GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBIT

By nrasya_

18.7M 1.3M 205K

⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] ____... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06
bagian 07
bagian 08
bagian 09
bagian 10
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29
bagian 30
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
bagian 46
bagian 47
bagian 48
bagian 49 belum revisi.
bagian 50
bagian 51
bagian 52
bagian 53
bagian 54
bagian 55
bagian 56
bagian 57
bagian 58
bagian 59
bagian 60
bagian 61
bagian 62
bagian 63
bagian 64
bagian 65
PO 'GIHM' (ekstra part)
GIMH2: AISYAH
Spin off GIMH dan Aisyah Aqilah
bagian 66

bagian 11

244K 20.3K 1.7K
By nrasya_

Assalamualaikum semuaa, jangan lupa vote dan komen. Selamat membaca 🦩

*****

Bruk!

"Aduh!" Tubuh Aisyah jatuh ke lantai akibat ia lupa sedang tidur di atas sofa.

"Sakit banget," gumam Aisyah dengan wajah bangun tidur. Ia mengecap matanya menatap seisi ruangan yang terlihat asing baginya.

"Lah, ini dimana?" Apakah benturan tadi membuat Aisyah langsung amnesia, tentu tidak. Hanya saja Aisyah belum sepenuhnya sadar sedang berada di kandang macan alias kamar barunya bersama Gus Ilham.

"Astagfirullah, ternyata kamar Gus Ilham!" ucap Aisyah. Sempat ia begitu tenang sampai tak sengaja matanya mendapat jam dinding menunjukkan pukul 5:59.

"Aaaa! Satu menit lagi jam enam, belum sholat subuh lagi," Aisyah kemudian bangkit langsung melipat selimut miliknya. "Ya Allah, maafkan Aisyah telah sholat nya,"

Aisyah kemudian menoleh ke arah kasur besar itu. "Kosong!" Aisyah berpikir keras apakah Gus Ilham sudah berangkat kerja sepagi ini atau belum datang dari masjid.

"Tugas pengantin kalo pagi apa sih?" Aisyah nampak linglung.

"Harus apa dulu yah?" Gumam Aisyah.

Aisyah mondar-mandir, mencari hal yang harus ia lakukan sekarang agar menjadi istri yang buat suaminya.

"Ahhgg! Sholat!" Aisyah berlari masuk kedalam kamar mandi. Bisa-bisanya ia lupa akan kewajibannya sebagai manusia.

****

"Loh, Gus. Bajunya sudah saya siapkan kok, nggak dipakai?" Tanya Aisyah saat suaminya memakai pakaian lain.

"Guru juga punya aturan seragam," ucap Gus Ilham membuat Aisyah bungkam.

"Ya mana Aisyah tau, Aisyah kan santri bukan guru," gumam Aisyah pelan.

"Yaudah, sini bajunya biar Aisyah yang setrika," Aisyah berinisiatif mengambil alih untuk menyetrika baju suaminya itu, sayangnya Gus Ilham mencekah tangannya.

"Nggak usah, saya bisa sendiri. Urus aja urusan kamu," ucap Gus Ilham dingin. Aisyah menatap suaminya itu, apakah Gus Ilham marah gara-gara Aisyah salah menyetrika bajunya.

"Gus Ilham marah ya?" Tanya Aisyah pelan.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Aisyah, Gus Ilham melangkah pergi melewati istrinya begitu saja.

Aisyah menghela nafas panjang "Nasib-nasib,"

****

"Gus! Gus Ilham!" Panggil Aisyah berlari menghampiri suaminya.

"Kenapa?"

"Sarapan dulu. Jangan langsung pergi," ucap Aisyah.

Gus Ilham melihat jam tangannya "Saya lagi buru-buru. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, eh nggak salim..." Aisyah menghela nafas "Yaudah lah, lain kali aja salimnya,"

Saat Aisyah hendak masuk, tiba-tiba seseorang datang memanggil namanya.

"Aisyah!"

Aisyah berbalik badan "Eh umi mertua, ayo masuk dulu, mi."

Umi Maryam tertawa kecil saat Aisyah memanggilnya 'umi mertua' "Nggak usah nak, umi cuma mau liat keadaan kalian. oh iya suami kamu mana?"

