya terus keluar tanpa dizinkan.

"Bogoshippeo Lee Jeno..."

Senyum Jeno terulas manis,"Nado..."

Karina menutup matanya sambil terkekeh. Tangannya masih menggenggam tangan Jeno yang berada di pipinya.

Lee Jeno adalah salah satu alasan dia bisa beradaptasi dengan hukumannya. Dibalik ingatan-ingatan kelam yang tiap-tiap harinya hanya menunjukan pertumpahan darah dan pengkhianatan, ada Lee Jeno yang juga ikut hadir dalam ingatan itu. Menjadi pelipur lara meski harus menunggu sangat lama untuk kembali bertemu.


Hari kembali berjalan bagaimana seharusnya. Pasangan SM bertambah satu, Jeno dan Karina. Keduanya bernasib sama dengan pasangan yang lain; backstreet --kecuali jika sedang berada di dalam gedung SM.

Sementara yang lain masih proses pendekatan. Contohnya Jaemin dan Chenle.

Seringkali Karina menjadi perantara antara Jaemin dan Winter.

Pernah Jaemin bertanya pada Karina,"Gak ada kemungkinan si Minjeong inget sama masa lalunya kah?"

Dan tentu Karina menggeleng,"Dia bukan orang jahat dan gak mungkin dapet hukuman kayak gitu. Bahkan setelah kalian pergi, dia langsung lupa sama kamu"

Jaemin meringis,"Lewat mimpi atau apa gitu? Kayak di drama-drama"

Karina memutar bolamatanya malas,"Gak ada Na Jaemin. Mending kamu deketin aja deh anaknya langsung"

"Aih... masih bar-bar aja loh dianya... agak susah deketin nya..."

"Yaa usahalah, Jae! Udah ah. Ganggu aja orang lagi bahagia!" Sungut Jeno,

NCT Dream dan Aespa seringkali mendapat jadwal sama. Dan pastinya mereka memanfaatkan itu untuk pacaran. Lalu Jaemin selalu jadi pengganggu, kadang mengganggu Jeno, kadang Mark. Lalu nanti akan berujung pada Haechan yang terlaknat membocorkannya pada Winter.

Contohnya hari ini,

"Eh Minjeong!" Panggil Haechan,

Yang dipanggil menoleh, ia sibuk bergossip dengan Ningning karena kedua eonnie-nya sedang sibuk pacaran.

"Haechan oppa Jaemin oppa? Waeyo?" Tanya Winter yang terheran-heran karena kedatangan kedua sunbaenya,

"Hng... gak ada apa-apa kok. Ini kita salah jalan" Ungkap Jaemin sembari nyengir dan menutup wajah Haechan dengan telapak tangannya yang besar,

Winter dan Ningning saling bertukar tatap, telepati dengan bahasa mata.

"Heh kambing! Lupa sama perkataan lo waktu itu? Kalau kita ketemu lagi, aku gak akan nyia-nyiain kamu..." Haechan menirukan cara bicara Jaemin dengan nada lembut dan suara direndahkan.

Perkataan yang terucap dimasa yang hanya mereka yang tahu.

Winter tertawa garing,"Hahahah... kalian ngomong apa sih gak ngerti..."

Hachan memegang kedua pundak Jaemin dari belakang, menghadapkannya paksa pada Winter. Membuat wajahnya jadi tegang.

"Jangan kayak nahan berak, Jae. Tunjukkan pesonamu dan jadilah lelaki sejati yang tidak ingkar janji!" Haechan menyemangati, lalu menarik lengan Ningning dan membawanya menjauh dari mereka berdua.

"Eeh eh eh... oppa! Aku mau dibawa kemana sih??" Sungut Ningning,

"Sstt! Jangan berisik! Mending kita pantau mereka dari sini" Titah Haechan lalu mengajak Ningning memantau Jaemin dan Winter dari balik pot bunga besar di dekat tangga.

"Emang mereka kenapa?" Tanya Ningning sambil berbisik,

"Mereka itu pasangan di masa lalu" Jawab Haechan,

Sontak Ningning memekik sampai Haechan terkejut. Buru-buru dia bekap mulut maknae Aespa ini.

