Hiraeth [1] โœ“

By qtskles

14.5K 1.4K 40

๐Ÿญ๐—ฆ๐—ง ๐—•๐—ข๐—ข๐—ž ๐—ข๐—™ ๐—ฆ๐—”๐—จ๐——๐—”๐——๐—˜ [ ส™แด€แด„แด‹๊œฑแด›แดส€ส ส™แด€๊œฑแด‡แด… แดษด แด›สœแด‡ แด€แด แด‡ษดษขแด‡ส€๊œฑ] โ ๐™–๐™ ๐™ช ๐™Ÿ๐™ช๐™œ๐™–. ...๐™จ๐™ช๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™ช๐™... More

saudade.
introduction
00 the first avenger.
1. PEGASUS
2. russian spy
3. that green guy
5. the girl with blonde hair
6. the slayer and cold brew
7. the old-fashioned man in coffee shop
8. stark tower is your baby
9. the day we met
10. steve, this is lynn. lynn, this is steve
11. i said kneel
12. are we done in here?
13. i understood the reference
14. blueberries
15. S.H.I.E.L.D dirty secrets
16. you are a monster
17. misunderstood and stupidity
18. chaos and disaster
19. loki escape
20. gloomy day, isn't it?
21. son of a bitch
22. where all the chaos begins
23. all this shit is crazy
24. i'll call this, 'party'
25. that's my captain
26. we won
27. shawarma and farewell
28. lynn and her dark past
29. saturday nights
30. washington d.c
31. farewell, new york
32. 'first love will never end well'. they said
announcement (not new chapter)
bonus! chapter: dr. ellison

4. a soldier and loss

433 54 1
By qtskles

enjoy the story!



[STEVE POV] - [Midtown Manhattan, New York City]

"Perang! dengan kekuatan kegelapan lewat di barat. Amerika perlu menyerukan pertarungan kebebasan! dan di depan pertarungan, bahu membahu dengan pejuang kita adalah Captain America!

"Nilai mode lama Amerika dan ilmu berita yang menarik! Captain America mengalahkan setiap rencana Nazi. di atas senjata rahasia baru, apapun yang terjadi, di saat waktu silih berganti dan harapan berada di ujung, ini adalah pria yang memberi akses dalam akses!"

"Dia di luar sana, berperang untuk tanah kita yang kita cintai-"

'Klik!'

Demi Tuhan, apalagi ini?

Memandang lemas layar laptop, menekan spasi menghentikan video dokumenter tentang ku saat masih di medan perang. mata berkaca-kaca, tak banyak bicara.

Apa yang harus kujelaskan sebagai pemula semua ini? mungkin saat sadar aku dipermainkan waktu setengah abad dan meninggalkan apa yang seharusnya aku tak tinggalkan.

Bisa dikatakan itu mukjizat saat aku ditemukan kembali seperti fosil, dan bisa dikatakan kesalahan besar.

Sudah beberapa bulan berlalu. kini, aku berakhir di sebuah apartemen di New York. sambil mencoba terbiasa dengan keadaan yang semakin maju, tinggal sendiri dengan angan-angan pedih di hati.

Aku menghela. mengambil beberapa dokumen CV dari S.H.I.E.LD dan membaca nya, ada dua orang tentara Howling yang pernah aku pimpin selama perang. keduanya dinyatakan sudah meninggal.

Hingga berkas selanjutnya membuatku membeku. tertulis disana, Margaret Peggy Carter. namun pada berkas itu tertulis jika dia tidak meninggal, gadis itu pensiun.

Ku menelan ludah, perasaan berubah lega. ku kira dia sudah tiada, nampaknya Tuhan masih sayang padaku. sungguh, aku merindukan gadis itu.

Mengernyit, aku beralih perhatian menuju catatan tambahan di berkas CV milik Peggy. dengan nama panjang nya, dan di bawah terdapat alamat tempat dia tinggal disertai nomor telepon nya.

Ku pun melihat telepon tak jauh dari meja. memandang lama dengan ragu, apa aku harus melakukannya? menelepon dan menghampiri nya untuk pertama kali setelah lama tak bertemu?

