GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBIT

By nrasya_

19.5M 1.4M 215K

⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] ____... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06
bagian 07
bagian 08
bagian 09
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29
bagian 30
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
bagian 46
bagian 47
bagian 48
bagian 49 belum revisi.
bagian 50
bagian 52
bagian 53
bagian 54
bagian 55
bagian 56
bagian 57
bagian 58
bagian 59
bagian 60
bagian 61
bagian 62
bagian 63
bagian 64
bagian 65
PO 'GIHM' (ekstra part)
GIMH2: AISYAH
Spin off GIMH dan Aisyah Aqilah
bagian 66
bagian 67
bagian 68

bagian 51

323K 24.6K 5.5K
By nrasya_

Tandai kalo masih ada typo

"Pikir sebelum berbicara, berpikir sebelum bertindak!"

Selamat membaca.
🦩

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, ustazah Arafah, silahkan masuk." Gus Ilham mempersilahkan wanita paruh baya itu masuk ke dalam ruangannya.

"Terima kasih, Gus."

"Silahkan duduk." ustazah Arafah tersenyum tipis dan duduk di depan meja Gus Ilham.

"Ini Gus pendaftaran siswa baru dan juga daftar hadir siswa."

Gus Ilham mengambil berkas, memeriksa semuanya.

"Ada beberapa santri yang mulai sedikit berubah semenjak naik kelas duabelas, dari yang suka bolos, malas masuk sekolah, kini sudah ada perubahan, selamat pemberlakuan sistem baru yang Gus Ilham buat."

"Hanya saja ada satu santri di bulan ini banyak izin sakit dan tanpa keterangan."

Gus Ilham mengerutkan keningnya "siapa?"

"Aisyah Aqila. Santri putri yang sudah kelas dua belas, mungkin Gus Ilham juga sudah kenal dengan dia."

Gus Ilham lantas mendongak menatap ustazah Arafah, sedikit terkejut nama istrinya di sebut jarang masuk sekolah. Mengingat memang Aisyah jarang ke sekolah belakang ini, karena masalah rumah tangga mereka.

Selama menikah, inilah yang Gus Ilham takutkan, sekolah Aisyah terganggu karena masalah rumah tangganya, ini yang dia hindari ini juga yang terjadi.

"Nanti biar saya yang urus." final Gus Ilham dan diangguki oleh ustazah Arafah.

"Masih ada lagi yang yang ingin bicarakan, ini masih menyangkut Aisyah," ucap Ustazah Arafah.

Gus Ilham menatap wanita itu yang sudah dia Anggap seperti ibunya.

"Silahkan"

"Jadi begini Gus, saya melihat Aisyah terlambat pulang sekolah..."

Flashback

Ustazah Arafah berjalan di koridor pesantren, wanita paru baya itu terlihat sedang berbicara di telepon dengan seseorang.

"Iya mas aku tunggu di depan yah?!"

"..."

"Iya di Depan gerbang langsung, soalnya lagi turun hujan"

"...."

"Iya Assalamualaikum"

Tut!

Wanita itu menyimpan hpnya di tas setelah selesai menelpon. Saat hendak melangkah sorot mata ustazah Arafah tak sengaja melihat seseorang yang duduk melantai di lantai koridor pesantren dengan kedua kaki yang di tekuk dan dipeluknya sebagai sandaran kepala nya.

"Siapa yah?" Ustazah Arafah segera melangkah mendekati santri itu. Tibanya disana, Ustazah Arafah menggoyangkan bahu gadis itu "Ukhti bangun!"


"Eungh.." gadis itu menggeliat terusik, perlahan kepalanya di angkat.

"Aisyah? Kenapa belum pulang?" Tanya ustadzah Arafah saat melihat wajah santri itu.

Aisyah terbangun belum menyadari kehadiran Ustazah nya itu. Matanya langsung tertuju pada lapangan pesantren yang basah akibat hujan.

"Yah belum redah juga." gumam Aisyah melemas.

