enjoy the story!
[AU POV]
Beralih menuju markas terpencil yang entah dimana. tempat yang merupakan persembunyian si penjahat yang akan menggila membuat panik seluruh dunia.
Sudah beberapa hari bersembunyi, akhirnya kita bisa melihat apa yang mereka lakukan. suara mesin, perkakas, palu dipukul dan suara bising lain memeriahkan suasana. terlihat seperti neraka.
Dr. Selvig menunjuk dengan obeng. "Taruh disana." pada dua peneliti yang membawa mesin. Dr. Selvig lalu mengernyi. "Darimana kau dapatkan semua orang ini?"
Terlihat Clint yang mengotak-atik tablet menjawab. "S.H.I.E.L.D mempunyai banyak musuh, Doktor." kemudian menunjukkan layar tablet dimana ada data seseorang dan benda bernama Iridium. "Is this the stuff you need?"
"Yeah, Iridium. ditemukan di meteorit dan membentuk anti-proton. ...sangat sulit untuk mendapatkannya." tutur Dr. Selvig.
Clint membalas. "Terutama jika S.H.I.E.L.D tahu jika kau butuh."
"Yah, aku tak tahu soal itu. ...hei..!" Dr. Selvig lalu melangkah mendekati pintu tenda disaat Loki baru saja datang. "Tesseract menunjukkan ku banyak hal. bukan hanya pengetahuan, ini kebenaran!"
"I know." balas Loki tersenyum senang. "Apa yang dia ditunjukkan padamu, Agent Barton?"
Clint berbalik melihat Loki. "Sasaranku selanjutnya."
"Katakan yang kau butuhkan."
Barton berjalan mendekati kotak berisi busur panah nya. "I need a distraction." kemudian mengambil busur tersebut. "And an eyeball." sebelum ia melangkah menjauh.
Kembali ke Helicarriers S.H.I.E.L.D. para petugas dan agen ripuh mengontrol kapal dan mencari keberadaan musuh, sedang Coulson dan Steve menunggu jika ada informasi lebih lanjut. keduanya berdiri memperhatikan dari lantai atas.
"Maksudku, jika tidak merepotkanmu." ucap Coulson gugup. Steve yang menyilang dua lengan di dada menggeleng. "Tidak, tidak. tidak apa-apa."
Mereka balik diam. hingga datang Lynn di samping Steve sambil merapikan sweater nya. "Maaf, baru saja ke kamar kecil. ...hai Phil." membuat Coulson dan Steve menoleh melihat Lynn. Coulson tersenyum.
Lynn dan Steve kemudian diam, saling melirik canggung. Coulson yang melihat kecanggungan itu menengahi. "Ah, jadi... kalian berdua pasti belum saling mengenal satu sama lain."
Steve dan Lynn mengernyit, melihat heran Coulson yang menunjuk Lynn. "So, Captain Rogers, this is Lynn Kennedy." kemudian beralih menunjuk ke arah Steve. "Lynn, this is Captain Steve Rogers."
Steve menaikkan alis melihat Lynn. "Uh, yeah.. hi ma'am." kemudian berjabat tangan dengan Lynn yang tersenyum. "Just call me Lynn. ...nice to meet you, Captain Rogers."
"Call me Steve, or Rogers. ...up to you, actually." Steve mengangguk, melepaskan jabatan tangan.
Coulson menjelaskan. "Lynn bekerja di divisi keamanan S.H.I.E.L.D. seorang agen, Assassin dan peneliti. ...awalnya dia dibawah naungan AIC."
Steve mengernyit. "Asian Intelligent Corporation?" sambil melihat Lynn yang mengangguk. "Aku pindah kesini karena alasan tertentu. banyak hal yang kusembunyikan untuk ku beritahu."
Mereka pun kembali diam. kemudian Lynn bertanya pada Steve. "Hei, kau sudah tanda tangani kartu nya? sangat keren menurutku." sambil melihat ke arah Coulson. Steve pun ikut menoleh kearah pria yang Lynn singgung.
Coulson mengangguk. "It's a vintage set. ...butuh waktu bertahun-tahun untuk mengoleksinya. agak kusam, sedikit rusak akan tetapi itu.."
"That's fine, Phil." Lynn mengibas tangan. "Dia benar-benar berusaha untuk mengoleksinya. harus kau apresiasi." sambil melirik Steve yang tersenyum. "Baiklah. ...akan ku tanda tangani."
