LAST LOVE

By Kimocchii

64.8K 3.4K 80

Kehidupan asmara Kai dan Kyungsoo setelah resmi berpacaran. Akankah mereka mampu menjalani kisah cinta mereka... More

Chapter 1
CHAP 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chap 6
chap 7
chap 8
chap 9
chap 10
chap 11
chap 12
chap 13
chap 14
chap 16-end

chap 15

3.6K 181 3
By Kimocchii

Sehun sibuk menatap berkas-berkasnya dikantor. Ia membolak-balikan kertas-kertas yang berada didepannya. Sesekali ia terlihat berfikir keras memahami apa yang tertulis dan terkadang mencoret tulisan yang ada disana. Wajah seriusnya terlihat lebih dingin dari biasanya. Tatapan matanya yang tajam membuat kesan dingin lebih terasa.

Luhan perlahan membuka pintu ruangan Sehun. Ia tak ingin menganggu Sehun yang berkonsentrasi tinggi mengerjakan pekerjaannya. Setelah lama bernegosiasi oleh sekertaris Sehun diluar akhirnya Luhan dapat bertemu dengan Sehun. Rupanya Sehun sedang tak ingin diganggu karena banyak deadline yang menanti. Sehun menyuruh sekertarisnya untuk mencegah setiap orang masuk kedalam ruangannya atau mengganggu pekerjaannya. Luhan bangga dengan Sehun yang benar-benar sangat totalitas dalam pekerjaannya.

Setelah merasa aman karena Sehun tak menyadari kehadirannya. Luhan masuk perlahan dan menutup kembali pintu secara pelan. Bunyi pintu ruangan yang tertutup terdengar cukup keras. Luhan menghentikan aksinya dan menoleh kearah Sehun. Ia memastikan apakah Sehun terganggu dengan suara tadi. Tapi sepertinya kekasihnya itu terlalu fokus hingga tak menggubris keadaan sekitar. Luhan berjalan mengendap-endap kearah sofa yang berada didepan meja kerja Sehun. Sepatu heelnya sengaja Luhan tinggal diluar agar tak mengganggu saat ia berjalan.

Luhan duduk perlahan disofa sambil mengamati Sehun. Luhan mengeluarkan ponselnya yang sebelumnya ia ubah menjadi mode silent dan mencari aplikasi kamera. Luhan mengatur settingan kamera agar tak bersuara. Setelah semua persiapan selesai, Luhan memposisikan kamera ponselnya kearah Sehun. Beberapa kali Luhan mengambil gambar Sehun yang serius bekerja. Ponsel Luhan yang canggih membuatnya dengan mudah memfoto wajah Sehun dari kejauhan dan terlihat jelas. Lama ia mengambil gambar Sehun, Luhan melihat hasil karyanya. Ia terlihat puas dengan hasil jepretannya yang tampak bagus. Ia mendapatkan semua ekspresi Sehun yang tak terlalu begitu jelas. Senyum terkembang dari bibir Luhan. Benar kata Kyungsoo. Saat para lelaki bekerja dengan serius, kharisma mereka lebih terpancar.

Puas melihat hasil karyanya, Luhan kembali mengarahkan kameranya kearahnya. Kini ia menggunakan kamera depan untuk selfie. Ia bergaya didepan kamera dengan latar belakang Sehun yang sibuk bekerja. Luhan mulai menunjukkan ekspresi yang aneh-aneh. Dari ia tersenyum lebar, cemberut, kesal, marah dan lain-lain. Ia terkikik geli dengan kelakuannya saat ini. Luhan kembali mengamati hasil jepretannya. Matanya berbinar cerah melihat gambar yang tampil apik. Luhan mengedit hasil foto-foto bidikannya untuk ia unggah ke akun instagram miliknya. Masih dengan senyuman jahilnya Luhan berhasil mengunggah fotonya.

Luhan terlalu asik dengan ponselnya. Dalam sekejap postingannya mendapatkan banyak komentar dan suka. Luhan senyam-senyum sendiri membaca beberapa komentar. Ingin sekali ia tertawa terbahak-bahak saat ini. Tapi ia harus menahannya karena tak ingin Sehun terganggu.

