Secret | Kim Sunoo

By jearaqim

52.9K 6.7K 1.2K

Sebuah rahasia besar dibalik debutnya seorang kim sunoo• Start : 10-07-2021 End : - More

In-troduce [Begin]
Chapter one : Statement
Chapter two : Clue?
Chapter three : Suspect
Chapter Four : Suspicious
Chapter five : Fake?
Chapter six : Mysterious
Chapter seven : Hint
Chapter eight : Pain
Chapter nine : Big trouble
Chapter ten : Real friend?
Chapter eleven : Adventure
Chapter twelve : Revealed
Chapter thirteen : First pain
Chapter fourteen : Frustered
Chapter Fifteen : Disgusting
Chapter sixteen : Truth
Chapter seventeen : Rival
Chapter eighteen : Clear? maybe no.
Chapter nineteen : Real pain
Jay's side
Chapter twenty one : problem solving?
Chapter Twenty two : Afraid
Chapter Twenty Three : Final result
Chapter Twenty Four : Trap

Chapter twenty: Six members?

2.1K 230 26
By jearaqim

Vomment please..

Hehe,

Happy reading!!




















.
.

"Sunoo ada diruang mana?" Ujar sunghoon membenarkan posisinya menjadi duduk yang kondisinya ia baru saja terbangun semenjak kejadian kemarin.

"Jangan terlalu banyak gerak, Kau belum pulih."

"Aku ingin melihat keadaan sunoo." Ia bersikeras ingin turun dari bangsal tetapi ditahan oleh tangan jake.

"Hoon, jangan keras kepala seperti ini. Kau mau luka memarmu ini tidak sembuh-sembuh?"

Sunghoon meringis saat jake menekan lukanya pelan. Tampangnya saja kuat tetapi pasti lukanya masih sangat terasa sakit.

"Tuhkan masih sakit. Sudah diam saja disini, kau mau apa? Biar ku ambilkan."

Jake pergi kearah kulkas yang jaraknya cukup jauh dari tempat tidur sunghoon. Kamar inap vvip itu sengaja dipesan karena melihat member enhypen menjadi sorot figur sekarang karena kepopulerannya semasa debut mereka.

Untuk itu sejin memesan kamar yang fasilitasnya benar-benar aman dan terhindar dari kejamnya netizen.

Ohiya terkait agensi mereka sudah tahu mengenai masalah ini yang untungnya pihak perusahaan cepat tanggap hingga masalah ini tidak sampai ke publik.

Memang perusahaannya sangat bisa diandalkan.

"Jake, aku mau apel." ujar sunghoon yang diberi anggukan oleh sohibnya itu.

"Hoon ibumu tadi kesini, tapi cuma sebentar. Ia pergi lagi karena harus berangkat kerja katanya." Ujar jake sambil mengupas apel.

"Kenapa kau tidak bangungkan aku?"

"Tidurmu terlalu nyenyak, aku tidak tega. Ibumu juga, jadi tadi ibumu hanya menaruh makanan saja lalu pergi lagi."

Sunghoon terdiam. Padahal ia sangat merindukan ibunya. Sudah setengah tahun ia tidak melihatnya karena jadwal yang padat sehingga tidak sempat sunghoon berkunjung kerumah.

Ia terkadang merasa bersalah, meninggalkan nyonya park demi mengejar impian. Jangan tanya ayahnya kemana, sunghoon sangat membenci pria tua yang berkedok ayah itu karena sudah meninggalkan keluarga sendiri demi selingkuhannya.

Awalnya mereka hidup tentram sebagai keluarga kecil beranggotakan 4 orang. Tapi semua sirna semenjak ayahnya bekerja disebuah perusahaan besar dan memiliki seorang kekasih lagi. Bahkan mengunjunginya pun terakhir kali saat ia berumur 6 tahun.

Yang ia punya hanya ibu dan adik kecilnya. Untuk itu sunghoon bekerja keras agar tidak menambah beban ibunya, walaupun latar belakangnya memang sunghoon terlahir dari keluarga kaya tetapi ia ingin menjadi orang yang mandiri.

