GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBIT

By nrasya_

18.7M 1.3M 205K

⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] ____... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06
bagian 07
bagian 08
bagian 09
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 27
bagian 28
bagian 29
bagian 30
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
bagian 46
bagian 47
bagian 48
bagian 49 belum revisi.
bagian 50
bagian 51
bagian 52
bagian 53
bagian 54
bagian 55
bagian 56
bagian 57
bagian 58
bagian 59
bagian 60
bagian 61
bagian 62
bagian 63
bagian 64
bagian 65
PO 'GIHM' (ekstra part)
GIMH2: AISYAH
Spin off GIMH dan Aisyah Aqilah
bagian 66

bagian 26

234K 19.4K 832
By nrasya_

Tandai kalo masih ada typo (Revisi)

"Hidup bukan tentang mendapatkan yang kamu inginkan.
Tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki"

Selamat membaca.
🦩

"Gus Ilham, bagaimana kalau Kita hidup masing-masing saja?" ucap Aisyah.

Gus Ilham sampai tersentak kaget mendengar ucapan Aisyah itu. Ia menatap tajam istrinya itu, mengapa Aisyah semakin kekanak-kanakan mengambil keputusan.

"Nggak salah dengar saya, kamu ngomong seperti itu?" Tanya Gus Ilham.

"Gus Ilham tidak salah dengar, Aisyah mau kita masing-masing dulu sebelum Aisyah-

Tok tok tok

Aisyah terhenti untuk melanjutkan ucapannya, ia dan suaminya menoleh kearah pintu utama mereka.

"Biar Aisyah yang buka," ujar Aisyah beranjak untuk membuka pintu.

Gus Ilham menghela nafas panjang, ia paling tidak menyukai jika diganggu saat sedang serius seperti ini.

Aisyah membuka pintu.

"Assalamualaikum!" salam ummi Maryam dan Abi Syakir bersama.

"Waalaikumsalam, ummi Abi," jawab Aisyah menyalami bergantian kedua mertuanya.

"Tumben umu sama Abi datang ke sini, kenapa nggak panggil ke ndalem aja?" Tanya Aisyah.

"Ngga di suruh masuk nih?" Tanya Abi Syakir.

Aisyah menepuk jidatnya "Eh iya sampai lupa. Ayo masuk!"

Mereka bertiga pun masuk dan bergabung dengan Gus Ilham yang duduk di ruang tamu.

"Abi, umi," Gus Ilham berdiri dan menyalami tangan kedua orang tua nya.

"Duduk ummi, Abi," ucap Gus Ilham mempersilahkan. "Kenapa tidak panggil ke ndalem aja?" Tanya Gus Ilham lagi.

"Memangnya kenapa kalau datang kesini, takut banget kuenya habis di makan kita ya?"

Gus Ilham menggeleng "Nggak apa-apa,"

"Umi sama Abi mau minum apa?" Tawar Aisyah.

"Teh aja," jawab Abi Syakir.

"Ya udah Aisyah ke belakang dulu" pamit Aisyah segera beranjak.

"Ummi ikut yah!" ucap ummi Maryam berdiri menyusul Aisyah.

Saat kedua wanita itu berada di dapur. Gus Ilham dan Abi Syakir saking diam di ruangan tamu.

"Kenapa, Ilham?" Tanya Abi Syakir memecahkan keheningan.

Gus Ilham mengangkat sebelah alisnya "Kenapa apanya Abi?"

Abi Syakir tersenyum "Kenapa tegang banget mukanya? Santai dong, Abi sama umi datang kesini nggak minta dibuatin cucu," kekeh Abi Syakir bercanda.

"Bukan begitu Abi,"

"Yah terus kenapa?" Tanya Abi Syakir memijat bahu Gus Ilham.

"Masalah rumah tangga," ucap Gus Ilham pelan.

"Menjalani kehidupan berumahtangga, susah-susah gampang. Ibaratnya nih, kita menyebrangi lautan luas. Kadang tenang membahagiakan, ada kalanya badai mengguncang keras."

"Istri kamu itu istimewa loh. Cuman kita yang di percaya orang tua Aisyah,"

"Maksud Abi?" Tanya Gus Ilham.

