"Mengangkat Tsugoko?" Tanya Oyakata-sama pada (Y/n). Beberapa hari setelah berkunjung ke kediaman kupu-kupu, (Y/n) langsung meminta izin Oyakata-sama untuk mengangkat Emiko sebagai Tsugokonya.
"Ha'i Oyakata-sama."
.
.
Emiko sekarang resmi menjadi Tsugoko (Y/n). Emiko bahkan tidak tidur semalaman karena terlalu senang dengan kabar itu. Keesokan harinya, Emiko diantar oleh salah satu kakushi ke kediaman bulan milik (Y/n).
EMIKO POV
Aku masih tidak percaya kalau aku masuk dunia Kimetsu No Yaiba! Apalagi menjadi seorang Tsugoko seorang Hashira, Rasanya sangat AAAAA! tidak bisa ku deskripsikan dengan benar.
Ternyata rumah milik (Y/n) Sensei sangat indah, bahkan sangat tenang. Yah.. itu memang cocok Sensei yang pendiam. Aku memanggilnya Sensei saja, karna uhuk! Aku kan muridnya. Murid kesayangannya mungkin?
"Sudah datang rupanya." Sapa Sensei di depan kediaman membuyarkan lamunanku. Sensei menungguku ternyata, rasanya ingin menangis.
"Ha'i! Mohon bimbingannya Sensei!!" Ucapku berteriak sambil membungkuk. Sensei hanya menatapku kosong dan mengangguk.
"Masuklah Emiko. Eiji akan menunjukkan letak kamarmu. Beristirahatlah." Ucap Sensei dan berjalan masuk. Tiba-tiba seorang kakushi yang sepertinya penjaga kediaman milik Sensei datang dan mengantarku ke kamar.
"Arigatō Eiji-san!" Ucapku sambil membungkuk membuat Eiji-san terkejut.
"Aaa! Emiko-sama jangan membungkuk hormat seperti itu. itu memang tugasku." Ucap Eiji-san panik.
"Wakatta!" Ucapku sambil masuk ke kamar. Saat masuk kulihat kamarku ini sangat rapi dan sederhana. Ah.. Sensei memang sangat sederhana. Sudahlah, lebih baik aku merapikan barang-barangku dan beristirahat. Jadi tidak sabar dengan latihan (Y/n) Sensei!
EMIKO POV END
***
Keesokan harinya, Emiko dengan semangat 45, bangun sebelum matahari terbit. Saat sampai di dapur ia melihat Eiji bersama salah satu kakushi lainnya. Emiko berjalan mendekat memutuskan untuk berkenalan.
"Ohayōgozaimasu Eiji-san." Sapa Emiko. Eiji kaget tapi ia juga membalas sapaan Emiko. "Eiji-san siapa itu disampingmu?" Tanya Emiko sedikit berbisik. "Oh? Dia Gin. Salah satu kakushi penjaga kediaman (L/n)-sama, Dia rekanku disini."
"Gin? Namanya mirip sama salah satu anime juga... Mayat lagi.."
Emiko hanya mengangguk mengerti dan duduk manis di meja makan menunggu sarapan.
SREK!
Pintu fusuma bergeser memperhatikan (Y/n) yang sudah rapi dengan baju kasualnya. Emiko yang melihat kedatangan (Y/n) memutuskan untuk menyapanya.
"Ohayōgozaimasu, Sensei." Sapa Emiko dengan senyum menyilaukan tapi tidak semenyilaukan milik Kyoujuro.
"Ohayō, Emiko." Balas (Y/n) singkat dan duduk di samping Emiko yang terlihat gugup setengah mati.
"pftt.. Dia terlihat gugup saat bersamamu (Y/n)."
"Ya aku tau. Lama-lama juga akan terbiasa."
.
.
Setelah sarapan, (Y/n) membawa Emiko menuju gunung di belakang kediamannya. Ternyata ada rumah kecil lengkap dengan perlengkapan rumah rumah sehari-hari.
"Aku akan melatihmu selama 6 bulan. Berusahalah menguasai semuanya dengan cepat." Ucap (Y/n) pada Emiko yang menatapnya serius.
"Memangnya kapan Seleksi akhir pemburu iblis?" Tanya Emiko sambil memiringkan kepalanya.
"6 bulan dari sekarang. Jika kau tanya kapan seleksi akhir pemburu iblis Kamado Tanjiro, itu baru saja selesai beberapa bulan lalu." Perkataan (Y/n) sukses membuat Emiko terkejut.
"Hah~ aku tidak bisa bertemu dengannya." Ucap Emiko sedih.
"Tidak perlu berkecil hati. Karena itu aku melatihmu selama 6 bulan. Cobalah kalahkan rekorku, Emiko."
Emiko yang merasa tertantang langsung mengangguk mengiyakan. "Tenang saja Sensei! Aku bisa menguasai pelajarannya dengan cepat!"
Pelatihan pun dimulai.
