(Y/n) terjatuh di dalam ruang kosong. Matanya yang tertutup perlahan terbuka. Terlihat di bawah sana, ada lantai tatami. (Y/n) dengan cepat membalikkan tubuhnya dan mendarat dengan selamat.
(Y/n) mengangkat kepalanya dan terlihatlah para iblis bulan yang sedang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi ada yang biasa saja, senang, terkejut dan tidak berekspresi sama sekali.
"Tempatnya abstrak.."
"Selamat datang di Dimensional infinity fortress, (Y/n). Tempat Muzan dan para iblis bulan bersembunyi.
"Namanya panjang."
"Cape saya, (Y/n). Terserah kau saja."
"Wah, (Y/n)-chan! hisashiburi! Kau masih terlihat sama, ya. Walaupun hanya tersisa 1 mata xixixi." Sapa Douma yang hanya dibalas tatapan datar oleh (Y/n).
"Ku kira kau sudah mati. Ternyata tidak." Celetuk Akaza sambil melipat tangannya.
".... Lumayan." Ucap Kokushibo pelan.
"Beep! Siapa kau?!" Tanya Gyokko tercengang.
"Emosi datar yang sangat terlihat jelas... Emosi aneh.." sahut Hantengu lirih.
(Y/n) menatap datar semua iblis di depannya. Kepalanya berdenyut sakit dan membuatnya kesal.
"Aku tidak ingin membuang-buang waktu." Ucap Muzan yang membuat seluruh iblis bulan atas menunduk hormat terkecuali (Y/n) yang menatap Muzan dingin.
Iris mata merah darah itu menatap iris ungu malam tersebut sambil menyeringai.
"Apa kau melupakan sesuatu?" Tanya Muzan menatap (Y/n) mengejek. Yang ditanya hanya menatap aneh. Apa yang ia lupakan?
Muzan mengambil sesuatu dari kantung bajunya memperlihatkan sesuatu yang berhasil membuat raut wajah datar (Y/n) berubah terkejut. "Kau ingat kantung ini?"
(Y/n) akhirnya sadar apa yang ia lupakan. Kantung yang berisi blue spider lily. Anehnya, (Y/n) hanya menatap tenang Muzan sambil melipat kedua tangannya.
"Lalu? Apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?" Tanya (Y/n) membuat Muzan mengnyrit heran.
"Apa maksudmu?!"
(Y/n) tersenyum menyeringai. "Itu hanya kantung kosong. Kau bisa membukanya."
Muzan dengan cepat membuka kantung tersebut. Kosong. Tidak ada blue spider lily sama sekali di dalam kantung tersebut. Muzan tiba-tiba mengeluarkan aura yang membuat mereka semua berkeringat dingin termasuk (Y/n) sendiri.
"DIMANA KAU MENYEMBUNYIKAN LILY MILIKKU?!" Tanya Muzan dengan penekanan di setiap kalimat.
(Y/n) menatap berang Muzan. "AKU TIDAK AKAN MEMBERITAHUKANNYA PADAMU SAMA SEKALI." Jawab (Y/n) yang masih setia menatap Muzan penuh permusuhan. Giginya bergemeretak emosi.
"Gadis sialan!" Pekik Muzan dan menyerang (Y/n) dengan sulur-sulur daging miliknya. (Y/n) memotong semua serangan yang berdatangan terus kearahnya.
"Serang dia. Tapi jangan membunuhnya." Perintah Muzan pada kelima iblis bulan yang tersisa.
"Kalian yang meminta."
Tsuki no Kokyū
Shi no kata
Kuchiku-kan no gekkō!
DUAR!
"Woah! Omoshiroi.. benar-benar jiplakan Kokushibo-dono!" Ucap Douma sambil menatap (Y/n) penuh minat.
Kematian merusak!
Tipe udara!
Akaza menyerang (Y/n) menggunakan pukulan udara yang berhasil dihindari oleh (Y/n).
"Terlalu mudah." Ejek (Y/n).
"Heh, jangan senang dulu."
Tipe penghancur!
Sepuluh daun willow berkedip
BRAK!
"Apa yang?!" Pekik (Y/n) kaget. Akaza memukul lantai tatami hingga membuat getaran besar pada Dimensional infinity fortress.
Kekkijutsu!
Awan beku!