"Diantara banyaknya orang, mertua kamu cuma percaya sama keluarga kita, mereka cuma percaya sama kamu. Intinya apa yang kamu punya sekarang sangat berharga Ilham. Di luaran sana banyak yang mau di posisi kamu,"

Gus Ilham terdiam masih memahami maksud dari ucapan Abi Syakir mengenai 'miliknya'

Abu Syakir menepuk bahu anaknya itu "Abi percaya sama kamu, kamu mampu menjaga Aisyah dan rumah tangga kalian,"

"Sekarang mungkin kamu belum paham maksud Abi, tapi jaga-jaga jangan sampai kemudian hari baru menyesal,"

Tak lama kemudian datanglah dua wanita itu. Umi Maryam  membawa nampan berisi kan dua gelas teh dan Aisyah membawa piring berisi cemilan ringan.

"Eleh-eleh! lagi bahas apa nih?" Tanya ummi Maryam.

"Biasa bahasan anak muda,"

"Ch, anak muda, ingat umur Syakir." Timpal ummi Maryam ikut bergabung pada suaminya.

"Lah, memang kenapa? Memang masih muda kok," ucap Syakir bangga.

Aisyah meletakkan piring di atas meja sambil tertawa kecil, melihat interaksi kedua mertuanya membuat nya iri. Andai Gus Ilham juga se humoris Abi Syakir.

"Silahkan diminum, Abi, umi," ucap Aisyah tersenyum, lantas ka menolehkan kearah suami yang terus menatap dirinya.

"Ehmm!" Aisyah sengaja berdehem agar menetralkan kegugupannya, di tambah rasa malu dan risih. Malu karena tidak biasanya Gus Ilham menatapnya dan risih karena tatapan yang sangat intens.

"Kamu ngga masuk sekolah nak?" Tanya ummi Maryam pada Aisyah, pasalnya menantunya ini sudah ada di rumah padahal ini masih jam sekolah.

"Eh ummi--" ucap Gus Ilham terpotong kala Aisyah langsung menyela.

"Tadi Aisyah main hujan ummi, bajunya jadi basah, makanya Gus Ilham ajak pulang aja," ucap Aisyah menyelip ucapan Gus Ilham.

"Oh! Sudah mulai perhatian toh!" sahut Abi Syakir setelah menyimpan gelasnya di meja kembali.

"Memang Ilham ngga perhatian selama ini?" Tanya ummi Maryam.

Uhhhkk uhhhkk

Gus Ilham yang tadinya meminum teh tersedak karena ucapan ummi Maryam. "Pelan-pelan nak," ucap Abi Syakir.

Aisyah hanya bisa diam menunduk tidak berucap apapun. Pertanyaan seperti itu mungkin sangat sensitif bagi keduanya.

"Oh yah, sampai lupa tujuan kita kesini," ucap Abi syakir mengalihkan pembicaraan sambil terkekeh.

"Memang ada apa Abi?" Tanya Gus Ilham.

"Ini ummi sama Abi mau ke Kairo, istri Iksan sudah melahirkan," ujar ummi Maryam.

"Ning Hilya sudah melahirkan? Kapan?" Cerca Gus Ilham.

"Kemarin malam, anaknya perempuan,"

"Alhamdulillah," gumam Gus Ilham tersenyum tipis, dari raut wajah Gus Ilham terlihat senang.

Sedangkan Aisyah bengong dengan pembahasan mereka. Otaknya mulai berfikir siapa sebenarnya Hilya dan Iksan itu.

"Kenapa Syah?" Tana Maryam saat melihat Aisyah yang linglung.

"Ning Hilya san Iksan siapa umi?" Tanya Aisyah.

"Loh, Ilham. Kamu nggak pernah cerita ke Aisyah?"

"Cerita apa umi?

Ummi Maryam menghela nafas panjang entahlah apa yang kedua pasangan ini lakukan di rumah sampai untuk bercerita tentang diri mereka satu sama lain tidak pernah "Iksan itu kakaknya Gus Ilham" ucap ummi Maryam memberitahu Aisyah.

"Ning Hilya itu istri nya Iksan, baru aja melahirkan."

Aisyah mengangguk mengerti. "Berarti anak Ning Hilya cucu pertama ummi sama Abi yah?" Tanya Aisyah.

"Iya Aisyah itu makanya, umi sama Abi mau pergi kesana,"

"Abi sama ummi kapan mau berangkat?" Tanya Gus Ilham.

"Nanti siang,"

"Nanti biar Ilham antar sampai bandara," ucap Gus Ilham dan di angguki oleh kedua orang tuanya.