"Mengambil gambar dan mengunggahnya tanpa seijin yang bersangkutan itu melanggar hukum, Lu"

Luhan menoleh cepat saat menyadari ada suara bass berada dibelakangnya. Posisinya sekarang memang tak dapat melihat Sehun karena dia duduk membelakangi Sehun. Luhan nyengir tak jelas saat mengetahui Sehun berdiri dibelakangnya dengan sedikit menunduk. Sehun mengusak rambut Luhan lalu duduk disebelahnya. Sehun mengamati Luhan dari atas sampai kebawah. Yeojachingunya ini berpenampilan aneh hari ini. Luhan yang merasa dipandangi Sehun ikut mengamati penampilannya.

"Kau kekantorku memakai pakaian seperti ini, Lu? Lalu dimana sepatumu?" tanya Sehun heran.

"Itu...hehehehe. Aku meninggalkannya dimeja sekertarismu. Karena takut membuat kegaduhan makanya aku mencopot semua asesoris yang sekiranya menimbulkan bunyi" jawab Luhan lugu. Sehun menghela nafasnya lalu bangkit menuju meja kerjanya.

Sehun menekan tombol line telepon dimejanya. Sehun seperti menyuruh seseorang untuk datang keruangannya tapi Luhan tak tau siapa. Setelah mematikan sambungan teleponnya, ia kembali duduk disebelah Luhan. Pintu ruangan Sehun diketuk dan menampilkan sekertaris Sehun yang membawa semua barang Luhan. Sekertaris Sehun meletakkan semua barang Luhan dimeja depan sofa lalu membungkuk keluar.

Sehun mengambil sepasang sepatu Luhan lalu berjongkok didepan Luhan. Luhan tercengang melihat Sehun berjongkok dihadapannya. Sehun mengambil satu sepatu dan memasangkannya kekaki Luhan. Sehun mendongak menatap Luhan setelah selesai memakaikan sepatu.

"Pendamping untuk Oh Sehun haruslah wanita yang bisa menjaga penampilannya. Tapi jika hanya berdua saja denganku jadilah dirimu apa adanya. Karena aku mencintai semua yang ada pada dirimu. Saranghae, Oh Luhan" ucap Sehun dan mengecup punggung tangan Luhan.

Luhan tersipu mendengar penuturan Sehun. Agak sedikit aneh saat Sehun menyebutnya Oh Luhan. Ada sesuatu yang menggelitik didalam dirinya tapi ia suka. Sehun tersenyum lebar melihat rona pipi yang berada diwajah Luhan. Luhan tak menyangka jika Sehun bisa seromantis ini kepadanya. Ia merasa menjadi seorang putri dinegeri dongeng dengan pangeran berkuda putih. Sehun masih memegang tangan Luhan yang dikecupnya tadi. Ia mengusap pelan punggung tangan Luhan dengan ibu jarinya. Sedangkan Luhan masih sibuk dengan pemikirannya yang menambah warna merah dikedua pipinya.

.

.

.

.

Kai masih bergumul dengan selimutnya padahal hari sudah siang. Tapi namja tan itu masih setia diatas ranjangnya. Semenjak pulang dari Jepang dan diberi waktu libur beberapa hari kerjaannya hanya tidur diranjangnya. Mungkin Kai terlalu lelah karena perjalanan dinasnya ke Jepang lebih lama daripada yang dijadwalkan. Tiba-tiba saja banyak hal yang harus ia urus disana. Sikap tanggung jawab Kai yang tinggi membuatnya tak bisa meninggalkannya begitu saja.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang tapi Kai masih berada dikamarnya. Lelaki tan itu benar-benar menikmati masa liburnya. Kyungsoo membuka pintu apartemen Kai. Keningnya sedikit mengkerut saat tak menemukan kekasih hitamnya itu. Kyungsoo melangkah kearah dapur untuk meletakkan belanjaannya. Ia mengamati keadaan apartemen Kai yang terlihat tak terurus. Sejak kepulangannya dari Jepang, Kyungsoo belum menginjakkan kakinya ke apartemen Kai. Kyungsoo pulang ke Korea lebih dulu dibandingkan Kai karena ada beberapa masalah diperusahaan pusat. Kai yang saat itu juga ada masalah di Jepang membuatnya tak bisa pulang bersama dengan Kyungsoo.