"Aisyah!" Panggil ustazah Arafah.

Aisyah mendongak menatap gurunya itu "ustazah!" Ia bangkit dari duduknya.

"Kamu ketiduran di sini?"

Aisyah menyegir, "Hehe, iya."

"Kenapa belum pulang? ini sudah hampir jam lima lho?"

"Hah? J-jam lima!" Aisyah terkejut "pasti Gus Ilham nyariin Aisyah nihh" gumamnya lagi.

"Kenapa belum pulang?"

"Hujan ustazah, tadi saya habis piket sebelum pulang, jadi pulang nya agak lambat, pas mau pulang tiba-tiba hujan turun. Mau di trobos tapi nanti seragam saya basah, jadi nunggu redah deh, eh malah ketiduran di sini"

"Kamu kan yang santri khusus itu?"

Aisyah mengganguk malu, pasalnya selalu saja guru disini mengenali dirinya dengan sebutan santri khusus.

"Nih pakai payung saya aja" ustazah Arafah memberi payung miliknya ke Aisyah.

"Tapi nanti ustazah pakai apa, kalo saya bawa payung nya?"

"Tenang aja, saya di jemput suami"

Aisyah mengganguk "baik banget yah suaminya ustazah, perhatian."

"Ngga kayak suamiku, ngga pernah perhatian." batin Aisyah melanjutkan

"Bisa aja kamu." Kekeh ustazah Arafah.

"Kalo gitu payung nya saya bawa dulu ustazah, insyaallah besok saya kembalikan."

Ustazah Arafah Mengangguk
"Assalamu'alaikum ustazah!"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatu"

...

"Jadi begitu ceritanya" sahut ustazah Arafah.

"Maaf ya Gus Ilham, saya cuman sedikit kasihan dengan Aisyah bukan berarti membelah santri itu."

"Saya rasa sudah cukup bagi Aisyah menjadi santri khusus selama tiga bulan ini, apalagi mengingat Aisyah sudah kelas duabelas,"

"Santri khusus adalah santri dalam pengawasan dan aktivitas nya yang di batasi. Atau sama halnya dengan meng-skorsing siswa dalam waktu yang di tentukan, dan memindahkan asrama ke asrama yang berbeda" jelas Ustazah Arafah.

"Biasanya santri khusus waktu paling lama memberi efek jerah hanya sekitar dua minggu."

"Mungkin saja ini salah satu alasan Aisyah jarang ke sekolah, mungkin karena arah asrama nya dan sekolah cukup jauh?"

Gus Ilham hanya diam menyimak semua ucapan ustazah Arafah.

Helaan nafas keluar dari mulut wanita itu "Semua keputusan ada di tangan Gus Ilham, saya hanya memberi pendapat, kalo begitu saya permisi dulu Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sepeninggal ustazah Arafah, Gus Ilham merenungi semua cerita dan ucapan ustazah Arafah.

Rasanya benar-benar sulit mengambil keputusan. Di satu sisi ada benarnya juga ustazah Arafah, jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tapi di sisi lain, jika Aisyah di lepas sebagai santri khusus, maka istrinya akan kembali ke asrama, Gus Ilham tidak mau berpisah dari Aisyah.

Cuman satu yang bisa menyelesaikan ini semua, yaitu mempublikan hubungan nya dengan Aisyah, tapi apakah Aisyah mau?

Gus Ilham memijat pelipisnya, Pria itu membuka laci mejanya mengambil satu bingkai foto, yang di mana terbingkai indah foto pernikahannya dan Aisyah.

"Apa Aisyah, siap yah?" Monolog nya menatap figura pernikahan mereka.

"Aisyah cantik sekali di sini," Gus Ilham terkekeh kecil, saat mengingat di hari pernikahan mereka, Aisyah menjadi pemalu.

"Ch, jadi pengen cium lagi." Gus Ilham menyandarkan kepalanya di sandaran kursinya kerjanya, pria itu memutar-mutar kursinya yang memiliki tiga roda, membayangkan wajah istri sekaligus santrinya itu adalah salah satu hal favoritnya.

