GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBIT

By nrasya_

19.4M 1.4M 215K

⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] ____... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06
bagian 07
bagian 08
bagian 09
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29
bagian 30
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
bagian 47
bagian 48
bagian 49 belum revisi.
bagian 50
bagian 51
bagian 52
bagian 53
bagian 54
bagian 55
bagian 56
bagian 57
bagian 58
bagian 59
bagian 60
bagian 61
bagian 62
bagian 63
bagian 64
bagian 65
PO 'GIHM' (ekstra part)
GIMH2: AISYAH
Spin off GIMH dan Aisyah Aqilah
bagian 66
bagian 67
bagian 68

bagian 46

258K 21.7K 3.6K
By nrasya_

Tandai kalo masih ada typo (revisi)

Dari cerita Gus Ilham my husband paling suka siapa? Atau ada yang suka authornya 😳

"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuatmu patah."

Selamat membaca.
🦩

Sepulang dari sekolah Aisyah menyempatkan diri, singgah di depan ndalem menyapa Maryam, mertua perempuannya.

"Assalamualaikum, ummi." salam dan sapa Aisyah.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh Aisyah. Kok baru kelihatan nak?" Tanya Maryam berdiri untuk menghampiri Aisyah.

"Iya ummi, Aisyah habis sakit." Sangkal Aisyah.

"Lah, sakit apa?" Tanya umi Maryam mengecek suhu tubuh didahi Aisyah.

"Lho, sakit apa? Terus Kenapa ke sekolah kalo masih sakit. " Tanya Maryam mengecek suhu dahi Aisyah.

"Cuma demam biasa umi, mungkin lagi musimnya. Aisyah sudah nggak papa kok,"

Umi Maryam mengusap puncak kepala Aisyah. "Banyak minum vitamin ya, biar daya tahan tubuh kamu kuat," ucap umi Maryam. "Lagian si Ilham juga, nggak pernah bilang-bilang,"

Aisyah hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan mertuanya. Sebaiknya masalah rumah tangganya di sembunyikan.

"Assalamualaikum!" Salam abi Syakir datang.

"Waalaikumsalam!" Jawab Maryam dan Aisyah, mereka bergantian menyalami tangan abi Syakir.

"Baru kelihatan, dari mana aja, nak?"

"Iya nih mas, Aisyah abis sakit,"

"Sakit apa?" Tanya Abi Syakir.

Aisyah tersenyum tipis, bersyukurnya ia memiliki mertua yang menganggap Aisyah seperti anak sendiri. "Cuma demam biasa bi, alhamdulillah Aisyah sudah sehat,"

"Yaudah ayok kita masuk, kita makan sama-sama,"

"Aduh maaf umi, abi. Kayaknya Aisyah nggak bisa ikutan makan deh, soalnya belum masak di rumah juga,"

"Nanti aja masakin suami kamu, lebih baik makan sama kita dulu, Ilham mungkin masih lama pulangnya." ucap ucap Abi Syakir.

"Maaf banget, kayaknya Aisyah nggak bisa deh, takutnya Gus Ilham marah, kalau Aisyah belum masak,"

"Memang suka marahin kamu?" Tanya syakir membuat Aisyah diam.

Sebenernya bukan marah karena tidak dimasukkan, hanya saja Aisyah ingin di rumah  saja makan bersama suaminya sambil memperbaiki hubungan mereka.

"Ya sudah, nggak apa-apa,"

"Sekali lagi maaf ya ummi, Abi. Kalo gitu Aisyah pamit pulang, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

* * *

Pukul lima sore, Gus Ilham baru saja tiba di rumahnya.  Baru saja ingin mengetuk pintu, Aisyah sudah lebih dulu membuka kan pintu untuknya.

Aisyah tersenyum manis menyambut kehadiran suaminya itu, sedangkan Gus Ilham berlalu melewati Aisyah. 

"Assalamualaikum." salam Gus Ilham mendudukkan dirinya di sofa, melepas penatnya.

"Waalaikumsalam, Gus Ilham mau makan?" Tawar Aisyah.

"Atau Gus Ilham mau di buatkan teh?" Tanya Aisyah lagi yang tidak di gubris sang empu.

"Gus-"

"Diam!" Ketus Gus Ilham.

"Gus Ilham mau di pijit kepalanya?" tawar Aisyah dengan hati-hati.

"Tidak usah." Tolak Gus Ilham.

Aisyah memutuskan untuk diam dan tidak bertanya lagi. Suasana rumah mendadak hening.  Aisyah masih diam ditempatnya menatap suaminya yang terlihat begitu lelah.

"Aisyah mau ngomong" sahut Aisyah.

"Hm."

"Nanti malam ada nonton bareng di lapangan pesantren ya?"