Jake menepuk pundak sunghoon seolah tahu apa yang ia rasakan,"Tenang, nanti bibi kembali lagi kalau urusannya sudah selesai. Bersama adikmu, pasti akan datang."

Sunghoon menghela nafasnya. Semoga semua baik-baik saja.

"Sunghoon!!"

Teriak jay sambil berlari disusuli satu orang member lainnya, heeseung.

"Kau sudah bangun? Bagian mana yang sakit? Apa semuanya baik-baik saja?" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut jay. Memang kelahiran dua ribu dua ini terbilang sangat akrab, bahkan banyak yang mengira mereka seperti anak kembar karena kasih sayang yang mereka berikan satu sama lain sangat besar, seperti sekarang.

Padahal tidak tahu saja kalau dorm mereka sering sekali bertengkar.

"Telingaku hampir pecah. Kalau itu terjadi, aku ingin telingamu yang didonorkan." Ujar sunghoon dengan nada dinginnya. Notabane si manusia es memang tidak pernah bisa lepas.

"Gila, telinga jake aja ambil." Jake yang mendengarnya memutar bola mata malas. Selalu ia yang jadi sasaran empuk jika ada perdebatan.

Dibalik candaan mereka, tak lama heeseung menghampiri sunghoon perlahan, "Gimana kondisimu?Sudah baikan?" katanya sambil menatap manik sunghoon.

"Tidak terlalu hyung, masih nyeri di bagian punggung."

Mendengarnya heeseung mengangguk, "Istirahatkan tubuhmu, jangan terlalu lama duduk."

Sunghoon mengangguk tapi sepersekon setelahnya ia mulai tersadar atas apa yang ia fikirkan semenjak bangun tadi, "Kenapa kalian semua disini? Sunoo siapa yang jaga? Heeseung hyung antar aku, aku ingin mengobrol dengan sunoo."

Semua terdiam, merasa bingung karena pertanyaan yang dilontarkan sunghoon. Mereka saling menatap satu sama lain seolah memberi isyarat harus jawab apa.

"Su..sunoo ada-"

"Sunoo belum sadar." Jake membelalakan matanya mendengar heeseung yang memotong ucapannya. Padahal mereka sudah janji untuk tidak memberi tahu keadaan yang sebenarnya karena takut sunghoon drop lagi.

Tapi, entah apa yang ada di fikiran heeseung ia berani memberitahu semuanya.

Jake memasang raut terkejut, begitupun jay yang hanya dibalas tatapan dingin dari heeseung.

"Aah, iyaa hoon. Sunoo belum bisa di tengok." Akhirnya jake pasrah. Ia menjelaskan keadaan sunoo yang sebenarnya. Sudah terlanjur tahu, tidak ada gunanya ditutupi lagi.

"Kenapa? Kenapa belum bisa ditengok?"

"Kondisinya sangat kritis. Sunoo sekarang ada diruangan intensif dan tidak bisa dijenguk oleh siapapun."

Sunghoon merasa matanya memanas. Ia tahu kondisi sunoo terakhir kali seperti apa. Sunghoon yang melihat dengan matanya sendiri yang terkapar lemah saat pertolongan datang. Sunoo yang meringis kesakitan karena dipukul kencang di bagian dadanya masih tercetak jelas difikiran sunghoon.

Tapi ia kira tidak seserius ini, sunghoon kira semuanya baik-baik saja. Tapi ternyata takdir berkata lain.

Sunghoon rasa ia telah gagal melindungi sunoo.

"Tinggalkan aku sendiri." Sunghoon menahan air matanya yang melihat kearah jendela kamar. Tidak mau para membernya tahu kalau ia ingin menangis sekarang.

"Kau yakin mau kita tinggal?" Tanya Jay dibalas anggukan cepat olehnya.

"Keluar." Ucapan dingin dari mulut sunghoon mampu menghipnotis mereka. Alhasil ketiganya beranjak lalu meninggalkan sunghoon di tempat tidurnya dengan perasaan ragu.