***

Sepulangnya sekolah, Aisyah langsung naik ke atas kamarnya. Gadis itu menatap dirinya dari pantulan cermin. Aisyah membalik balikkan badannya melihat postur tubuhnya.

Cklek!

Gus Ilham masuk kedalam kamar, melihat Aisyah yang sedang melakukan aktivitasnya

"Assalamualaikum"

Aisyah berbalik sejenak menatap suaminya. "waalaikumsalam"

Gus Ilham melangkah mendekati Aisyah yang berada di depan cermin. Pria itu melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping istrinya dan menyadarkan kepalanya di bahu Aisyah.

"Kenapa hmm... Suami baru pulang bukan di sambut senyum manis malah cemberut begini?"

"Aisyah kurusan yah, Gus?" Tanya Aisyah memerhatikan dirinya dan Gus Ilham dari pantulan cermin.

Gus Ilham mencium pipi Aisyah sebelum membalikkan badannya istrinya menghadap dirinya.

"Memang nya kenapa, hmm?"

"Di sekolah Aisyah di Katai kurusan Gus, katanya banyak pangling liat Aisyah kurusan, banyak yang bilangi mirip seseorang pahal itu kan Aisyah-" Aisyah menghentikan ucapannya saat hampir keceplosan.

"Sudah? Atau masih ada yang mau di keluarkan?" Tanya Gus Ilham memerhatikan terus istrinya, betul juga sih Aisyah agak kurusan tapi tetap cantik, malah semakin cantik.

Gadis itu menggeleng-geleng.

"Mau kamu kurus, gendut, tinggi, Pendek selagi itu orangnya kamu," tunjuk Gus Ilham menyentuh hidung Aisyah. "Saya tetap suka."

Aisyah berdecak sebal, saat jantungnya berdegup kencang. "Gombal banget deh." Aisyah tertawa malu.

"Enak yah jadi kamu," sahut Gus Ilham spontan.

"Kenapa enak?" Tanya Aisyah.

"Iya enak, kalo mau liat bidadari-" pria itu membalikkan badan istrinya kearah cermin "tinggal liat cermin" lanjutnya berbisik.

Karena gombalan dari suaminya itu membuat pipi Aisyah merah merona karena salting bin baper.

Aisyah berbalik menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat panas dan memerah "Ish! Gus Ilham, Aisyah b-baper tau!"

Gus Ilham lantas tertawa terbahak-bahak membalas pelukan Aisyah. Sebenarnya Gus Ilham juga agak geli dengan ucapannya yang tiba-tiba muncul saja.

"Bukan Gus galak lagi, Gus gombal!"

"Cuman sama kamu, Humaira." Katanya, Gus Ilham melepas pelukannya, pria itu menarik Aisyah agar duduk di pinggir kasur.


"Sekarang saya mau berbicara serius sama kamu."

Bahu Aisyah menegang saat mendengar panuturan Gus Ilham, dari nada bicaranya terdengar cukup serius.

Gus Ilham mengangkat kedua tangan Aisyah dan mencium punggung tangan istrinya.

"Eh?" Aisyah refleks menjerit pelan.

"Apa kamu terbebani dengan pernikahan ini Aisyah?" Tanya Gus Ilham. Aisyah menatap manik mata suaminya yang juga menatap dirinya.


Aisyah menggeleng-geleng cepat. "Lumayan, tapi nggak apa-apa. Aisyah akan berusaha ikhlas."

Gus Ilham tersenyum tipis dengan jawaban istrinya, sedikit rasa lega dirinya.

"Apa kamu mau, pernikahan kita dirayakan lagi?"

"Maksudnya gimana?"

"Saya mau Pernikahan kita di ketahui semua orang?" Gus Ilham mengangkat dagu Aisyah agar menatapnya "Aisyah, apa kamu siap?"


Aisyah menggenggam pergelangan tangan suaminya itu melepaskan dari diri "A-aisyah b-belum siap?"