Douma mengeluarkan asap dingin yang membuat siapapun yang menghirupnya akan mengalami sesak nafas. (Y/n) melompat mundur, tapi dari belakang, ternyata Kokushibo sudah mempersiapkan kuda-kuda miliknya.
Tsuki no Kokyū
Go no kata
Sainan no tsuki no uzu!
CRASH!
Kokushibo berhasil melukai bahu (Y/n) dalam dan menendangnya hingga merusak beberapa ruangan tatami. Hantengu dan Gyokko menyerang secara bersamaan membuat (Y/n) terduduk lemas pada beberapa puing-puing pintu dan lantai tatami.
"Sshhh..."
"Bagaimana rasanya?" Tanya Muzan sambil berjalan mendekat.
"Entahlah..."
JDER!
Petir ungu menyambar tepat dihadapan Muzan. (Y/n) semakin tersenyum menyeringai. Iris matanya berubah kuning berkilat dendam.
Kaminari no Kokyū
Ichi no kata
Hekireki Issen - Hachiren!
BLAR!
SET!
SET!
CRASH!
BUGH!
DUAGH!
UHUK!
JLEB!
CTAK!
Gerakan cepat (Y/n) terhenti. Muzan menyerangnya tepat di bagian punggung hingga membuatnya jatuh tengkurap. (Y/n) merasakan ada yang aneh, darah di dalam tubuhnya berdesir hebat, matanya mulai memburam.
"Kumohon jangan..."
Muzan menatap (Y/n) yang berada di bawahnya. Tapi tak disangka, (Y/n) mengayunkan katananya dan berhasil menebas perut dan juga kakinya.
"Kalian benar-benar mau mati rupanya.."
Mata (Y/n) yang awalnya kuning perlahan menjadi putih.
Tsuki no Kokyū...
Juu-shi no kata..
Belum sempat selesai berbicara, Muzan kembali menyerang (Y/n) dan membuat cakaran yang lumayan dalam di punggungnya. (Y/n) harus meringis sakit saat dirinya berusaha untuk bergerak menjauh.
"Padahal aku sudah berbaik hati padamu, (Y/n)." Ucap Muzan dan menyerang (Y/n) membabi buta.
UHUK!
Deru nafas (Y/n) memburu, Muzan benar-benar ingin menghabisinya.
(Y/n) memutar otak, ia harus kabur dari sini. Hidup atau mati.
Dengan kecepatan petir miliknya (Y/n) berhasil kabur dan menghilangkan auranya. Muzan dan para babunya tercengang. Ia segera menyuruh babunya untuk mencari (Y/n) dibantu oleh Nakime, iblis biwa.
"Hei, Kuro. Bagaimana cara untuk kabur dari tempat aneh ini?"
"Astaga (Y/n)! Keadaanmu lebih parah dari sebelumnya!"
"Aku tidak apa. Jadi, bagaimana cara keluar dari sini?"
"Kau harus menuju ke tempat Nakime, iblis yang memegang biwa itu berada karena dia yang mengendalikan tempat ini."
"Terimakasih.."
"Dan tolong berhati-hatilah kali ini, (Y/n). Aku... Takut kau pergi sama seperti saat misi Mugen train.."
"Aku berjanji akan berhati-hati."
Saking sibuknya mereka mencari (Y/n), mereka tidak sadar bahwa orang yang mereka cari-cari berada di dekat Nakime.
"Nakime.. petik biwanya."
"..."
(Y/n) mengeluarkan Nichirinnya untuk mengancam Nakime dan berhasil. Bunyi biwa terdengar membuat atensi mereka teralih pada (Y/n) yang tersenyum kemenangan.
"Hah.. hah.. hah.. sepertinya kita berpisah disini. Jadi... Sampai jumpa." Ucap (Y/n) dan terjatuh ke dalam pintu hitam yang muncul di bawah kakinya.
.
.
Kembalinya Uzui tanpa adanya (Y/n) berhasil membuat semua orang tercengang. Apalagi setelah Uzui menceritakan apa yang terjadi membuat mereka terkejut sekaligus khawatir dengan keselamatan (Y/n).
"Tujuan Kibutsuji Muzan menculik (Y/n) adalah untuk mengubahnya menjadi Salah satu iblis bulan atas. Entah apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kibutsuji. Tapi satu hal yang pasti, (Y/n) tidak akan menjadi iblis." Jelas Oyakata-sama.
