Kabar hilangnya ingatan (Y/n) ternyata sudah menyebar luas. Setelah sadarnya (Y/n), Emiko langsung memanggil Shinobu untuk memeriksa keadaannya. Sesampainya Shinobu di ruangan rawat, ia hanya melihat (Y/n) yang menatap kosong ke depan.
Shinobu bersama dengan Emiko berjalan mendekat. Saat ditanya apa (Y/n) mengenalnya, (Y/n) hanya menjawab gelengan pelan dan kembali menatap kosong.
Para Hashira yang mendengar kabar itu langsung menuju ke kediaman kupu-kupu untuk mengecek kondisi (Y/n) secara langsung.
Setelah diperiksa oleh Shinobu, kepala bagian belakang (Y/n) sepertinya terhantam sesuatu hingga membuat pendarahan di kepalanya hingga membuat ingatannya hilang.
.
.
Siang harinya Kyoujuro bersama dengan Emiko pergi ke kediaman kupu-kupu untuk menjenguk (Y/n). Emiko sedih karena sang guru tidak mengingatnya sama sekali. Kyoujuro mengelus kepala Emiko dan menyemangatinya.
"Nak Emiko, jangan terlalu bersedih! Ingatan (Y/n)-san pasti akan kembali!"
"Demo.. aku takut.. ingatan Sensei tidak akan kembali.."
Kyoujuro tersenyum dan melepaskan elusan nya. "Aku juga. Aku juga takut dia tidak akan mengingatku lagi..." Kyoujuro terkekeh sambil menatap jalan setapak menuju kediaman kupu-kupu. "Padahal aku ingin mengatakan perasaanku setelah dia pulang dari misinya bersama dengan Uzui."
Emiko terdiam. Dirinya baru tau bahwa Sang Pilar api ternyata menyimpan perasaan untuk gurunya.
"Kau pasti bisa menyatakan perasaanmu pada Sensei, Rengoku-san."
Kyoujuro tertawa pelan dan mengangguk mengerti. "Umu! Arigatō!"
"Tapi.. aku belum tentu merestui kalian." Tambah Emiko sambil menatap tajam Kyoujuro membuatnya tertawa kikuk.
"Ha-hahaha... Wakatta!"
Sesampainya di kediaman kupu-kupu, Kyoujuro dan Emiko menuju ke ruangan (Y/n) dan terlihat Muichiro dan Mitsuri yang juga sedang menjenguk (Y/n).
"Tokito-san! Kanroji-san!" Sapa Emiko membuat kedua orang itu berbalik melihat Emiko dan Kyoujuro.
"Uwaah Rengoku-san, Emiko-chan! Bagaimana kabar kalian?" Tanya Mitsuri sedangkan Muichiro dan (Y/n) sedang adu tatap.
"Baik Kanroji-san! Apa kau baru saja datang?" Balas Emiko.
"Beberapa menit yang lalu." Jawab Mitsuri membuat mereka berdua mengangguk.
Kyoujuro akhirnya duduk di samping tempat tidur dan menggenggam tangan (Y/n) lembut. Merasa seseorang di sampingnya, (Y/n) berbalik dan menatap Kyoujuro kosong. Tidak ada cahaya apapun yang terlihat di matanya. Kyoujuro tersenyum sedih dan mengelus pelan pipi (Y/n).
"Siapa..?" Tanya (Y/n) pelan.
Kyoujuro tersenyum. "Kyoujuro.."
"Tidak... Kenal.." jawab (Y/n) pelan dan beralih menatap Muichiro dan Emiko di depannya tanpa melepaskan tangannya dari Kyoujuro.
(Y/n) dan Muichiro saling beradu tatap. (Y/n) dengan tatapan kosong sedangkan Muichiro dengan tatapan datar. Mitsuri dan Emiko hanya bisa berswetdrop ria.
"Mereka benar-benar terlihat seperti saudara." Celetuk Emiko pada Mitsuri dan Kyoujuro membuat mereka berdua tertawa kecil.
Mitsuri tersenyum sedih saat melihat (Y/n) yang seperti manusia tanpa jiwa. Emiko yang melihat itu hanya tersenyum dan mengelus punggung Mitsuri pelan. "Daijōbu, Kanroji-san. Ingatan Sensei pasti akan kembali..."
Muichiro masih santai lomba tatap tatapan dengan (Y/n). Mereka berdua hanya saling melihat satu sama lain hingga (Y/n) memutuskan kontak matanya.
"Rindu.. pelukan (Y/n)-san.." Lirih Muichiro sambil melakukan gestur memeluk. Emiko hampir saja pingsan jika tidak ditahan oleh Mitsuri di sampingnya.
"Itu tadi..... TERLALU IMUT AAAAAAA!" Batin Emiko sambil membersihkan darah yang keluar dari hidungnya.
Kyoujuro yang melihat gestur Muichiro tadi langsung tersenyum dan membawanya mendekati (Y/n).
"Kau mau memeluk (Y/n)-san, kan?" Tanya Kyoujuro yang dijawab anggukan. Kyoujuro membuka tangan Muichiro dan mendekati (Y/n) yang menatap mereka sedikit aneh.
GREB
Muichiro memeluk (Y/n) lembut. Tak lama terdengar isakan kecil yang keluar mulutnya. Muichiro menangis sambil memeluk (Y/n) yang berdiam diri tanpa membalas pelukannya.