Pertama-tama Emiko disuruh berlari menuruni gunung yang penuh dengan jebakan yang lebih mematikan dari punya Jigoro. Emiko yang hanya mengira (Y/n) menggunakan jebakan kecil menarik perkataannya.
Bisa dibilang, jebakan milik (Y/n) 5× lebih menakutkan dan berbahaya.
"S-sensei membuat jebakan segila ini?! Yang benar saja!!?" Pekik Emiko menuruni gunung sambil berteriak menghindar dari seluruh jebakan yang dibuat oleh (Y/n).
BRUK!
"Hah... Hah... Hah... Lelah! Sangat melelahkan! Pelatihan ini memang sama seperti milik Urokodaki-san, tapi lebih glek! Berbahaya." Ucap Emiko sambil berusaha mengatur nafasnya.
(Y/n) berjalan mendekat dan memukul pelan kepala Emiko membuat sang empu meringis.
"Jangan mengeluh." Ucap (Y/n) menatap tajam Emiko membuatnya terdiam kaku. "Kembalilah berlatih hingga sore. aku mengawasimu Namikaze Emiko." Tambah (Y/n) dengan penekanan di akhir kalimat membuat Emiko merinding.
"Sensei hidoi nee!" Batin Emiko berteriak.
"Ah.. dan jangan lupa bernafas tanpa henti. Konsentrasi juga pada pernafasanmu." Tambah (Y/n).
.
.
Beberapa hari kemudian, Emiko berhasil melewati seluruh jebakan milik (Y/n). Ternyata Emiko anak yang cepat tanggap.
"Sensei! Aku berhasil!" Pekik Emiko kegirangan. (Y/n) berjalan mendekat dan mengangguk. "Kerja bagus Emiko. Sekarang ayunkan bokuto ini, 1000×." (Y/n) melemparkan bokuto dan ditangkap oleh Emiko dengan cepat.
EMIKO POV
Kukira latihan milik Sensei akan sangat mudah ternyata... Itu sangat-sangat mengerikan! Ingin menangis rasanya. Tapi aku tidak boleh menyerah! Seleksi akhir akan dimulai dalam 6 bulan dari sekarang. Apalagi aku bertemu dengan Sensei tepat setelah seleksi akhir Tanjiro selesai.
Takdir tidak berpihak padaku. Tapi tidak apa-apa! Yang penting aku harus bisa mempelajari semua hal dalam 6 bulan.
Masalahnya adalah Sensei adalah orang yang serius dan disiplin. Saat menatapku saja sudah membuatku merinding setengah mati. HIKKK! hidoi! Tapi aku menyayanginya ♡.
Ku ayunkan bokuto hingga 500×. Tanganku benar-benar sudah tidak kuat. Saat menatap ke arah lain, kulihat Sensei yang sedang menatapku tajam dengan iris ungu malamnya.
GLEK!
"Sensei, kau sangat seram." Batinku ngeri dan lanjut mengayunkan bokuto hingga 1000× dan akhirnya latihan ini selesai.
Sensei berjalan mendekat untuk memastikan diriku masih hidup atau tidak, walaupun aku yakin nyawaku tinggal setengah karena latihan ini.
"Sudah?"
"Ha'i... Sensei..."
"Beristirahatlah. Ada makanan dan minuman untukmu." Ucap Sensei membuatku terharu dan meneteskan air mata imajinasi.
"Senseiku ternyata baik sekali huee.. (っ˘̩╭╮˘̩)っ" Dengan cepat, aku langsung memakan makanan yang disiapkan oleh Sensei. Makanannya enak!
EMIKO POV END
***
Setelah beristirahat sebentar, (Y/n) menambah kembali latihannya. (Y/n) memberikan katana pada Emiko dan menyuruhnya menuruni gunung sambil menghindari seluruh jebakan tanpa ada luka sekalipun.
Emiko yang mendengar itu ingin pingsan rasanya. Tapi karena waktu yang sedikit cepat mengharuskannya untuk cepat belajar.
"3 bulan." Ucap (Y/n) singkat padat dan jelas sedangkan Emiko berkeringat dingin.
"Waktunya hanya tiga bulan? Kami-sama bantu aku." Batin Emiko mempasrah.
Emiko tinggal di atas gunung untuk berlatih. Sesekali (Y/n) juga memantau Tsugokonya itu. Apa dia melakukan latihannya dengan benar atau tidak. Jika tidak ada waktu, (Y/n) biasa menyuruh Gin untuk mengawasi Emiko, bahkan mengatakan untuk menghukumnya jika Emiko tidak berlatih.
Emiko sendiri sedikit kesulitan pada awalnya dan membuat dirinya terluka. Tapi lama-kelamaan ia mulai terbiasa walaupun sedikit agak kaku.
.
.
WUSH!
BRAK!
TRENG!
KRIET!!
UHUK!
2 bulan Emiko berhasil menuruni gunung tersebut dengan mudah walaupun terdapat luka gores di pipinya. Emiko menghela nafas dan berjalan menuju rumah untuk sekedar beristirahat.
