𝐁𝐋𝐎𝐎𝐃 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐄𝐀𝐑𝐒...

By LeefaTyn

92K 15.4K 862

Tidak ada penjelasan bagaimana (y/n) bisa isekai ke dunia manhwa. (Y/N) hanyalah seorang gadis biasa yang tid... More

Prolog
1. Keluarga Hitam, Agriche
2. Erel & Ether
3. Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
4. Tekad
5. Perjamuan Makan Besar
6. Protagonisnya Adalah Roxana
7. Kupu-Kupu Beracun
8. Kepulangan Dion
9. Undangan Tea Party
10. Mainan Roxana
11. Kedatangan Ether
12. Tokoh Ekstra
13. Kunjungan Keluar
14. Pangeran si Biru
16. Keberangkatan
17. Habitat Karantul
18. Pasukan Pedelian
19. Helena Agriche
20. Brianna Reissyl- End of Season 1
QnA
[Side Story] Ethersyl Agriche
[Side Story] Dion Agriche
21. Dimulai Kembali - Season 2
22. Yggdrasil
23. Noel Vertium
24. Pertemuan Kembali
[Side Story] Cassis Pedelian
[Side Story] Roxana Agriche

15. Makan Malam

2.8K 588 75
By LeefaTyn

The Way To Protect Female Lead's Older Brother © Juniljus, Baek Ji-Hyeon.
.

.

.

A fanfiction written by LeefaTyn

***

This story might be different from the original manhwa.

Meskipun enggan, aku tahu kalau aku tidak mungkin menolak perintah dari Lant Agriche.

Karena itulah, setelah mendengar pesan dari ksatria tersebut aku langsung bergegas kembali ke kediamanku.

"Larry, bantu aku berganti pakaian."

"Nona mau kemana?" Tanyanya penasaran.

Sangat jarang bagiku meminta bantuan Larry untuk berganti. Biasanya aku hanya meminta bantuannya jika ada acara formal yang harus kuhadiri.

Atau ketika dia memaksaku untuk jalan-jalan keluar.

"Ayah mengundangku untuk makan malam bersama."

Seketika wajah Larry langsung berubah. Ia terlihat sangat terkejut mendengar informasi yang aku sampaikan.

Siapa juga yang tidak terkejut? Sampah bernama Lant Agriche itu hampir tidak pernah memanggilku jika tidak ada urusan.

"Dimana Ether?"

"Tuan Muda sedang berada di arena latihan."

"Jika dia menanyakan keberadaanku, katakan kalau aku sedang makan malam dengan Ayah."

"Baik, saya mengerti."

Larry terlihat tidak senang. Dia sangat tidak suka melihat Lant Agriche selalu menyuruh-nyuruh kami layaknya budak.

Meski begitu, tidak ada yang bisa dia lakukan selain diam dan membantu.

Setelah selesai berganti pakaian, aku menatap diriku dari cermin.

Dress yang kupakai terlalu bagus hanya untuk makan malam dengan Lant Agriche.

Aku merasa sangat muak. Tapi aku juga tidak bisa memakai pakaian sembarangan dihadapannya.

Orang itu pasti akan mencari-cari kesalahanku dan mengancam Ether. Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Dan dia pasti akan mencemoohku jika aku memakai pakaian yang kotor.

'Kau terlihat seperti rakyat jelata yang menjijikkan,' katanya.

Bukankah seharusnya kata-kata itu lebih cocok untuknya?

"Apa perlu saya temani?"

Aku menatap Larry sejenak.

"Tidak perlu."

Aku merasa berterima kasih atas apa yang Larry ucapkan. Namun aku rasa tidak perlu membawa Larry ke tempat laknat itu bersamaku.

Lebih baik Larry berada disini dan memberitahu Ether jika dia sudah kembali tentang keberadaanku.

"Aku duluan."

***

Tak... Tak... Tak...

Suara heels-ku yang menyentuh lantai terdengar dengan sangat jelas. Mansion Agriche memang sangatlah sepi dan suram.

Hingga suara sekecil apapun pasti akan terdengar.

Aku berjalan melewati lorong yang hanya dijaga oleh beberapa ksatria.

Aku berdiri mematung di depan pintu ruang makan. Hatiku terasa sangat berat untuk membuka pintu tersebut.

"Nona, Tuan Besar sudah menunggu." Seorang ksatria yang menjaga pintu ruang makan memberitahuku kalau Lant Agriche sudah ada di dalam.

Ya, tidak ada pilihan lain.

Lebih baik cepat lakukan lalu pergi.

Ceklek...

Pintu terbuka. Dengan segera aku masuk ke dalam ruang makan dan menyapa Lant Agriche yang sudah duduk menunggu.

"Selamat malam, Ayah."

Sudut mataku menangkap sosok yang sangat aku hindari.