"Berisik banget dah kayak si Chenle!" Sungut Haechan,

Bibir Ningning mengerucut,"Jangan sebut nama dia!"

"Dih? Kenapa emang?"

Ningning memalingkan wajahnya yang masam itu,kembali menatap Jaemin dan Winter,"Tadi maksudnya apa pasangan masa lalu? Minjeong eonnie mantannya Jaemin oppa?"

Haechan menggaruk kepalanya,"Bisa dibilang gitu"

Ningning menutup mulutnya, terkejut dengan fakta yang barusan dia dengar.

"Wah... eonnie gak pernah cerita sih"

Haechan menahan senyum, dalam hati dia mencibir; percaya aja lagi ni bocah.

Kembali pada Jaemin yang sedang menahan gugup.

"Waegeurae oppa?" Tanya Winter,

Dalam hati Jaemin mengumpati Haechan dan bersumpah akan mengutuk Haechan menjadi makanan Daegal. Namun kini, ia tetap berusaha untuk tenang dan mempertahankan image lelaki sejatinya.

"Hng... kamu lagi gak sibuk kan?" Jaemin bertanya balik,

Winter tersenyum lalu menggeleng.

"Sini duduk oppa. Jangan berdiri kayak gitu, leher aku pegel liatnya" Titah Winter sembari menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya,

Jaemin melotot tak percaya mendengar perkataan Winter, sebenarnya terdengar familiar karena saat dia bertemu gadis ini di masa lalu, cara bicaranya selalu ceplas-ceplos.

Jaemin lalu duduk di sebelah Winter. Sangat gugup, seperti mau menghadap kedua orangtua Winter dan minta dijadikan menantu.

Lain dengan Winter yang menatapnya antusias sambil tersenyum. Cantik sekali, semoga Jaemin tidak khilaf sebelum mengungkapkan perasaannya.

Jaemin masih belum mengatakan maksudnya, hanya bergumam aaa-eeuu-aaa-eeuu tidak jelas.

"Oppa mau menyatakan cinta?" Tanya Winter, Jaemin sontak melotot kearahnya.

Senyum Winter semakin lebar, tak lama tawanya pecah sambil memukul-mukul lengan Jaemin.

"Mianhae oppa... aku bercanda" Katanya sembari menghapus air mata yang keluar dari sudut matanya,

Jaemin menatapnya datar. Kesal juga lama-lama.

"Aku emang mau menyatakan cinta" Ungkap Jaemin,

Tawa Winter berganti garing,"Apasih oppa... jangan ikutin aku dong bercandanya..."

"Serius. Mau gak jadi pacar aku?" Sekali lagi, Jaemin mengungkapkan isi hatinya dengan ekspresi dan nada bicara yang datar.

Winter berhenti tertawa, seketika dia jadi gugup,"O-oppa... beneran?"

Jaemin mengangguk mantap. Tatapannya masih menatap lurus kearah Winter. Tatapan yang sangat mengintimidasi itu berhasi membuat detak jantung Winter tak karuan. Wajahnya langsung terbakar, merah merona, menambah tingkat kecantikannya. Jaemin susah payah menahan diri demi menjaga perasaan gadis ini.

Winter mengalihkan pandangan, mengibas-ngibaskan tangan dihadapan wajahnya. Namun sejurus kemudian, Jaemin menangkup wajahnya dan menghadapkan Winter padanya.

"Gimana?" Tanya Jaemin,

Winter mengulum bibir bawahnya, lalu dengan gerakan kilat,gadis itu mengecup bibir Jaemin.

"Jangan galak-galak mukanya. Aku deg-degan tau!" Gerutu Winter lalu buru-buru beranjak dari kursinya dan segera kabur dari sana sebelum Jaemin kembali sadar dari kebisuannya.

Setelah Winter pergi, Jaemin menyentuh bibirnya sendiri,"Wah... gak adil..." Gumamnya,

Sementara Winter masih berlari dengan senyum yang tak bisa lenyap. Dia menghampiri Haechan dan Ningning yang masih memantau dibalik pot besar itu.