Kyungsoo menuju kamar Kai. Saat membuka kamar Kai yang pertama kali menyapa penglihatannya adalah gelap. Kai sama sekali tak membuka tirai kamarnya atau menyalakan lampu. Kyungsoo bergerak membuka tirai kamar Kai. Seketika itu kamar Kai menjadi terang dan lebih hangat. Kyungsoo menoleh kearah Kai yang bergerak resah didalam selimut karena tidurnya yang terusik. Kyungsoo berjalan keranjang Kai dan duduk ditepi ranjang.

Kyungsoo mencoba menggoyangkan tubuh Kai tapi tak ada reaksi apa-apa yang ditunjukkan Kai. Kyungsoo yang tak kehilangan akal langsung menepuk-nepuk tubuh Kai tapi lagi-lagi Kai diam tak bergeming. Kyungsoo mengerucutkan bibirnya saat Kai sama sekali tak terbangun. Kyungsoo yang sebal langsung menggoncangkan tubuh Kai kasar dan sedikit memukulnya. Tubuh Kai meresepon. Terlihat Kai tampak kesakitan dibalik selimutnya. Kai bergerak gelisah.

Kai menyibakkan selimutnya dan memunculkan kepalanya. Masih dengan mata yang terpejam, Kai menoleh kearah orang yang mengganggu tidurnya.

"Pergilah, hyung. Aku masih mengantuk" ucap Kai serak dan kembali menutup kepalanya dengan selimut.

Kai mengira yang membangunkannya adalah Suho. Kyungsoo memberengut kesal melihat tingkah namjachingunya yang terlewat malas. Kyungsoo mengerahkan seluruh tenanganya untuk memukul seluruh tubuh Kai. Ia tak peduli lagi jika Kai kesakitan nantinya. Tangan kecil Kyungsoo mulai memukul-mukul tubuh Kai sekuat tenaga. Kai yang terusik langsung bangun dari tidurnya dan mencoba melindungi diri dari amukan Kyungsoo.

"Ya! Ya! Ya! Hyung! Kau memukulku terlalu keras" teriak Kai kesakitan dan masih belum sadar siapa yang memukulinya.

"Aku bukan Suho oppa! Cepat bangun! Dasar Hitam pemalas!!" sebal Kyungsoo yang masih memukuli Kai.

Kai yang mendengar suara kekasihnya langsung menyibakkan selimut yang menutupinya dan mengintip lewat kedua tangannya yang masih sibuk menghalangi pukulan Kyungsoo. Kai melihat wajah Kyungsoo yang menahan marah. Wajahnya begitu garang seperti singa betina. Seketika Kai bergidik ngeri melihat Kyungsoo menatapnya tajam seakan ingin melahapnya hidup-hidup.

Kyungsoo menghentikan aksi pukulnya dan menatap Kai tajam. Kai menelan ludahnya kasar saat tau Kyungsoo benar-benar marah sekarang. Kai sedikit melambaikan tangannya kearah Kyungsoo dan tersenyum canggung. Kyungsoo tak bergeming dan masih menatap Kai. Kai tak dapat berbuat apa-apa sekarang. Kyungsoo yang sedang marah seperti ini lebih menakutkan dibandingkan amarah Luhan dan Baekhyun.

"An-Annyeong, Soo" sapa Kai canggung dan gugup.

Kyungsoo semakin memelototkan mata bulatnya. Sedetik kemudian Kyungsoo memalingkan wajahnya dan beranjak turun dari ranjang. Kai mengernyit melihat tingkah Kyungsoo. Kyungsoo keluar kamar Kai dan menutupnya pelan. Kai semakin heran. Biasanya jika wanita marah maka ia akan membanting pintu secara kasar saat meninggalkan sang pria. Tapi Kyungsoo berbeda. Ia terlihat tenang dan tak menunjukkan emosinya. Hal itu membuat Kai semakin khawatir. Ia lebih suka jika Kyungsoo emosi menggebu-gebu dibanding tenang seperti ini.