"Sepertinya aku menganggu kegiatan kalian." Dari arah pintu, Amane dan Nichika tersenyum dan masuk ke ruangan (Y/n).
"Oyakata-sama memanggil kalian. Emiko, kau juga." Mereka semua mengangguk dan pergi meninggalkan Amane dan Nichika yang masih di dalam.
Amane tertegun. Ia seperti melihat (Y/n) yang dulu menyelamatkan Kiriya. Tatapan dingin dan kosong, tidak ada cahaya di dalam matanya.
"(Y/n)." Panggil Amane lembut. Nichika meremas baju bawah sang ibu. Dia lumayan takut dengan (Y/n) yang sekarang.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Amane dan berjalan mendekat. (Y/n) hanya diam tidak membalas apapun.
"Tidur.." jawab (Y/n) pelan. "Beristirahatlah (Y/n). Kau pantas mendapatkannya."
Perlahan (Y/n) mulai tertidur. Amane menatap sedih anaknya itu. "Okaa-sama, Nee-san akan baik-baik saja bukan?" Tanya Nichika.
"Mochiron. Dia adalah anak yang kuat." Jawab Amane sambil mengelus kepala Nichika lembut dan kembali ke kediaman mereka.
.
.
Para Hashira ditambah dengan Trio Kamaboko dan Emiko berkumpul atas perintah Oyakata-sama.
"Shinobu, bagaimana keadaan. (Y/n)?" Tanya Oyakata-sama."
"(Y/n)-san perlahan mulai membaik. Hanya saja, ingatannya yang menghilang."
"Souka.."
"Tapi, Oyakata-sama.."
"Ada apa Shinobu?"
Shinobu mengigit bibirnya khawatir. Dirinya sedikit ragu dengan apa yang akan ia katakan. "Ini masih perkiraan saya, tapi jika ingatan (Y/n)-san belum juga kembali.. maka ingatannya yang lama akan perlahan menghilang.." jelas Shinobu.
Mereka yang mendengar itu menahan nafas sebentar. Emiko dan Trio Kamaboko mengepalkan tangannya kuat.
"Antara ingatannya yang belum kembali atau (Y/n) sendiri yang menolak ingatan itu." Ujar Oyakata-sama dan tersenyum teduh menatap mereka semua.
"Baiklah kita kesampingkan itu dulu. Tengen, kau ingin pensiun?" Tanya Oyakata-sama sambil menatap Uzui."
"Ha'i Oyakata-sama. Saya tidak bisa lagi bertarung akibat luka di mata saya." Jawab Uzui.
"Wakatta. Dengan ini, Hashira suara, Uzui Tengen secara resmi mengundurkan diri dari posisi Hashira."
"Arigatō, Oyakata-sama."
"Sama-sama. Selamat menikmati kehidupan barumu. Doaku selalu menyertai." Ucap Oyakata-sama membuat mereka tersenyum.
"Oyakata-sama, saya mempunyai usul tentang (Y/n)." Celetuk Obanai membuat semua orang menoleh menatapnya bingung. Tumben.
"Apa itu?"
"Mungkin sebaiknya (Y/n) pensiun dari jabatannya sama seperti Uzui. Aku tidak sedang mengusirnya, tapi sebelum (Y/n) ditangkap oleh Kibutsuji, dia pernah berkata bahwa dirinya ingin pensiun." Jelas Obanai.
"Ara-ara Igoro-san, tumben kau perhatian."
"Ini ucapan terima kasih untuknya karena sudah membantuku mencari hadiah untuk Mitsuri." Jelas Obanai membuat wajah Mitsuri memerah.
"Sempat-sempatnya kalian ngebucin.." Batin Emiko tertekan karena dirinya jomblo.
"Padahal dulu kalian tidak ingin (Y/n) pensiun dari jabatannya." Ucap Oyakata-sama sedikit menyindir para Hashira.
Sanemi sedikit berdehem pelan. "Kami tidak memperkirakan hal ini sebelumnya saat (Y/n) mengundurkan diri."
"Semua sudah terjadi apa yang kalian sesalkan?" Tanya Emiko membuat mereka terdiam.
"Dia pantas beristirahat.." Celetuk Giyuu pelan.
Oyakata-sama tersenyum dan akhirnya mengangguk. "Setelah ingatan (Y/n) kembali, mungkin, dirinya akan pensiun."
Emiko tersenyum, akhirnya gurunya bisa beristirahat.
Tiba-tiba saja seorang kakushi dari kediaman kupu-kupu datang dengan panik membuat mereka semua terheran-heran.
"Ada apa?" Tanya Shinobu.
"Kochou-sama! (L/n)-sama.. d-dia menyayat lengannya dengan pisau!" Pekik kakushi itu panik.
"Apa maksudmu?!" Bentak Sanemi terkejut.
"Kanao-sama tak sengaja melihat (L/n)-sama di dapur sambil memegang pisau. B-bajunya sudah penuh dengan darah dan luka sayatan di lengan kanannya."
Mereka yang mendengarnya terkejut. Shinobu dengan cepat kembali ke kediaman kupu-kupu untuk mengamankan (Y/n) diikuti oleh para Hashira.
TBC~
Tinggalkan jejak
↓