"Eonnie" Sapa Ningning sembari nyengir,

"Gila lo Minjeong! Keren banget sih parah... tuh anaknya sampe cosplay jadi batu" Gumam Haechan,

Winter masih tersenyum, ia meraih lengan Ningning,

"Gomawo oppa!" Bisiknya pada Haechan lalu mengajak Ningning berlari menjauh dari sana. Tak peduli kalau anak itu meringis kesakitan karena tenaga Winter sebenarnya cukup besar saat menariknya.

Haechan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan dua juniornya itu, lalu beralih menatap Jaemin. Dia menghela nafas lalu menghampiri si batu itu.

"Heh! Awas kesambet" Tukas Haechan sembari duduk disebelah Jaemin,

Jaemin meliriknya, lalu tiba-tiba tersenyum dengan senyum yang menurut Haechan cukup menyeramkan. Yang lebih menyeramkannya lagi, kini Jaemin malah melendot pada Haechan.

"Eh anjir! Kok melehoy nya jadi sama gw! KIM MINJEONG!!! SELAMATKAN OPPA DARI ORANG GILA INI....!!!"

Akhirnya beban Mark dan Jeno berkurang satu. Mereka harus berterimaksih pada Haechan karena sudah membuat Jaemin dan Winter bersatu.

Namun seolah mereka tak diizinkan untung hidup tenang saat sedang berpacaran, kini tambah Chenle yang sibuk berburu bahan perantara.

Bedanya, dia bukan ingin menyatakan perasaan, karena sebenarnya Chenle sudah menyatakan perasaannya pada Ningning.

Dan karena itulah, hubungan keduanya jadi merenggang. Ningning yang menjauh. Dan Chenle selalu mengejar-ngejar Jeno, Jaemin dan Mark guma menitipkan pesan untuk Ningning lewat pacar-pacar mereka.

Dan hari ini, saat Aespa dan Dreamies lagi-lagi mendapati kesamaan jadwal, Ningning sudah bersiap-siap menjauh lagi saat Chenle hendak menghampirinya.

Namun kali ini, yang lain tak mau kerusuhan. Jadi Karina menahan tubuh Ningning sambil memelototinya.

"Selesein masalah lo berdua! Jangan sampe dia ganggu kita lagi!"

Ningning melotot tak percaya mendengar perintah eonnie-nya. Belum lagi Winter dan Giselle tak membelanya, dan memilih untuk pergi bersama Karina, meninggalkannya bersama Chenle.

"Apa lo??" Tanya Ningning galak,

Chenle menghela nafas,"Jangan kejar-kejaran mulu napa... gak cape apa lo?"

Ningning mengalihkan wajahnya,"Salah lo lah..."

Chenle memegang pundak Ningning, memaksanya untuk menghadap padanya,"Oke gw minta maaf"

"Emang salah lo apa?"

"Gw udah merusak pertemenan gara-gara menyatakan perasaan" Jawab Chenle,

Ningning menghela nafas, tatapannya tak segalak tadi,"Yaudahlah gw bilang aja..."

Dahi Chenle berkerut.

"Zhong Chenle dengerin gw baik-baik ya..." Pinta Ningning.

Dan tanpa diminta pun Chenle sudah pasang kuping kanan kiri.

"Gw juga udah suka sama lo sejak lama"

"HAH??!"

"DENGERIN DULU GW BELOM SELESEI NGOMONG BARONGSAI!!"

Chenle langsung bungkam mendengar umpatan Ningning.

Ningning mengatur nafas lagi, berusaha menahan emosinya.

"Waktu gw suka sama lo, lo nya bikin gw bingung, ngasih perhatian... ngajak main gw mulu. Tapi ternyata lo cuma nganggep gw temen. DAN... Setelah gw berusaha menerima semua itu ternyata lo-- hah gak sanggup gw lanjutinnya" Ungkapnya panjang lebar.

Chenle masih diam. Keduanya saling menatap, lalu Ningning menaruh telapak tangannya diatas kepala Chenle,

"Setan keluar lo dari badan Zhong Chenle..." Gumam Ningning sembari menutup mata,

Kesadaran Chenle kembali dan buru-buru ia menepis tangan Ningning dari kepalanya.