"Hm,"

"Aisyah boleh ikut nggak Gus?" Tanya Aisyah lembut.

Mendengar penuturan dari Aisyah itu sontak saja Gus Ilham membuka matanya langsung menatap Aisyah.

"Lupa ya dengan status kamu sebagai santri dalam pengawasan? Aktifitas kamu dibatasi,"

"Tapikan Aisyah juga santri disini, jadi-"

"Saya tidak mengizinkan,"

Aisyah akhirnya terdiam, tidak lagi membantah ucapan suaminya itu.

"Maaf Gus Ilham," ucap Aisyah sebelum pergi.

***

Malam pun tiba, Gus Ilham sudah bersiap mengenakan pakaian santai untuk acara nonton bareng di lapangan pesantren.

Gus Ilham menata rambutnya di depan cermin sedangkan Aisyah baru saja masuk ke dalam kamarnya melihat suaminya yang sudah rapi.

Aisyah melirik ke arah lemari, dimana baju yang sudah ia seterika masih saja tergantung  disana.  Padahal Aisyah sengaja menyiapkan untuk suaminya.

"Loh, kok pakai baju lain Gus, ini Aisyah sudah siapin loh,'

"Saya nyaman pakai yang ini," Ujarnya tak beralih pada cermin.

Aisyah mengangguk, "Gus Ilham mau pergi ke nonton bareng di lapangan pesantren?"

"Hm,"

Aisyah melangkah mendekat  suaminya, kemudian menyerahkan jaket milik Gus Ilham itu. "Ini jaket nya."

Gus Ilham menerima, laku memakainya. Tatapan Aisyah sendiri tak lepas dari sang suami.

"Aisyah boleh ikut nggak?" Tanya Aisyah lagi, dan dibalas geleganga oleh Gus Ilham.

"Saya berangkat dulu, Assalamualaikum,"

Aisyah mengangguk. "Waalaikumsalam, Hati-hati bawa motornya Gus. Oh ya jaketnya–" ucapan Aisyah terhenti tak kala Gus Ilham sudah hilang dari balik pintu.

Aisyah menghela nafas, suasana rumah kembali sunyi, tak ada yang bisa ia buat selain tidur.  Namun matanya belum bisa tertidur.

Aisyah melangkah ke arah balkon kamarnya,  niatnya melihat lapangan pesantren,  Aisyah berfokus pada suaminya.

"Dadah Gus Ilham!" Aisyah Melambaikan tangan kepada Gus Ilham yang beranjak pergi

Gus Ilham berbalik menatap sang istri yang berada diatas balkon. Aisyah terseyum lebar saat Gus Ilham mengangkat sebelah tangannya membalas sapaan nya.

Setelah itu, Gus Ilham pun berbalik badan kemudian melangkah pergi.

Sepeninggalan Gus Ilham, Aisyah kembali merenung menatap lampu sorot di lapangan pesantren begitu terang.

"Lampunya cantik." gumam Aisyah.

****

Gus Ilham baru saja tiba di lapangan pesantren.  Nampak suasana begitu ramai dan terang. Acara nobar atau nonton bareng ini, diadakan untuk para santri yang sebentar lagi mengikuti ujian akhir semester.  Namun nonton bareng ini dimeriahkan oleh seluruh santri yang ada.

Gus Ilham turun dari motornya, ia kemudian melangkah masuk ke dalam tenda yang sudah dibuat.

Para santri menyambut sang Gus dengan hormat. Santri putra dan Santri putri berkumpul di tenda yang sama, tempat mereka di bagi menjadi dua.

Sedangkan disisi lain, Abi Syakir yang sedang berbincang dengan para dewan pesantren, ia melihat putra datang seorang diri. Abi Syakir mengernyit heran. pria berumur itupun berpamitan sebelum melangkah kearah anaknya.

"Ilham!" panggil Abi Syakir bersama istrinya.

"Assalamualaikum Abi ummi," gus Ilham menyalami tangan kedua orangtuanya.

"Waalaikumsalam, Aisyah mana Ilham?" Tanya ummi Maryam.

"Tidak ikut ummi,"

"Kenapa?" Tanya Abi Syakir.

"Aisyah masih dalam hukuman, Ilham membatasi aktivitasnya,"

"Memang apa salahnya Ilham, istri mu juga seorang santri. Acara ini dibuat untuk para santri,"

"Tidak bisa abi, peraturan tetap peraturan," ucap Ilham.

"Yasudah, abi bebaskan Aisyah dari hukumannya,"

"Tidak bisa!" Ucap Gus Ilham.

"Kenapa? Abi masih pemimpin pesantren ini, kuasa diatas kuasa dalam pesantren,"

"Tugas Ilham yang mengatur santri,"

"Bagaimana kalau Abi pecat kamu?"