"Mau ikut juga Aisyah?" Tanya umi Maryam.

Aisyah menatap suaminya meminta persetujuan, Gus Ilham lantas mengangguk menyetujui.

***

Ummi Maryam, Abi syakir, Gus Ilham dan Aisyah, telah sampai di bandara, mereka berhenti di depan pintu masuk untuk berpamitan.

"Ummi sama Abi berangkat dulu yah, kalian berdua jaga kesehatan di sini," ucap Maryam memegang bahu Aisyah.

"Iya ummi sama Abi juga, jaga kesehatan, semoga selamat sampai tujuan!" ucap Aisyah.

"Aamiin, Makasih Aisyah," ucap ummi Maryam memeluk menantunya.

"Abi berangkat dulu, jaga baik-baik Aisyah," ujar Abi Syakir pada anaknya itu.

"Iya Abi, semoga selamat sampai tujuan," ucap Gus Ilham memeluk Abi syakir sebagai pelukan perpisahan

Aisyah beralih menyalami tangan mertua laki-lakinya dan Gus Ilham menyalim tangan ummi Maryam setelah itu memeluk nya sebentar.

"Titip salam ummi buat Iksan dengan Ning Hilya dari Ilham dan Aisyah," ucap Gus Ilham.

Ummi dan Abi syakir mengangguk.

"Kalo gitu kita pamit yah nak, jaga diri baik baik, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Setelah kedua orang tua Gus Ilham masuk, mereka berdua pun menghela pendek.

"Ayo," ucap Gus Ilham pada Aisyah.

***


Saat dalam perjalanan pulang suasana mobil hening tidak seperti saat mertuanya masih berada disini. Aisyah terdiam menatap dari luar jendela.

"Gus Ilham, Aisyah boleh nanya?"

Gus Ilham langsung memandang Aisyah sejenak, entah kenapa diri begitu was was takut Aisyah membahas soal yang tadi.

Gus Ilham menoleh sejenak "Hm?"

"Gus Ilham punya saudara lagi selain Gus Iksan?"

"Cuman dua bersaudara," jawab Gus Ilham. Aisyah mengangguk mengerti.

"Kenapa?" Tanya Gus Ilham

Aisyah menggeleng pelan. "Ngga papa, Gus. Aisyah pengen tau aja."

Gus Ilham bernafas lega sambil mengangguk. Syukur lah tidak membahas yang tadi, biarlah Gus Ilham yang akan bertanya pada Aisyah, tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

"Kemarin kamu dari mana?" Tanya Gus Ilham.

"Kemarin?" Beo Aisyah bingung.

"Saat kabur dari pesantren,"

Aisyah menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menyegir lebar. "Oh itu! Aisyah dari makam kakek."

"Kakek? Kakek Ismail?"

"Iya Gus, kemarin memperingati empat tahunan kakek meninggal."

"Terus kenapa pulangnya sore?"

Aisyah semakin salah tingkah. "Kami bertiga jalan-jalan dulu,"

"Lain kali kalau mau keluar pesantren izin ke saya, atau kalau mau kemana-mana kasih tau saya aja, nanti biar saya yang anterin,"

Aisyah hanya diam mendengarkan ucapan suaminya itu. Sebenarnya tujuan awalnya memang ingin mengajak Gus Ilham pergi bersamanya ziarah. Namun saat mendengar ustadzah Erna sudah lebih dulu memboking suaminya, Aisyah terpaksa mengalah.

"Menurut Gus Ilham kalo orang meninggal datang ke mimpi kita, itu arti apa?"

"Dalam Islam jika ber mimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal, bisa jadi itu adalah orang yang benar-benar sudah meninggal atau setan yang sedang menyerupai mereka, dan ini tergantung dari pesan apa yang disampaikan dalam mimpi tersebut," terang Gus Ilham. Aisyah pun tersenyum paham dengan penjelasan suami.

"Ada apa memangnya?"

"Ngga papa kok Gus,"

Kini keduanya kembali terdiam, suasana hening sampai bunyi suara aneh.

Krucuk... krucuk..

Aisyah membulatkan matanya, ish! bisa-bisanya perutnya berbunyi disaat seperti ini.

Gus Ilham menolehkan ke arah Aisyah membuat gadis itu ketar-ketir sendiri "Ehm! tadi suara plastik Gus, Aisyah-" Aisyah menggantung omongannya sambil mencari sesuatu "-ini plastik! Aisyah tadi ngga sengaja sentuh, hehe!"