Kai beranjak dari kamarnya menghampiri Kyungsoo. Kyungsoo tengah berkutat didapur. Ia sedang membuatkan makan siang untuk Kai. Tak ada sedikitpun raut marah atau sebal dimuka Kyungsoo yang Kai lihat. Kai mendekati Kyungsoo dan memilih sedikit menjaga jarak. Ia mengikuti gerak-gerik Kyungsoo. Sedangkan Kyungsoo tak sedikitpun memperhatikan keberadaan Kai atau malah menganggap Kai tak ada.

Tangan Kyungsoo masih cekatan dengan peralatan dapur. Ia berkonsentrasi penuh membuat sebuah hidangan. Setelah selesai Kyungsoo menata makanan buatannya dimeja makan. Kyungsoo meletakkan satu piring kimchi spagethi buatannya. Kai mengerutkan dahinya saat hanya ada satu piring dimeja makan. Kai hendak menyeruakkan suaranya tapi Kyungsoo lebih dahulu bersuara.

"Makanlah. Nikmati hari liburmu"

Kyungsoo meletakkan apron yang sedari tadi ia gunakan dan pergi meninggalkan Kai yang masih mematung melihat sepiring kimchi spagethi. Kyungsoo keluar apartemen Kai tanpa berkata apa-apa lagi. Suara pintu tertutup mengembalikan kesadaran Kai. Kai berlari kearah pintu tapi Kyungsoo sudah keburu pergi. Kai mengacak-acak rambutnya kasar. Apa salahnya kali ini hingga membuat Kyungsoonya marah. Jika masalahnya hanya karena ia susah dibangunkan bukankah itu adalah hal wajar.

.

.

.

.

Suho duduk dengan tenang disofa kantornya dengan menyesap teh yang dibuatkan Minseok. Suho duduk nyaman ditempatnya berbeda dengan Kai yang terlihat gelisah diseberang sofa. Penampilan Kai luar biasa tampan seperti biasanya. Akan tetapi wajahnya tak menunjukkan ia baik-baik saja. Wajahnya tampak depresi. Ada beberapa hal yang menganggunya saat ini.

Kai memutuskan kembali kekantor untuk menemui hyungnya. Ia ingin menceritakan sikap Kyungsoo padanya selama beberapa hari ini. Semenjak kejadian diapartemennya, Kyungsoo sama sekali tak menemui Kai. Kai tau jika Kyungsoo juga mendapatkan libur seperti dirinya dan biasanya Kyungsoo akan ke apartemennya untuk menghabiskan waktu berdua. Kai mengusap wajahnya kasar. Sikap dingin Kyungsoo membuatnya kalang kabut.

"Mungkin Kyungsoo kecewa padamu" ucap Suho setelah mendengar semua curahan hati sang adik.

"Kecewa? Kecewa kenapa? Apa aku melakukan sesuatu yang salah, hyung?" tanya Kai polos.

"Kau tau kan jika kalian tak bertemu beberapa hari akibat urusan kalian masing-masing. Dan disaat ia libur dan kau juga libur, Kyungsoo ingin bertemu denganmu dan menghabiskan waktu bersama. Tapi apa? Kau enak sekali tidur dan salah mengira dia adalah aku. Tentu saja ia marah" tutur Suho.

"Jika aku yang membangunkanmu pasti sudah aku siram dengan air sejak pertama aku datang" lanjut Suho.

"Tapi bukankah itu hal biasa, hyung? Aku memang susah dibangunkan, bukan? Lalu kenapa baru sekarang ia marah?" tanya Kai tak paham. Suho melempar bantal sofa tepat kewajah Kai.

"Kau bodoh atau apa? Kyungsoo datang menemui dengan rasa senang dan penuh harap. Tapi kau yang ditemui masih tidur dan bersikap biasa saja saat bertemu Kyungsoo setelah kalian tak bertemu cukup lama. Apa kau benar-benar mencintai Kyungsoo?" ketus Suho.

"Tentu saja aku mencintainya, hyung!" balas Kai jengkel.