"Silahkan," ucap Gus Ilham. "Tapi Ilham masih suaminya, Ilham berhak melarang dia,"

"Ilham–"

"Sudah! Kalian ini tidak malu, lagi ramai begini malah bertengkar," sahut Umi Maryam melerai pertengkaran keduanya.

Umi Maryam mengajak suaminya itu pergi dari anaknya. Sebelum pergi, Maryam sempat menatap intens anaknya.

Gus Ilham hanya bisa menghela nafas, rasa bersalah kembali mengguyur dirinya.

"Gus Ilham!" Panggil ustadz Abraham.

"Bagaimana, sudah siap semuanya?" Tanya Gus Ilham setelah ustadz Abraham datang.

"Alhamdulillah, siap semua Gus,"

Gus Ilham mengganguk, sahabatnya satu ini memang sangat diandalkan. "Terima kasih, Ustadz,"

"Iya sama-sama kembali, kayak sama siapa aja." celutuk ustadz Abraham merangkul bahu Gus Ilham dan terkekeh kecil.

"Kalau begitu saya pulang dulu," ucap Gus Ilham.

"Nggak mau nonton Gus, filmnya bagus lho,"

Gus Ilham menggeleng. Tiba-tiba moodnya sedikitberubah setelah bertengkar dengan abinya. "Kamu urus semua, nanti saya datang,"

Ustadz Abraham Mengangguk.

Gus Ilham berjalan keluar dari tenda, namun tapi langkahnya terhenti kala mendengar pembicaraan sekelompok santriwati dari ujung tenda itu.

"Aisyah kayaknya  nggak datang deh," ucap Fatia sambil celinguk melihat sekeliling keramaian.

"Mungkin nggak diizinin sama suaminya," celutuk Luna.

"Memang suaminya siapa?" Tanya Liza.

"Gus Ilham!" Ucap Luna dengan santai sambil tertawa.

"Mereka seperti suami istri tau," ujar Luna. "Aisyah harus izin sebelum keluar bepergian, Aisyah juga takut pulang lama, katanya takut dimarahin Gus Ilham, terus Gus Ilham juga–"

"Gus Ilham!" Pekik Luna melihat keberadaan  Gus Ilham.

"Aelah! Nggak usah nyebut nama Gus Ilham karas-keras kali," ujar Luzi.

"Kok pada diam?" Luzi menatap bingung ke arah teman-temannya. Ia heran, mengapa semuanya langsung terdiam. FYI hanya Luzi yang berlawanan arah dengan arah teman temannya, itulah sebabnya dia tidak tau jika Gus Ilham berada dibelakangnya.

"Gus Ilham suaminya Aisyah–"

"Saya memang suaminya." Sahut Gus Ilham.

Luzi menoleh, "Eh! Afwan Gus,"

Semua orang menunduk, karena takut akan tatapan mau dari Gus Ilham.

"Jangan suka menghibah Aisyah  dan saya," setelah mengatakan itu, Gus Ilham pun melangkah pergi.

* * *


Tiba Gus Ilham di rumahnya. Ia terhenti, mendengar nyanyian dari Aisyah yang langsung didengarnya.

ya ilaahii wa sayyidi...

Ant'a lii ghoyat'al waa'tar...

Faalakal hamdu daa iman...

Aisyah mengentikan sholawat nya, gadis itu menghela nafas panjang, wajahnya nampak begitu lesuh.

"Lumayan, coba aja nggak pernah makan gorengan pasti semulus kaca," ucap Aisyah tertawa pelan.

"Andai aja belum nikah," gumamnya lagi.

Sedangkan dari bawah balkon, Gus Ilham diam-diam mendengar ucapan Aisyah. Bahkan Gus Ilham sekali lagi di buat kagum dengan suara merdu istrinya.

Gus Ilham bahkan selalu bertanya-tanya kenapa Aisyah tidak memperlihatkan keistimewaan dirinya.

Gus Ilham melangkah cepat masuk ke dalam rumah, ia kemudian naik keatas menghampiri istrinya yang berada di balkon kamar.

"Aisyah!"

Aisyah menoleh dengan terkejut melihat kehadiran suaminya yang tiba-tiba saja muncul.

"Gus Ilham, Kenapa pulang lagi?"

"Kenapa memangnya?" Ucap Gus Ilham melangkah mendekati Aisyah.

Aisyah diam, ia melangkah mundur saat suaminya itu mendekatinya. "Gus Ilham lupa sesuatu ya?"

"Ayo tidur," Gus Ilham menarik tangan Aisyah agar masuk kedalam.

"Gus Ilham, lupa sesuatu ya?" Tanya Aisyah lagi.

"Lupa tidurkan kamu," ucap Gus Ilham "Ayo naik keatas kasur, jangan begadang,"

"Iya." Ucap Aisyah menurut pada suaminya dari pada kembali dimarahi.