Ya, siapa lagi kalau bukan Dion.

Kenapa Lant Agriche juga mengundangnya?

Ah, bikin kesal saja.

"Kau sudah datang, Erel?"

Tanpa menatap Lant Agriche, aku langsung duduk ke tempat yang sudah disediakan.

Makanan di letakkan satu persatu ke atas meja.

Aku dapat merasakan tatapan menusuk dari Dion, namun tentu saja, aku abaikan.

Tidak peduli setajam apa tatapannya, aku tidak akan menggubrisnya untuk malam ini.

Setelah semua makanan siap, Lant Agriche memulai acara makan malam dengan mengangkat gelas wine.

Sampah satu ini sepertinya sangat suka dengan wine.

Sayang sekali racun tidak mempan. Jika mempan, wine itu sudah kuracun sejak dulu.

"Bagaimana jika kita mulai makan malamnya?"

Makan malam dimulai.

Mau tidak mau aku juga harus memakan makanan yang ada dihadapanku.

Sepertinya aku akan mengalami gangguan pencernaan.

Tidak biasanya Lant Agriche mengundangku untuk makan malam, apalagi bersama dengan Dion.

Dia pasti punya rencana yang melibatkan kami berdua.

Benar-benar menyebalkan. Padahal dia tahu kalau aku dan Dion tidak akur.

"Erel, kau pasti tahu Keributan yang baru-baru ini terjadi."

Maksudnya ulah Jeremy yang membuka peternakan?

"Tentu saja, Ayah. Saya juga berada disana hari itu."

"Kalau begitu, kau pasti juga tahu kalau Dion telah melakukan penyimpangan kekuasaan atas harta milik Roxana."

Hm?

Apa ini seperti yang ada dipikiranku?

Sudut bibirku tanpa sadar sedikit terangkat.

"Roxana ingin Dion dihukum karena hal itu."

Sepertinya dugaanku benar. Yah, ini memang cocok dengan sifat Roxana.

Dia tidak akan membiarkan Dion seenaknya dan akan selalu berusaha untuk membuatnya berada ditempat yang jauh darinya.

Tapi ini juga bagus untukku. Dengan begini, aku juga tidak perlu melihatnya.

"Saya rasa tindakan Roxana telah tepat. Saya juga tidak akan tinggal diam jika ada orang yang berani mengusik harta milik saya." Ucapku.

Senyuman yang merekah di bibirku terlihat semakin mengembang.

Dion menatapku dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi, seolah senyumanku yang penuh dengan ejekan bukan masalah besar baginya.

"Karena itu, besok di pagi buta, aku akan mengirim Dion ke habitat karantul."

Ha?!

Mengirimnya ke habitat karantul? Apa aku tidak adalah dengar?

Dasar brengsek!

Sepertinya dia tidak benar-benar berniat untuk menghukum Dion. Bagaimana bisa dia mengirim Dion ke tempat itu?

Seharusnya Lant Agriche tahu kalau mengirim Dion untuk mengisi peternakan dengan hewan iblis tidak bisa dianggap sebagai hukuman.

Karena tidak ada sosok yang bisa dipercaya memimpin hunter selain Dion.

Tidak berlebihan jika aku mengatakan kalau Dion adalah anak kesayangan Lant Agriche.

Buktinya ada di depan mataku saat ini.

"Dan kau akan menemaninya."

Apa?!

Tatapanku bertemu dengan Dion. Seolah ingin balas mengejekku, dia tersenyum tatkala mendengar perintah Lant Agriche

"Ayah, yang melakukan kesalahan adalah Dion. Kenapa aku harus ikut dengannya yang sedang menjalani hukuman?" Protesku.

Dasar sialan! Berani-beraninya dia memberikan perintah seperti itu.

"Ini adalah pekerjaan yang kuberikan untukmu. Kau harus menemani Dion yang sedang menjalani hukuman."

Pekerjaan.

Jika sudah menyebut hal itu, aku tidak bisa membangkang. Hanya satu kata itu yang harus aku turuti dari Lant Agriche.

Karena satu kata tersebut, adalah tiket yang bisa membuatku berbuat bebas semauku.

Alasan kenapa Lant Agriche tidak pernah memberiku hukuman ketika aku membangkang ataupun melawannya adalah karena hal tersebut.

Karena aku berjanji akan menjalankan segala pekerjaan atau misi yang dia berikan. Sebagai ganti karena aku menolak peringkat dan segala hal yang berhubungan dengan Agriche.

"Saya rasa, Roxana tidak akan setuju dengan hal ini."

"Karena itu, kau harus keluar tanpa sepengetahuannya."

Brengsek. Kau pikir Roxana tidak akan tahu?

Dia memiliki kupu-kupu gaib yang bisa mengawasi siapapun dan juga dimanapun.