"Jika kau mencintainya ungkapkan dengan seluruh tubuhmu. Ucapkan kata-kata manis dari bibirmu. Sentuh ia dengan tanganmu. Peluk ia dan salurkan rasa cintamu dengan tubuhmu. Kau ini. Aku rasa kau lebih tau hal-hal seperti itu dibandingkan aku" ujar Suho.

Kai merenungkan kata-kata Suho. Wajahnya terlihat berpikir keras. Suho kembali menyesap tehnya sambil mengamati ekspresi Kai. suho bersyukur Kai bisa mendapatkan gadis seperti Kyungsoo. Banyak perubahan yang terjadi terhadap Kai selama Kai bersama Kyungsoo. Suho tersenyum disela-sela ia meminum tehnya.

"Aku akan menemui Kyungsoo dan meminta maaf kepadanya" ucap Kai tiba-tiba.

"Itu lebih baik" timpal Suho.

Kai berdiri dan bersiap pergi keluar dari ruangan Suho. Wajah Kai terlihat lebih cerah dibandingkan tadi. Suho menggeleng-gelengkan kepalanya..

.

.

.

.

"Kau akan segera menikah, Baek?!" teriak Luhan keras.

Baekhyun memukul lengan Luhan agar tak berteriak ditengah kafe. Baekhyun memandang sekitar kafe dengan pandangan menyesalnya dan sesekali membungkukkan badannya meminta maaf. Luhan yang merasa bersalah ikut meminta maaf kepada para pelanggan yang lain. Kyungsoo hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya.

"Jinjja? Kau akan segera menikah?" tanya Luhan dengan suara yang sedikit pelan.

"Ne. Kemarin Chanyeol melamarku dengan membawa kedua orang tuanya" jawab Baekhyun lesu.

"Chukae, Baek. Akhirnya hubunganmu dengan Chanyeol oppa berakhir bahagia" ucap Kyungsoo.

"Aish...Aku iri dengan kalian berdua. Kalian sudah dilamar sedangkan aku belum" curhat Luhan dengan bibir yang dipoutkan.

"Kau juga dilamar Kai, Kyung?" tanya Baekhyun kaget dan memandang Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum dan mengangguk.

"Tenang saja, eonnie. Aku yakin Sehun pasti menyiapkan sebuah kejutan untukmu" ujar Kyungsoo menenangkan.

"Aku ragukan itu" cibir Luhan.

Baekhyun memeluk Luhan dari samping memberikan semangat kepada Luhan. Ketiganya larut dalam obrolan ringan. Luhan dan Kyungsoo sangat semangat membahas pernikahan Baekhyun. Mereka ngotot ingin membantu segala persiapan pernikahan Baekhyun. Dari pemilihan gaun pengantin, dekorasi, makanan dan semua hal. Baekhyun hanya pasrah dengan sifat keras kepala para sahabatnya terutama Luhan. Ia yang paling semangat memberikan konsep-konsep pernikahan ke Baekhyun. Sesekali Kyungsoo memberikan ide atau saran untuk Baekhyun.

Tiga orang namja berjalan mendekati tempat duduk Kyungsoo, Luhan dan Baekhyun. Baekhyun yang menyadari langsung melambaikan tangannya dengan semangat. Luhan dan Kyungsoo melihat Baekhyun melambaikan tangan kepada seseorang langsung menoleh. Luhan langsung tersenyum lebar saat mengetahui siapa yang datang. Sedangkan Kyungsoo hanya menatap tanpa ekspresi sedikitpun.

Luhan dan Baekhyun berdiri menyambut kedatangan kekasih mereka. Luhan memeluk Sehun begitu juga Baekhyun yang langsung memeluk Chanyeol. Kedua pasangan itu sibuk dengan dunia mereka. Kai mendekati Kyungsoo yang hanya duduk manis ditempatnya. Kyungsoo tak berani menatap mata elang Kai. Jika ia menatapnya maka runtuh sudah pertahanannya untuk marah kepada Kai.

Tiba-tiba Kai bersimpuh didepan Kyungsoo dan menggenggam kedua tangannya. Kyungsoo melebarkan matanya. Tindakan Kai mendapatkan perhatian dari seluruh pengunjung kafe tak terkecuali pasangan Chanbaek dan Hunhan. Mereka mengantisipasi tindakan Kai selanjutnya. Kai menatap Kyungsoo penuh cinta. Diusapnya punggung tangan Kyungsoo dengan kedua ibu jarinya. Kyungsoo masih terpaku dengan tindakan Kai.