"Maaf menyela Oyakata-sama. Tapi, kenapa anda bisa yakin soal itu?" Tanya Obanai.
Oyakata-sama tersenyum lembut. "(Y/n) merupakan anak yang sangat loyal. Ia akan menolak tawaran itu walaupun harus melawan."
Setelah pembicaraan tadi, Oyakata-sama mulai menyuruh para Hashira ditambah Trio Kamaboko dan Emiko mencari keberadaan (Y/n).
"Sensei, kenapa kau suka sekali membuat panik orang lain?" Ujar Emiko yang saat ini bersama dengan Trio Kamaboko. Mereka berempat menjalankan misi bersama sekaligus mencari keberadaan sang guru.
"Emiko-chan, G-gomenasai nee.." Celetuk Zenitsu membuat mereka semua menatapnya.
"Untuk apa, Zenitsu?"
"K-karena tidak bisa membantu Nee-san saat itu.."
"Tidak perlu meminta maaf." Jawab Emiko membuat Zenitsu menatapnya.
"Sensei pasti tidak ingin kalian terluka. Apalagi, ia bertarung dengan Kibutsuji untuk melindungi kalian." Jelas Emiko membuat mereka menatap tertegun.
"Arigatō.."
"HUAHAHAHAH!!! KALIAN TERLALU LEMAH! AKU YANG AKAN MENYELAMATKAN (W/N)!!" Pekik Inosuke membuat Zenitsu dan Emiko menatapnya kesal.
"Jangan kau berteriak di sampingku sialan!" Teriak Zenitsu marah.
"(Y/n) Sensei, Inosuke! Bukan (W/n)!!"
"Kalian jangan bertengkar." Ucap Tanjiro berusaha menengahi pertengkaran tersebut.
.
.
Giyuu dan Sanemi saat ini menjalankan misi bersama di sebuah hutan di sebuah desa mati. Sanemi hanya bisa berdecih saat tau partnernya adalah Giyuu.
"Kita berpencar. Kau ke kiri dan aku kanan."
"Ya."
Sanemi berusaha untuk tidak memukul orang di sampingnya. Ia lebih baik memilih satu misi bersama Obanai atau Shinobu dari pada dengan orang aneh di sampingnya. Dengan cepat mereka berdua membunuh iblis yang berkeliaran di sekitar hutan itu dengan mudah.
GIYUU POV
Hanya iblis lemah dan membutuhkan dua Hashira? Para kisatsutai semakin melemah rupanya. Ya, aku tidak peduli. Aku hanya ingin segera pulang karena sudah malas mendengar ocehan dari Shinazugawa.
Baru berjalan beberapa saat, langkah kakiku terhenti. Aku melihat bercak darah di depanku.
Ini aneh.
Bercak darah ini kelihatan sudah mengering. Padahal aku dari tadi memeriksa di sini. Mungkin tempat ini terlewatkan. Aku dengan langkah pelan menelusuri bercak darah tersebut.
Dari yang kulihat, sepertinya seseorang ini jatuh dan terbawa hanyut sungai dan segera menepi.
"Oi Tomioka. Apa yang kau lakukan?" Suara Shinazugawa terdengar membuatku berbalik.
"Mengikuti ini." Ucapku sambil menunjuk bercak darah di depanku.
"Kau sangat membuang-buang waktu, sialan! Tidak udah lebih baik kita kembali!" Pekiknya marah.
"Bagaimana jika ada seseorang?" Tanyaku dengan wajah yang masih datar.
Ia terdiam. Tak lama Shinazugawa mendengus dan mengikuti bercak darah itu dengan aku di belakangnya.
Kami berdua semakin dekat dengan asal bercak darah tersebut. Aku juga melihat beberapa robekan haori dan baju pemburu iblis--
Tunggu, pemburu iblis!? Haori?!
Aku berlari meninggalkan Shinazugawa yang terkejut. Perlahan langkahku berhenti diikuti dengan Shinazugawa di belakang.
Di bawah pohon rindang, terdapat seseorang yang penuh dengan darah yang sudah mengering, tubuhnya sudah sangat pucat dan dingin, matanya yang masih diperban walaupun sudah tidak rapi. Kami berdua terhenyak sebentar dan berjalan mendekat.
Aku sangat mengingat Nichirin itu. Kami berdua langsung mendekat dan memeriksa seseorang itu yang bahkan hampir tidak bernafas.