"Jadi... lo juga suka sama gw??" Tanya Chenle, masih nge-blank karena mendengar pernyataan itu tanpa aba-aba,

Ningning mengendikkan bahu,"Dulu iya, sekarang hampir enggak, gak tau deh kalo besok..."

"Berarti gw harus nunggu besok?"

Ningning tersenyum,"Kenapa sih gemesin banget?"

Wajah Chenle yang seputih susu itu tiba-tiba merona. Ia menahan untuk tidak tersenyum.

"Okey... gw tunggu sampe besok" Tukas Chenle,

Ningning terkekeh mendengarnya, mereka lantas berjalan beriringan, dengan Ningning yang merangkul Chenle.

"Sekarang berarti masih temenan?" Tanya Ningning, Chenle tertawa sebagai respon.

"Besok pacaran?" Tanya Ningning lagi,

"Stop Ning! Lo mau bunuh gw pelan-pelan ya??"

Bukan berhenti, Ningning malah semakin berulah. Ia mengecup singkat pipi Chenle, lalu melepas rangkulannya dan menjauh dari jangkauan Chenle.

"NING YI ZHUO!! KATANYA MASIH TEMENAN??"

Ningning tak menggubris, dia tetap berlari meninggalkan Chenle yang masih kesemsem.

Sampai tak sadar, kalau dari atas sana ada enam kepala yang daritadi sedang menahan gemas karena tingkah laku duo maknae itu.

"Apaan sih mereka lucu banget" --Karina,

"Akhirnya tuh dua kaleng rombeng akur juga..." --Mark,

"Gak kebayang gimana berisiknya mereka kalau lagi ribut" --Winter,

"Mau aku kasih kaca, sayang?" --Jaemin,

"Heh itu si Minjeong masih kecil gak boleh digombalin" --Giselle,

Sementara Giselle misuh-misuh karena Jaemin baru saja menggoda Winter, Karina malah menahan gemas melihat interaksi keduanya.

"Kenapa sih kamu?" --Jeno,

"Kamu gak tau ya, aku kan shipper Jaeminjeong sama ChenNing" --Karina,

"MarkSelle enggak?" Tanya Giselle sangsi sambil merangkul Mark. Memamerkan kemesraan mereka.

"Gak mau ah. Lo abis ilangin aset gw soalnya kemaren" Balas Karina agak ketus,

"Aset apaan, yang?" --Jeno,

Giselle tiba-tiba tertawa garing, lalu menyenggol pundak Karina sambil menatapnya sinis.

"Katanya lo udah relain tuh bra kupu-kupu?" Bisik Giselle,

"Enak aja! Itu tuh gw belinya perjuangan tau gak, harus rebutan sama ibu-ibu!" Sungut Karina,

"Yaudah nanti gw gantiin 10. Mau yang kupu-kupu, capung, tawon terserah tinggal lo bilang! Gak usah bahas-bahas aset depan buaya-buaya mesum!"

Karina tersenyum bahagia, lalu memeletkan lidahnya pada Giselle.

Yang lain hanya saling tatap melihat keduanya saling berbisik-bisik.

"Ngomongin apaan sih?" Tanya Mark pada Giselle,

"Oh... itu, si Jimin minta gantiin lipstiknya yang aku patahin kemaren" Bohong Giselle,

"Yaudah nanti aku aja yang gantiin..." Balas Mark,

Giselle dan Karina saling tatap. Melotot tak percaya. Lalu Giselle segera tertawa, garing sekali.

"Gak usah, by. Biar aku aja, murah kok"

Lalu Karina ikut tertawa garing,"Iya... biarin aja dia yang gantiin, yaudah yuk ah kita ke cafe. Cape nangkring disini tau..."

Akhirnya mereka pergi ke cafe. Giselle dan Karina lega karena akhirnya mereka tak melanjutkan perihal 'barang' milik Karina yang hilang itu.

Saat kesana, mereka menemukan tiga jomblo sedang bercengkrama bersama.

Haechan, Renjun dan Jisung.

Lalu ketiga pasangan itu bergabung dengan mereka.