Aisyah menunduk bersalah. Ia benar-benar belum siap. Gus Ilham menghela nafas panjang, membawa istrinya kedalam pelukannya.

"Shhttt, sudah ngga papa kok kalau kamu belum siap, Aku ngga memaksa kok"

Aisyah melepas pelukannya mendongak menatap suaminya. Bahasa Gus Ilham sudah di ganti "A-ku?"

Gus Ilham mengangguk "kalau di rumah kita suami istri jadi pakai aku-kamu. Kalo di sekolah kita masih tetap suami istri tapi harus terlihat formal di depan orang-orang jadi pakai saya-kamu."

Aisyah mengganguk mengerti.

"ana uhibbuki fillah" ucap Gus Ilham.

Aisyah menunduk saat mendengar kata itu yang keluar dari mulut suaminya, rasanya lidahnya begitu keluh untuk menjawabnya.

Gus Ilham menepuk pundak kepala Aisyah "ngga papa kalau belum bisa Jawab"

"Maaf"

"Ngga papa, aku mengerti kok, sudah sana buatin suaminya ini makanan, aku lapar belum makan" Gus Ilham merengek seperti anak kecil memeluk pinggang Aisyah.

Aisyah tertawa geli "Gus Ilham comel kayak Aurora" ucap Aisyah Aisyah langsung membuat Gus Ilham melotot.

"Heh! Enak aja, masa suaminya di samakan sama kucing"

"Memang sama kok, Aurora juga suka mengendus-endus di badan Aisyah, sama kayak Gus sekarang"

"Mau cium" rengek Gus Ilham

"Ihh Gus Ilham geli deh lama-lama dengan Gus merengek gitu!"

"Cium dulu ya." Pintanya lembut.

"Ish! iya-iya, sini dekat."

Gus Ilham mendekat.

"Ummchhhhh!" suara ciuman dari Aisyah begitu keras membuat bulu kuduk Gus Ilham merinding.

Setelah mencium pipi Gus Ilham, Aisyah berlari keluar.

"Heh! tunggu!" Gus Ilham pun ikut berlari mengejar Aisyah.

***

Tok! Tok! Tok!

Aisyah dan Gus Ilham saling pandang satu sama lain, mereka berdua sekarang berada di meja makan, menyelesaikan balas ciuman Aisyah.

"Gus Ilham ada tamu?" Tanya Aisyah.

"Ngga ada."

"Terus siapa yang datang siang-siang begini?"

Gus Ilham mengangkat kedua bahunya "Buka sana" suruh nya pada Aisyah.

"Gus Ilham aja deh, nanti kaget lagi liat ada Aisyah di rumah Gus Ilham"

"Abi mungkin, atau ummi."

"Kok Gus Ilham bisa tau"

"Ngga ada yang berani kesini tanpa seizin dari Abi, selama kita menikah Abi sudah menjaga ketat sekitar rumah, jadi kalo ada yang mau masuk di sini, izin dulu"

"Hah? Beneran?"

Gus Ilham mengganguk yakin.

"Sana buka pintunya"

Aisyah mengganguk dan berjalan ke depan membuka pintu untuk tamunya. Sebelum di buka, Aisyah terlebih dahulu mengintip dari balik gordennya.l, mengintip siapa yang datang.

"Oh Abi sama ummi, Alhamdulillah deh"

Cklek!

"Assalamualaikum" salam ummi Maryam merentangkan kedua tangannya.

"Waalaikumsalam, ummi!" Aisyah pun berhamburan di pelukan mertuanya.

"Abi" Aisyah kemudian beralih menyalim tangan Abi Syakir.

"Sudah lebih baik?" Aisyah mengganguk.

"Alhamdulillah"

Gus Ilham ikut menyusul kala mendengar suara kedua orang tuanya, dan betul saja abi dan ummi nya ada di depan rumahnya.

"Ummi, Abi" Gus Ilham menyalim tangannya orang tuanya.

