𝐁𝐋𝐎𝐎𝐃 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐄𝐀𝐑𝐒...

By LeefaTyn

85.7K 14.6K 855

Tidak ada penjelasan bagaimana (y/n) bisa isekai ke dunia manhwa. (Y/N) hanyalah seorang gadis biasa yang tid... More

Prolog
1. Keluarga Hitam, Agriche
2. Erel & Ether
4. Tekad
5. Perjamuan Makan Besar
6. Protagonisnya Adalah Roxana
7. Kupu-Kupu Beracun
8. Kepulangan Dion
9. Undangan Tea Party
10. Mainan Roxana
11. Kedatangan Ether
12. Tokoh Ekstra
13. Kunjungan Keluar
14. Pangeran si Biru
15. Makan Malam
16. Keberangkatan
17. Habitat Karantul
18. Pasukan Pedelian
19. Helena Agriche
20. Brianna Reissyl- End of Season 1
QnA
[Side Story] Ethersyl Agriche
[Side Story] Dion Agriche
21. Dimulai Kembali - Season 2
22. Yggdrasil
23. Noel Vertium
24. Pertemuan Kembali
[Side Story] Cassis Pedelian
[Side Story] Roxana Agriche

3. Jangan Tinggalkan Aku Sendiri

3.1K 575 24
By LeefaTyn

The Way To Protect Female Lead's Older Brother © Juniljus, Baek Ji-Hyeon.
.

.

.

A fanfiction written by LeefaaTyn

***

This story might be different from the original manhwa.

Tik... Tik... Tik...

Sejak Ether keluar, kedua mataku tidak pernah meninggalkan jarum jam.

Dengan perasaan cemas dan khawatir, aku terus menatap jarum jam yang terus bergerak.

"Nona, tenangkan diri anda."

Melihatku yang gelisah sejak kepergian Ether, Larry mencoba untuk menenangkanku.

Namun usahanya sia-sia. Aku tidak bisa tenang sama sekali.

Setelah menyadari bahwa hidupku yang damai selama ini adalah berkat Ether, aku menjadi tidak tenang.

Ether sudah pergi sejak 4 jam yang lalu.

Dan sampai detik ini dia belum kembali.

Bagaimana bisa aku tetap tenang?

Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang Ether lakukan.

Apa dia baik-baik saja?

Aku sangat khawatir. Aku tidak ingin Ether kenapa-napa.

"Sepertinya aku harus menyusulnya."

Aku berdiri secara tiba-tiba membuat Larry sedikit terkejut.

"Anda tidak bisa melakukan hal itu."

Larry menatapku horor.

Aku tahu apa yang dia khawatirkan. Dia pasti takut kalau aku kenapa-napa. Padahal Ether sudah berusaha untuk menjagaku.

"Saya mengerti Nona khawatir pada Tuan Muda, tapi Nona tidak boleh meninggalkan mansion ini."

Mansion Agriche sangatlah luas dan aku tinggal di bangunan paling ujung dibelakang.

Hal ini juga termasuk perlindungan yang Ether berikan.

"Tapi 4 jam sudah berlalu!" Teriakku kesal.

Aku merasa kasihan pada Larry namun aku juga tidak mau menyerah begitu saja.

Aku harus memastikan dengan mata kepalaku sendiri bagaimana keadaan Ether.

"Dimana Ether sekarang?"

Larry masih terdiam.

"Dimana dia sekarang?!" Aku meninggikan suaraku satu oktaf.

Larry terlihat ragu-ragu.

Sepertinya dia tidak ada niat untuk memberitahuku.

Kalau begitu aku akan mencarinya sendiri.

Aku berlari menuju pintu dan keluar dari kamar, meninggalkan Larry yang tampak terkejut dengan tindakan impulsifku.

"Tidak, Nona!!!"

Larry mengejarku dari belakang namun aku sudah berada jauh di depan.

Sebenarnya aku tidak tahu Ether ada dimana sekarang.

Ada beberapa tempat yang muncul dalam pikiranku namun aku tidak tahu bagaimana caranya untuk sampai ke sana.

Langkahku terhenti ketika aku sudah sampai di mansion utama, tempat Lant Agriche tinggal.

"Nona, tunggu sebentar."

Larry yang berhasil menyusul, mencoba untuk menghentikanku.

"Hosh... Hosh..."

Dia terlihat sangat kelelahan karena terus berlari.

"Saya akan mengantar Nona ke tempat Tuan Muda berada, jadi saya mohon jangan berkeliaran dengan sembarangan."

Kekhawatiran terpancar dari wajahnya.

Sepertinya Larry benar-benar mengkhawatirkanku. Itu salah satu alasan kenapa aku juga ingin membawa Larry melarikan diri dari tempat ini.

Hanya dia dan Ether yang bisa aku percaya di tempat ini.

Larry menuntunku menuju ke tempat Ether berada. Kami melewati lorong kosong tang terlihat sangat suram, sangat cocok dengan nama Agriche si keluarga hitam.

Bukankah mansion ini terlihat seperti rumah berhantu?

