Nyonya Duchess [END]

By BubblesGey14_

6.4M 1M 160K

[Proses Revisi] Nurul Bojonggede nyasar di tubuh orang? Wow! Impresif!! Nurallisa Rulline, gadis hiperaktif y... More

1 (Revisi)
2 (Revisi)
3 (Revisi)
4 (Revisi)
5 (Revisi)
6 (Revisi)
7 (Revisi)
8 (Revisi)
9 (Revisi)
10 (Revisi)
11 (Revisi)
12 (Revisi)
13 (Revisi)
14 (Revisi)
15 (Revisi)
16 (Revisi)
17 (Revisi)
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60 (END)
Extra Part
Sequel

24

94.9K 15.6K 353
By BubblesGey14_

Happy Reading 💜💜💜

•••••••

Wanita itu mengetuk-ngetuk kan jari telunjuknya di atas meja, matanya menatap dengan serius pertarungan di depannya. Suara pedang yang saling menabrak memenuhi lapangan indoor yang ada di markas militer.

Menopang dagunya dengan tangan kiri, Elle tersenyum jenaka melihat pria sejuta pesona di depan sana yang tengah serius melawan lima prajurit bawahannya.
"Suami gue tuh.." ucapnya bangga dengan senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Benarkah?"

Sedikit terlonjak kaget mendengar suara di belakangnya. Elle langsung duduk tegap dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa orang itu. Matanya memicing tak suka begitu tau siapa pria itu,
"Gue kira Lo ikut rombongan." Ucap Elle dengan ogah-ogahan, dia kembali ke posisi semula untuk menatap Arsen di depan sana.

Pria itu menggedikkan bahunya tak mengerti, kakinya melangkah dan duduk di samping Elle dengan jarak satu meter.
"Sepertinya kau tidak memiliki niat buruk.....atau mungkin, belum?" Tanya pria itu dan menolehkan kepalanya pada Elle di kata terakhir.

"Iya ada," Jawab Elle acuh tak acuh.

"Bunuh Lo." Lanjut Elle dengan menatap galak pria di sampingnya.

Dia Elliot, masih ingat? Pria yang pertama kali Elle lawan saat perang konyol waktu itu. Elliot terkekeh melihat tatapan garang dari Elle untuknya, sangat lucu.
"Coba saja jika anda mau." Balasnya.

Mata Elle seketika memicing, dia langsung tertantang dengan senyuman mengejek dari Elliot. Elle berdiri dan menarik pedang di sampingnya yang mungkin milik salah satu prajurit.

Sring!

Elliot membeku, jantungnya entah mengapa berdetak cepat dengan tangan yang terasa mendingin. Dengan perlahan dia menoleh dan mendapati Elle yang menatapnya sangat tajam dengan tersenyum miring. Sangat-sangat membuatnya takut? Hei! Bagaimana tidak takut jika sebuah pedang mengacung tepat di depan wajahmu dengan jarak tak sampai lima senti?!

"Mau bertarung?" Suara rendah itu menggema di keheningan ruangan.

Hening? Ya. Setelah mendengar suara pedang di tarik oleh Elle, mereka semua langsung berhenti dari kegiatannya masing-masing. Mereka mengalihkan atensi penuh pada Elle dengan rasa penasaran dan menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Bahkan tanpa sadar, mereka menelan saliva-nya kasar dengan tangannya yang saling terkepal kuat menahan getaran. Berbeda dengan Arsen, pria itu sudah berjalan dengan santai menuju istrinya yang lagi-lagi membuat banyak orang takut akan perilakunya.

"Nura.."

Elle langsung tersadar begitu mendengar seseorang memanggil namanya. Acungan pedangnya pada Elliot menurun membuat pria itu tanpa sadar menghembuskan nafasnya lega.

"Mas Duke udah selesai?" Tanya Elle seraya mengembalikan pedangnya ke tempat semula.

Arsen mengangguk.
"Kau ingin berlatih? Aku bisa membantu mu jika memang kau ingin. Sudah lama juga aku tidak melihatmu membawa pedang seperti tadi."

Elle mengerutkan keningnya, mencerna setiap ucapan yang keluar dari bibir suaminya.
Kira-kira gue beneran bisa nggak ya? . Pikir Elle dalam hati.

Dengan ragu kepalanya mengangguk.
"Boleh." Ucapnya yang kemudian mendapat sebuah pedang dari Arsen.

Elle menerimanya dengan senang hati. Dia berjalan mengikuti Arsen dari belakang menuju tengah lapangan yang tentu saja membuat banyak orang ingin menonton latihan mereka berdua.

