ALMADEO
----------
AWAL
----------
"Lembut sekali" Almadeo menduselkan wajahnya pada benda yang menjadi bantalannya.
"Almadeo ... Almadeo ... ALMADEO?!" Seorang makhluk memanggil Almadeo yang tengah tidur.
Almadeo bangkit dan menguap. Ia mengusap matanya sejenak.
Ia mengamati benda yang menjadi batalannya.
Pantas saja empuk, benda yang di maksud adalah bantal berbulu, atau ... AWAN?
Almadeo menatap makhluk yang memanggilnya tadi.
Makhluk kucing berwarna putih dengan kalung hijau menjadi loncengnya.
Bukankah dia mati? Mengapa ada di sini?
"Dimana?" Almadeo mengamati sekeliling.
Hanya ada langit biru di sana.
"Saat ini kamu berada dalam sistem" Kucing tersebut bergerak maju ke arah Deo.
"Berhenti di situ!" Deo berucap tegas.
Kucing tadi berhenti dan menatap bingung laki-laki tampan yang ada di hadapannya.
"Alergi kucing" Jelas Almadeo.
Kucing tadi paham dan bergerak mundur.
"Sistem ini berfungsi memindahkan jiwa seseorang"
"Tapi ada beberapa tugas yang perlu dipenuhi saat jiwamu dipindahkan"
"Hah? Aku tidak ingin. Cukup bantal lembut ini saja dan antarkan aku ke alam baka" Deo memeluk erat 'bantal' itu dan mengusapkan pipinya ke permukaan bantal.
Perempatan imajiner muncul pada dahi kucing itu.
Bisa-bisanya,
Menolak!
Padahal Almadeo itu orang terpilih!
Si kucing tak kehabisan ide.
"Aku akan membuat Awan bagaimana? Lebih besar dan empuk" Kata kucing memanas-manasi
Almadeo sedikit tertarik dan mendongakkan kepala.
"Hanya saat kau menyelesaikan misi tambahan. Jika kau berhasil aku akan membuat awan itu di dunia yang akan kau singgahi"
"Beraroma Strawbery" Kucing ini kesal tentu saja.
Udah di kasi, nglunjak!
Biasanya orang yang terpilih datang sini tuh orangnya semangat-semangat. Ga letoy cem krupuk ini.
"Baik ... Dengan aroma Strawbery" Ucap kesal kucing itu.
"Deal"
"Tugas?"
"Tugas utamamu adalah menyatukan seluruh kerajaan di daratan Horizon. Gampang kan?"
"Nantinya kau akan jadi salah satu orang penting" Lanjutnya.
"Curi perhatian mereka dan taklukan dengan kelebihanmu!"
"Aku akan disana jika ada tugas tambahan"
"Dan namaku adalah Clao"
"Sistem, Aktif!"
Cahaya menyilaukan melahap Almadeo. Tubuh Almadeo seperti tersengat listrik.
"Bye, bantal empuk"
****
Almadeo mengerjapkan matanya pelan.
Ia tengah terbaring dengan kepala yang di perban.
Ia meraba dahinya.
Kok sakit?, begitu pikirnya.
Ia memperhatikan sekitar dengan seksama.
Katanya orang penting, kok kamarnya kecil.
Tidak banyak barang yang bisa menyangganya saat malas.
Dan dia memberi nilai 1/10 untuk kamar ini.
Cklek!
Tiba-tiba ada seseorang masuk dengan membawa teko dan gelas.
Ia tak menyadarinya sampai,
"PANGERAN!" Wanita itu berjalan cepat dan meletakkan nampannya.
Ia segera berlari menghampiri pangerannya dan memeluknya erat.
'Almadeo' menatap intens wanita yang memeluknya.
Ah!~ Wanita ini mendapat nilai cukup! 7/10.
"Siapa?" Kata pertama yang di ucapkan.
"Hamba Jane tuan, hamba pelayan anda" Jane tidak terkejut dengan pertanyaan pangerannya.
Karena saat tabib mengecek keadaannya, tabib mengatakan bahwa Almadeo amnesia ringan.
Jane sedikit merasa senang,
Karena apa?
Pangerannya akan melupakan masa lalunya yang kelam dan memulai lembaran baru.
Ia berjanji akan menjaganya!
"Namaku?"
"Pangeran Almadeo Catby Barsoom" Ucap Jane tegas.
"Umur anda 10 tahun dan sekarang kita tengah berada di istana Willo" Jane menuangkan teh di teko di gelas kecil.
Ia menyodorkan teh itu pada pangerannya.
Almadeo menggeleng pelan. Ia tak suka Teh ataupun kopi! Ia hanya suka Susu Strawbery!