Aku berbalik, menaruh CV S.H.I.E.L.D Peggy dan beralih melihat berkas milik Howard Stark. sudah dinyatakan tiada, setelah itu ku berganti menuju CV seorang pria bernama Tony Stark.

Terdiam. apa ini anak Howard Stark? nampak begitu dari marga nya. pemilik Stark Tower, penerus Stark Industries. di bawah terdapat foto dirinya menggunakan kostum besi yang tak ku mengerti.

Aku menaruh CV milik Stark. menghela berat sambil berpikir, banyak hal yang membuat otakku nyeri. seperti ide menghubungi Peggy, atau keingintahu tentang anak semata wayang dari Howard Stark itu.

Astaga, aku butuh udara segar.

Segera ku menutup laptop, membereskan berkas-berkas. ku bangkit mengambil jaket. tanpa membawa apapun kecuali diri yang bingung dengan keadaan di luar sana.

Melangkah keluar pintu. setelah mengunci Apartemen, ku berjalan menyusuri trotoar dan jalan raya New York yang begitu padat.

Demi Tuhan, bahkan aku tahu apa yang sudah berbeda. pergedungan sekarang total tertutup kaca dan layar besar warna-warni, toko-toko pakaian, restoran dan lainnya yang jadi modern.

Celingak-celinguk heran. ponsel? dan toko mobil dengan layar kaca? aku seperti manusia prasejarah. aku merunduk berpikir macam-macam, melewati kerumunan masyarakat yang sibuk belanja dan mondar-mandir.

Perut yang memilih diisi kafein, membuatku mencari kedai kopi di pusat kota. tak lama berjalan, hingga aku menemukan café yang terletak dekat  Grand Central Terminal.

Begitu padat saat aku memesan. memilih minum di luar, setelah membayar aku segera pergi ke luar kedai dan duduk menunggu. aku merogoh saku celana, mengambil buku dan pulpen yang ku bawa sebelum pergi.

Habiskan waktu menggambar pemandangan New York penuh perubahan. sekali-sekali memandangi Terminal dan sekitar, menggambar bangunan dengan gedung besar di belakang yang bertuliskan STARK.

Pulpen membuat sketsa. setelah gambar pergedungan, ku memilih menggambar objek lain. celingak-celinguk melihat sekitar, hingga ku terfokus pada seseorang tak jauh dariku.

Gadis pirang tersebut berbalik, mengarahkan kamera pada gedung di belakang Terminal dan memotret nya. setelah itu dia mengecek hasil jepretan, dan balik memotret.

Ku yang tertarik pun menggambarnya. kemeja putih, mengenakan Jean, dan rambut diikat. setelah tak lama membuat sketsa, ku balik melihat gadis yang masih memotret gedung dan langit.

Mungkin karena ku memandang terlalu lama, tatapan gadis itu disertai kamera beralih padaku. terlihat dia heran, kami sama-sama menatap. melihat wajah gadis itu total, nampaknya dia bukan dari Amerika. nampak seperti wanita keturunan Asia.

Entah, siapa dia. yang jelas dia cantik. ku tak berpaling, menganga sedikit, mengapa dia terlihat tak asing? sedang gadis itu mengernyit, menatapku seolah dia tahu siapa aku. sama-sama terperangah, sama-sama bingung.

Sampai seorang barista yang membawa termos tiba-tiba menabraknya. sang barista pun terkejut, sedang gadis pirang tersebut membungkuk berulang. "Ah I'm sorry..! I didn't mean."

"It's okay, I should be the one apologizing." balas sang barista yang berlanjut berjalan ke arahku. dengan gadis pirang tersebut pergi membawa kopi nya, saat itu dia masih memandangi ku bingung hingga ia pergi berlalu.

Barista tadi lalu mendekati, aku yang sibuk menggambar sedang dia tiba-tiba bertanya. "Waiting on the big guy?" membuatku menoleh pada nya dan mengernyit. "Ma'am?"

"Iron Man?" barista itu bertanya lagi, mengangguk. "Banyak orang makan disini hanya karena ingin melihat nya terbang." dan menunjuk ke gedung belakang terminal.

