'๐’๐†๐†' ๐€๐ฆ๐›๐ข๐ญ๐ข๐จ๐ฎ๐ฌ ๏ฟฝ...

By Taratataaa__

19.5K 2.4K 117

Kelas istimewa-kelas yang hanya akan dihuni oleh anak-anak peringkat paralel. Peringkat satu sampai dengan li... More

Prelude
Optis
โ€ข1โ€ข Apofisis
โ€ข2โ€ข Bakteri Aerob
โ€ข3โ€ข Coulomb
โ€ข4โ€ข Dinasti
โ€ข5โ€ข Empiris
โ€ข6โ€ข Fosfat
โ€ข7โ€ข Gastrodermis
โ€ข8โ€ข Hafnium
โ€ข9โ€ข Inersia
โ€ข10โ€ข Jarak
โ€ข11โ€ข Kingdom
โ€ข12โ€ข Lesbianisme
โ€ข13โ€ข Massa Jenis
โ€ข15โ€ข Oogenesis
โ€ข16โ€ข Proton
โ€ข17โ€ข Quasar
โ€ข18โ€ข Ragam Beku (Frozen)
โ€ข19โ€ข Silikon
โ€ข20โ€ข Titanium
โ€ข21โ€ข Uterus
โ€ข22โ€ข Vassal
โ€ข23โ€ข W-Virginis
โ€ข24โ€ข Xilem
โ€ข25โ€ข Yupa
โ€ข26โ€ข Zeolit
โ€ข27โ€ข Zigospora
โ€ข28โ€ข Yerkes
โ€ข29โ€ข Xenon
โ€ข30โ€ข Waisya
โ€ข31โ€ข Volcano
โ€ข32โ€ข Uranium
โ€ข33โ€ข Tabulasi
โ€ข34โ€ข Saham
โ€ข35โ€ข Radula
โ€ข36โ€ข Quarry
โ€ข37โ€ข Petrokimia
โ€ข38โ€ข Oksidator
โ€ข39โ€ข Niobium
โ€ข40โ€ข Musci
โ€ข41โ€ข Labelling
โ€ข42โ€ข Katabatic
โ€ข43โ€ข Joule
โ€ข44โ€ข Iridium
โ€ข45โ€ข Heuristik
โ€ข46โ€ข Germanium
โ€ข47โ€ข Flagela
โ€ข48โ€ข Ekspansi
โ€ข49โ€ข Deklinasi
โ€ข50โ€ข Candu
โ€ข51โ€ข Bromin
โ€ข52โ€ข Ampere
Nawoord
Extra Caput 1
Ekstra Caput 2

โ€ข14โ€ข Neuron

278 36 1
By Taratataaa__

Orang bodoh yang berakal nilainya sama dengan orang cerdas yang pelupa.

👑

Neuron adalah unit kerja sistem saraf pusat. Terdiri dari 12 nervus kranial, semua nervus spinal, dan cabangnya. Fungsinya sebagai penghantar informasi berupa rangsangan atau impuls. Dengan adanya sel-sel saraf ini, baik organ maupun sistem gerak bisa memberikan respons sebagaimana mestinya.

👑

"Lio!" seru Aira.

Liora tetap diam saja di kursinya. Matanya fokus menatap handphone miliknya yang sedang menayangkan sebuah video pembelajaran.

Aira beranjak, melangkah satu kali, dan menarik paksa earphone yang terpasang di kedua telinga Liora. Pantas saja suaranya tidak dihiraukannya.

"Kenapa?" tanya Liora menyatukan kedua alisnya.

"Lo kapan berangkat ke Lisbon?"

"Besok."

Gadis dengan inisial AMG itu membelalakkan kedua matanya. Besok? Hari Sabtu?

"Gue mulai lomba tanggal delapan belas, Ra. Jangan kaget gitu deh. Toh nanti gue balik lagi ke Indonesia pun lo udah berangkat ke Osaka," balas Liora santai.

International Biology Olympiad—Liora akan mewakili Indonesia untuk mengikuti kompetisi akademik bidang biologi di Lisbon–Portugal yang akan diadakan pada 18–23 Juli tahun ini.