"Terima kasih." Coulson mencondongkan tubuh sedikit ke arah Steve.
Hingga dari hening nya mereka, tiba-tiba dering ponsel Coulson memecah suasana. Coulson segera merogoh saku, mengambil ponsel dimana tertera ia sedang di telepon seseorang.
"Ah... aku harus menjawab panggilan dulu, tak apa jika aku tinggalkan kalian berdua disini?" tanya Coulson.
Steve mengangguk. "Ya, tidak apa."
Coulson pun segera pergi keluar ruang utama. meninggalkan Lynn dan Steve yang balik dirundung sunyi. tapi itulah yang membuat ide dadakan merasuki Lynn.
Lynn berbalik, menaiki tangga ruang utama. "Hei. ...mau keluar? disini udara nya cukup pengap." pada Steve yang terkejut melihat Lynn yang tiba-tiba ada di belakangnya.
"Oh, mengobrol?" tanya Steve. Lynn mengangguk. "Sure. ...c'mon." sedangkan Steve mengiyakan, segera menyusul Lynn yang lebih dulu keluar ruangan.
Perjalanan dimulai dari mereka berjalan melewati koridor. melewati beberapa petugas dan agen, tak ada yang menyenangkan hingga hening mulai diisi Lynn dengan ide obrolan.
"So. ...you must be the legendary Captain America." ucap Lynn. Steve tersenyum simpul. "Yeah. ...kita, nampaknya sempat bertemu di kedai kemarin."
"Iya." Lynn terkekeh pelan. "Ku kira kau hanya orang biasa, tapi aku seperti mengenal wajah mu. ...sekarang, kita akhirnya bertemu."
Steve mengangguk, keduanya lalu mengambil belokan ke lorong lain. Lynn bertanya. "Bagaimana rasanya keluar dari es setelah hampir satu abad menghilang? ...that must be hard for you."
Anggukan Steve beri. "Well, not bad. ...walau secara teknis cara ku untuk di kenalkan ke dunia modern begitu salah."
"Ahahah.. pasti tentang kau di kepung anggota S.H.I.EL.D akibat kabur dari ruang isolasi." Lynn menaikkan alis. "Yah, biarkan saja. ...yang terpenting kau selamat setelah membeku seperti fosil."
Steve hanya merespon dengan senyum canggung. beberapa menit kemudian, Steve bertanya. "Ah, entahlah jika kau ingin aku bertanya ini atau tidak karena ini sedikit tak sopan, tapi... apa kau, keturunan keluarga Kennedy? karena..."
Lynn menoleh melihat Steve, terkejut. Steve melanjutkan. "Kau, punya marga mereka."
"Ah itu." Lynn mengangguk. "Ya, aku keturunan Kennedy. ...memangnya ada apa?"
"Oh, tidak. hanya," Steve terdiam. "Kemarin, aku membaca buku sejarah dan menemukan foto pria dan wanita dengan marga yang sama. Joshua dan Evangeline Kennedy. ...harus ku akui wajah mereka sangat mirip dengan mu."
"Yup." Lynn menjentikkan jari. "That's my parents. ...tunggu, aku ingat orang tua ku bekerja untuk SSR di tahun 1940-an, mereka bilang mereka mengenalmu."
"Itu benar." Steve menaikkan alis. Lynn pun terkejut. "Hang on, that's amazing...! memang kalian bertemu tahun berapa?"
"1943, saat aku mulai latihan militer. Joshua dan Eva saat itu sangat muda, dengan otak yang sama persis seperti Howard."
"Ayahnya Stark." sanggah Lynn, menjentikkan jari lagi. Steve melanjutkan. "They are really kind, treat me like a close friend. ...aku berhutang budi pada mereka."
"That's too sweet." Lynn tertawa pelan. "Aku senang kau bisa mengenal mereka. ...tapi mereka lumayan tertutup, jadi dengan kau bisa berada di lingkaran mereka berarti kau beruntung."
Jalan yang jauh, tanpa sadar mereka sudah berada di tengah-tengah kapal. masih di lorong, di depan kaca besar yang mengarah ke langit cerah nan berawan.
Lynn dan Steve bersender di handle kapal, obrolan berlanjut. "Dan mungkin kau akan senang jika bisa bertemu mereka lagi." Lynn menghela napas, tapi terdengar berat. "Sayangnya, mereka sudah lebih dulu tiada."