"Yaampun Jomblo-jomblo ini produktif sekali..." Ledek Jaemin,

Mereka menoleh pada Jeamin, lalu bergantian menatap ketiga pasangan yang baru saja datang merusuh.

"Ini ada apaan rame-rame? Mau pawai?" Sinis Haechan,

"Mau memperjelas kalau kalian itu jomblo" Jawab Jeno senewen.

Sementara itu Renjun dan Jisung saling melempar tatap. Renjun ingin tertawa namun ditahan karena Jisung memelototinya.

"Haechan sama Ryujin kan lagi dirumorin punya hubungan tuh" --Mark,

"Yee... interaksi aja jarang. Tapi gak apa-apa sih kalo Ryujin nya mau"

"Atau lo mau sama Kang Hyewon?" Tanya Jeno tiba-tiba,

Haechan menoleh,"Tiba-tiba?"

"Kali aja dia mengingatkan lo sama Eunso..." --Jeno,

"Siapa Eunso?" Tanya Winter,

Karina langsung menyenggol pundak Jeno.

"Ah... hahaha... itu Eunso... nama tokoh di drama... drama yang... mmm... cewenya siluman naga suka sama gelandangan..." Jawab Jeno asal, lucu juga membayangkan si dayang bar-bar jadi siluman naga.

Winter diam memikirkan drama yang dimaksud Jeno. Lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. Mungkin memang ada drama seperti itu tapi dia tidak menontonnya.

Mungkin setelah ini dia akan mencari drama itu di internet.

"Park Jisung juga masih jomblo nih..." Ledek Jaemin, hampir saja anak ini menjadikan Renjun sebagai sasaran selanjutnya, untung dia langsung ingat kalau sampai saat ini Renjun masih sensitif jika ada yang bertanya tentang kehidupan percintaannya.

Sontak Jisung tersedak matcha lattenya. Lalu ada dua orang yang sibuk menahan tawa.

Karina terkejut saat melihat respon Renjun, lalu keduanya berinteraksi dengan telepati.

"Renjun, lo tau?"

"Tau lah"

Kira-kira begitu bunyinya. Dan Jisung buru-buru memelototi Karina dan menginjak kaki Renjun.

"Kenapa nih kenapa? Jisung ada sesuatu-sesuatu?" Ternyata Haechan menyadari keanehan diantara mereka bertiga.

"Banyak noh foto manips buatan fansnya Jisung..." Sahut Renjun,

Jisung memaksakan senyum, dan berusaha mengalirkan pembicaraan.

"Iya nih... ada sama Yujin Ive, Wonyoung, Yuna Itzy, Baek Jiheon..." Lanjut Jisung sembari menunjukkan foto-foto editan fans yang dia dapat dari pinterest.

Jaemin berdecak,"Jangan miris-miris amat napa lo Sung... lagian emang mereka mau sama lo?"

Jisung mendecih mendengarnya,"Siapa sih yang bisa nolak gw?"

Sejenak Jisung menyesali perkataannya. Padahal gadis yang duduk bersebrangan dengannya pernah menolaknya dan jelas-jelas hanya menganggapnya adik.

Kim Minjeong di masa lalu.

"Sung, manajer hyung nyuruh lo pulang ke dorm" Kata Renjun,

Jisung menatapnya bingung,"Tiba-tiba?"

Renjun mengangguk,"Nih barusan chat gw. Gak tau disuruh ngapain tapi"

Jisung yang masih tampak bingung itu tetap menurut dan beranjak dari sana.

Belum terlalu jauh dari tempat mereka berkumpul, ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk.

Dari Renjun. Dia menoleh ke belakang, menatap punggung Renjun sambil terheran-heran. Lalu dia membuka pesan tersebut.

--Gak ada perintah apa-apa dari manajer hyung. Tapi yang penting lo pulang aja,gw tau gimana perasaan liat Jaemin sama Minjeong. Duduk depan lo persis lagi.

Jisung tersenyum terharu melihat pesan tersebut. Ia lalu melanjutkan langkahnya. Tetap akan pulang ke dorm bersama manajernya.



