GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBIT

By nrasya_

19.5M 1.4M 215K

⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] ____... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 06
bagian 07
bagian 08
bagian 09
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29
bagian 30
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
bagian 46
bagian 47
bagian 48
bagian 49 belum revisi.
bagian 50
bagian 51
bagian 52
bagian 53
bagian 54
bagian 55
bagian 56
bagian 57
bagian 58
bagian 59
bagian 60
bagian 61
bagian 62
bagian 63
bagian 64
bagian 65
PO 'GIHM' (ekstra part)
GIMH2: AISYAH
Spin off GIMH dan Aisyah Aqilah
bagian 66
bagian 67
bagian 68

bagian 05

269K 20.2K 466
By nrasya_

Happy reading 🤍

Setelah sarapan pagi, Aisyah membantu Bu Ina mencuci piring di dapur. Hal ini Aisyah lakukan karena suruhan dari bundanya, katanya simulasi sebelum jadi ibu rumah tangga.

Tak cukup lama Aisyah membereskan semua peralatan dapur itu ke tempat semula.

"Bi, Asya selesai nih. Ada lagi ngga?" Tanya Aisyah sambil mengelap tangannya.

"Bi Ina, sudah selesai. Ada yang mau di bantu lagi nggak?" Tanya Aisyah.

"Sudah tidak ada non, sisanya biar bibi yang lanjutkan, terimakasih sudah bantu ya,"

"Beneran nggak ada lagi?"

"Iya, non Aisyah."

"Ah! yang benar?" Tanya Aisyah.

"Ya Allah, beneran deh," ucap Bi Ina tertawa.

"Yaudah deh, Aisyah ke depan ya?" Ucap Aisyah "Hamasah bi!"

"Iya non Aisyah,"

~🌹~

Aisyah melewati ruangan tengah. Disana ada Bundanya yang sedang sibuk memilih undangan pernikahan Aisyah nantinya.

"Ehh Aisyah, sini deh" panggil bunda Lisa yang masih fokus pada undangan.

"Nah, kebetulan kamu lewat, sini dulu Syah!" Panggil Lisa.

Aisyah yang tadinya ingin naik keatas, merasa namanya di panggil dan langsung menghampiri sang bunda.

Aisyah berbelok arah menghampiri bundanya. "Kenapa Bunda?"

"Lihat deh, ini cantik cantikan?" Bunda Lisa memperlihatkan berbagai desain undangan pada Aisyah.

Aisyah pun hanya mengangguk singkat.

"Sekarang kamu pilih. contoh desain untuk undangan pernikahan kamu,"

Aisyah membulatkan matanya "Bunda mau undangan, orang-orang?"

"Iya dong sayang, namanya juga pernikahan, ya pasti ada tamu undangan."

"Bunda nggak mikir apa, tanggapan orang lain, bagaimana kalau mereka berpikir yang aneh-aneh ke Aisyah yang masih sekolah tapi menikah?"

"Sayang dengerin ya, nggak akan ada yang bakalan gosip yang salah. Bunda sama ibu-ibu tetangga sudah bestiaan, perjodohan saat masih sekolah sudah banyak terjadi di dunia kita ini."

"Hah? Emang iya?"

"Iya dong, fiksi…Jaya! Jaya! Jaya!"

Aisyah menghela nafas.

"Yaudah pilih gih, mau yang mana?"

"Kenapa bukan Bunda, aja sih yang pilih?" ucap Aisyah malas. Bagaimana pun ia belum sepenuh hati menerima perjodohan ini.

"Loh, kok jadi bunda sih, bukannya kamu yang mau menikah?"

"Yah terserah deh, kan, cuma undangan, Nanti juga di buang-buang aja,"

Lisa kembali menghela nafas "Begini ya Aisyah Aqilah. Pernikahan, cuma satu kali seumur hidup, jadi kita harus pintar-pintarnya memanfaatkan momen ini biar selalu berkesan di hati, mengerti?"

"Y-ya Siapa tau Aisyah menikah dua kali," ucap Aisyah dengan tampang polosnya membuat Lisa terkejut.

"Eh astagfirullah Aisyah! Istighfar kamu,"

Aisyah pun tersadar dengan ucapannya, ia menutup mulutnya yang keceplosan  "Astagfirullah! Hehe Afwan bunda,"

"Omongannya dijaga," tegur bunda Lisa.

"Hehe iya Buna, Afwan," ujar Aisyah cengengesan.

Lisa bahkan sampai tak habis pikir dengan putrinya itu "Sekarang pilih, kamu suka desain undangan yang mana?

Aisyah melihat banyak sekali desain undangan, banyak sih yang bagus bagus tapi Aisyah kurang suka, sampai akhirnya Aisyah melihat satu undangan yang menurutnya bagus. undangan yang ukurannya sekitar 20×15 cm, perpaduan warna putih dan pink. Ukuran yang tidak terlalu besar, warna pink pastel dengan pita emas di atasnya.

"Yang ini ajah deh Bun, sederhana," ucap Aisyah menunjuk undangan tersebut.

Bunda Lisa mengambil undangannya dan tersenyum "Bagus juga pilihan kamu, berarti fixs yah, yang ini," ucap bunda Lisa memastikan dan Aisyah hanya membalas dengan mengangguk sebagai jawabannya.

Setelah itu ke hening melanda keduanya sejenak. Aisyah nampak memperhatikan air wajah bunda nya yang terpancar bahagia. Wanita itu begitu sangat senang mempersiapkan pernikahan Aisyah.

Bunda Lisa menoleh ke arah Aisyah saat saat putrinya itu terus menatapnya tanpa berkedip.