Raut Steve berubah sedih. "I'm sorry for your loss."
Lynn tersenyum simpul, melihat ke samping. "Tak apa, itu sudah belasan tahun lalu. ...sebaiknya aku menguburnya rapat-rapat dibanding harus kita bicarakan."
Steve mengangguk. "Benar."
"Oh, ngomong-ngomong, sebuah kehormatan bisa bertemu denganmu, Captain." Lynn menaikkan alis. "Y'know, mom and dad used to talk about you when I was little."
"Wait, really?" Steve mengernyit, tersenyum senang. Lynn mengiyakan. "Kau sudah seperti.. cerita nina bobo saat aku ingin tidur. ...seorang patriotik yang mengorbankan diri demi tanah yang dicintai."
Steve pun tersipu, pipi nya merah merona. Lynn lalu menyilang dua tangan di dada. "Kadang ku pikir aku tak akan bertemu si 'patriot' itu suatu hari nanti. ...nampaknya harapan ku terkabul."
"Yeah." Rogers menaruh dua tangan di handle. "Me either. ...sungguh terhormat bisa bertemu dengan keturunan Kennedy selanjutnya."
"Oh ayolah." Lynn tertawa pelan, bersamaan dengan Steve yang terkekeh.
Lynn menghela. "Itu hanya.. anggapan. ...itu berlebihan, aku hanya orang biasa. Steve, not like you. ...kau, pembela negara, sebuah ikon negara!"
"Lebih dari kata berlebihan." balas Steve tak mau kalah. "Bahkan saat di kedai, aku tak terpikir bahwa kau keturunan Joshua dan Eva. ...pasangan sejoli dari keluarga miliarder."
Lynn menggetarkan bibir. "Oh, no." dan lanjut tertawa.
Keduanya masih berbincang dengan suasana hangat dari cahaya matahari yang menembus jendela, suara mesin jadi lagu bagi keduanya. bertahan dengan topik sama saja.
Baru saja topik lainnya ingin Lynn keluarkan, tiba-tiba sebuah pengumuman disiarkan di seluruh Helicarriers. termasuk lorong dimana Lynn dan Steve tengah berdiri.
"Pengumuman untuk agen Lynn Kennedy dan Captain Rogers, diharapkan untuk segera pergi ke ruang utama kapal."
Lynn dan Steve sontak melihat sekitar, lalu menatap satu sama lain. "Kita harus pergi, nampaknya bajak laut itu mencari." tutur Lynn.
"Sekali lagi, pengumuman untuk agen Lynn Kennedy dan Captain Rogers, diharapkan untuk segera pergi ke ruang utama kapal."
Rogers menghela. "Pasti Fury." kemudian segera mengikuti Lynn pergi ke ruang utama.
Perjalanan dari tengah-tengah kapal tak begitu jauh walau harus berurusan dengan berlari dan sedikit panik. sampai akhirnya Lynn dan Steve sampai di ruang utama.
Dimana semua agen terlihat ripuh mendadak, entah ada apa. Lynn dan Steve kemudian mendekati Fury di tempat kontrol nya.
"Fury, what's wrong?" tanya Lynn heran. Fury pun menoleh melihat Lynn dan Steve. sebelum kemudian agen Jasper Sitwell menyela kericuhan setelah melihat pergerakan Loki di layar. "Hold on. ...we got a hit, a 67% match."
"Wait. ...cross match, 79%." tambah Sitwell setelah mengecek kembali radar. membuat Fury terkejut. Coulson lalu menghampiri agen itu. "Lokasi?"
"Stuttgart, Jerman. 28. Konigstrasse." Sitwell melihat monitor lagi. "Dia sama sekali tidak bersembunyi." dengan nampak foto Loki mengenakan jas hitam dan selendang emas hijau.
"Captain? Slayer?" Fury memanggil. dua orang pemilik nama itu menoleh memandang Fury yang melanjutkan. "Y'all up."
Rogers dan Lynn menarik napas dan mengangguk, saling melihat satu sama lain sebelum kemudian pergi ke ruang ganti.
To be Continued.
A/N NOTES: hi readers, ini fis. thank you very much telah membaca buku ku yang berjudul HIRAETH. please vote, comment, atau share tentang buku ini jika kalian suka dan ingin tahu kelanjutan chapter selanjutnya <3