"Kalau ada apa-apa hubungi kami." Penuturan terakhir jake sebelum mereka berjalan kearah pintu kamar.

Tapi saat mereka mulai membuka pintu, "Jungwon. Panggilkan jungwon, aku ingin berbicara dengannya." Ujar sunghoon sambil meremat seprai kasurnya kencang.


.
.

Sorot matanya masih sama, hanya memandang seseorang yang terbaring lemah dari balik kaca. Tubuhnya dipenuhi berbagai macam selang, membuatnya tidak tega melihat itu semua.

"Jungwon, istirahatlah dulu. Nanti besok baru kesini lagi yaa? Kalau kau mau nanti pak koo yang antar." Tepuk sejin pada pundak jungwon.

"Tidak, aku masih mau disini. Kalau sunoo hyung bangun baru aku pulang."

"Nanti hyung kabari kalau sunoo bangun. Sudah 3 hari kau disini tidak tidur. Pulanglah istirahat dulu didorm ya?" Tanya sejin tapi dibalas gelengan olehnya.

"Aku masih ingin disini."

Sejin menghela nafasnya. Lagi-lagi ia keras kepala. Tapi apa boleh buat, biarkan saja dulu nanti juga kalau sudah lelah ia pulang.

"Niki, kau juga pulang dulu. Mau sampai kapan kamu menangis?"

Sang maknae yang terisak mengadahkan kepalanya menatap manajernya itu sendu. Pasalnya niki tak hentinya menangis, jika ia berhenti beberapa detik kemudian menangis kembali.

Padahal niki ini sangat jarang sekali mengeluarkan air matanya, tetapi untuk pertama kalinya dalam seumur hidup ia menangis tersedu-sedu seperti sekarang.

"Tidak mau. Aku mau disini." Niki menunduk merasakan berat kepalanya karena kebanyakan nangis.

Hal sama pun dilakukan sejin. Tidak mungkin ia memaksa keduanya jika mereka belum ingin pulang. Jadi yang bisa dilakukan hanya menemani mereka sampai merasa lelah.

"Jungwon-ah." Tibatiba ketiga member lainnya menghampiri tempat sang leader.

"Kenapa hyung?"

"Kau dipanggil sunghoon. Ia ingin bertemu denganmu."

Sejin terkejut, ia lupa jika ada member satu lagi kondisinya belum baik. Sejin terlalu fokus dengan sunoo karena kondisinya yang paling parah, jadi wajar kan ia fokus pada satu orang?

"Kalau gitu ayo kita kesana. Jungwon, ayo!" Sejin berdiri sambil menarik lengan jungwon tapi ia enggan mengikutinya.

"Aku tidak siap bertemu sunghoon hyung. Ia seperti itu karena ulahku."

Sejin mengusap rambutnya kasar lalu duduk kembali, "Kau lupa ucapanku? Semua bukan ulahmu jungwon-ah. Kau juga korban, kita semua korban. Orang yang benar-benar di balik ini semua adalah orang jahat. Kau tahu itu kan?"

Jungwon menunduk, mendengar ucapan sejin dengan cermat.

"Tapi semua bermula karena aku menyetujui-"

"Jungwon-ah." heeseung duduk dipinggir jungwon sambil menatapnya lekat.

"Kamu tidak bersalah. Aku rasa kamu mengambil keputusan yang tepat karena munurutku memang sudah seharusnya terjadi seperti ini."

Semua yang ada disana heran mendengar penuturan yang keluar dari mulut heeseung. Kenapa ia bisa berfikiran seperti itu?

"Maksudmu apa hyung?" Tanya niki tajam.

"Tidak, tidak ada maksud apa-apa. Ini hanya pendapatku saja."

Suasananya asing. Terasa aneh sekarang rasanya. Memang dari tadi raut wajah heeseung terasa berbeda tidak seperti biasanya. Entah kenapa tapi rasanya asing.

Member lain saling bertatap satu sama lain karena merasa bingung sekarang.