Arsen dan Elle berdiri berhadapan dalam jarak delapan meter. Elle menggenggam gagang pedangnya dengan kuat dan tatapan lurus menajam pada Arsen.

"Tidak ingin berganti baju dulu?" Tanya Arsen begitu menyadari jika Elle masih mengenakan gaun.

Elle menggeleng dua kali.
"Buang-buang waktu."

"Baiklah. Sudah siap?"

"Selalu."

Mereka berdua sama-sama mengambil posisi untuk menyerang. Kini keduanya terlihat sangat mengerikan walaupun hanya sebuah latihan semata. Mereka seakan-akan melihat pertarungan yang sengit di antara keduanya.

Beberapa saat kemudian, Elle dan Arsen sama-sama berlari untuk saling menyerang. Beberapa kali menghindar, menyerang balik dan juga mengelak. Mereka terlihat sangat gesit hingga gerakan mereka sama sekali tidak terbaca. Mereka yang melihat itu hanya bisa melongo dengan tangan ketar-ketir. Apalagi suara dentingan pedang itu sangat keras menggema di seluruh penjuru lapangan indoor ini.

Elle dengan sangat gesit menghindar dan terus menerus menyerang Arsen tanpa henti membuat pria itu beberapa kali harus melangkah mundur. Arsen sama sekali tidak ragu mengayunkan pedangnya pada Elle! Dan itu sangat membuat Elle menjadi kesal sendiri. Tapi, dia akui jika Arsen memang benar-benar hebat. Bahkan sangat. Terbukti saat pedang pria itu selalu hampir mengenai kulitnya, tapi dengan cepat Arsen menarik pedangnya lagi seolah enggan menggores kulit istrinya. Walaupun begitu, Arsen terus saja melayangkan serangan secara tiba-tiba membuat Elle harus berkonsentrasi penuh.

Hingga lima belas menit berlalu, tiba-tiba saja Elle berhenti membuat pedang Arsen ikut berhenti di udara. Arsen menurunkan pedangnya dan menatap penuh tanya pada Elle.

"Ada ap-NURA!!" Serunya seraya berlari secepat kilat menangkap tubuh Elle yang tiba-tiba saja tumbang.

Panik. Sangat panik.
Arsen dengan sigap mengangkat tubuh istrinya menuju pinggir lapangan. Duduk di sana dengan memposisikan Elle bersandar di dada bidangnya.

"Nura, kau baik-baik saja?" Pertanyaan konyol itu membuat Arsen merutuki dirinya sendiri. Sudah jelas terlihat jika istrinya itu tidak baik-baik saja!

"A..ir.." Elle bergumam. Matanya terlihat sayu dengan nafas tidak beraturan. Elle sadar jika ia belum siap dengan hal yang seperti itu, karena terlalu memaksakan diri membuat paru-parunya terasa sakit hanya untuk menghirup oksigen, jantungnya berdetak sepuluh kali lebih cepat, tenggorokannya juga langsung kering.
Gila! Berasa habis lari maraton ratusan kilo gue!- pekiknya dalam hati dan menyumpahi dirinya sendiri yang terlalu memaksa jika dia bisa.

"Cepat ambilkan air!" Titan Arsen tegas.

Seseorang datang dengan membawa segelas air di tangannya, segera Arsen mengambilnya dan membantu Elle untuk meminumnya.

"Uhuk! Uhuk!"

"Pelan-pelan, sayang." Arsen mengusap-usap punggung Elle dengan pelan dan sesekali menyeka keringat yang membasahi kening istrinya.

Selesai minum, Elle kembali menyandarkan kepalanya di dada bidang Arsen dan melingkarkan tangannya di pinggang pria itu.
"Capek." Keluhnya lirih.

Arsen kembali mengangkat tubuh Elle untuk menuju ruangannya. Tangan Elle berpindah melingkar di leher Arsen dan sesekali mendapat kecupan di pelipisnya dari pria itu.
"Mas Duke keringet nya kok wangi?" Gumam Elle sibuk mendusel-duselkan wajahnya di ceruk leher Arsen dan menghirup bau Arsen yang sangat menenangkan.

"Nura, jangan memancing." Ucap Arsen rendah dengan sedikit menggeram. Matanya bahkan sampai merem melek.

Karena tak mengerti dengan maksud Arsen, Elle malah semakin menguyel-uyelkan wajahnya di leher pria itu. Bahkan Arsen merasakan bibir Elle yang seolah-olah mengecupi lehernya tanpa henti.

"Nuraaa..." Arsen menggeram tertahan. Langkah kakinya terhenti dan menutup matanya rapat-rapat.