Krucuk... Krucuk... krucuk..

Suara perut Aisyah kembali berbunyi membuatnya semakin malu. Sedangkan Gus Ilham sudah berusaha menahan tawanya.

"Kita cari makan dulu," ucap Gus Ilham sambil terkekeh kecil.

Aisyah menutup wajahnya karena malu. Dalam hati ia mengutuk perutnya ini.

Sepuluh menit berjalan, mobil yang di kendarai pun berhenti di depan sebuah restoran.

"Ngapain ke sini Gus?" Tanya Aisyah menengok kearah suaminya.

"Isi perut, dari tadi ada yang bunyi-bunyi," ucap Gus Ilham.

"Tadikan suara-"

"Suara perut kelaparan!" tukas Gus Ilham.

"Tidak makan tadi pagi?" Tanya Gus Ilham.

"Iya Gus,"

"Ayo turun," ajak Gus Ilham membuka sabuk pengamannya.

Aisyah terdiam di tempat, gadis itu memperhatikan restoran di sebrang sana terlihat begitu ramai.

"Ayo Aisyah," ajak Gus Ilham.

"Gus Ilham punya masker atau penutup wajah?" Tanya Aisyah.

"Tidak ada, kenapa?"

Aisyah mendengus, sebenarnya perutnya butuh asupan tapi-- melihat restoran ramai ia jadi takut keluar.

"Gus Ilham pergi aja deh, biar Aisyah tunggu di mobil,"

"Kamu belum makan Aisyah, ayo turun,"

Aisyah menggeleng. "Gus Ilham aja yang kesana, Aisyah makanya di rumah,"

Gus Ilham melihat Aisyah yang menatap restoran, dengan wajah lesunya, entahlah mengapa gadis ini tidak bersemangat.

"Tunggu disini," ucap Gus Ilham keluar dari mobil.

Hingga beberapa menit kemudian Gus Ilham kembali datang. Ia mengetuk kaca mobil tempat Aisyah.

"Kenapa Gus?"

"Pakai maskernya," ucap Gus Ilham. Aisyah menerima masker tersebut dan memakainya sebelum turun dari mobil.

"Kunci mobilnya jangan lupa Ambil," ucap Gus Ilham.

Aisyah pun turun dan menutup pintu mobil. Mereka berdua Oun melangkah kearah restoran.

Gus Ilham menoleh saat Aisyah istrinya tak ada di samping nya.

"Kenapa jalan di belakang?"

"Hah?"

"Kenapa jalan di belakang?" Tanya Gus Ilham lagi.

"A-anu Gus, bukannya perempuan jalan di belakang yah?"

"Di samping saya kan, bisa,"

"Hah?" Beo Aisyah lemot.

Gus Ilham menghela nafasnya, ia menarik tangan Aisyah agar sejajar dengannya

"Di samping sini takut kamu hilang," ucap Gus Ilham tersenyum tipis menatap Aisyah

Gus Ilham memegang tangan Aisyah dan berjalan beriringan menuju ke dalam restoran.

_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Update lagi🥰

Terima kasih selalu support dan vote ceritaku, lov banget buat kalian🥰🧡

Gimana part yang ini tanggapan?

Spammm next yang banyak yah disini 🤭👉

See you assalamualaikum 🧡



Rabu 16 Februari 2022
Revisi 03 Maret 2023

Continue Reading

You'll Also Like

359 129 18
[SUDAH TERBIT 2021] Terbit di penerbit LovRinz. Untuk info pemesanan, bisa dm author ya! ^^ Menjadi Dosen yang tampan, kaya raya dan menjadi perbinca...
483K 12.4K 14
CERITA LENGKAP | Spin-off Takdir Sang Arsy | Romance - Islami Pada akhirnya ini tentang Ikhlas. Mungkin, dengan ikhlasnya aku untuk melepaskanmu, kel...
3.1M 411K 70
⚠️ PART MASIH LENGKAP ⚠️ [ T E R B I T ] Sudah bisa dibeli di Gramedia, TiktokShop, Shopee, Tokopedia, dan beberapa toko buku onlie lainnya. Info leb...
4.1K 157 14
DON'T REPOST MY STORY! ISTRI Tengil Pilihan CEO ________________________________ Publish 3 April 2023 Ending? ••• Thanks udah mau klik cerita ini...