ALAVIA (TERBIT)

Da nmaraa_

13.1M 1M 153K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... Altro

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
21- Kepiting saus tiram
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
25- Ngidam?
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
28- The Real Pertaruhan Harga Diri
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
31- Es Cream
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
49- Pergi Selamanya
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
58- Teror
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

66- Dua Kabar

127K 13.4K 5.1K
Da nmaraa_

VOTE!

VOTE!

VOTE!

Yang baca banyak yang Vote cuma dikit ಥ‿ಥ

Absen pake insial nama kalian

Spam emot '🕊️'

Baca jam berapa aja?

Bisa sambil dengerin lagu juga enakeun😌

___

"Nyatanya, muka jarang mandi lebih cakep daripada muka dua."

cr: Instagram

___

Cklekk

Desi membuka pintu ruangan rawat menantunya dibuntuti suaminya dibelakangnya. Desi menoleh pada Devan lalu terkikik geli melihat anaknya dan menantunya yang tidur dengan Alan yang setia memegangi tangan gadis itu.

Devan hanya tersenyum lalu mengelus puncak kepala istrinya.

Mereka berjalan beriringan menuju kasur king size disana dengan langkah sangat pelan takut menganggu pasangan muda itu.

"Alan bucin," bisik Desi berjinjit menggapai telinga suaminya yang terkekeh-kekeh.

"Iya, banget-banget malah," bisiknya mencium sekilas kening istrinya.

Mereka memutuskan duduk di atas kasur king size itu.

Beberapa jam kemudian...

Alan yang merasa penatnya terkurangi sehabis tidur selama berjam akhirnya membuka perlahan matanya.

Ia mendongak melihat pukul 21.23 lalu memiringkan kursinya menghadap gadisnya yang masih terlelap.

Alan memejamkan matanya. Ia menggeret kursinya pelan lalu matanya tidak sengaja menoleh melihat ada dua orang yang berada di kasur king size didepan TV itu.

Dahinya mengernyit saat padangannya bertubrukan dengan Devan.

"Udah lama, Pi?" Akhirnya Alan memutuskan berjalan kearah orang tuanya melupakan acara membeli sesuatu yang ia inginkan.

"Lumayan."

"Eh, Alan udah bangun?"

"Dasar basa-basi orang indo," gumamnya pelan yang sama sekali tidak dimengerti Desi maupun Devan.

"Ya."

"Tadi Mami di bilangin bodyguard, Olivia udah bangun dari komanya?"

"Ya, bener."

"Maaf, ya, Mami sama Papi baru kesini soalnya kamu tau sendiri Papi kamu kerja. Kalo Mami mau kesini sendiri gak bakal kayak sama Papi kamu hehe."

Alan berdecih pelan.

"Anjing, lupa," gumamnya lalu berjalan pergi tanpa berpamitan pada orang tuanya yang saling memandang congo.

Alan berjalan dengan langkah panjangnya menuju penjual nasi goreng yang berada didepan rumah sakit besar itu.

Entahlah, tadi melihat makanan kantin rumah sakit membuatnya eneg. Dan berakhir menuju pedagang nasi goreng ini.

"Beli satu," ujarnya dingin lalu sok sibuk memainkan ponselnya.

Jujur ia juga bingung dengan kesibukannya. Ia ingin sibuk tetapi tidak ada yang perlu disibukkan. Jadi sok sibuk tidak masalah bukan?

Beberapa menit kemudian matanya beralih menatap penjual itu yang membawa pesanannya. Ia membayarnya dan pergi dengan tudung Hoodie yang menutupi kepalanya.

Pancaran mata kekesalan tiba-tiba menghampirinya. Tangannya semakin kuat mencengkram kantung plastik yang berisi nasi goreng tadi.

Ia berhenti di depan ruangan lalu mengotak-atik ponselnya.

"Hallo, apa bos?"

"Beliin gue sate deket rumah lo anter ke rumah sakit."

Tutt

Gio yang di seberang sana mengelus dada pelan. "Anying," gerutunya berdecak sembari mengambil jaket dan kunci sepeda motornya.

•••

"Tumben pingin sate," kata Gio mengangkat sebelah alisnya.

"Gak tau."

"Lo mau nasgor?" tanyanya dingin menatap kantung hitam di atas meja.

"Lah ada nasgor? Terus ngapain beli sate?"

Alan berdecak kesal. "Pengen sat, bangsat. Ngerti bahasa manusia?" tambahnya semakin kesal.

"Hehe, iya-iya lupa gue," cengir Gio mengambil kantung plastik itu lalu membukanya.

"Lo sendiri disini?" tanya Gio sambil menyuapkan sesendok nasi di mulutnya.