Sesampainya di dorm, Jisung segera merebahkan diri diatas tempat tidur, dari balik bantalnya, ada sebuah gulungan kertas menyembul. Jisung lalu mengambil gulungan kertas tersebut dan membukanya.

Senyumnya terulas. Itu adalah lukisan pensil Kim Minjeong dengan busana dayang yang sempat dia minta pada Renjun minggu lalu.

Sudah jelas bukan bagaimana Renjun bisa tahu apa yang terjadi diantara Jisung dan Minjeong?

Waktu itu, Jisung terpaksa menceritakan kisah itu pada Renjun karena Renjun mendesaknya. Siapa juga yang tidak curiga tiba-tiba diminta menggambar Minjeong si dayang bar-bar.

Setelah beberapa detik mengamati gambar tersebut, Jisung kembali menggulungnya.

"Aset negara harus dilindungi. Bahaya kalau sampe diliat Jaemin hyung"














Tiga hari kemudian, mereka kembali sibuk dengan promosi Glitch mode. Dan hari ini, jadwal mereka tampil di Music bank.

NCT Dream datang tepat waktu. Bahkan masih ada dua penampilan lagi sebelum mereka. Jadi mereka bisa agak santai saat bersiap di backstage.

Bruk.

"Aduh..."

Renjun menoleh dengan cepat pada seorang gadis yang baru saja menabrak bahunya. Wajahnya full make up dan pakaiannya cukup heboh. Bisa dipastikan kalau orang ini idol juga. Hanya saja Renjun lupa siapa dia.

"J-joseonghamnida sunbaenim..." Ucap si gadis dengan agak panik. Dia berkali-kali membungkuk sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.

"Kita nyeremin kah?" Heran Renjun,

"Lo lupa kalau kita punya 3 siluman?" Balas Haechan,

Ketiga orang yang dimaksud yakni; Jeno, Chenle dan Jisung serempak menatap Haechan dengan garang.

Sementara Renjun hanya terkekeh.

"Dia siapa deh lupa?" Tanya Renjun, kembali lagi pada si gadis yang tadi tak sengaja menyenggolnya.

"Wang Yiren, Everglow. Chinese line juga dia hyung" Jawab Chenle,

Renjun hanya ber-ooh saja. Namun tiba-tiba ada sekelibat perasaan aneh yang sulit diekspresikan oleh Renjun. Dan buru-buru ia tepis perasaan itu.

Tiba giliran NCT Dream tampil. Sorak suara penggemar memenuhi area panggung. Bahkan banyak idol-idol lain yang terkagum-kagum melihat penampilan Dreamies.

Tapi...

Ada salah satu orang yang tiba-tiba menangis saat menyaksikan penampilan itu.

"Eh Yiren? Kok lo nangis? Nonton Glitch mode tapi mikirin film india ya lo?" Bisik Heo Yoorim --atau kita lebih mengenalnya dengan nama panggung 'Aisha' itu.

Yiren menggeleng lalu Yoorim kembali fokus pada panggung.




"Kamu hidup dengan baik, Huang Renjun..."

Semoga langgeng dan gak jadi bahan buruan baru sama dispet yaa ibu-bapak

Eh copot eh copot eh copot copot.
Nah loh...

.
.
.

Sebenernya Everglow gak ada jadwal cb bareng dreamies ya... cuma yaa pokoknya suka-suka author weh yaa wkwkwkkw biar nyambung aja gitu alurnya :D

DOUBLE UP!!
Voment juseyoooo ♡♡♡

--aimonde.

Continue Reading

You'll Also Like

3.4K 657 38
Percayakah kamu akan kehidupan masa lampau? atau jika tidak, percayakah kamu tentang takdir? Setelah sekian lama akhirnya Aerina bisa kembali ke Ind...
508K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
98.5K 15.4K 51
[COMPLETE] ๐™จ๐™จ๐™ฉ๐™ฉ ๐™–๐™ง๐™š ๐™ฎ๐™ค๐™ช ๐™ฃ๐™˜๐™ฉ๐™ฏ๐™š๐™ฃ? Kita orang orang terpilih, kita menyebutnya nctzen. Tidak semua orang bisa masuk ke dalam kelompok in...