"Dimana.. ini?"
(Y/n) membuka matanya dan melihat sekitarnya, terlihat pohon-pohon rindang dan jalan setapak menuju kaki gunung. Matanya membelalak, dia sangat kenal dengan jalan yang baru saja ia lihat.
Dengan cepat, (Y/n) berlari ke arah kaki gunung berada. Nampak rumah sederhana namun terlihat nyaman. Dirinya terdiam melihat sang ibu yang sedang duduk.
"Are, (Y/n)? Kenapa diam seperti itu? Ayo kemari, ibu sedang membuat kue, lo."
Air mata jatuh dari pelupuk matanya. Tanpa berlama-lama, (Y/n) langsung berlari memeluk sang ibu sambil menangis.
"Kaa-san.."
"Ada apa (Y/n)? Kenapa kau menangis?" Tanya sang ibu khawatir. (Y/n) hanya menggeleng sembari memeluk sang ibu.
"Ie.. daijōbu, Kaa-san... Bolehkah aku meminta kuenya?" Tanya (Y/n) sambil mendongakkan kepalanya menatap sang ibu yang tertawa anggun. "Mochiron, ada kakakmu juga didalam." Kedua anak dan ibu itu akhirnya masuk ke dalam sambil bergandengan tangan.
"Astaga (Y/n), dari mana saja kau? Kakak mencarimu dari tadi." Ucap sang kakak yang langsung memeriksa bagian tubuh (Y/n) yang terluka.
"Nee-san, Watashi wa genki. Tadi aku hanya ke hutan untuk berjalan-jalan. Jangan khawatir, aku ini pintar." Ujar (Y/n) sombong membuat Haruka memutar bola matanya malas dan mencubit pipi sang adik.
"Pintar huh? Jika kakak ingat, kau saat itu salah menghitung apel dan tomat dan membuat Tou-san dan Kaa-san terpaksa kembali ke desa untuk membelinya kembali."
"Aduh Nee-san, ittai. Hueeee... Kaa-san Tasukete~" Rengek (Y/n) pada sang ibu dengan mata berkaca-kaca membuat mereka berdua gemas.
"Uh.. kau sangat imut! Jika kau ingin menikah, laki-laki yang ingin menikahimu harus melewati ujian dariku dulu!!" Pekik Haruka sambil memeluk erat (Y/n). Yang dipeluk sedang berusaha melepaskan diri.
"Nee-san!! Sesak tau!"
"Haru, lepaskan adikmu. Dia tidak bisa bernafas." Tegur sang ibu tegas namun lembut. Yang ditegur hanya cengar-cengir tidak jelas.
"Kaa-san, mana kueku?"
"Oh astaga! Maaf sayang. Ini kuemu. Jangan langsung--"
HAP!
"Dimakan semuanya..."
Tanpa mendengar habis perkataan sang ibu, (Y/n) langsung memakan bulat-bulat kue tersebut membuat Haruka melongo sedangkan sang ibu hanya menggelengkan kepalanya pelan.
*
DI DUNIA NYATA
Mimpi yang dilihat oleh (Y/n) ternyata adalah ilusi yang dibuat oleh iblis bulan bawah 1, Enmu.
Setelah mereka semuanya tertidur. Enmu menyuruh anak kelima anak yang sudah ia pilih untuk masuk ke dalam mimpi mereka dan menghancurkan inti jiwa mereka masing-masing.
"Mati ketika bermimpi adalah sebuah berkat, bukan? Tidak peduli seberapa kuat pemburu iblis. Asal usul kekuatan mereka adalah hati, jiwa mereka!"
"Terlelap. Terlelap di dalam mimpi.."
KEMBALI KE MIMPI
*
"Tou-san!!" Pekik (Y/n) sambil berlari memeluk sang ayah.
"Hahaha! Kau seperti biasa, selalu bersemangat!"
Mereka berempat akhirnya mengobrol ringan dan sesekali tertawa membuat siapapun yang melihatnya pasti merasakan apa yang dirasakan oleh mereka berempat.
Tanpa disadari oleh mereka, seorang anak kecil berdiri di balik pohon sambil mendengarkan tawa mereka.
"Hancurkan inti jiwanya dan kau bisa bertemu kembali dengan orang tuamu." Ucapan itu terus terngiang-ngiang di kepalanya dan langsung merobek kulit luar inti jiwa milik (Y/n).
Kosong.
Itulah yang bisa dilihat oleh anak laki-laki tersebut. Sepanjang penglihatan hanya terlihat warna hitam dan sangat gelap.
Ruang kosong tersebut tiba-tiba saja memiliki bulan dan juga bintang-bintang indah yang membuat anak laki-laki itu tertegun.
"Hm? Tidak kusangka ada penyusup disini."
Suara asing terdengar membuat anak laki-laki itu menatapnya sekitarnya. Kosong. Tidak ada orang sama sekali. Terlihat di depan sana inti jiwa (Y/n) yang berwarna ungu malam.
"Hei nak, lebih baik kau tidak melakukan apapun disini." Tegur suara itu tenang yang membuat anak laki-laki itu gemetar.