Setiap tahunnya selalu saja ada siswa/siswi yang mewakili kompetisi akademis tingkat internasional yang berasal dari SMA Gold Garuda. Dari tiap-tiap mata bidangnya pasti ada yang berasal dari SGG.

"Guru yang dampingi lo siapa?" tanya Aira.

"Mr. Ernest," jawab Liora seadanya.

"Loh ... cowok?"

Mr. Ernest adalah guru mata pelajaran biologi yang kebagian mengajar di kelas Saintek. Sayang sekali tidak menjadi guru di kelas istimewa.

Liora mengangguk cepat. "Kenapa emangnya?"

Aira menarik napasnya berat, seperti ada kekhawatiran tersendiri melihat Liora akan mengikuti kompetisi di luar negeri dengan pendampingnya guru laki-laki.

"Lo enggak takut emangnya?"

Liora menggeleng. Untuk apa takut? Walaupun sosok Mr. Ernest terlihat menyeramkan, dia tetaplah guru yang akan mendampingi anak muridnya selama lomba.

"Dia guru yang baik. Gue kenal dia, kalau latihan juga sama dia kok. Jadi, lo gak usah khawatirin gue. Everything will still be fine," jawab Liora meyakinkan Aira yang nampaknya benar-benar takut terjadi sesuatu terhadap dirinya.

"Li." Panggilan seseorang dari pintu mengalihkan atensi mereka berdua. Reynal berdiri di sana dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.

Reynal berjalan mendekat, menyunggingkan senyum tipis yang hanya tertuju kepada Liora saja.

Aira mendengkus sebal. Ia memutuskan untuk keluar kelas tanpa berkata apa-apa kepada Liora ataupun Reynal.

"Besok gue boleh antar lo ke bandara?" izinnya dengan suara yang pelan. Takut-takut ada orang lain yang menguping.

"Kata Mrs. Kimberly, enggak boleh ada satu pun siswa SGG yang ikut ke bandara selain yang ikut kompetisi. Bahkan dia sendiri juga gak ikut ke bandara, cuma gue sama Mr. Ernest doang," jawab Liora menolak secara halus.

"Why is that?" tanya Reynal bingung.

"Gue gak tau pasti alasannya. Gue pikir orang tua juga enggak boleh ikut antar ke bandara," pikir Liora.

"No way! Gak mungkin kalau orang tua gak diizinin antar anaknya sendiri," bantah Reynal. "Lagian kenapa lo bisa mikir gitu?"

"Gue belum bilang ke Mamah sama Papah kalau besok gue bakalan berangkat ke Lisbon buat kompetisi biologi."

Reynal menggebrak meja Liora keras. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Liora, teman sekelasnya ini.

Bagaimana bisa dia akan mengikuti kompetisi penting, tapi, belum memberitahu orang tuanya sendiri? Untuk minta didoakan misalnya.

"Lagian lo aneh banget sih hari ini. Lo sesuka itu ya sama gue?" tebak Liora hati-hati. Ia sama sekali tidak berniat merendahkan lawan bicaranya saat ini.

"Bukan gitu. Gak habis pikir aja, kok bisa lo belum bilang ke orang tua lo? Padahal restu orang tua itu penting loh," komentar Reynal.

Liora terkekeh pelan. Restu orang tua katanya? Apa sih yang dimaksudkan dengan restu orang tua yang sebenarnya?

Sepertinya dari dulu Liora tidak pernah mendapatkan restu penuh dari orang tuanya, terutama sang mamah. Sangat sulit untuk mendapatkannya.

"Gue enggak butuh restu dari mereka. What do you do? Gue enggak pernah tau makna dari kata restu itu. Gue pikir itu cuma kebohongan aja. Bagi gue ... omongan mereka tuh cuma omong kosong. Kayak angin," ucap Liora. Suaranya sedikit getir.

Reynal menarik napas lalu kembali tersenyum tipis.

Liora itu orangnya lumayan susah untuk dibujuk, apalagi jika sudah menyangkut pautkan dengan orang tuanya—Aldert dan Azrifa.

"Ya udah, sekarang terserah lo aja. Intinya, gue bakalan selalu support lo. Kalau semisal orang tua lo—"

"Orang tua gue selalu support gue, Rey. Bisa gak, enggak usah berpikiran dan berprasangka buruk tentang orang tua gue? Cukup gue aja ... lo gak boleh!" larang Liora tegas.