Ilham melirik ke arah Abi nya meminta penjelasan, kenapa ummi Maryam tiba-tiba datang kesini. Apa kah ingin membahas tentang dirinya dan Aisyah

Abi syakir mengerti dari sorot mata anaknya menggeleng-geleng memberitahu anaknya.

Gus Ilham memejamkan mata bernafas lega. Kemarin Gus Ilham dan Abi syakir sepakat tidak memberitahu ummi Maryam tentang rumah tangganya.

"Silahkan masuk ummi, Abi" ucap Gus Ilham. Ummi Maryam dan Abi syakir masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu.

"Mau minum apa, nanti Aisyah buatin?" Tawar Aisyah.

"Teh, yang manis ya, nak." pesan abi syakir dan diangguki Aisyah.

"Kalo ummi mau sesuatu juga?"

"Tidak usah, ummi mau ikut kamu aja ke dapur"

Aisyah mengganguk. Ummi Maryam bangkit dari duduknya, pergi ke dapur bersama Aisyah, menantunya.

Setelah kedua wanita itu, telah enyah dari balik pintu, syakir menepuk pundak anak laki-lakinya di samping nya.

"Gimana?"

"Jauh lebih baik, makasih Abi." Kata Gus Ilham tersenyum tipis.

Abi syakir mengangguk. "Jangan di ulangi lagi."

"Iya Abi, Ilham menyesal sekarang"

"Bagaimana Aisyah ke kamu?"

"Sedikit berubah,"

"Sudah Jujur kan?"

"Iya."

Abi syakir manggut-manggut. "Kalian harus lebih terbuka lagi satu sama lain. Termasuk kamu Ilham, Aisyah mulai ragu sama kamu sekarang."

"Sekarang tugas kamu bagaimana menyakinkan Aisyah lagi agar benar-benar percaya sama kamu, dan kamu berusaha supaya Aisyah terbuka juga sama kamu."

"Iya Abi, selama ini Ilham yang salah menilai Aisyah."

"Pikir sebelum berbicara, berpikir sebelum bertindak." pesan Syakir kepada anaknya.

Ilham mengangguk, Pria itu menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.

Sedangkan di dalam dapur kedua wanita ini sedang sibuk memasak dan berbincang-bincang ringan.

"Ilham sudah belanja makanan pokok?"

"Sudah ummi."

"Lain kali kamu minta uang aja ke Ilham, bilangin biar saya aja sama ummi yang pergi beli semua"

"Iya ummi nanti Aisyah bilangin."

"Soalnya kalo laki laki yang belanja langsung ambil aja, ngga liat mana yang masih segar, sama yang nggak layak lagi."

"Hehe iya ummi"

"Bukan ummi fitnah yah, tapi pengalaman Abi kamu kalo belanja, udah ngga liat kualisnya, ngga liat harga pula langsung ambil aja" ujar ummi Maryam bercerita.

"Alhamdulillah, sih, Gus Ilham beli yang masih fresh semua."

"Bagus deh Ilham masih ingat ajaran ummi, kalau Ilham salah salah itu ajaran Abinya"

Aisyah tertawa karena ucapan mertua itu.

"Ini tehnya sudah jadi, kamu bawa sana kedepan, ummi selesaikan kue ini dulu."

Aisyah mengangguk, mengangkat nampan berisi empat cangkir teh manis. Gadis itu berjalan dengan langkah pelan menuju ke ruang tamu.

...

Tok! Tok! Tok!

Abi syakir dan Gus Ilham sontak menoleh ke arah pintu, saat di luar ada yang mengetuk.

"Kamu memang mau kedatangan tamu?" Tanya Abi syakir, pasalnya tidak ada yang boleh masuk ke kawasan ini tanpa seizin darinya.

Gus Ilhammenggeleng. "Nggak ada."

Abi syakir mengerutkan keningnya. "Buka sana." Gus Ilham mengganguk, lalu berdiri dari duduknya membuka pintu rumahnya.

"Assalamualaikum." salam itu berasal dari wanita di depan pintu. Dia adalah ustazah Erna.