"Papi Mami di kantin."

"Bini lo gimana?"

"Ngapain lo tanya bini gue? Suka?" ngegas Alan melotot menatap tajam Gio.

"Anjir, nanya doang Lan. Sensi benget lo jadi cowok. Masa nanya suka?"

"Dih gajelas!" lanjut Gio mencabik kesal.

"Terus gimana kasus Jovian?"

"Minggu ini sidang pengadilannya, gue pastiin dia busuk di penjara!" tanpa sadar giginya bergemelatuk nyaring. Matanya menghunus ke arah gadisnya yang terbaring lemah. Demi apapun ia tidak akan membiarkan Jovian lolos.

Jika Jovian lolos dalam pengadilan maka tidak akan lolos dari genggaman Alan. Prinsip yang Alan tetapkan matang-matang mulai detik dimana gadisnya ditembak.

"I will make sure you live suffering or die suffering."

•••

Pukul tiga dini pagi hari Alan menggeliat tidak nyaman saat pelukannya merenggang.

Matanya mulai terbuka perlahan. Dan saat matanya terbuka sempurna dirinya spontan duduk dari brankar gadisnya yang menangis tersedu-sedu menahan sesuatu.

"A-alan...hiks, s-s-ak-kit," rintih gadis itu memegangi lengan Alan yang tidur satu brankar dengannya.

Alan langsung memencet tombol disampingnya.

"Ke-kenapa, baby?" tanya Alan lembut berusaha tidak gugup walau hatinya begitu risau.

"S-saki-it, hiks," isak gadis itu membuat Alan dengan gerakan cepatnya mendekap erat gadis itu.

"B-bentar lagi, bentar lagi dokternya datang."

Satu tangan Alan memencet kasar dan terus menerus tombol di samping brankar itu dengan tidak sabaran. Biarlah tombol itu rusak, yang terpenting hanyalah kesehatan gadisnya.

"Anjing," umpatnya pelan mengecupi rambut gadis itu berkali-kali. Sesekali mengucapkan kalimat penyemangat.

"BANGSAT LO! GAK BECUS JADI DOKTER!" gertak Alan mengangetkan tenaga medis yang baru saja datang dengan tergesa-gesa.

"M-maaf, tuan," lirih salah satunya bergerak mendekati Alan dan Olivia yang masih berpelukan.

"Sebaiknya anda keluar agar pemeriksaan menjadi lebih lancar!" usir Dokter Andrew dingin dengan tangan yang menunjuk pintu.

"Gak bisa, istri gue kesakitan. Dia butuh gue!"

"Hal ini akan sangat lama, Tuan jika anda masih keras kepala saya juga tidak akan cepat memeriksa istri anda!"

Alan melangkah cepat menuju Dokter Andrew mencekiknya hingga Dokter muda itu hampir kehilangan nyawanya.

"Anjing lo!" umpat Alan lalu menuju gadisnya yang merintih kesakitan dengan tatapan teduhnya.

"I'm really sorry, baby. I love you so much. Be strong, I will always be by your side," lirih Alan mencium lama kening gadis itu.

"I l-lov-ve y-you t-too, Alan Adhi Atmajaya...Ke-kesayangan-nya O-oliv-via," ujar gadis itu susah payah dengan suara tercekat.

Alan keluar dari sana dengan perasaan setengah hati lalu meninggalkan gadis itu yang tersenyum penuh arti padanya. Entahlah mungkin senyuman duka? Cinta? Menahan sakit?

Alan benar-benar tidak bisa memikirkan senyuman penuh arti gadisnya.

"I love you," uajrnya tanpa vokal dengan senyum manisnya sebelum menutup pintu ruangan itu rapat-rapat.

Tangan Alan terasa gatal untuk tidak meninju tembok di depannya.

Bugh

Tembok disampingnya yang tidak ada salah sedikitpun terkena amukan sang ketua. Entahlah emosinya kini meletup-letup.

"Kuatlah, sweetheart.." gumamnya memukuli kepalanya.

Alan mengambil ponselnya yang berada di saku celananya, mengotak-atik lalu menempelkan di telinganya.

"Ha--"

"Anjing!" bagaimana tidak kesal jika kita di ujung kesal, marah, gugup sedangkan orang tuanya malah....

Bangsat!

Memikirkan itu dengan setengah sadar membanting ponselnya tanpa perasaan hingga hancur berkeping-keping.

"Orang tua gak ada akhlak!" umpatnya menendang-nendang udara dengan kakinya.

Sadar akan kebodohannya yang membanting ponselnya membuatnya tercengang dengan mulut yang terbuka.