"(Y/n)?! Astaga!" Pekik Shinazugawa dan berjongkok di hadapan (Y/n). Mataku membulat dan mendekati Shinazugawa yang sedang memeriksa seseorang yang ternyata adalah (Y/n).
"Tomioka! Bawa dia ke kediaman kupu-kupu! Aku tidak melihatnya Bernafas! Aku akan sedikit berkeliling! Cepat!!" Ucap Shinazugawa yang panik. Aku dengan cepat mengangkat bridal style tubuh (Y/n) dan berlari meninggalkan Shinazugawa di sana.
Aku berani bersumpah kalau tubuhnya sudah sangat dingin! Bahkan bibirnya sudah membiru seperti orang mati! Aku menambah kecepatan lariku ke kediaman Kochou berada.
GIYUU POV END
***
"Kochou!!" Teriak Giyuu sambil menendang pintu kerja Shinobu.
"Ara-ara, Tomioka-san, bisakah kau mengetuk--" Mata Shinobu membulat saat melihat seseorang yang sedang digendong oleh Giyuu.
"(Y/n)?! Astaga lukanya bahkan sudah mengering! Cepat, bawa ke ruangan rawat!" Perintah Shinobu yang langsung diikuti oleh Giyuu.
Shinobu mulai memanggil Aoi dan Trio loli untuk membantunya mengobati (Y/n). Sanemi datang setelah memberikan laporannya kepada Oyakata-sama.
"Bagaimana?" Tanya Sanemi.
"Diperiksa oleh Kochou."
Kedua Hashira itu terdiam menunggu apa yang selanjutnya terjadi. Beberapa jam kemudian, Shinobu keluar dan menghembuskan nafas lega.
"Bagaimana keadaan (Y/n), Kochou?" Tanya Sanemi.
"(Y/n)-san kekurangan banyak sekali darah karena lukanya, Luka yang ia dapatkan juga tidak main-main. Untuk sekarang, (Y/n)-san dinyatakan koma." Jelas Shinobu sambil menunduk sedih.
"Souka.. kau harus melaporkannya kepada Oyakata-sama dan yang lain." Ucap Sanemi dan menatap pintu ruangan (Y/n) berada.
.
.
3 bulan berlalu. Kondisi (Y/n) mulai membaik walaupun harus menunggu lebih dari 2 bulan. Shinobu menjelaskan bahwa kondisi (Y/n) adalah kondisi paling parah untuk kembali memulihkan diri. Karena itu, pemulihannya membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Emiko tertidur di samping tempat tidur (Y/n) sambil memegang tangannya. Trio Kamaboko saat ini sedang dilatih oleh Kyoujuro karena ingin bertambah kuat.
Perlahan-lahan, jari (Y/n) bergerak pelan membuat Emiko terbangun dari tidurnya. "Sensei?" Tanya Emiko lirih.
(Y/n) membuka matanya dan menatap kosong langit-langit. Emiko tersenyum senang walaupun dalam keadaan menangis. (Y/n) mulai bangun dan duduk dibantu oleh Emiko.
Iris mata ungu malam itu menatap Emiko yang masih menangis haru. Hingga 1 pertanyaan lolos dari mulutnya.
"Siapa.. kau...?"
~
•OMAKE•
Setelah (Y/n) terjatuh, Muzan murka dan kembali memerintahkan mereka untuk menculik (Y/n).
"(Y/n)-chan sangat tidak seru! Tapi, ku akui dia memang cantik. Xixi ingin rasanya aku memeluknya." Ucap Douma sambil tersenyum mesum.
PLAK!
Kokushibo tiba-tiba memukul Douma membuatnya terpental.
"Pikiran yang... tidak pantas." Ujar Kokushibo kesal.
"Kokushibo-dono, kenapa kau memukulku, hiks? Apa karena (Y/n)-chan itu cucu mu, kau jadi protektif?" Tanya Douma polos membuat Kokushibo terdiam.
Douma tersenyum jahil. "Heh omoshiroi. Kau ternyata protektif juga ya, Kokushibo-dono."
"Ck." Decak Kokushibo dan pergi dari Dimensional infinity fortress meninggalkan Douma yang tertawa jahil dan Akaza yang bodo amat.
TBC~
Tinggalkan jejak
↓