"Waalaikumsalam, ustazah Erna, sedang apa anda kesini?" Tanya Gus Ilham.

"Ngga di suruh masuk dulu nih?"

Gus Ilham terdiam sejenak. "Iya silahkan masuk." Gus Ilham mempersilahkan wanita itu masuk.

Abi syakir memperbaiki duduk kala tamu itu datang. "Ustazah Erna"

"Pak kyai," sapa ustazah Erna Sopan.

"Siapa yang mengizinkan anda datang ke sini?" Tanya Abi syakir langsung intinya.

Ustazah Erna sedikit terkejut lantaran pernyataan Abi syakir yang membuatnya sedikit tertekuk.

"Begini pak kiyai, saya hanya ingin memberikan berkas ini ke Gus Ilham. Tadi saya sempat ke ndalem tapi tidak ada orang, jadi saya kesini"


"Bukannya saya sudah memberi larangan orang-orang supaya tidak sembarang masuk ke pekarangan ini?!" Ucapan Abi syakir membuat ustazah Erna diam tak berkutik.


Aisyah mendengar percakapan ketiga manusia di ruang tamu membuatnya balik lagi ke dapur.

"Lho Aisyah, kok di bawa kembali tehnya?" Tanya ummi Maryam

"I-itu ummi, ada ustazah Erna di depan."

"Kok bisa ke sini, memang dia ada janji sama suami kamu?"

Aisyah mengangkat bahu. "Aisyah juga nggak tau."

Ummi Maryam menghela nafas "ya sudah biar ummi yang bawa ke depan. Kamu tunggu sebentar yah disini, biar ummi yang usir ustazah itu"

Aisyah terkekeh kecil dan Mengganguk.

***

Ummi Maryam datang dari arah dapur, membawa nampan berisi empat cangkir teh manis, yang sempurna tertunda di bawa oleh Aisyah, karena kehadiran tamu tak di undang.

"Eh ada ustazah Erna toh" ucap ummi Maryam pura-pura tidak tahu kedatangannya.

"Iya Bu nyai" ustazah Erna hendak membantu ummi Maryam mengangkat tehnya tapi langsung di tolak.

Bruk!

Dengan sengaja wanita setengah abad itu menyimpan Nampan di atas meja sedikit kasar.

"Mas bukannya nanti kamu ada acara jam lima sore?"

Abi syakir mengerutkan alisnya menatap istrinya "acara apa?"

Ummi Maryam melototi suami agar mengikuti saja "begini nih kalo udah tua, baru punya satu cucu udah pikun" ummi Maryam berucap sedikit menyinggung.

Abi syakir mengganguk-angguk terpaksa mengikuti permainan istrinya itu "Hm iya baru ingat" balas Abi syakir dingin.

"Nah kan, baru ingat, untuk ada aku, yasudah ayo pulang!"

"Ummi," Ilham ingin menyahut langsung di beri tatapan maut oleh Maryam.

"Ayo, mas! Kok masih tinggal duduk sih!"

"Baru juga mau minum teh." ujar Abi syakir menghela nafas berat.

"Ch, cepetan!" Ummi Maryam menarik tangan suaminya agar berdiri dari duduknya.

"Ustadzah Erna ngga mau pulang juga?" Tanya ummi Maryam tiba-tiba.

"S-saya..."

"Ngga baik lho perempuan dan laki-laki dalam satu rumah, apalagi bukan mahram."

"Saya-"

"Takut terjadi fitnah. Lebih baik ikut pulang bareng kita aja, sudah tidak ada urusan yah?"

"Saya-"

"Ayo ustazah Erna pulang yuk!" ummi Maryam juga ikut menarik tangan ustazah Erna.

"Kita bertiga pergi dulu yah ham, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatu." Gus Ilham ikut keluar mengantar mereka sampai depan pintu.

Gus Ilham tertawa pelan melihat tingkah ummi ny, hampir sama seperti Aisyah, istri nya.