Aku mengangguk, tersenyum. "Alright." lalu kami menatap canggung, setelahnya ku merogoh saku. "Maybe another time."

Barista itu mengernyi sesaat. "Tetaplah disini selama yang kau mau, tidak ada yang menunggu." sambil ia menuangkan kopi ke cangkir ku. "Banyak yang mendengar kabar nya lewat wireless." kemudian segera pergi.

Ku mengernyit. "Radio?" sedang barista itu menoleh padaku, tersenyum dan tetap pergi.

Hingga hening bingung ku di ganggu pria tua di belakang. "Ajak dia jalan dengan mu, bodoh." kemudian balik menyantap hidangan lagi.


[]


Cukup dengan hal kencan, aku berakhir disini.

Kereta melaju melewati rel sekitar kota, duduk dan pandangan kosong tanpa melakukan apapun. kini aku memilih pergi ke suatu tempat untuk mengurangi jenuh.

Setelah selesai sarapan, aku kembali ke rumah dan mengambil tas perlengkapan olahraga dan baju. pergi ke Grand Central Terminal dan memesan tiket kereta, lama menunggu hingga aku berakhir.

Aku menghela, mengusap tangan. beralih melihat pemandangan kota lewat jendela kereta. di luar nampak ramai orang-orang berswafoto dan berjalan di jembatan, hampa meliar di otak. entah apa yang sedang ku sedihkan.

Masih kereta berjalan melewati pergedungan dan jalanan kota, ditemani para penumpang yang tengah mengobrol, tidur, atau sedang mendengar musik.

Hingga perjalanan ku berakhir stasiun Brooklyn. pintu kereta terbuka setelah masinis menginformasikan kereta sampai di pemberhentian, aku segera bangkit dan menenteng tas. berjalan keluar kereta.

Banyak penumpang berlalu-lalang denganku mencari gerbang stasiun. sambil membeli air putih, kemudian pergi keluar stasiun dan menuju trotoar jalan raya.

Menuju GYM di pusat kota. ku segera memasuki tempat itu dan pergi ke lantai bawah, dan sampai di ruangan dengan ring tinju, boxing golves, dan alat olahraga lain.

Aku membuka jaket, menaruhnya di gantungan. merogoh saku mengambil uang, segera membayar sewa tempat berolahraga.

Setelah membayar dan mendapat kunci loker, ku berjalan menuruni tangga dan pergi ke tempat ganti untuk berganti baju.

Cukup lama hingga aku keluar dari kamar ganti, mengenakan kaus putih dan celana training. berjalan menuju loker untuk menaruh baju, lalu kembali menuju lapangan boxing.

Melilitkan kain di kedua tangan, mendekati boxing bag sambil menghela panjang. langsung ku memberi pukulan, dilanjut pukulan seterusnya.

Sepi yang menelan pedih. awalnya aku datar-datar saja, namun entah dari mana amarah datang dan membuat emosi memuncak. tinju makin keras, ku menguatkan gusi, keringat bercucuran.

Semua bayangan masa lalu itu kembali lagi.

Tembakan musuh berulang, memimpin pasukan melawan anggota organisasi yang saat itu besar-besaran membuat rencana jahat, memukul dan menendang, semua mimpi kelam yang sudah berlalu.

"Waktu nya tidak cukup lagi, aku harus meninggalkannya di laut!" 

Pukulan keras tak berhenti, amarah ku semakin di perparah dengan suara Peggy menghantui.

 "Kau tak akan sendirian."

"Oh Tuhan, pria ini masih hidup!"

Tepat di saat pukulan terakhir ku beri membuat boxing bag lepas dari rantai disertai isi nya yang berhamburan dimana-mana. ku terdiam terengah-engah, cukup membuatku gila.

Aku berbalik menuju beberapa boxing bag dan mengambil salah satu, menggereknya dan dipasang di rantai pengikat. setelah itu ku membuang napas. bersiap memukul, kembali meninju boxing bag.

"Tak bisa tidur?" tanya seseorang membuatku menoleh.

Nick Fury berdiri memandangi ku yang balik meninju. "Aku tidur selama tujuh puluh tahun, pak. ku rasa sudah cukup tidur." sebelum kemudian ku berhenti meninju. namun tak lama kembali aku memukul.