Jika ini duniaku, mansion ini pasti akan laku keras jika dijadikan wahana rumah hantu.

Tidak, tidak, aku harus fokus.

Saat ini aku harus menemukan dengan Ether.

Kami berhenti disebuah pintu besar yang terbuat dari kayu. Ada sebuah ukiran unik disana namun saat ini bukan itu yang penting.

Di kanan dan kiri pintu ada penjaga yang memakai seragam ksatria keluarga Agriche. Sebuah seragam berwarna hitam dan ungu.

Ketika melihat sosokku, mereka terlihat sangat terkejut.

Apa yang membuat mereka seterkejut itu?

"Tolong bukakan pintu, Nona Ereline Agriche hendak masuk."

Kedua penjaga saling menatap satu sama lain.

"Kami tidak bisa membukakan pintu untuk orang yang tidak berkepentingan."

"Tolong bukakan, Nona Ereline ingin menyaksikan pertandingan Tuan Muda Ether."

Pertandingan? Pertandingan apa?

Aku menatap punggung Larry.

Bukankah Ether hanya bertemu dengan Lant Agriche?

Kedua mataku membulat sempurna ketika menyadari apa yang sedang terjadi.

Tanpa persetujuan aku langsung membuka pintu dengan tergesa-gesa.

"Nona!"

Suara Larry terdengar terkejut namun aku tidak mengindahkannya.

Para penjaga juga berusaha untuk menangkapku namun aku berhasil melarikan diri.

Aku terus berlari hingga ujung, kedua tanganku memegang pagar pembatas berwarna putih dengan ukiran antik.

Aku tidak bisa berkata-kata ketika melihat pemandangan yang ada di hadapanku.

"Haaah... Haaah.... Haaah...."

Napasku menjadi sangat tidak teratur dan tubuhku mulai gemetar hebat.

Merah...

Jubah putih yang Ether kenakan berubah menjadi merah darah.

Dibawah sana, Ether terlihat tak sadarkan diri.

Tubuhnya terbaring lemah di arena pertandingan dengan darah yang menggenang.

TIDAK!!

ETHER!

Pikiranku menjadi tidak jernih ketika melihat kondisi Ether yang mengenaskan.

Kau tidak boleh meninggalkanku.

Ether...!!

Pandanganku beralih ke seorang anak laki-laki berambut hitam dan bermata merah. Ditangannya ada sebilah pedang yang dipenuhi oleh darah.

Jangan bilang itu darah Ether...

Genggamanku pada pagar pembatas semakin menguat.

"Nona... Heukk-"

Larry dengan cepat menutup mulutnya ketika melihat keadaan Ether yang mengenaskan.

Ether... Katakan padaku kalau kau masih hidup.

Mataku menatap anak laki-laki berambut hitam itu dengan nyalang. Gigiku gemeletuk karena menahan amarah.

Tidak bisa dibiarkan.

Aku akan membunuhnya.

Seolah digerakkan oleh orang lain, tubuhku tiba-tiba bergerak.

Aku melompat melewati pagar pembatas. Karena terjatuh dari tempat yang cukup tinggi, tubuhku berguling-guling di lantai.

Anak laki-laki yang melukai Ether terlihat tidak terkejut sama sekali dengan kedatanganku, berbeda halnya dengan Lant Agriche yang aku dapati sedang mengamati di sudut arena.

Karena mendarat dengan tidak sempurna, tubuhku terasa sangat sakit sekali. Sepertinya ada tulang yang patah.

Namun aku tidak memperdulikan hal tersebut. Aku harus mengecek kondisi Ether.

Aku mendekati tubuh Ether yang bermandikan darah. Bau anyir darah tercium dengan sangat jelas.

Aku memegang tubuhnya yang lemah dan mendekapnya dalam pelukanku.

Kupandangi wajahnya yang terlihat sangat tenang.

"Tidak, Ether!!" Panggilku.

Namun tak peduli seberapa banyak aku memanggil, Ether tidak kunjung bangun.

Tanpa sadar air mata telah mengucur deras dari pelupuk mataku.

Aku tidak bisa menghentikannya.

Aku tidak ingin kehilangan Ether.

"Hiks... Hiks..."

"Jangan tinggalkan aku, Ether."

Asalkan ada Ether, aku yakin bisa bertahan. Namun jika tidak ada Ether... Apa yang harus kulakukan?

Bak orang kesurupan, aku menaruh tubuh Ether kembali ke lantai arena dengan lembut.

Rambut perakku yang panjang menutupi sebagian wajahku. Beberapa ujungnya terkena darah Ether yang menggenang, merubah warna perak menjadi merah.

Aku berdiri dengan perlahan dan tangan kananku mengambil pedang long sword yang tergeletak di tanah.

Tangan kiriku ikut memegang ganggangnya, tubuhku secara alami memasang kuda-kuda seperti akan melakukan pertandingan Kendo.

Pedang jenis long sword sangat berbeda dengan shinai. Tidak hanya dari beratnya, namun panjang dan bentuknya juga berbeda.