Hakikatnya seorang anak laki-laki pasti sangat ingin mencari pendamping hidup nya seperti ibu mereka.

Tapi bukan berarti mereka menyamakan seorang istri dan ibunya yah. Dalam Islam melarang seorang muslim menyamakan istrinya seperti ibu atau saudari kandung. Perkataan itu disebut juga dengan istilah Zihar.

Menurut istilah, zihar adalah saat seorang suami menyamakan tubuh istri dengan ibunya terlebih saat berhubungan badan.

Gus Ilham tidak menyamakan istrinya seperti ibunya. Sifat ummi Maryam dan yang Aisyah yang hampir sama itu di sebut satufrekuensi. Dimana kecocokan yang sama antara anak dan mertua dalam hal apapun.

Ngomong-ngomong istrinya yang cantik mana yah, Dari tadi tidak kelihatan.

Gus Ilham berjalan ke dapur mencari Istrinya Aisyah. Sesampainya di dapur pria itu melihat istrinya mengintip ke arah jendela sambil tertawa sendiri.

"Aisyah!"

"Heh! Astagfirullah, Gus Ilham!"

"Aisyah kaget lho!" Ucap aisyah cemberut.

"Kamu kenapa ketawa sendiri?"

"Oh itu, Aisyah liatin ummi tarik Abi sama ustazah Erna, lucu." Aisyah terkekeh geli.

Gus Ilham tersenyum simpul saja, mengelus pipi Aisyah yang menggembung akibat tertawa.

"Kuenya sudah jadi?"

"Iya, ini udah jadi."

"Ayok bawa kedepan" Gus berjalan beriringan bersama Aisyah, tangannya sudah melingkar di pinggang istrinya.

"Yah kasian Abi belum minum tehnya, gara-gara teman Gus Ilham sih?"

"Siapa?"

"Ustazah Erna, teman kecilnya kan?"

"Tau dari mana?"

"Dari ustadz Fahri"

"Kapan?"

"Waktu pulang dari masjid utama pesantren, yang Gus Ilham antar ustazah Erna. Waktu itu juga ustadz Fahri yang antar Aisyah pulang"

Gus Ilham merubah raut wajahnya menjadi datar "Jangan dekat-dekat dia lagi."

"Kok Gus Ilham larang?"

"Karena aku suami kamu, wajar dong kalo aku larang kamu dekat dengan pria lain."

"Tapi Aisyah ngga keberatan tuh kalo Gus Ilham dekat dengan Ustazah Erna." Balas Aisyah.

"Aku dekat sama dia cuma sekedar rekan kerja."

"Aisyah juga dekat sama ustadz Fahri cuman sekedar murid dan guru."

Gus Ilham menatap tajam Aisyah ketika berani meninggikan suaranya di depan dirinya. Ingat Gus Ilham sangat tidak suka perempuan yang tidak bisa menjaga suaranya.

"Pelan kan suara kamu!" ucapan Gus Ilham terdengar begitu tajam walaupun dengan nada lembut.

Aisyah bergeming.

"Saya tidak pernah dekat dengan Ustazah Erna selain membahas pekerjaan. Saya memang teman kecilnya, tidak lebih dari itu. Kalo pun dia mau berbasa-basi dengan saya saya tidak meladeni."

"Tapi makan berdua, dengan Ustazah Erna di kantin, dan selalu menerima ajakan ustazah Erna, Gus Ilham selalu temani dia pergi ke kampung sebelah."

Gus Ilham mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan Aisyah. "Maksudnya kamu apa, makan sama dia dan mengantar, saya tidak pernah mengantar dia ke kampung sebelah."

"Tapi Aisyah liat, waktu pertama Aisyah kabur, sebelumnya Aisyah mau ajak Gus Ilham ziarah ke makam kakek Ismail, tapi pas, sampai Aisyah dengar percakapan Gus Ilham dan ustadzah Erna, yang mengajak pergi."