"Mianhae, Soo. Maafkan aku yang tak mengerti perasaanmu. Maafkan aku yang tak peka dengan segala keinginanmu. Maafkan aku yang gagal menjadi pelindungmu. Maafkan aku yang telah menyakiti hatimu dan membuatmu marah. Maafkan aku" ujar Kai lembut dan penuh penyesalan.

Semua orang yang ada disana merasa iri dengan Kyungsoo. Kai benar-benar membuat semua gadis merasa terharu dengan tindakannya yang sangat gentle. Para pengunjung menunggu respon yang akan diberikan Kyungsoo. Tersihir dengan kesungguhan hati Kai, para pengunjung yang lain seakan-akan berada dipihak Kai agar Kyungsoo memaafkannya. Beberapa pengunjung menyuarakan kata 'terima' dan diikuti oleh yang lainnya hingga semua yang berada dikafe berkata hal yang sama.

"Aku tak tau jika Kai bisa bertingkah seperti ini" —Baekhyun.

"Aku yang sudah lama bertemannya saja terkejut melihat aksinya" —Chanyeol.

"Ternyata sepupuku romantis" —Luhan.

"Aku juga akan melakukan hal yang sama bila diposisi Kai, Lu" —Sehun.

Keempat orang itu masih tercengang dengan aksi Kai. Ditambah banyaknya pendukung Kai agar Kyungsoo memaafkannya. Kyungsoo masih menatap Kai ragu. Tak dapat ia pungkiri sebenarnya ia sudah memaafkan Kai hanya saja kejadian ini membuatnya bingung harus berbuat apa. Tatapan mata Kai mengisyaratkan ketulusan dan kesungguhan. Tangan Kyungsoo mulai membelai pipi Kai. Ia tak pernah bisa menolak pesona Kai. Ia terlalu mencintai namjanya itu.

Kyungsoo memeluk Kai membuat namja tan itu tersenyum puas. Seketika sorak sorai bergema dikafe itu. Mereka turut bahagia melihat pasangan itu bersatu kembali. Menurut mereka pasangan Kai dan Kyungsoo sangat serasi. Akan sangat disayangkan jika kedua orang itu berpisah. Beberapa orang memberi selamat kepada Kai karena berhasil meyakinkan Kyungsoo. Luhan dan Baekhyun tersenyum bangga kepada sahabatnya. Kyungsoo memang gadis dewasa. Tak seperti mereka yang dapat marah selama beberapa hari.

Kyungsoo terharu dengan perlakuan manis Kai. Kai membuang harga dirinya demi meminta maaf kepada Kyungsoo didepan banyak orang. Kai ikut tersenyum dan membalas pelukan Kyungsoo. Kai tak terlalu memperdulikan sorak-sorak untuknya dan Kyungsoo karena yang ia lihat hanya Kyungsoo. Kyungsoo dapat membutakan dan menulikan pendengarannya dari orang lain hanya untuk melihat dan mendengarkan suaranya.

"Sampai kapan kalian akan seperti itu?" interupsi Luhan yang melihat Kai dan Kyungsoo larut dalam dunia mereka sendiri.

"Hei...Jangan acuhkan kami!" kesal Baekhyun saat tak ada respon dari Kai dan Kyungsoo.

Kyungsoo melepaskan pelukannya dan mengajak Kai untuk duduk disebelahnya sama seperti yang teman-temannya lakukan. Kai menurut dan mencoba berdiri. Sedikit kewalahan saat Kai berdiri karena kakinya agak kram mengingat ia lama bersimpuh. Kyungsoo membantu Kai untuk berdiri dan duduk. Ia merasa kasihan juga melihat Kai agak kesakitan. Pasangan didepan Kai dan Kyungsoo memutar bola matanya malas melihat adegan lovey dovey mereka.

"Jadi kau kemari hanya untuk meminta maaf kepada Kyungsoo?" tanya Luhan.