"Si-siapa kau?!"
"Aku? Aku hanyalah roh."
Karena merasa sudah terlalu lama, anak itu langsung berusaha menikam inti jiwa (Y/n) namun tubuhnya tiba-tiba terlempar dan mengeluarkan batuk darah.
"Sudah kubilang padamu, kenapa tidak mendengarkan."
"Apa yang tau?! Jika aku tidak melakukan ini, aku bisa mati! Aku ingin tetap tidur hanya untuk bertemu dengan kedua orangtuaku!!"
Teriaknya marah dengan air mata deras.
"Gadis ini juga menderita. dua kali, dirinya mendapat akhir yang sama di dua kehidupan. Orang tuanya dan kakaknya tewas karena iblis. Dan itu diumurnya yang keempat tahun. Banyak orang yang juga sepertimu, ingin tidur hanya untuk bertemu dengan orang yang mereka sayangi. Namun mereka tahu, itu hal yang sia-sia."
"Lalu apa yang harus kulakukan...?" Tanya anak itu pasrah.
"Berjuanglah untuk terus hidup."
Anak laki-laki tadi tiba-tiba saja terbangun dengan tali yang masih mengikat tangannya dan (Y/n). Pikirannya kembali mengingat percakapannya dengan roh aneh yang menjaga inti jiwa (Y/n).
"Benar, aku tidak akan bisa terus maju jika terus menghadap ke belakang."
.
.
"(Y/n)." Panggil sang ibu. Mereka berempat saat ini sedang duduk di teras rumah sambil mengobrol satu sama lain.
"Ha'i Kaa-san?"
"Bagaimana kabarmu tanpa kami disana?" Tanya sang ibu membuat (Y/n) mengnyrit heran.
"Apa maksudmu, Kaa-san?"
"Dengarkan ibu. Kau saat ini sedang berada di alam mimpi. Kau pasti menyadarinya (Y/n). Ibu tau kau bukan anak seperti pada umumnya."
Mendengar itu, (Y/n) terdiam dan menundukkan kepalanya.
"(Y/n), ibu atau ayah tidak marah padamu. Tapi, kau harus bangun sayang. Para penumpang kereta dalam bahaya." Tutur sang ibu.
"Ayo selamatkan semuanya (Y/n)! Ayah tau kau sangat kuat." Ucap sang ayah menyemangati.
"Tidak apa (Y/n). Kami tidak akan kemana-mana. Kami selalu mengawasimu dimanapun itu. Tapi, jika ada yang ingin menikahimu, jangan lupa memberitahuku. Aku akan memastikan dia cocok atau tidak."
"Haru." Tegur sang ayah.
"Maaf-maaf."
CUP!
Mereka bertiga mencium kepala (Y/n) dan membuatnya tertegun sejenak.
"Kalahkan mereka." Ucap sang ayah.
"Kau bisa (Y/n)!" Ujar Haruka menyemangati.
"Jangan menyusul kami terlalu cepat, ya?" Ucap sang ibu sambil tersenyum.
(Y/n) hanya bisa menatap mereka sambil menitikkan air mata.
"Kalian bisa mempercayaiku. Tenang saja." Jawab (Y/n) dengan senyum manis.
.
.
Perlahan-lahan mata dengan iris mata ungu tersebut mulai terbuka. (Y/n) menatap sekelilingnya dan melihat Tanjiro yang sepertinya baru saja berteriak bangun sedangkan anak yang masuk ke dalam inti jiwa miliknya terdiam menatapnya.
"Dia anak laki-laki yang berusaha menghancurkan inti jiwamu."
"..."
Tangan (Y/n) terulur membuat anak tersebut takut akan dipukul.
PUK!
Matanya terbuka melihat (Y/n) yang mengelus pelan kepalanya. "Jangan menyerah. Hidupmu masih panjang, gunakanlah dengan baik."
Anak tersebut hanya bisa terdiam dan mengangguk sambil menitikkan air mata. "Ha'i.'
(Y/n) dengan cepat menuju ke arah Tanjiro dan Nezuko yang masih dalam keadaan bingung. "Tanjiro, daijōbu?"
"(Y/n)-san? Apa yang terjadi?"
"Kita terjebak dengan jebakan iblis yang berada di kereta ini. Aku akan membagi tugas. Kau pergi ke atas kereta dan bunuh iblis itu, aku sendiri akan melindungi para penumpang." Jelas (Y/n) pada Tanjiro.
"Um! Wakatta! Nezuko tolong bangunkan semua orang!" Nezuko hanya manggut-manggut mengerti dan berlari ke arah (Y/n). Tanjiro tanpa berlama-lama langsung naik ke atas kereta.
"Kau sudah dengar, hantu kecil?" Tanya (Y/n) pada Nezuko.
"Hmm! hmm!"
"Tolong bangunkan semua orang."
Beberapa saat setelah kepergian Tanjiro, seluruh kereta berubah menjadi daging menjijikkan dan mulai menyerang (Y/n) dan juga Nezuko.
(Y/n) yang berada di gerbong kedua menatap sekitarnya dengan tatapan membunuh. Setengah wajahnya menggelap membuat aura dingin menusuk.
