Once Upon A Time

By Sweet_girl77

52.2K 4.8K 293

Cedric membungkukkan tubuh, mendekatkan mulut ke arah telinga wanitanya. "Once upon a time, I meet a woman. S... More

One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight - END

Twenty One

1.3K 113 15
By Sweet_girl77

"Kenapa kau sekarang jadi manja begini?!" hardik Tavisha ketika Cedric menidurkan kepalanya di atas pangkuan wanita itu dan memintanya untuk mengelus rambutnya.

Cedric terkekeh sembari menarik tangan Tavisha untuk melakukan apa yang ia minta barusan. Lalu ketika jemari Tavisha akhirnya bergerak mengelus rambutnya, Cedric berkata, "Kau tahu, ibuku selalu melakukan ini padaku saat aku pulang sekolah. Dan ketika Ibu sudah meninggal, semua kehangatan yang aku rasakan darinya sirna begitu saja." pandangan Cedric yang semula mengelana kini kembali ia fokuskan kepada Tavisha. "Dan kemudian aku bertekad jika aku sudah menemukan seorang wanita yang tepat, aku tidak akan malu untuk bermanja-manja dengannya."

Tavisha menghentikan gerakan jarinya sesaat sebelum berkata, "Jadi, aku adalah wanita yang tepat eh? Bagaimana bisa? Seingatku, selama ini yang kita lakukan hanyalah beradu mulut."

Cedric menengadah menghadap Tavisha. "I don't know, aku hanya merasa yakin denganmu."

"Lalu, kita ini apa, Cedric?"

"Kau kan kekasihku." jawaban santai yang keluar dari mulut Cedric membuat Tavisha dengan spontan memukulkan tangannya ke dada pria itu. "Apa-apaan?! Sejak kapan aku menjadi kekasihmu, hah?!"

"Entahlah, aku juga sudah lupa. Yang penting kau adalah kekasihku."

"Tidak mau! Aku tidak mau menjadi kekasihmu."

"Lalu kau mau menjadi apaku? Ah, kalau jadi istriku kau pasti mau kan?" balasan Cedric membuat Tavisha berdecih namun tak hayal kini semburat kemerahan muncul di kedua pipi wanita itu. "Jangan bercanda terus, Cedric."

Cedric memberikan seulas senyum hangatnya sebelum kemudian meraih wajah Tavisha mendekat dengan kedua tangannya. "Aku tidak sedang bercanda, Tav. Apapun akan aku lewati untuk bisa menjadikanmu istriku." lalu setelah mengatakan itu, Cedric semakin menarik wajah Tavisha ke arahnya untuk memberikannya sebuah ciuman dalam.

..........

"Aku hampir lupa kau adalah pemilik perusahaan sebesar ini." ucap Tavisha dengan nada kagum ketika setelah sekian lama ia kembali menapaki gedung utama perkantoran Martell Corp.

Cedric terkekeh kemudian tanpa sungkan ia menarik tangan Tavisha dan menautkan tangan mereka. Tavisha yang semula sedang mengagumi gedung perkantoran Cedric dengan seksama, kini menghadap kepada Cedric dengan pelototan tajamnya. Tavisha langsung berupaya melepaskan genggaman tangan mereka di depan umum ini, namun seperti biasa ia selalu kalah dengan kekuatan dan kekeraskepalaan pria di sampingnya. "Aku ingin memperkenalkan calon istri bos besar kepada para karyawanku."

Mulut Tavisha menganga tidak percaya. Lalu, sebelum ia sempat memprotes, tahu-tahu saja mereka kini sudah berada di dalam lift khusus yang diperuntukkan untuk Cedric. Tavisha pun langsung menghentakkan tautan tangan mereka dan menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada Cedric sambil bersedekap. "Apa kau sudah gila?"

"Kalau aku gila, aku tidak mungkin bisa memimpin perusahaan sebesar ini, Sayang." balas Cedric santai yang membuat Tavisha semakin geram. "Sebenarnya untuk apa kau membawaku kemari, hah? Aku yakin kau akan sangat sibuk dengan berbagai jadwalmu yang padat itu."