"Gus Ilham sudah berangkat umi, baru aja,"

"Loh, nggak barengan?"

Aisyah tersenyum kikuk "Kalau barengan nanti orang-orang curiga umi,"

"Iya juga ya," ucap Maryam. Ia kemudian menatap intens menantunya ini. Hal itu membuat Aisyah langsung menyimpulkan isi pikiran mertuanya.

"Aisyah masih perawan kok umi, belum diapa-apain sama Gus Ilham," ucapnya begitu polosnya.

Maryam melongo mendengar ucapan polos Aisyah, hal itu membuatnya tertawa "Umi nggak nanya loh,"

Aisyah membulatkan matanya, ia lantas menutup mulutnya "Eh, I-iya," pipi Aisyah bahkan sampai merah karena malu.

"Enggak apa-apa, nggak usah malu sama umi, anggap aja di depanmu ini, apalagi itu istilah bahasa asingnya?" Pikir Maryam.

"Bestie maksud nya umi?"

*Nah! Itu dia. Bestie,"

Aisyah terkekeh "Siap umi,"

"Kamu masak apa, wangi banget?" Tanya Maryam.

"Tumis kangkung, karena cuma itu yang ada di kulkas," ucap Aisyah.

Maryam menepuk jidatnya "Astagfirullah, maaf ya Aisyah. Umi lupa belanja buat kalian,"

Aisyah mengangguk "Enggak apa-apa kok, umi,"

"Ilham sudah sarapan?"

"Nah itu umi, tadi Aisyah ajak sarapan, tapi Gus Ilham nya, lagi buru-buru katanya."

Wanita itu melamun "nggak biasanya Ilham tinggalin sarapan pagi,"

"Iya kenapa ummi?" Tanya Aisyah membuyar lamunan umi Maryam.

"Kamu masak nya jam berapa?" Tanya maryam.

Aisyah berdehem singkat, entahlah menatap ia mendadak kikuk "Jam enam umi, waktu Aisyah tawarin Gus Ilham makan jam enam lewat sepuluh,"

Maryam menghela nafas "Lain kali, habis sholat subuh kamu langsung masak ya," ucap Maryam menasehati.

"Iya umi, Aisyah minta maaf," sesal Aisyah nunduk.

"Ya sudah kalau begitu kamu siap-siap gih, ke sekolah. Biar umi yang bungkus makanan buat suami mu, nanti kamu bawa ke ruangannya ya,"

"Harus Aisyah ya?"

"Bilang aja di suruh sama umi," ucap Maryam.

****

Sesampainya di pesantren, Aisyah langsung menuju ruangan suaminya itu. Tempatnya di Ma (Madrasah Aliyah)

Setelah tiba di depan ruangan suaminya, Aisyah terlebih dahulu memeriksa pernapasannya, bentuk jilbabnya dan rapi pakainya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum!" salam Aisyah.

Tak tunggu waktu lama, pintu langsung terbuka lebar, menampilkan ustazah Erna yang menatap tajam dirinya.

"Ngapain kamu ke sini?"

Aisyah sampai tersentak kaget karena bentakan tiba-tiba itu. "Eh, ada Ustazah Erna,"

"Siapa?" Tanya Gus Ilham keluar dari ruangan.

"Aisyah, Gus," jawab Aisyah nyengir lebar.

"Kenapa?" Tanyanya.

'Ngapain berduaan sama ustadzah Erna, hah!' Aisyah menggeleng pelan. "Aisyah dapat amanah dari umi mer- Eh maksudnya Bu nyai. Disuruh bawa sarapan." Aisyah lantas menyerahkan bekal tersebut.

'pantesan aja buru-buru, mau ketemu ustazah Erna toh.' ucap Aisyah menatap keduanya.

"Terima kasih, Aisyah." Ucap Gus Ilham.

Aisyah memaksakan senyuman nya "Iya, Gus Ilham sama-sama, kembali," ucap Aisyah sedikit membungkuk. Lalu Aisyah beralih kepada Ustazah Erna.