Jane mendadak bingung.
Bukankah pangeranya sangat menyukai Teh?
"Susu Strawbery"
DAN PANGERANNYA ITU BENCI SUSU HEYY!!
Apakah amnesia membentuk pola pikir dan kebiasaan baru?
Tapi Jane tak mempermasalahkannya. Bahkan lebih baik menurutnya.
"Baik~ Akan hamba siapkan segera! Pangeran jangan kemana-mana" Jane mengambil nampan itu dan segera keluar.
"Kasurnya ku beri 8/10" Monolognya dan kembali tidur tengkurap.
Tidak buruk!
Ini sangat nyaman!
Tak lama kemudian, Jane masuk dengan mengetuk pintu terlebih dahulu.
Ia melihat pangerannya tidur tengkurap dan sedikit panik karenanya.
"Pangeran, jangan tengkurap! Nanti leher anda sakit" Jane mendudukan pangerannya.
Almadeo hanya mengerjap pelan.
Ia sudah sering tengkurap! Apa salahnya?
"Jangan tengkurap lagi pangeran, nanti lehernya bengkok" Jane menyodorkan susu yang di maksud Almadeo.
Almadeo menerimanya dan menghirup aromanya.
Segar sekali, bahkan seperti pudding yang kerap dibeli kak Rezon, pikirnya.
"Jane, enak" Almadeo berbinar senang dan menyeruput habis susunya.
Jane tersenyum haru.
Selama ini, sikap pangeran sangat dingin.
Ia bahkan tidak bisa tersenyum senang bahkan dengan mata berbinar.
"Pangeran, mandi sekarang atau nanti?" Jane menyiapkan pakaian Pangerannya.
"Sekarang"
Almadeo mengangkat tangannya kode untuk digendong.
Jane heran lagi.
Tapi tak apa, kesempatan memeluk lagi pangera imut.
Almadeo mandi dan Jane yang merapikan tempat tidurnya.
"Ratuku, pangeranku berubah" Jane manatap pintu kamar mandi dan tersenyum tulus.
*****
Almadeo sekarang tengah mengelilingi istana Willo, yang katanya istana buangan.
Ia sedikit heran dengan kata 'buangan'.
Masa lalu apa yang di alami Pangeran yang asli?
Di istana ini hanya ada Jane dan Almadeo.
Tidak ada pelayan bahkan penjaga lain satupun.
Almadeo tentu saja tidak berjalan.
Ia di gendong oleh Jane.
Jane berjalan lambat dan mengusap lembut punggung pangerannya.
"Clao, masa lalu pangeran" Kucing jantan itu langsung muncul ketika namanya di sebut.
"Pangeran Almadeo yang asli adalah satu-satunya putra Raja Felix Barsoom.
dia memiliki lima orang kakak perempuan.
meskipun pangeran itu satu-satunya putra, Raja Felix tidak berniat mengasuhnya.
Ia menelantarkannya karena menganggap jika kamu pembawa sial dengan mata Abu-abu cerah itu. Dan karena kelahiran pangeran, permaisurinya tiada.
Dan Jane lah satu-satunya orang yang mau mengasuhmu" Clao mengikuti Almadeo dari belakang. Ia tak Khawatir soal Jane mendengar ucapannya atau tidak.
Karena sang sistem hanya akan terlihat oleh orang terpilih, seperti Almadeo.
"Dan ... Tugas pertamamu adalah memikat hati kakak-kakakmu!" Clao yang melayang jauh, mendekat sedikit karena merasa kejauhan saja.
"Tidak ada batas waktu sih. Tapi kau harus menyelesaikannya! Jangan malas!
Oh iya, setiap kau menyelesaikan misi, akan ada point untukmu.
Point itu berguna saat kau di situasi terdesak.
kau bisa memanggilku jika butuh bantuan" Clao perlahan menghilang.
Almadeo menghela nafas pelan.
"Pangeran? Ada yang tidak enak atau kurang nyaman" Jane khawatir dengan helaan nafas sang pangeran.
Almadeo meletakkan kepalanya pada bahu Jane.
"Jane, sayang Jane, jangan pergi" Jane mematung.
Dan tersenyum lembut.
Ini pertama kalinya dia mendengar pernyataan itu. Tentu saja merasa senang.
"Baik pangeran, baik! Saya tidak akan meninggalkan pangeran" Jane mengeratkan gendongannya.
Almadeo tentu tau, hanya Jane lah yang mengakuinya di dunia ini.
Dan dia akan membalaskan dendamnya pada Raja sialan itu, niatnya.
Almadeo terlelap dalam gendongan hangat itu.
Misi itu urusan besok, tidur nomor satu.
----------