Setetes air mata jatuh dari mata kiri tanpa disadari oleh (Y/n).
"Iblis sialan. Jangan masuk seenaknya dan bermain-main dengan mimpiku!!" Desis (Y/n) marah sambil melesat memotong daging-daging yang berada di dalam kereta.
Tsuki no Kokyū
Shi no kata
Kuchiku-kan no gekkō
SLASH!
SLASH!
JLEB!
Dengan lihai (Y/n) memotong daging-daging tersebut tanpa mengenai para penumpang. Sulur daging milik Enmu yang terkena serangan (Y/n) tidak bisa bergenerasi kembali.
"8 gerbong? Aku tidak mungkin melindungi semuanya. Batasku hanya 5 gerbong."
CRASH!
(Y/n) berbalik dan mulai mempersiapkan kuda-kuda pernafasan petir.
Kaminari no Kokyū
Ichi no kata
Hekireki Issen - Hachiren
BLAR!!
Gerakan cepat milik (Y/n) berhasil membuat semua sulur dari gerbong pertama hingga kelima terpotong habis. Akibat gerakan cepat miliknya, seluruh gerbong bergetar hebat ditambah munculnya api dari gerbong ketiga.
WUSH!
"Kekuatan yang luar biasa, umu!" Kyoujuro muncul dengan tepat waktu memotong daging Enmu yang ingin menyerang (Y/n) dari belakang.
"Terimakasih pujiannya."
CRASH!
"Kita tidak ada waktu. Kau dan aku akan melindungi 5 gerbong sedangkan gadis iblis dan rambut pirang itu akan melindungi 3 gerbong sisanya." Jelas Kyoujuro sambil menebas daging-daging yang berusaha mengerang mereka.
"Tanjiro dan Inosuke akan mencari kepala iblis sialan itu. Tidak perlu dijelaskan." Ujar (Y/n) yang sama sibuknya dengan Kyoujuro.
CRASH!
"Kita berpencar." Ucap (Y/n) yang diangguki oleh Kyoujuro.
Kekuatan kedua Hashira itu berhasil membuat Enmu terkejut bukan main. Ditambah dengan pernafasan bulan milik (Y/n) membuat Enmu kembali terkejut. "Hm? Gadis yang dimaksud oleh 'beliau' rupanya. Kekuatan yang luar biasa, Hm~~"
(Y/n) yang sepertinya terselimuti amarah memotong habis semua daging milik Enmu.
"Iblis menjijikkan. Aku benar-benar tidak bisa memaafkanmu!" Ujar (Y/n) memotong daging-daging Enmu. Kyoujuro yang melihat (Y/n) diselimuti amarah hanya bisa diam.
Deru nafas (Y/n) terdengar. Kyoujuro mendekat berusaha menenangkan (Y/n).
"(L/n)-san, tolong kendalikan emosimu."
Tanpa disadari oleh mereka, iris mata (Y/n) yang tadinya berwarna ungu berubah menjadi kuning. Namun hanya sebentar.
(Y/n) menarik nafas dalam dan mengangguk. "Arigatō nee.."
Kyoujuro tersenyum. "Hahaha bukan masalah!" Kyoujuro akui, ia sangat mengagumi gadis yang berada di depannya ini. (Y/n) benar-benar mengingatkan dirinya akan sang ibu.
Beberapa saat kemudian, kereta tiba-tiba bergetar hebat dan mulai terbalik. (Y/n) dan Kyoujuro dengan cepat berusaha melindungi para penumpang.
CRITTTTT!!!
BOOM!
.
.
(Y/n) dan Kyoujuro berhasil menyelamatkan para penumpang. Walaupun ada yang terluka, untungnya tidak ada korban jiwa.
(Y/n) berjalan membantu mengevakuasi para penumpang.
"Luka mereka sangat parah."
"Cobalah memakai pernafasan bulan bentuk kedelapan."
"... Ah, aku hampir melupakannya."
Tanpa berlama-lama, (Y/n) mengangkat tinggi-tinggi katana miliknya.
Tsuki no Kokyū
Hachi no kata
Tsukiakari o iyasu
Cahaya putih menyilaukan keluar dari katana milik (Y/n). Cahaya yang keluar menyembuhkan para penumpang yang terkena cahaya tersebut. Inosuke yang melihat itu mengira itu adalah serangan iblis.
"Ini aku." Ucap (Y/n) singkat membuat Inosuke sweatdrop.
Merasa tugasnya sudah selesai, (Y/n) akhirnya menyusul Kyoujuro yang sepertinya berada di tempat Tanjiro berada.
~
Note: P
Author cuma mau bilang..
GUE GAK LIBUR SEMINGGU ANJJJ AAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!
sangat mengkesal skosksskslsjksl. Padahal udah siapin diri buat rebahan malah ga libur seminggu :)
Btw Selamat menunaikan ibadah puasa bagi teman-teman yang beragam muslim ya 🙏
Respon sy terhadap pemberitahuan ga libur
TBC~
Tinggalkan jejak
↓