"Karena ustazah ada disini, jadi Aisyah juga mau minta maaf, soal kemarin,"

"Soal kemarin, Aisyah minta maaf, Seharusnya Aisyah tidak melawan ustazah, bagaimanapun ustazah adalah guru Aisyah, tidak sepantasnya kan Aisyah melawan. Sekali lagi saya minta maaf ustazah," ucap Aisyah.

"Akhirnya mengaku juga kamu!" Ujar ustazah Erna dengan nada menyebalkan. "Saya sudah maafkan, untung Gus Ilham baik, masih kasih kamu kesempatan sekolah disini,*

"Iya ustazah, sudah puas kan, kalau begitu Aisyah pamit. Yang mulai, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

*****

Saat dalam kelas, Aisyah, Fatia dan Luna, duduk di bangku mereka masing-masing. Aisyah sendiri di bangku nya, lebih tepatnya di ujung kelas. Sesampainya Fatia dan Luna duduk depan bangku Aisyah.

Karena guru mapel belum datang Luna dan Fatia berbalik ke bangku Aisyah.

"Malper nya gimana, Syah?" Tanya Luna.

"Malper apaan, lempar?" Tanya Aisyah.

"Maper, malam pertama!" ujar Luna.

"M-maksudnya? Malam pertama?" Tanya Aisyah kaget. Bagaimana Luna tau kemarin malam pertamanya.

"Iya, malam pertama kamu jadi santri khusus?" Tanya Luna.

"Oh! Bilang dong!" Ucap Aisyah "Ya gitu, sunyi,"

"Aaaa! Kacian banget deh," ucap Luna memeluk lengan Aisyah.

"Kamu masih ingatkan, hafalan yang Gus Ilham tugasin sebelum libur?"

"Hafalan?" Beo Aisyah.

"Masa kamu lupa sih?" Tanya Fatia. "Luna aja masih ingat kok,"

"Wah! Syah, parah nih, kalau sampai lupa. Mana gurunya Gus Ilham lagi, nanti kamu disuruh keluar dari kelas."

"Parah banget sih, kok bisa sampai lupa?" Ujar Fatia.

"Gimana dong?" Ucap Aisyah lesu. Inilah efek menikah muda. Perkejaan sekolah sampai terlupakan.

"Biasanya kamu duluan yang ngingetin," ucap Luna.

Bersamaan dengan itu, Gus Ilham memasuki kelas. Semua santri pun mulai tertip dan beraturan.

"Beri salam!" Ucap ketua kelas.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh!"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh! Silakan duduk kembali." Ucap Gus Ilham.

"Masih ingat dengan hafalan yang saya tugaskan?" Tanya Gus Ilham.

"Masih Gus!" jawab sebagian santri di kelas.

"Alhamdulillah, ya sudah saya panggil sesuai urutan absen teratas.

'mati, mana namaku lagi yang paling atas'

"AISYAH AQILAH!"

Semua mata langsung tertuju pada bangku sang empu. "Maaf Gus, saya belum hafal?"

"Naik kesini," panggil Gus Ilham.

Aisyah berdercak sebal, dan naik ke depan meja Gus Ilham "Afwan Gus,"

"Kenapa bisa tidak di hapalkan?" Tanya Gus Ilham. Aisyah membulatkan matanya, suaminya ini pura-pura lupakah.

"Gus Ilham lupa?" Tanya Aisyah sedikit berbisik. Sedangkan Gus Ilham mengangkat sebelah alisnya.

"Pertanyaan saya salah?" Tanya pria itu lagi. "Kenapa sampai lupa menghafal, bukannya dua Minggu lebih libur kamu,"

"Saya nikah pas libur," ucap Aisyah.

Gus Ilham menghela nafas "Tidak terima, pengecualian dan alasan apapun. Kemarin kamu menikah, terus hari-hari sebelumnya kamu kemana, kah?"

"Yakan, kepikiran Gus, tiba-tiba libur semester saya di jodohin, mana sama Gus lagi," ucap Aisyah begitu sangat lugu.

"Silahkan keluar, jangan pernah injak kaki di kelas ini kalau hafalan kamu belum tuntas."

Aisyah menghela nafas berat, terpaksa ia keluar dari kelasnya.

"Masih ada yang belum hapal?" Tanya Gus Ilham pada Santri lain.

"Saya Gus!" Luna mengangkat tangan nya dan juga tangan Fatia membuat sang empu kaget.