"Gus Ilham nggak ikut tidur juga?"

"Tidak,"

Aisyah mengangguk, menarik selimut sebatas dadanya. "Selamat malam,"

Beberapa menit kemudian, Gus Ilham memantau Aisyah tidur. Lalu ia melirik ke arah jam, ternyata sudah lima menit lamanya ia berdiri disini. Gus Ilham kemudian memutuskan untuk keluar kamarnya.

Sedangkan Aisyah tersenyum bahagia saat mendengar suara pintu tertutup. Gadis itu mengintip, menatap ke arah pintu kamarnya, memastikan Gus Ilham yang benar-benar pergi.

Aisyah menghempaskan selimutnya, dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Kemudian ia turun, dan melangkah ke arah balkon kamarnya,  tak lupa juga ia mengambil teropong agar bisa melihat acara tersebut.

Aisyah memanjat tembok balkon, kakinya juga ikut menjinjit agar lebih tinggi lagi melihat arah lapangan.

Kenop pintu bergerak, Gus Ilham tiba di kamarnya melihat ke arah kasur yang kosong. Ia menoleh ke arah pintu balkon yang terbuka.

Gus Ilham menghembuskan nafas panjang
"Bandel nya ya Allah" geram Gus Ilham tertahan.

Gus Ilham langsung menghampiri Aisyah,  ia menatap istrinya nakal nya itu yang sedang berusaha.

Gus Ilham mengangkat tubuh Aisyah membuat sam empu terponjak kaget.

"AAAAA... YA ALLAH!"

"Kenapa belum tidur, hah!?" Ranya Gus Ilham sedikit membentak.

"Gus Ilham!"

"Mau tipu saya?"

"Ais-sya mau liat acaranya,"

"Memang keliatan dari sini?"

"Kelihatan, Aisyah pakai Teropong," Aisyah memperlihatkan teropong milinya yang entah dari mana asalnya.

Gus Ilham menggeleng.  "Mau tidur atau saya lempar dari balkon?" Ancamnya.

Aisyah melotot melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami. "Jangan!"

Gus Ilham membawa Aisyah masuk, ia meletakkan tubuh istrinya di kasur.

"Tidur!"

"Aisyah belum ngantuk."

"Tidur atau saya tidurkan." Ancam Gus Ilham.

Aisyah mengerjapkan matanya polos, nampaknya gadis itu masih belum mengerti maksud Gus Ilham. Pria itu mendekati Aisyah dan membuka sedikit kancing bajunya membuat Aisyah seketika sadar dan mengerti maksud suaminya itu, segera ia menutup seluruh badannya dengan selimut tebal miliknya.

"Penakut." Gumam Gus Ilham kembali mundur.

Sudah hampir sepuluh menit lamanya Gus Ilham berdiri di depan Aisyah, ia terus memantau istrinya agar tidak berpura-pura tidak lagi.

Setelah mendengar suara dengkuran halus terdengar di balik selimut, Gus Ilham menghela nafas. Aisyah sudah tertidur.

Gus Ilham perlahan mendekat ke gadis kecil itu, membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh istri kecilnya.

Gus Ilham tertawa kecil saat membuka selimut, wajah Aisyah yang terlihat begitu menggemaskan saat tidur. Wajah yang selalu di tekuk saat tidur siapa sangka gadis itu benar benar ceria saat bangun tidur.

Gus Ilham merogoh kantong bajunya mengambil benda pipih miliknya, ia menekan nomor seseorang disana.

"Halo,"
...

"Saya tidak jadi datang, anda saja yang tutup acaranya"

...

"Ya, Assalamualaikum"

Tut!

Gus Ilham mematikan sambungan, dan kemudian menatap Aisyah lagi.

"Astaga! Bantal ini mengambil hal milik saya." Gumam Gus Ilham saat Aisyah memeluk erat bantal guling.

Gus Ilham menghela nafas berat, ia pun ikut merebahkan tubuhnya disamping Aisyah.

"Selamat malam."











_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Masih banyak yang bacakah atau sudah bosan dengan alurnya yang tidak jelas?

Jangan lupa follow akun Instagram @wattpadasya

vote serta komen spamm yang banyak 👉

Kasih pesan buat saya dong ☺️

See you as'salamualaikum 🧡

Selamat menunaikan ibadah puasa 🙏


Selasa, 05 April 2022

Jumat, 28 April 2023 revisi

Continue Reading

You'll Also Like

619K 18K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...
4.2M 94.7K 47
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
552K 15.7K 49
Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu itu menyenangkan. Anak bungsu di manjain, di prioritas kan, dia sayang, bahkan di ratukan oleh...
308K 8.9K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...