Fury menjawab. "Berarti kau harus keluar, merayakannya. ...melihat dunia."

Ku diam, melihat Fury heran sambil terengah. aku mendekati tas perlengkapan sambil membuka hand wraps. "Saat aku tertidur, dunia sedang perang. ...saat aku bangun, mereka bilang kita menang. mereka tak bilang apa yang kita korbankan."

"Kita sering membuat kesalahan selama ini, beberapa ada yang masih begitu baru." Balas Fury yang membawa berkas. aku menoleh padanya sambil sibuk memasukkan hand wraps ke tas. "Kau kesini dengan sebuah misi, pak?"

"Ya, benar."

"Mencoba mengembalikan ku ke dunia?"

"Mencoba menyelamatkannya." Fury kemudian menyerahkan berkas S.H.I.E.L.D.

Ku mengernyit saat melihat berkas tersebut tentang benda bersama Tesseract, bayangan kubus biru yang sempat hinggap saat berolahraga tadi.

Aku terduduk. "HYDRA secret weapon.."

"Howard Stark mengambilnya dari laut saat dia sedang mencarimu. ia berpendapat yang kami kira, bahwa Tesseract bisa jadi kunci untuk menuju energi berkelanjutan yang tak terbatas. itu merupakan hal yang diperlukan dunia ini."

Setelah membaca, aku menyerahkan kembali berkas pada Fury. "Siapa yang mengambilnya dari mu?"

"Dia disebut Loki, dia bukan berasal dari bumi ini. ...ada banyak hal yang harus kami jelaskan padamu jika kau ingin ikut bergabung. ...dunia, bahkan jadi lebih aneh lagi dari yang sudah kau ketahui." jelas Fury.

"Saat ini aku ragu ada yang bisa mengejutkanku." balas ku bangkit menenteng tas. Fury pun menjawab. "$10 jika kau salah."

Berjalan mendekati kumpulan boxing bag dan mengambil satu, menentengnya dengan tas perlengkapan. Fury melanjutkan. "Ada paket khusus yang menunggu di Apartemen mu."

Tak ku jawab, lanjut berjalan menjauhi Fury yang bertanya. "Apa ada sesuatu dari Tesseract yang harus kami ketahui saat ini?"

"Harusnya kau biarkan saja tetap di laut." balas ku pelan, masuk ke ruang penyimpanan, memilih cepat-cepat ganti baju dibanding mengobrol dengan seseorang yang ku pikir memiliki ide yang fatal.




AUTHOR NOTE: AUTHOR NOTE: hello readers! ini fis the author. I just want to say thank you so much sudah membaca cerita ku yang berjudul HIRAETH. ini chapter yang paling author tunggu setelah revisi ulang Camaraderie + tambah chapter (bisa dicek ya di buku nya).

anyway, please vote dan komentar sebagai dukungannya ya <3

Continue Reading

You'll Also Like

10K 1.2K 13
ใ…คโ˜…โ˜† James Potter tidak pernah mengira bahwa ia akan jatuh cinta kepada sepupu sahabatnya. ใ…คใ…คใ…คใ…คโ‹† เญจเญง #James Potter x Fem!OC
78.7K 12.8K 60
Ketika Anna Evans menerima tawaran pekerjaan dari Tony Stark, hidupnya pasti menjadi lebih menarik. Setidaknya ia tidak harus melakukan pekerjaan adm...
40.7K 4.7K 55
[ ๐Ÿ๐ž๐š๐ญ๐ฎ๐ซ๐ข๐ง๐  ๐œ๐ž๐๐ซ๐ข๐œ ๐๐ข๐ ๐ ๐จ๐ซ๐ฒ ] [ c o m p l e t e d ] n. BELUM DIREVISI! Cassiopeia Vandeleur had never quite realized that her f...
1.8K 193 14
โš ๏ธFOR 18++โš ๏ธ Rachel adalah seorang wanita yang tinggal di New York dan baru saja lulus kuliah. Dia mempunyai banyak sekali masalah keluarga sampai-sa...