"Kenapa liatin bunda?" Tanya bunda Lisa.

"Kenapa bunda sangat senang, Aisyah mau menikah? Tanya Aisyah.

Bunda Lisa menyimpan undangan nya itu di atas meja, ia lantas mengusap kepala Aisyah dengan lembut "kalau ada yang tanya, apa kebahagiaan orang tuanya? maka bunda menjawab tumbuh kembang anaknya. Kamu sudah dewasa sayang sebentar lagi anak bunda akan naik level tertinggi dari kedewasaannya."

"Memangnya bunda, tidak sedih Aisyah tidak jadi milik bunda sama papa?"

"Semua orang tua pasti merasa sedih,"

Aisyah memeluk tubuh Bundanya, ah dirinya sampai tertawa suasana. "Maafin Aisyah, kalau punya salah sama bunda,"

"Kamu nggak salah di mata bunda. Jadi nggak usah minta maaf,"

Beneran, bukannya bunda selalu marah ya kalau dapat surat dari bimbingan konseling?" Tanya Aisyah.

Lisa tertawa "Ya kecuali itu sih,"

Aisyah pun ikut tertawa "Maaf belum bisa jadi anak yang baik dan banggakan bunda,"

"Aisyah mau buat bunda bangga?" Tanya Lisa. Aisyah mengangguk

"Jadi istri yang berbakti kepada suami kamu nanti. Dan terima pernikahan ini berniat untuk kamu memulai hidup baru dengan lapang dada tanpa paksaan sedikitpun," Ujar bunda Lisa.

Dengan senyuman tipis Aisyah mengangguk. "Insyaallah, Aisyah akan terima dengan lapang dada dan semata-mata hanya kepada Allah,"

"Alhamdulillah,"

"Boh yah, bunda. Kalau boleh tau, nama orang yang mau dijodohkan sama Aisyah siapa?"

"Cieee, kepo ya?" Goda Bunda Lisa membuat pipi Aisyah bersemi malu.

"Ish! Nggak jadi deh!"

"Namanya Ilham," ucap bunda Lisa.

Aisyah membisu setelah mendengar ucapan bundanya.

"Kamu nggak boleh gitu Syah, jangan terlalu benci sama orang, bisa saja orang yang kamu benci itu berjodoh dengan kamu," ucapan Fatia beberapa waktu terbenam di pikiran Aisyah.

"Aisyah!" Panggil bunda Lisa menyadarkan Aisyah dari lamunannya.

"Kenapa?" Tanya bunda Lisa

Aisyah menggeleng "Enggak apa-apa kok bunda," ujarnya memaksakan senyum di hadapan bunda Lisa.

Aisyah menetralisasi degup jantung nya sebelum bertanya lebih lanjut lagi "Hmm, apa Aisyah kenal orangnya bunda?"

Bunda Lisa mengangguk dengan semangat, nampaknya putrinua ini mulai tertarik dengan perjodohan ini " Iya, kamu kenal,"

"Siapa orangnya?" Tanya Aisyah penasaran.

"Hmm, kasih tau nggak yah?" Bunda Lisa mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya.

"Ya kasih tau donk bunda, biar Aisyah mempersiapkan diri,"

"Tunggu aja deh pas hari pernikahan kamu" ucap bunda Lisa kini sudah sibuk lagi dengan hpnya.

"Memangnya hari pernikahan kapan?

"Lima hari lagi sayang. Kenapa, udah nggak sabar ketemu calon suami nya, atau nggak sabar mau rasain enaknya menikah?"

"Yakan, Aisyah cuma nanya,"

"Kamu tunggu aja, pokoknya calon kamu itu ganteng banget mirip sehun Exo!"

Aisyah menghela nafas, bundanya ini memberi informasi yang setengah-setengah, dirinya kan, jadi ovt sekarang. Ia benar-benar penasaran dengan calon suaminya apalagi namanya yang mirip dengan–tidak! Aisyah menggeleng cepat menghempas pikiran bodoh nya itu.

"Nggak ada lagi kan bunda, Aisyah mau naik keatas ini,"

"Iya,"

"Cantik juga pilihan anak ku sama kayak selera bundanya nih," bunda Lisa tersenyum simpul menatap undangan di pegang nya.

***

Sesampainya Aisyah di kamarnya, ia langsung menutupnya dan bersandar pada tembok.

Aisyah menghela nafas panjang "Oke Aisyah, rileks aja. Nama seperti itulah banyak dipakai."

Setelah mengetahui nama calon suaminya, Aisyah semakin dibuat frustasi dan penasaran tidak sabar untuk cepat-cepat harinya. Entahlah mengapa sekarang ia jadi tidak sabar untuk menikah, tidak! lebih tepatnya penasaran dengan calon nya.

"Tapi kalau Aisyah minta dipercepat, kan, jadi aneh,"

"Aish! Kenapa sih kakek harus Aisyah yang di jodohkan," Aisyah mengacak rambutnya rambutnya frustasi setelah melepas jilbabnya.

"Ya Allah, kasih petunjuk Aisyah…"

Aisyah menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Bismillah deh, semoga aja bukan Gus Ilham yang itu,"

"Tapi kalau sampai dia…Aaaa! Jangan ya Allah Aisyah tidak mau!"

_GUS ILHAM MY HUSBAND_

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

Follow akun Instagram dan wattpad @watypadasya

TBC.

Rabu, 8 Desember 2021

Revisi: 23 Maret 2023

Continue Reading

You'll Also Like

452K 34.4K 43
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
1.2M 88.3K 56
BOOK 1 > Remake. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬⚠️ ⚠️𝘥𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘮𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘤 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵...
657K 19.3K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...
4.3M 97K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+