"Lah, ini-"

"Ssttt! Mau makan bakso nggak?" Bisik Luna. Mendengar kata Bakso Fatia langsung setuju.

"Masih ada lagi?" Tanya Gus Ilham lagi

Semua orang diam.

"Keluar!" Perintah Gus Ilham singkat dan jelas.

Fatia dan Luna, tersenyum sumringah, biarlah absen baru di semester genap ini tertulis tanda b! Mereka berdua pun melangkah pergi menyusul Aisyah ke kantin.

~🌹~

"Aisyah!" Panggil Fatia dan Luna.

"Loh, kalian ngapain kesini?" Tanya Aisyah bahkan di depan nya sudah ada satu mangkok mi ayam dan secarik es teh.

"Mau ikut makan lah," ucap Luna bergabung bersama Aisyah.

"Buk, Bakso dua, es teh dua ya!" Ucap Fatia setelah itu ia pun bergabung.

"Kalian kok bisa keluar?" Tanya Aisyah.

"Ya biasalah," ucap Fatia menyeruput es teh milik Aisyah.

"Bukannya kalian sudah menghafal?"

"Lain kali aja," ucap Luna bersama itu pesanan keduanya pun datang.

"Di teraktir nih?" Tanya Aisyah menatap Fatia.

"Iya dong, siapa yang mengajak dia yang bayarin,"

"Luna! Saya juga mau," ucap Aisyah.

"Yaudah pesan gih!"

"Tanggal muda, uang Luna masih merah merona." Ucap Fatia.

Saat tengah asik makan di kantin, tiba-tiba seseorang menarik telinga Aisyah dan Luna.

"Bolos lagi ya, kalian!" Orang itu adalah ustadzah Arafah ia juga menjabat sebagai guru BK.

"Aduh, ustazah! Sakit!

"Ampun ustazah!"

Ustazah Arafah melepas jewernya lalu beralih menjewer telinga Fatia.

"Aduh, ustazah!"

"Nggak ada kapoknya ya!"

"Ini baksonya," ibu kantin itu membawa semangkok bakso pesanan Aisyah.

"Baksonya kasih ustazah Arafah aja," ucap Aisyah.

"Berdiri kalian bertiga!"

"Afwan ustazah," ucap ketiga berdiri dari duduknya.

"Cepat kelapangan,"

Mereka bertiga menghela nafas berat, melangkah ke tengah lapangan pesantren. Untunglah cuaca cukup mendukung.

"Siapa guru yang mengajar di kelas kalian?" Tanya ustazah Arafah saat mereka semua berada di tengah lapangan.

"Gus Ilham, ustazah,"

"Gus Ilham!?"

"Kami disuruh keluar, karena tidak menghafal,"

"Huh! Pantasan saja. Tapi kenapa bisa kompak begini tidak menghafal?"

"Sekongkol ustazah," ucap Aisyah membuat Fatia dan Luna menginjak kaki Aisyah.

"Aisyah!"

"Kalian bertiga ini. Ya sudah berdiri terus sampai jam pelajaran Gus Ilham selesai."

Setelah ustazah Arafah pergi, ketiganya lantas tertawa "Coplas banget tuh mulut," cibir Fatia.

Aisyah menyegir lebar "Afwan!"

"Untung nggak terik banget,"

Saat Aisyah, Luna dan Fatia berjemur di lapangan sambil mengobrol, tiba tiba dari arah selatan seorang wanita berpakaiannya serba hitam datang menghampiri mereka.

"Wow! Kalian bertiga lagi?" Tanya ustazah Erna.

Aisyah, Luna dan Fatia lalu menoleh sumber suara tersebut, kompak mereka memutar bola matanya malas.

"Dihukum lagi?" Tanyanya menatap ketiga santri ini bergantian.

"Iya ustazah," jawab Aisyah.

"Kalau sudah terbiasa, memang sangat susah merubah," sindir ustazah Erna.

"Terutama kamu Aisyah," ustazah Erna menghela nafas "urat malu kamu sudah putus ya, jadi dihukum seperti ini, tidak malu,"

"Kasian sekali Gus Ilham, selalu kemakan omongan kamu, yang mau berubah,"

"Kalian berdua juga, bisa-bisanya kalian mau berteman dengan anak nakal seperti dia ini,"

Aisyah mendongak menatap tajam ustazah Erna.