Tanpa memandang Tavisha, Cedric kembali bersuara dengan nada santainya, "Itulah gunanya aku membawamu kemari. Aku pasti akan merasa lelah." setelah mengatakan itu, Cedric bergerak perlahan mendekati Tavisha sampai punggung wanita itu menabrak dinding lift. Dengan seringainya Cedric menunduk dan berbisik, "Dan dengan kehadiranmu, aku bisa menciummu sehingga tenagaku akan langsung kembali terisi."

Lagi-lagi Tavisha dibuat menganga tidak percaya. Bertepatan dengan terbukanya pintu lift, Tavisha pun langsung mendorong dada Cedric dengan kuat. Wanita itu langsung berjalan cepat keluar dari lift dengan umpatannya yang tertuju untuk Cedric yang kini tengah memandangnya dengan tatapan yang menajam dan rahang yang mengeras.

Kau tidak boleh hilang dari pandanganku, Tav. Tidak boleh.

..........

Ruangan dengan nuansa remang itu dipenuhi dengan asap rokok yang mengepul. Seorang wanita dengan bibir berwarna merah terang tengah duduk di sofa dengan dua orang bawahannya yang kini menghadap hendak melapor.

"Apakah kalian sudah menemukan celahnya?"

Pria dengan jaket kulit berwarna hitam melangkah mendekat sebelum menjawab dengan wajahnya yang datar. "Maaf, Nyonya, Tuan Cedric tidak pernah melepaskan wanita itu sendirian. Dia selalu membawa wanita itu di dekatnya dan membuat kami sama sekali tidak memiliki kesempatan mendekat karena pengawalan yang begitu ketat."

Wanita itu kembali menghisap rokok di tangannya. "Aku memperkerjakanmu bukan untuk gagal, Tio. Gunakan organmu yang bernama otak untuk memikirkan cara menggapai wanita itu."

"Ingat, aku tidak suka bawahan yang bodoh dan bekerja dengan lama. Cobalah cari cara untuk masuk ke dalam tempat tinggal Cedric." ujar wanita itu kemudian yang langsung dibalas anggukan oleh Tio dan bawahannya. "Baik, Nyonya. Kami akan mengupayakan segala cara agar dapat menggapai wanita itu dan melaksanakan perintah Anda."

"Pergilah. Dan ketika kau menghadap, aku tidak mau mendengar kegagalan lagi, Tio."

"Baik, Nyonya."

..........

"Wake up, little lion." rengekan Tavisha terdengar tatkala bisikan Cedric memasuki gendang telinganya. Cedric dibuat tersenyum dengan perilaku Tavisha itu dan tidak tahan untuk menghadiahi sebuah kecupan sayang di pelipisnya. Bertepatan dengan ditariknya bibir Cedric, kedua mata Tavisha mulai terbuka. "Jam berapa ini?"

"Jam 3 siang. Maaf, acara rapat tadi selesai lebih lama dari perkiraan." pandangan Cedric lalu beralih pada beberapa bungkusan makanan yang berjejer di meja. "Kau belum makan siang?"

Tavisha menggeleng. "Aku tadi terlalu mengantuk."

Cedric menyipitkan pandangannya dan berkata, "Kau harus menjaga kesehatanmu, Tav. Besok aku akan memastikan kau makan tepat waktu." pria itu lalu menarik tangan Tavisha untuk membuatnya terduduk.

"Makanlah." tanpa berniat untuk mengeluarkan protesan akibat belum sepenuhnya sadar, Tavisha pun menerima sodoran makanan dari Cedric.

Setelah menelan beberapa suapan, Tavisha pun beralih menatap Cedric yang ternyata tengah memperhatikannya. "Kau sendiri, apakah sudah makan? Kalau rapatmu baru selesai, berarti kau juga belum makan kan?"