"Oke, gue minta maaf soal itu."

Selesai mengucapkan kalimat itu, Reynal segera duduk di kursinya yang ada di barisan paling belakang. Di sana ialah posisi kesukaannya.

Tidak lama kemudian Bu Rinai datang dengan membawa buku data siswa di SGG tingkat kelas dua belas.

Siswa lainnya yang sedang duduk-duduk santai di depan kelas ikut masuk ke dalam melihat wali kelasnya masuk. Sepertinya akan ada informasi baru dari sekolah.

Semua bangku siswa terisi tanpa terkecuali. Aina juga sudah kembali dari ruang kepala sekolah. Soal keputusannya itu sudah ia berikan kepada Mrs. Kimberly.

Aina—selaku ketua kelas—memimpin teman-temannya untuk mengucapkan salam dan menyapanya dengan kata selamat siang.

Bu Rinai sudah duduk di kursinya. Dia membuka buku berisi data siswa yang di bawanya.

"Yang ikut lomba tingkat internasional siapa saja?" tanya Bu Rinai.

Beberapa dari mereka saling pandang lalu yang merasa yang akan mengikuti lomba pun mengangkat tangannya.

"Peringkat lima?"

"Iya, Bu," jawab seluruh siswa secara serempak.

Bu Rinai kembali mengecek data-data yang ada di buku. Seperti ada yang janggal.

"Louissa mana?" tanya Bu Rinai.

Louissa Atashia—si peringkat delapan paralel itu—mengangkat tangan kanannya membuat Bu Rinai langsung menoleh ke arahnya.

"Kenapa kamu tidak mengangkat tanganmu?" tanya Bu Rinai. Air mukanya benar-benar serius.

"Saya 'kan enggak ikut lomba, Bu," balas Louissa jujur.

"Kamu 'kan akan mengikuti IEO! Kamu tidak tahu?" sentak Bu Rinai.

"International Economics Olympiad? Saya ikut lomba itu, Bu? Tapi, tidak ada yang memberitahu saya," kata Louissa membalas. Ia kaget sebenarnya.

"Really?"

Bu Rinai sama kagetnya seperti Louissa. Bagaimana bisa tidak ada satu pun guru yang memberitahukan soal hal kecil seperti ini? Walaupun kecil, tapi jika tidak diberitahukan dari jauh-jauh hari, dampaknya akan besar.

Suasana kelas mendadak hening. Jika iya ada guru yang memberitahukan Louissa soal perlombaan ini, pasti teman-teman sekelasnya juga akan tahu. Akhir-akhir ini mereka semua selalu pergi bersama ke mana pun.

"Memang lombanya kapan, Bu?" tanya Louissa.

"24 Juli sampai dengan 2 Agustus tahun ini. Ini sudah sangat mepet."

Tentu saja, sekarang sudah hari Jumat tanggal 16 Juli 2021. Liora saja yang akan mengikuti lomba yang akan diadakan tanggal 18 Juli saja akan berangkat besok pagi.

"Flavia mana?" tanya Bu Rinai lagi-lagi menanyakan anak muridnya.

Flavia mengangkat tangan kanannya seperti yang dilakukan oleh Louissa tadi. Ia tak kalah kaget mendengar namanya dipanggil.

"Kamu juga perwakilan untuk IEO, 'kan? Jangan bilang kamu juga tidak tahu soal ini," ujar Bu Rinai.

Flavia menggeleng lemah, kenyataannya ia memang tidak tahu sama sekali soal hal ini.

"Bagaimana bisa?" Bu Rinai memejamkan matanya. Rasanya kepalanya tiba-tiba pusing.

"Bukannya waktu itu Mr. Jerome sudah memberitahukan soal siapa saja yang akan menjadi perwakilan? Di lapang upacara waktu itu, bersamaan dengan lomba sains. Kalian tidak menyimaknya?"

"Waktu itu Mr. Jerome hanya memberitahukan perwakilan lomba sains saja, Bu, tidak dengan mata bidang ekonomi," sergah Alifan membantu menjelaskan.