"Hmmm. Wae? Kau iri? Sehun tak melakukan itu saat kemarin kalian bertengkar?" tanya Kai balik.

Luhan bangkit dan memukul kepala sepupunya itu cukup keras. Sedangkan Kai meringis kesakitan akibat pukulan Luhan. Sehun menarik lengan Luhan untuk kembali duduk. Kyungsoo ikut memukul lengan Kai karena kata-kata tak sopannya lalu mengusap pelan kepala Kai. Kai langsung bergelayut manja menikmati sentuhan tangan Kyungsoo yang menjadi obatnya.

.

.

.

Kai dan Kyungsoo kembali bekerja seperti biasanya. Kai sibuk dengan berkas-berkas yang tertinggal beberapa hari karena liburnya. Kai asik berkutat dengan kertas-kertas itu dan tak menyadari jika Kyungsoo masuk kedalam ruangannya. Kyungsoo meletakkan secangkir kopi dimeja kerja Kai. Kyungsoo tersenyum melihat wajah serius Kai. Ia selalu terpesona dengan wajah serius Kai saat bekerja. Kyungsoo berbalik dan meninggalkan ruangan Kai.

Kai melirik kearah pintu saat bayangan Kyungsoo menghilang. Ia menghentikan kegiatannya dan mengambil ponsel diatas meja kerjanya. Kai menekan beberapa tombol dan membuat panggilan. Ia menunggu cukup lama hingga panggilannya tersambung.

"Bagaimana? Kapan aku bisa menemuimu?"

"..."

"Secepatnya saja. Aku tak sabar ingin bertemu denganmu"

"..."

"Oke. Nanti siang aku akan menjemputmu ditempat biasa"

Pip

Kai tersenyum puas saat menutup panggilannya. Ia melihat ponselnya dalam dengan wajah yang masih tersenyum. Kai menggelengkan kepalanya dan mecoba kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya. Ia sudah tak sabar menunggu jam makan siang untuk bertemu seseorang. Wajahnya yang semula serius ketika membaca semua berkas kini terganti dengan wajah sumringah. Dia terlalu senang hingga tak bisa mengontrol ekspresinya. Kai mengambil cangkir kopi dan menyesapnya perlahan dengan tetap fokus pada berkas-berkasnya.

Tok Tok

Pintu ruangan Kai diketuk. Kai tak menjawab ketukan itu dan mencoba mengendalikan ekspresi bahagianya. Dia tak ingin ekspresi bahagianya dilihat oleh orang lain. Pintu sedikit terbuka menampilkan Kyungsoo yang berdiri diambang pintu. Kai melirik kearah pintu lalu fokus lagi dengan pekerjaannya. Kyungsoo masuk dan tak lupa menutup pintu. Kyungsoo berjalan mendekati Kai.

"Kai kau nanti ingin makan siang dimana?" tanya Kyungsoo.

"Aku ada urusan saat makan siang" jawab Kai tanpa melihat Kyungsoo.

"Urusan? Setauku kau tak ada jadwal bertemu dengan klien saat makan siang?" tanya Kyungsoo bingung.

"Ini diluar urusan pekerjaan, Soo" jawab Kai.

"Begitukah?" gumam Kyungsoo pelan. Kyungsoo menundukkan kepalanya. Ia sedikit kecewa karena tak bisa makan siang bersama dengan Kai. Kai melirik Kyungsoo yang menundukkan kepalanya. Ia tak tega melihat malaikat hatinya bersedih seperti itu.

"Baiklah kalau begitu. Selamat menikmati makan siangmu nanti" ucap Kyungsoo setelah berdiam lama. Kai tak membalas.

Kyungsoo berbalik pergi dengan muka sedih. Kyungsoo tak ingin Kai melihat wajahnya yang seperti ini. Kai menatap kepergian Kyungsoo. Kai menyesal karena memperlakukan Kyungsoo dingin. Entah kenapa Kai melihat punggung Kyungsoo begitu rapuh dan dapat hancur saat ini. Kelihatannya ia keterlaluan.

"Mianhae, Soo" gumam Kai.

.

.

.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

593K 28.4K 36
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
189K 18.9K 40
Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv...
214K 17.6K 89
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
408K 33.1K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.