Namun saat ini aku tidak punya pilihan lain.

Aku akan mengambil senjata apapun yang ada di hadapanku dan membunuh bajingan yang telah melukai Ether.

Tubuh Erel sangat tidak terlatih, aku merasa kesulitan untuk mengangkat pedang ini namun aku berusaha sebaik mungkin untuk memasang kuda-kuda menyerang.

Kedua mataku menatap nyalang kearah anak laki-laki itu.

Rambut hitam legam dan mata merah seperti darah.

Ya, siapa lagi kalau bukan dia?

Orang yang memiliki wajah paling mirip dengan Lant Agriche, Dion Agriche.

"AKU AKAN MEMBUNUHMU!!"

Ashi-sabaki -atau footwork dalam Kendo, tidak akan mempan melawan Dion.

Karena itulah aku mencoba untuk berlari sekencang mungkin kearahnya dan mengayunkan pedangku selayaknya aku sedang bertanding.

Melihat diriku yang mencoba untuk menyerangnya, Dion dengan segera mengangkat kembali pedangnya dan menangkis seranganku.

Klanggg—

Suara pedang yang bergesekan dapat terdengar dengan jelas.

Benan tubuhku yang condong ke depan membuat tekanan pedang yang aku ayunkan semakin besar.

Meski begitu sepertinya itu bukan apa-apa untuk seorang Dion Agriche.

Dia menatap wajahku yang penuh dengan air mata dengan wajah tanpa ekspresinya.

Grrrt—

Gigiku saling bergesekan dengan kasar karena menahan amarah.

Bisa-bisanya dia memasang wajah tanpa rasa bersalah seperti itu dihadapanku!

Aku sungguh akan membunuhnya.

Kedua tanganku kembali mengangkat pedang dengan sekuat tenaga. Aku mencoba untuk menyerang pelipis kirinya namun dia berhasil menghindar.

Aku tidak mau kalah, selama lebih dari sepuluh tahun aku telah berlatih Kendo.

Aku tidak akan kalah dengan mudah.

Aku adalah orang yang selalu menyabet medali emas dalam setiap pertandingan.

Aku akan membuatnya membayar atas dosa yang telah dia lakukan.

Dengan cepat, aku memutar kakiku dan dan berlari kebelakang Dion, mencoba untuk menyerang dari sana.

Karena pergerakanku yang cepat, Dion terlihat sedikit terkejut.

Sraaaat—

Ujung pedangku mengenai wajahnya.

Darah segar menetas dari luka yang aku berikan.

Ini tidak cukup. Aku akan membuatnya lebih terluka dari ini.

Dion menatapku dengan wajah datar, tangan kirinya menyeka darah yang keluar dari luka di pipinya.

Aku kembali bersiap untuk menyerang, dengan sekuat tenaga aku kembali mengangkat pedang gang ada di tanganku dan mengayunkannya kesamping tubuh Dion.

Klanggg—

Dion menangis pedangku dengan pedang bagian belakang miliknya.

Kami saling bertukar serangan dengan tempo yang begitu cepat.

Sraaatt—

Klanggg—

Slashh—

Serangan terus datang dengan bertubi-tubi.

Aku dapat melukai Dion dengan baik.

Bajunya yang rapi kini terdapat banyak robekan dari seranganku.

Dan tentu saja dia tidak baik-baik saja. Ia mendapat luka di sekujur tubuhnya.

Namun kondisiku juga tidak beda jauh dengannya. Tubuhku juga dipenuhi dengan luka dan darah.

"E... Rel..."

Aku berhenti ditengah-tengah pertandingan tatkala mendengar suara lirih Ether yang memanggilku.

Jleb—

"Akhh..." Aku merintih kesakitan ketika pedang menusuk lenganku.

Namun bukannya membalas perbuatan Dion, aku malah berlari menuju Ether.

Ether masih hidup...

Dia belum mati.

Hanya pikiran bahwa Ether masih hiduplah yang membuatku bisa melupakan rasa sakit.

Di dunia yang asing ini, hanya dia keluargaku. Hanya dia yang bisa aku anggap sebagai kekuarga.

Karena itulah... Kumohon jangan tinggalkan aku.

"Ether!!"

Aku memegang tangan Ether yang dipenuhi dengan darah.

Kedua matanya tidak bisa terbuka, namun dia masih bernapas.

"Larry!" Panggilku dengan suara keras.

Aku harus menyelamatkan Ether.

Pokoknya Ether harus selamat.

TBC

***

Erel itu MC yang bukan kaleng-kaleng karena ada jiwa yeen disana. Secara yeen itu atlet Kendo yang selalu dapet medali emas di ajang internasional gitu loh. Tapi sayangnya tubuh asli Erel gak bisa mengimbangi kemampuan yeen, jadi gitu deh.

Jangan lupa vote gratisnya ges~ yang belum vote di chapter kemarin, buruan balik lagi dan kasih bintang✨

Continue Reading

You'll Also Like

45.1K 397 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
335K 27.9K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
67.7K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...