Tidak mungkin dia tidak tahu.

Tak lama kemudian, makan malam berakhir. Tentu saja, aku tidak bisa menolak pekerjaan yang Lant Agriche berikan.

Meskipun enggan, aku tetap harus menjalankan pekerjaan tersebut.

BLAM!

Aku dan Dion berdiri di depan pintu ruang makan yang sudah tertutup rapat.

Aku menatapnya nyalang.

Emosi memenuhi mata biruku.

"Kau... Beraninya menyeretku dalam masalahmu." Suaraku menurun satu oktaf.

Meski begitu, aku yakin Dion menyadari peringatan yang terselip di dalamnya.

Dia menatapku dengan matanya yang terlihat arogan.

"Sepertinya kau salah paham. Aku tidak pernah menyebut namamu di depan Ayah."

"Lalu bagaimana kau menjelaskan semua ini?!"

"Kenapa tidak tanyakan saja pada Ayah?"

Dia benar-benar sudah gila rupanya.

Karena kesal, aku berniat untuk langsung kembali ke kamarku.

Namun Dion menahanku, ia meletakkan tangannya di pundakku dan menghalangi jalanku dengan tubuhnya yang lebih besar dariku.

Aku menatapnya dengan tajam, sebagai bentuk peringatan agar dia melepaskanku.

"Jika kau sangat tidak menyukainya, katakan itu pada Ayah." Bisiknya.

Aku menatapnya dengan sudut mataku.

Apa lebih baik kubunuh saja, ya, orang ini? Menyebalkan.

Aku hendak mengambil tombak yang ada di pahaku.

Grep—

Namun sepertinya Dion menyadari apa yang hendak aku lakukan dan menghentikanku. Ia memegang tanganku yang sudah berada beberapa senti dari garter belt yang kupakai.

Sebenarnya gaun ini sedikit mengganggu karena terlalu panjang. Namun, bukan aku namanya kalau tidak bisa mengambil tombak dengan cepat.

"Sebaiknya hentikan tindakan bodohmu."

Barusan dia mengataiku bodoh?

Ia mengangkat tanganku hingga berada di bibirnya.

Jangan bilang dia mau—?

Cup—

Tubuhku merinding seketika.

Bedebah sinting. Beraninya dia melakukan itu!

"Kau sudah gila?!"

Dion tidak menjawab. Dia terus memperhatikan tanganku yang sedang ia pegang.

"Sepertinya tanganmu sudah sembuh, ya." Ucapnya.

"Tapi ini aneh. Aku tidak melihat ada bekas sama sekali."

Srek—

Aku menarik tanganku dengan kasar.

Tentu saja tidak ada bekas. Luka ini sembuh berkat kemampuan Pedelian. Tidak mungkin aku mengatakan hal tersebut bukan?

"Apa kau lebih senang jika ada bekas luka ditubuhku?"

Mata kami saling bertemu untuk kesekian kalinya.

Wajah yang begitu mirip dengan Lant Agriche. Tidak ada satupun di keluarga ini yang begitu mirip dengannya selain Dion.

"Iya, tapi jika itu bekas yang kutinggalkan."

Ha... Haha...

Sebenarnya aku sudah menyadari hal ini. Tapi aku tidak menyangka dia benar-benar mengatakannya dengan mulutnya sendiri.

Him and his twisted obsession.

Berbeda dengan obsesinya terhadap air mata Roxana. Sepertinya dia memiliki obsesi yang lebih ekstrim padaku.

Sebenarnya, apa yang telah aku lakukan padanya sampai dia menjadi seperti ini?

"Membosankan." Ucapku.

Kukalungkan tanganku ke lehernya. Hal ini membuat Dion harus sedikit menundukkan badannya karena tinggi kami yang cukup terpaut jauh.

"Kau ini sangat membosankan. Bagaimana jika luka itu aku kembalikan padamu." Ucapku berbisik di telinga Dion.

Grep—

Salah satu tangan Dion memegang punggungku, sedangkan tangan yang lainnya memegang kepalaku.

Jika ada yang melihat, mereka pasti akan terkejut.

Bagaimana tidak?

Kami yang selalu bertengkar satu sama lain malah saling berpelukan.

"Bukan ide yang buruk."

Memuakkan.

Bikin ingin muntah saja.

TBC

***

Hai hai hai~ makasih semua atas dukungannya. Maaf juga gabisa bales komen satu-satu karena gatau mau bales apa hahaha...

Btw disini adakah reader yang kenal aku dari akun AshidaAkane? Kalo ada senang bertemu dengan kalian lagi✨

Salam kenal juga buat reader baru, semoga betah sama aku🌹

Adios~

Continue Reading

You'll Also Like

207K 4.8K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
809K 59.3K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
AZURA By Semesta

Fanfiction

220K 10.6K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
566K 57.5K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...