"Tambahan Bu, sains dan sejarah, Mr. Jerome hanya memberitahukan empat mata pelajaran itu," tambah Karvian tak mau tertinggal.

Bu Rinai menghembuskan napas kasar. Kepala pusing, napas sesak, dan tangan berkeringat. Lengkap sudah.

"Lalu mata pelajaran matematika dan geografi, apa sama tidak diberitahukan?" tanya Bu Rinai.

Mereka semua kompak menggelengkan kepalanya. Bu Rinai semakin merasakan kepalanya yang pusing.

"Katanya pintar, katanya cerdas, katanya jenius, tapi pelupa!" cibir Bu Rinai pelan. Ia sudah benar-benar dongkol.

Mr. Jerome adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, saat upacara waktu itu, dia mendapat tugas untuk memberitahukan siapa saja yang menjadi perwakilan lomba di tingkat internasional nanti.

"Tapi, itu bukannya wajar ya, Bu?" tanya Anelis.

"Wajar apanya, Ane?" sentak Bu Rinai.

"Itu ... cibiran Ibu barusan. Bukannya menurut penelitian itu semakin pintar seseorang maka seseorang itu juga lebih sering lupa?" tanya Anelis lebih jelas.

Bu Rinai terdiam, cibirannya barusan sepertinya sudah menggunakan suara yang sangat pelan, bagaimana bisa Anelis yang duduk di barisan ketiga kedengaran?

"Iya, Anelis benar, Bu. Bahkan Profesor Richards dan rekannya—Paul Frankland dari U&T mengusulkan agar ingatan hanya digunakan untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan, dengan mempertahankan informasi berharga dan membiarkan hal-hal tidak penting lainnya pergi—sehingga memberi ruang bagi hal-hal yang penting untuk tetap tersimpan dalam memori," timpal Jeva panjang.

"Benar. Mungkin saja waktu itu Mr. Jerome sedang banyak pikiran, ruang memori dia sudah terlalu penuh hingga ia mudah lupa," duga Erayla menambahkan.

"Iya ... Mr. Jerome juga tidak lupa secara total soal siapa saja yang menjadi perwakilan. Sesuai dengan penelitian dari Profesor Blake Richards." Aina ikut menyambung dan setuju dengan pembicaraan teman-temannya.

Bu Rinai diam tanpa mengedipkan matanya sama sekali. Tadi benar muridnya yang bicara? Mereka tahu soal penelitian itu? Bahkan ia sendiri sudah lupa.

Sepertinya memang benar. Semakin pintar seseorang maka tingkat daya ingatnya juga semakin berkurang.

Profesor Blake Richards, salah satu penerbit studi itu, mengatakan:

"Penting bahwa otak melupakan detail yang tidak relevan dan malah berfokus pada hal-hal yang akan membantu membuat keputusan di dunia nyata," kata Richards seperti dikutip dari The Indendent's Indy 100, Minggu (30/9/2018).

"Kami tahu bahwa sejumlah latihan bisa meningkatkan jumlah neuron di hippocampus (yang membantu kemampuan mengingat), tetapi, biasanya hal itu hanya menampung detail dari kehidupan Anda yang sebenarnya tidak penting, dan itu mungkin menghalangi Anda membuat keputusan yang baik."

"Bu ..." panggil Liora.

Bu Rinai mengerjap pelan. Ya, dia sudah ingat sekarang.

"Baiklah. Saya akan bacakan siapa saja yang menjadi perwakilan," ujar Bu Rinai mengalah.

Dia kembali memperhatikan buku data di hadapannya. Perkataan murid-muridnya masih terngiang-ngiang di telinganya.

International Chemistry Olympiad (IChO) :

1. Aina Miccle Garaga || SMA Gold Garuda.
2. Aira Misha Garaga || SMA Gold Garuda.
3. Bayu Samudra || SMA Renvarica.
4. Rizky Wildan Aditya || SMA Intelegency.

Unipa Science Competition (USP) :

1. Dizcha Amleschine || SMA Gold Garuda.
2. Jeane Adista || SMA Renvarica.
3. Salendira Syaffani || SMA Intelegency.
4. Maudy Antharisa || SMA Wismaraja.