"Besok nya Aisyah keluar, Aisyah liat mobil Gus Ilham keluar pagi- pagi, pasti Gus Ilham antar dia kan?"

Gus Ilham menghela nafas panjang memijat pelipisnya. "Saya tidak pernah mengantar dia, Aisyah. Waktu itu saya pulang pagi,"

"Saat saya datang di rumah, saya cuman menemukan surat dan makan di meja makan. Soal mobil itu, yah menang ustazah Erna ada di dalam sana tapi tidak dengan saya, dia bersama ustadz Fahri dan ustazah Arafah."

"Mereka bertiga pergi memakai mobil saya."

Pupil mata Aisyah membesar mendengar semua penjelasan Gus Ilham, berarti-- selama ini Aisyah salah paham dan readers juga.

"Berarti gus Ilham tidak pergi dengan Ustazah Erna?" Gus Ilham menggeleng cepat.

"Soal makan di kantin, saya bersama ustadz Abraham, kebetulan Ustazah Erna juga makan di sana."

Semakin bersalah Aisyah menunduk diam.

"Saya tidak perna sama sekali berbicara dengan lawan jenis kecuali hal penting"

"Maaf Gus Ilham, selama ini Aisyah salah paham dengan Gus Ilham."


Gus Ilham menghela nafas, kurangnya komunikasi antara kedua selalu mejadi salah pahan. "Tidak papa, aku mengerti kok"

"Seharusnya Aisyah yang di hujat di cerita ini bukan Gus Ilham. Pembaca hanya membaca dari sudut pandang Aisyah aja. Itu sebabnya mereka salah paham"

"Sekarang Aisyah terima kalo ada yang mau hujat"

"Jangan ngomong gitu, tidak ada yang boleh hujat istri ku. Siapa yang berani, maju sini menghadapi saya"

Author said :" saya berani!"

"Mau saya hukum kamu!" Sentak Gus Ilham menatap tajam author.

Ampun suhu!

"Maaf, Gus Ilham" ujar Aisyah

"Iya ngga papa, bilang aja ke saya kalo ada yang berani hujat istri Ilham vernando."

"Gus Ilham mau kasih hukuman apa ke mereka yang hujat Aisyah?"

"Di suruh tunggu sapi bertelur"

"Sapi kan ngga bisa bertelur"

"Yah suruh tunggu ayam kentut"

Aisyah menatap Gus Ilham heran "Gus aneh" Gus Ilham hanya mengangkut kedua bahunya acuh.

"Eh tapi kalo Aisyah melanggar peraturan dapat hukuman apa? Tanya Aisyah penasaran.

"Hukuman nikmat"

"Hah? Emang ada hukum yang nikmat"

"Ada, mau coba?" Tanya Gus Ilham, pria itu membalikkan badannya berhadapan langsung sama Aisyah.

Aisyah semakin di buat bingung dengan ekspresi wajah pria di depannya itu. Gus Ilham tersenyum-senyum tak jelas.

Karena cape dengan kode seperti itu Gus Ilham langsung to the poin "Ayo buat Beby"













_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Halo halo halo🙋

Gimana part di atas

Mau ponakan online dulu atau bongkar Aisyah siapa.

Btw cerita Gus Ilham my husband Masih panjang yah. Masih banyak tokoh lain yang belum muncul, seperti kakak Aisyah, bintang dan juga kakak Gus Ilham, Gus Iksan.

Setelah GUS ILHAM MY HUSBAND. Tamat mau buat cerita tentang siapa nih bagus kasih ide dong

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN NEXT PART SELANJUTNYA 👉

jangan lupa follow akun Instagram @wattpadasya


See you assalamualaikum 🧡


Sabtu, 23 April 2022
Revisi selasa 13 juni 2023

Continue Reading

You'll Also Like

210K 25.5K 23
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
989K 18.9K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 69.4K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
703K 5.3K 26
di jadikan pembantu di rumah pengusaha kaya raya dan anak dari pengusaha kaya itu jatuh cinta kepada pembantu itu bahkan saat baru awal bertemu ia su...