Bagaimana cara ia ingin menelpon Edgar sebagai teman yang bisa mengeluarkannya dari kegelisahan ini?

'Bodoh,' umpatnya dalam hati.

Suara pintu terbuka dan derap langkah kaki membuat Alan cepat-cepat menoleh. Dan benar saja, para tenaga medis sudah keluar.

Alan bangkit dari duduknya. Lalu menatap Dokter Andrew gelisah. Jujur untuk saat ini ia benar-benar sensitif dan mudah gelisah jika menyangkut keadaan istrinya, Alan bahkan juga ikut bingung dengan dirinya sendiri.

"Tenang Lan, rileks-in dulu."

"Gabisa anjing, cepetan kasih tau kenapa istri gue kesakitan kayak gitu?" ujarnya ngegas.

"Kabar--"

"Kabar apa?"

"Dua kabar, baik dan..."

"Buruk," lirih Dokter Andrew diakhir kalimatnya.

"FUCK! MAKSUD LO APAAN?!" Alan mencengangkan kuat baju Dokter Andrew hingga kusut.

"Mohon tenang, Tuan!" lerai Perawat yang berada disebelah Dokter Andrew menarik tangan kekar Alan dari baju Dokter Andrew.

Alan berdecih lalu melepas kasar tangannya dari baju Dokter Andrew.

"Untuk kabar baiknya, saya yakin anda akan mungkin..Kaget? Dan maafkan saya baru memberitahu sekarang karena kemarin bukanlah waktu yang tepat, jika ingin memberikan kabar in--"

"Gak usah menye-menye bisa?!" sentak Alan merasa muak.

"Baik, kan saya hanya menjelaskan takutnya anda akan salah paham lag--"

"DOKTER SIALAN!" makinya membuat Dokter muda itu menggelengkan kepala dan tertawa pelan.

"She's pregnant and It's your fault,"
beritahu Dokter Andrew tersenyum bangga membuat Alan melemas.

Tangannya yang semula mengepal kini melemas seketika dengan jantung yang berdetak tidak karuan.

Matanya berkaca-kaca dengan cepat ia mengusap wajahnya kasar sebelum genangan air itu turun.

Benar kata Dokter Andrew, Alan bahkan sangat-sangat speechless.

"H-ha?" gagapnya.

"Apa perlu gue lembar lo biar sadar?"

Alan mati-matian menahan kedutaan dikedua sudut bibirnya. Bibir tebalnya melipat agar tidak tersenyum. Hatinya menghangat.

'Benih limited edition, baru sekali langsung jadi,' batinnya tersenyum puas dalam hati.

Suara pintu dibuka membuat Alan, Andrew, dan Perawat itu menoleh pada Dokter berhijab yang memang tadi ikut memeriksa dengan Dokter Andrew.

Alan menatap datar Dokter itu yang tersenyum ramah padanya. Ia hanya merasa malas membalas senyumannya.

"Berapa usia kandungannya?"

"2 minggu," sahut Dokter perempuan itu.

'Perasaan buatnya kan baru beberapa hari?'

"Karena menstruasinya, Tuan," sahut Dokter itu seolah mengerti wajah kebingungan Alan.

"E-e, kemarin terus kenapa gue rasa ada yang nendang diperut istri gue?" Dokter itu tersenyum.

"Jadi dalam kurun waktu dua minggu tentu saja kandungan belum bisa menendang
Jadi, bisa jadi hal itu disebabkan oleh adanya ikatan batin dengan Ayah-nya, hanya sebatas ikatan batin bukan murni tendangan janin sebab janin saat itu belum bisa menendang," jelas Dokter itu seringas mungkin.

"Terus apa ada hubungannya sama gue yang muntah-muntah?"

"Ada, Tuan."

"Bisa jadi ia mengalami sindrom kehamilan simpatik. Sindrom kehamilan simpatik terjadi, ketika suami ngidam dan mengalami gejala-gejala kehamilan seperti yang dialami istrinya ketika mengandung. Suami memang bisa cenderung mengalami morning sickness dan hal-hal seperti ngidam."

Cr: https://id.theasianparent.com

Alan mengangguk singkat, lalu berdehem.

Dokter Andrew yang seolah mengertipun mulai angkat bicara. "Kabar buruknya.."

"Pasien saat ini sedang..."

"Kritis."

___

Bonos lagi foto Alan waktu jagain Olivia

Spam untuk next!!!
.

15/1/22
20.51

Continua a leggere

Ti piacerà anche

Love Hate Da C I C I

Storie d'amore

1.9M 150K 31
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.5M 20.3K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
REPUTATION Da shaanis.a

Storie d'amore

759K 147K 48
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
5.4M 290K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...