"Yasudah kita kekamarnya sunghoon sekarang." Sejin mengalihkan percakapannya karena melihat situasi sudah mulai tidak enak. Padahal ia sendiri tidak paham apa maksud dari omongan heeseung. Tapi ia harus membuat semuanya kembali aman.

"Jungwon-ah, kau harus ikut. Sunghoon pasti kecewa jika kamu tidak ada disana." Ujar jay.

Jungwon mengalihkan pandangannya pada sunoo yang masih setia tertidur di dalam ruangan. Ia melangkahkan kakinya, mendekat kearah kaca bening yang menjadi penghalang antara keduanya.

"Sunoo hyung."

"Aku harap setelah aku pergi ke kamar sunghoon hyung kau sudah terbangun ya."

"Aku mohon bangunlah.."

"Agar aku bisa menebus semua kesalahanku."

Jungwon berucap didalam hatinya seolah ia sedang berbicara dengan hyungnya itu. Ia benar-benar berharap keajaiban tiba dengan membangunkan sunoo sekarang juga.

Semoga saja, harapannya bisa terkabul sebelum akhirnya ia pergi dari tempat itu meninggalkan sunoo yang tengah berjuang dari masa kritisnya.

































***

Bugh!

"Sunghoon!!"

Ringisan nyeri keluar dari mulut jungwon karena merasa pipinya sangat panas.

Ya, pipinya tertampar oleh sunghoon yang terlihat sangat marah entah karena apa.

"Kau kenapa hoon?!" Teriak sejin melihat ada keanehan dari anak didiknya. Pasalnya baru saja mereka sampai di kamar dan kebetulan posisi jungwon berada di sampingnya yang tanpa aba-aba ia menamparnya keras hingga menimbulkan bunyi yang kencang.

Sunghoon seperti bukan dirinya sendiri.

"Jungwon kau tidak apa-apa?" Tanya jay sambil melihat ruam merah tercetak dipipinya.

"A..aku tidak apa-apa hyung." Jawab jungwon bergetar, menahan tangis dan sakitnya sekaligus.

"Sudah sepantasnya kau menerima itu. Bahkan itu tidak seberapa dengan sakit yang sunoo alami sekarang."

Sunghoon menatap wajah jungwon dengan amarah yang membara. Semua yang melihatnya merasa takut karena baru kali ini sunghoon marah sebesar ini, terlebih pada membernya sendiri.

"A..aku..minta maaf hyung.." jungwon hanya bisa menunduk, menahan tangis dan perih sekaligus dari pipinya.

"Kau pasti ada hubungannya kan dengan komunitas itu? Ngaku sekarang atau aku laporkanmu pada polisi."

"Sunghoon tenanglah dulu." Jake mencoba menengahi tetapi hasilnya nihil. Sunghoon masih terlihat memburu karena amarahnya.

"Sunghoon, ini bukan saatnya untuk menceritakan semuanya. Kondisimu belum pulih dan keadaannya pun sudah seperti ini, tidak ada yang bisa disalahkan." Ujar sejin menenangkan.

"T-tapi dari mana kau tahu hyung?"

Sunghoon tersenyum sinis mendengar pertanyaan jungwon, "Dari taehyun sunbae dan juga bosmu, K. Sekarang kalian sudah puas karena berhasil membuat sunoo terpuruk, hm?"

Jungwon membelalakan matanya tak percaya. Ternyata, sunghoon sudah tahu sejauh ini. Bahkan asal-usul permasalahan ini sepertinya ia sudah tahu semuanya.

Tak jauh berbeda dengan member yang lain, semuanya menatap tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar. Mereka benar-benar tidak tahu orang dibalik permasalahan ini. Bahkan alur ceritanya pun mereka tidak tahu sama sekali.

"K hyung? Maksudnya??" Niki menatap sunghoon lekat, berharap mendapat jawaban darinya.

"Seharusnya kau tanya saja pada leader satu itu niki-ya. Masalah ini bermula darinya."

Jungwon rasa ia benar-benar tidak pantas ada diantara mereka sekarang. Semua seolah menyudutkannya yang menyebabkan masalah ini terjadi.