"Apa ini? Apakah kini seorang Tavisha mulai menghawatirkanku?" Cedric malah menyahuti Tavisha dengan godaan dan membuat Tavisha kesal. "Terserahlah! Aku tidak peduli."

Cedric terkekeh kemudian menarik tangan Tavisha yang tengah memegang sendok. Pria itu lalu menyuapkan makanan di sendok itu ke dalam mulutnya. "Kau benar, aku juga belum makan." ucapnya kemudian.

"Seingatku, kau baru saja berkata untuk menjaga kesehatan, kenapa malah kau sendiri yang tidak melakukannya, hah?" ujar Tavisha dengan kesal. "Kau seharusnya sadar kalau kegiatanmu padat luar biasa. Daripada menasehatiku yang kerjaannya hanya bersantai ria untuk menjaga kesehatan dengan makan tepat waktu, lebih baik kau menasehati dan menghawatirkan dirimu sendiri yang memiliki banyak pekerjaan dan pertemuan." lanjutnya kemudian dengan rasa khawatir yang tersirat. Suara napas Tavisha berkejaran setelah selesai mengucapkan kalimat berderet itu.

Situasi berubah hening dan Tavisha yang semula merasakan emosi berbalut khawatir gini mulai dilanda gugup karena tatapan Cedric yang begitu intens. Tavisha pikir pria itu akan mendebatnya, namun hatinya kini berubah terenyuh tatkala menyadari mata Cedric yang digenangi air mata.

"Ada apa?" tanya Tavisha dengan suaranya yang melembut. Cedric yang tersadar langsung bergerak mengusap matanya yang entah kenapa berair. Pria itu menggeleng kemudian meraih bungkusan makanan yang ada di meja untuk ia makan.

"Selama ini...tidak ada yang pernah memarahiku karena menghawatirkanku seperti yang kau lakukan barusan." ucap Cedric setelah beberapa saat mereka lalui dengan keheningan.

Tavisha menelan makanannya dengan susah payah karena perasaan sesak di dada akibat ucapan Cedric baru saja. Selama ini, pria itu pasti begitu kesepian tanpa ada orang yang menyayanginya dengan tulus dan berdiri di sampingnya.

Lalu, entah didorong oleh perasaan apa, Tavisha meletakkan makanannya dan bergerak melingkarkan kedua tangannya yang mungil pada tubuh Cedric. Ia mendaratkan pipinya di bahu Cedric dan tangannya bergerak perlahan mengelus lengan pria itu. "Kau hebat karena bisa bertahan sendirian sampai sejauh ini, Cedric. Kau pasti lelah kan?"

"Aku ada di sini sekarang dan kau boleh bersandar kepadaku." untaian kata penuh kasih sayang yang berpadu dengan elusan di tangannya, membuat Cedric bergerak menarik wanita itu ke dalam dekapannya. Cedric memeluk erat Tavisha dengan sebelah pipi yang ia sandarkan pada pucuk kepala wanita itu. "Apakah boleh, Tav? Apakah boleh aku terus bersandar kepadamu seperti ini?"

"You don't have to ask, Cedric. Kapanpun kau merasa lelah, kau boleh bersandar kepadaku."

..........

Beres dengan salah satu rencananya, Tio pun segera menghubungi sang bos. Begitu sambungan telepon mereka terhubung, Tio langsung melapor, "Kami sudah berhasil mendapatkan seseorang di dalam rumah Tuan Cedric untuk dijadikan pion, Nyonya."

"Bagus. Lanjutkan sampai berhasil."

"Baik, Nyonya."

..........

Masih adakah yang nungguin cerita ini? :"))

Udah satu bulan lebih yak nggak update 🙈 so sorryyyy guys 

Jangan lupa kasih vote dan commentnya yaak

Love you all guys 😘😘

Salam dari Cedric,

Maap pak, tolong itu celananya dibenerin dulu 🙈

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 48.6K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.4M 70.1K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
801K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2.4M 36.5K 49
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...