"Hah~ melelahkan. Tapi hanya dalam waktu 2 bulan aku dengan cepat bisa mengerti... Ternyata aku sepintar itu rupanya." Ucap Emiko sambil menaikkan wajahnya sombong. Dari kejauhan muncul (Y/n) yang sepertinya baru pulang melakukan misi.
"(Y/n) Sensei! Aku sudah bisa melakukannya dalam 2 bulan saja hahaha!" Pekik Emiko senang.
"Kalau begitu, setelah ini kembalilah menuruni gunung tanpa luka sedikitpun. Aku menunggu di bawah."
"Ha'i!!
Waktu istirahat selesai. (Y/n) menunggu di bawah gunung sedangkan Emiko bersiap menuruni gunung. Dengan fokus dan kecepatan yang tinggi, Emiko berhasil melewati semua jebakan gunung dengan cepat dan mudah. Dia bahkan tidak merasakan sakit pada bagian dadanya.
"Tunggu! Sejak kapan aku bisa pernafasan penuh?"
"Oh. Kau menyadarinya. Baguslah kau menguasai pernafasan penuh."
"Benarkah?!"
"Tentu. Sekarang beristirahatlah, kau terlihat sangat berantakan."
"Siap Sensei!
Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum (Y/n) menanyakan hal yang serius. "Emiko, kau ingin memakai pernafasan apa? Apa kau mau membuat pernafasanmu sendiri atau memakai turunan pernafasan bulan?"
Emiko terdiam berfikir.
"Hoshi no Kokyū." Ucap Emiko dengan yakin. (Y/n) mengangguk mengerti.
Akhirnya (Y/n) secara langsung melatih Emiko membuat pernafasan bintang yang merupakan turunan dari pernafasan bulan.
2 bulan berlatih, Emiko berhasil membuat 7 bentuk pernafasan bintang. (Y/n) akui bahwa Emiko benar-benar anak yang berbakat, walaupun begitu, Emiko tetaplah anak yang baik dan tidak sombong. Dia tidak pernah menyombongkan kelebihannya yang membuat (Y/n) bangga padanya.
"Woah... Tak kusangka dia adalah Tsugoko yang berbakat. Tapi dia tidak sombong sama sekali, Hmm hmm bagus-bagus."
"Sepertinya dia bisa mengalahkan rekorku... Aku bangga padanya."
"Hahaha! dia bisa menjadi Hashira yang berbakat jika kemampuannya diasah dengan benar.
"Aku setuju denganmu, Kuro."
"Bisa kau katakan bentuk pernafasanmu padaku?"
"Um!"
1. Pernafasan Bintang Teknik pertama: Tebasan Bintang スタースラッシュ (Ichi no kata: Sutāsurasshu)
2. Pernafasan Bintang Teknik Kedua: Kilauan Cahaya Bintang スターライト (Ni no kata: Sutāraito)
3. Pernafasan Bintang Teknik Ketiga: Bintang Sirius シリウススター (San no kata: Shiriususutā)
4. Pernafasan Bintang Teknik Keempat: Hujan Bintang Jatuh 流れ星の雨 (Shi no kata: Nagareboshi no ame)
5. Pernafasan Bintang Teknik Kelima: Lingkaran Bintang スターサークル (Go no kata: Sutāsākuru)
6. Pernafasan Bintang Teknik Keenam: Ledakan Bintang 星の爆発 (Roku no kata: Hoshi no bakuhatsu)
7. Pernafasan Bintang Teknik Ketujuh: Serangan Rasi Bintang コンステレーションアタック (Shichi no kata: Konsuterēshon'atakku)
"Kerja bagus Emiko. Ayo kita kembali." Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk kembali ke kediaman bulan dan disambut oleh Ryu yang langsung melompat ke arah (Y/n).
"Eh Sensei memelihara seekor rubah?
"Hn. Kediaman terlalu sepi."
"Itu karena auramu juga Sensei." Batin Emiko sweatdrop.
PUK!
(Y/n) menepuk kepala Emiko beberapa kali dan mengelus kepalanya lembut. "Berjuanglah Emi,"
Emiko yang mendengar itu terdiam dengan air mata dipelupuk matanya. "Tentu saja Sensei!"
"Tunggu, Sensei memanggilku Emi? Hemm.. nama panggilan baru rupanya." Batin Emiko sambil mengangguk-angguk membuat (Y/n) menatapnya aneh.
"Mungkin kekurangan obat." Batin (Y/n) dan berjalan masuk ke kediaman bulan dan meninggalkan Emiko yang asik melamun. Merasa tertinggal Emiko bergegas masuk mengikuti (Y/n).
~
Note: YOOO I AM BACK! akhirnya udah selesai PTS ༎ຶ‿༎ຶ. Dan nilainya lumayan lah, gitu doang sih dan makasi udah baca buku ini ampe 10K 😭 makasi banget lo buat para readers tersayang ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
Btw alur waktunya author ubah dikit.
Me rn:
TBC~
Tinggalkan jejak
↓