Merasa tidak ada pergerakan lagi dari istrinya, Arsen kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.

Tak tau saja jika wanita itu tengah tersenyum licik dengan mata tertutup. Pikiran polosnya langsung lenyap entah kemana. Tangan kanannya merambat sampai ke belakang kepala Arsen, mengusap rambut lebat pria itu dan menarinya pelan membuat Arsen sedikit menunduk.

Arsen menutup pintu ruangannya dan menguncinya dengan susah payah karena tengah menggendong Elle.

Arsen terdiam di tempat dengan mata terpejam erat, seluruh tubuhnya mendadak merinding begitu Elle mengusap-usapkan hidung mancungnya di daun telinga Arsen dengan tempo pelan. Nafas teratur dari Elle menerpa sebagian lehernya membuat Arsen lagi dan lagi harus menggeram tertahan.
"Jangan nakal, Nura.." desahnya frustasi.

Karena tidak tahan, Arsen langsung membaringkan Elle di atas sofa yang tersedia di ruangannya. Sebenarnya ada ranjang, tapi di pintu lain yang terdapat di ruangannya ini.

Arsen dan Elle saling bertatapan untuk sejenak. Arsen dengan mata berkilat penuh nafsu dan Elle yang menatapnya polos tak berdosa.

"Mas Duke, kenapa telinganya merah?" Tanya Elle sok tidak mengerti.

Arsen menghela nafas kasar, dia mengusap wajahnya frustasi dan kembali menatap Elle dengan sangat dalam.
"Bisa aku melakukannya sekarang?" Tanya Arsen ambigu.

Otak Elle yang saat ini tengah mode 18+ menjadi berpikiran yang tidak-tidak. Dengan secepat kilat dia terduduk tegak serta tangan yang ia silangkan di depan dada.
"Nggak mau!" Tolak Elle mentah-mentah.

Arsen tersenyum miring, dia mendekat membuat Elle semakin merapatkan dirinya di sandaran sofa. Arsen berjongkok di depan Elle, mengambil kedua tangan Elle yang bertengger di kedua pundaknya sendiri, menggenggamnya serta mengusap punggung tangan Elle lembut dengan ibu jarinya.

Arsen kembali mengangkat wajahnya, menatap Elle dengan sangat lembut dan teduh.
"Bagaimana jika aku menjadi seseorang yang tidak bisa melepaskan mu...."

"...apa yang harus aku lakukan, Nura?"

Elle tertegun. Jantungnya berdebar berkali-kali lebih cepat, darahnya berdesir mendengar perkataan Arsen yang sangat-sangat tulus. Matanya sampai berkaca-kaca melihat ketulusan itu di mata Arsen.

"Jangan pernah di lepas.." entah dorongan dari mana, Elle membungkukkan badannya, tangan kanannya merambat ke belakang kepala Arsen dan menariknya pelan. Mendekatkan wajahnya dengan wajah Arsen hingga bibir mereka bertemu.

•••••••

Sebenernya cerita ini tuh aku nulisnya bener-bener ngasal gitu. Jadi setiap selesai satu part langsung aku publish.

Jujur, aku juga nggak tau ini ending ceritanya bakalan kayak apa. Jadi, bukan kalian aja yang penasaran sama kelanjutan ceritanya, author-nya juga penasaran🤣

Kadang suka ada ide mau ending gimana, tapi nggak lama kemudian kepikiran ending baru. Terus beberapa hari kemudian lupa lagi endingnya gimana terus jalan ceritanya mau yang kayak gimana😌
Author nya suka plin-plan 🤧

Dan juga author nggak bisa update cerita sering-sering soalnya kadang otaknya lagi macet. Jadi nggak bisa di prediksi mau up kapan. Kembali lagi di kata yang di atas kalo cerita ini selesai satu part akan langsung aku publish tanpa pikir panjang.

DAN! kadang jalan ceritanya tuh aku sesuaiin sama komenan kalian loh🤣justru komenan kalian yang numbuhin ide di otak minim aku🤣

Maka dari itu, maaf banget kalo ceritanya bener-bener gak nyambung dan alurnya amburadul🤧

Terimakasih yang udah mau bacaaa🥰
See you;-
💜💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 272K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...
1M 121K 41
Bagaimana jadinya jika seorang agen intelijen yang tewas karena terkena rudal, bangkit kembali dalam tubuh seorang perempuan penderita gangguan kejiw...
3.2M 433K 94
Hidup sebagai salah satu tokoh protagonis dalam cerita? Alisha, perempuan yang pergi untuk mencari pekerjaan justru harus terjebak dalam sebuah novel...