Memang benar seperti itu, tapi mengapa itu rasanya sakit sekali.

"Jawab jungwon-ah!"

"Iya hyung.. Ini semua berawal karena ulahku.."

Semuanya menatap jungwon dengan tatapan tak percaya. Walaupun mereka tidak tahu kejadian yang sebenarnya seperti apa tetapi mereka sudah menyimpulkan karena pengakuannya sendiri.

Jungwon, kau kenapa sebenarnya?

"J..jadi sunoo sunghoon seperti ini karena ulahmu jungwon? M-maksudnya apa, aku tidak mengerti.." Jake mengusap mukanya kasar.

"Sudah, jangan dibahas lagi. Ini tidak seperti yang kalian bayangkan, jungwon bukan-"

Ucapan sejin terputus karena ada panggilan masuk pada teleponnya.

"Sebentar, hyung angkat dulu teleponnya. Kalian jangan ribut. Kalau ribut hyung laporkan pada agensi."

Sejin berjalan keluar ruangan menyisakan kondisi para member yang saling diam satu sama lain. Sorot bingung, kesal, semuanya tercampur aduk.

Jungwon tidak berani menatap manik sunghoon karena ia merasa sangat takut sekarang. Mau bagaimanapun posisinya sebagai leader tetaplah sunghoon lebih tua dari jungwon, jadi hal ini membuat jungwon takut dengannya.

"Jungwon, apa masih sakit?" Tanya jake yang melihat jungwon masih mengelus-elus pipinya.

"Tidak apa apa..hyung."

"Harus diobati dulu. Ayo aku antar." Jake berdiri menarik lengan jungwon tapi ia tarik kembali seolah tidak mau pergi.

"Tidak usah hyung, nanti juga hilang sendiri. Aku benar-benar tidak apa-apa." Penuturan jungwon membuat jake duduk kembali, menatap nanar kearah jungwon.

Tapi tak lama ia menatap sunghoon tajam, "Tidak seharusnya kau melakukan ini. Kau tahu ini sudah keterlaluan."

Sunghoon tertawa sinis, "Kalau kau tahu ceritanya nanti pasti akan menyesal telah membela leadermu itu." jake menatap sunghoon dengan tatapan tidak mengerti.

Begitupun jay. Ia hanya diam. Ia benar-benar menunduk mendengar pertikaian mereka berdua. Begitupun niki yang benar-benar tidak tahu apa-apa dan merasa dipermainkan. Siapa yang tidak penasaran tentang apa yang sudah terjadi. Digelitiki rasa penasaran yang mendalam sungguh tidaklah enak.

Tapi ia tidak bisa menuntut apa-apa. Ia hanya bisa diam, berifikir dan merenungi semua kejadian ini.

Begitupun yang lainnya, tetapi ada salah satu dari mereka hanya diam menyaksikan ini sambil memakan anggurnya satu persatu.

Sepertinya ia sangat menikmati pertunjukkannya.

Tak lama suara pintu terbuka terdengar. Sejin masuk dengan wajah yang tidak bisa diartikan.

"Ada apa hyung?" Tanya jake yang menyadari raut wajahnya berbeda.

Sejin duduk pada kursi salah satu itu, menatap membernya satu persatu dengan tatapan serius.

"Pd-nim menyuruh kalian tetap melakukan schedule yang sebelumnya sudah dibuat. Kemungkinan juga lusa sunghoon sudah bisa pulang. Kalian wajib perform selama seminggu kedepan, tapi kalian harus tampil berenam, tanpa kim sunoo. Apa kalian bisa?"























Untuk saat ini perasaan mereka aneh dan hancur sekaligus.◻◻



Continue Reading

You'll Also Like

189K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
Abang! ✓ By Ran

Fanfiction

40.7K 4K 12
Haechan kedatangan tetangga baru, tidak terpikir olehnya akan ketempelan bayi seperti ini, insiden konyol yang terjadi malah membuatnya sedikit penas...
168K 8.3K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
260K 20.5K 99
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...