"Ustazah kayak nggak perna muda aja," ucap Aisyah.

"Ustazah Erna kan memang nggak pernah muda langsung dewasa," ucap Luna membuat ketiganya tertawa.

"Kalian ini tidak sopan sekali yah, saya ini ustazah kalian, berani kalian mengejek saya. Kalian tidak tau apa yang bisa saya laku-

"Ada apa lagi ini?" Suara itu berasal dari Gus Ilham yang berjalan ke arah mereka.

Baik Aisyah, Fatia dan Luna menelan ludah susah payah. Jika Gus Ilham sudah datang ustazah Erna akan memasang topeng monyet nya.

"Kalian berempat kenapa lagi?" Tanya Gus Ilham menghela nafas.

"Lihat mereka bertiga ini Gus, sangat tidak sopan dengan saya, terutama santri ini!" tunjuk ustazah Erna pada Aisyah.

"Iya saya, Gus. Abisnya ustazah Erna ngeselin," ucap Aisyah.

"Lihat kan, Gus. Bagaimana sombong nya gadis ini,"

"Iya saya sombong," ucap Aisyah lagi.

"Tidak tau malu!" Sarkas ustazah Erna.

"Iya saya nggak tau malu," ucap Aisyah.

"Aisyah!" Ustazah Erna hendak menampar Aisyah, untunglah Gus Ilham mencekalnya.

"Dasar wanita banyak drama!" sarkas Aisyah.

"Apa kamu bilang!?"

"SUDAH!" Gus Ilham menatap tajam mereka semua.

"Gus Ilham mau bela ustazah Erna lagi?" Tanya Aisyah.

"Diam!"

"Anda pergi dari sini!" Ucap Gus Ilham pada ustazah Erna.

Ustazah Erna berdercak kesal "Assalamualaikum!"

"Kalian berdua berpisah," ucap Gus Ilham pada Fatia dan Luna.

"Hah?" Bodoh nya Luna ini, ia masih saja lemot disaat seperti itu.

"Mencar!" ucap Fatia mendorong tubuh Luna.

"Duluan ya, Syah," ucap Fatia. Begitu pun dengan Luna.

"Dan kamu Aisyah," Gus Ilham menatap Aisyah penuh kekecewaan.

"Tidak tau dosa apa yang saya lakukan sampai, diberi istri seperti kamu!"




_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Hay:) akhirnya bisa update dan revisi lagi. Maaf banget buat kalian yang sudah baca di part selanjutnya dan harus berhenti karena revisi ini. Intinya revisi ku ini sama hampir sama dari sebelumnya cuman beberapa kata dan part Author ganti dan hilangkan, dan ada juga part tambahan.

Doain ya, mudah-mudahan, novel GIMH segera dilakukan cetakan kedua biar bisa revisi versi novel juga. Dan Kalian jangan lupa baca GIMH 2 'Aisyah Aqilah' langsung cek profil Author ya.

Terima kasih juga buat pembaca setia GIMH di manapun kalian berada💗

See you next part Assalamualaikum 🧡


Jumat 7 Januari 2022
25 Maret 2023

Continue Reading

You'll Also Like

13.7K 2.2K 32
LAPAK BL, ALIAS HUMU:) |||| Ayah itu ATM berjalan, sedangkan Papa bendaharanya. Abang sama Adek, si tukang menghabiskan uangnya. Tapi, ekhem. Papa...
3M 106K 41
"Gus arti bismillah itu apa sih?"tanya Aisyah "Dengan menyebut nama Allah" "Kalo Alhamdulillah?" "Segala puji bagi Allah "jawab ammar "Kalo subhana...
3.7K 305 41
Fiksi remaja yang mengangkat kisah cinta di sekolah. Seorang gadis yang baru saja merasakan putus cinta. Kisah percintaan pertamanya memberikan kesan...
4.1K 157 14
DON'T REPOST MY STORY! ISTRI Tengil Pilihan CEO ________________________________ Publish 3 April 2023 Ending? ••• Thanks udah mau klik cerita ini...