• International Biology Olympiad (IBO) :

1. Liora Bestiela || SMA Gold Garuda.
2. Nadia Fira || SMA Wiramandala.
3. Meyelsa Amarasya || SMA Intelegency.
4. June Alexandre || SMA Wismaraja.

• International History Olympiad (IHO) :

1. Gizca Fridavany || SMA Gold Garuda.
2. Vano Mecusrine || SMA Intelegency.
3. Viktor Nauvaly || SMA Renvarica.
4. Cindy Arnetta || SMA Starling.

• International Mathematics Competition (IMC) :

1. Alifan Jevran Pratama || SMA Gold Garuda.
2. Alvarez Artharendra || SMA Gold Garuda.
3. Nency Imelda || SMA Starling.
4. Deva Calista || SMA Wiramandala.

• International Geography Olympiad (IGeO) :

1. Erayla Putri Ervannya || SMA Gold Garuda.
2. Reynal Arthar Asvatama || SMA Gold Garuda.
3. Andita Keyfany || SMA Intelegency.
4. Aldino Mahesa || SMA Renvarica.

• International Economics Olympiad (IEO) :

1. Louissa Atashia || SMA Gold Garuda.
2. Flavia Lettania Facitra || SMA Gold Garuda.
3. Vivi Kinanti || SMA Smetanova.
4. Gina Arasya || SMA Wismaraja.

Semuanya menahan napas dan juga menelan ludah. Beberapa lomba lainnya diberitahukan secara mendadak.

"Bu ...." Louissa memanggil Bu Rinai dengan suara lirih.

Napas mereka tercekat, pasti dalam hitungan hari mereka harus segera berangkat untuk lomba yang tadi disebut oleh Bu Rinai.

"Mr. Jerome ... dia lupanya kebangetan," kata Jeva. Tadinya dia ikut menjelaskan soal penelitian yang dilakukan oleh Profesor Blake Richards itu, tapi sekarang ia ikut sesak mendengar nama-nama yang disebutkan. Untungnya namanya tidak tersebut.

Karvian mengangguk setuju. Tiga jenis perlombaan itu dilupakan oleh Mr. Jerome.

"SGG bakalan sepi nih dua minggu ke depan," kata Anelis. Namanya juga tadi tidak disebutkan.

Sebelas dari lima belas murid di kelas istimewa akan mengikuti lomba. Empat orang tersisa akan mengikuti KBM di sekolah seperti biasa.

Tapi, apa mungkin akan senormal biasanya? Maksudnya, empat orang siswa dalam satu kelas, mungkin saja guru yang akan mengajar sudah malas duluan sebelum masuk ke kelas pun.

"Untuk mengisi kekosongan kelas, nanti dari peringkat enam belas dan seterusnya hingga kursi di kelas ini penuh, mereka yang akan menggantikan. Jadi, para guru akan tetap semangat mengajar," jelas Bu Rinai.

"Lah, kok gitu sih, Bu? Canggung dong nantinya," protes Anelis.

"Canggung kamu permasalahkan, Ane? Nanti juga kamu akan terbiasa. Jika satu persatu yang mengikuti lomba sudah kembali bersekolah, mereka juga satu persatu akan kembali lagi ke kelasnya masing-masing," jelas Bu Rinai lagi.

"Dua minggu ... lumayanlah, dapat relasi baru," kekeh Jeva.

"Nah benar apa kata Jeva, ambil yang baiknya, yakni kita mendapatkan relasi baru." Bu Rinai setuju dengan yang dikatakan Jeva.

"Relasi baru ... siapa tau dapat yang seiman."

👑














Kemarin up, sekarang up lagi. Jangan lupa jejaknya yaps😉🔨

See you <3

Continue Reading

You'll Also Like

7.8K 92 24
Made this specifically about Hange, for the Hange lovers, and because I just love them. There will be some angst but only at the very end of the book...
129K 6.4K 46
แ€„แ€šแ€บแ€„แ€šแ€บแ€€แ€แ€Šแ€บแ€ธแ€€ แ€›แ€„แ€บแ€ทแ€€แ€ปแ€€แ€บแ€•แ€ผแ€ฎแ€ธ แ€กแ€แ€”แ€บแ€ธแ€แ€ฑแ€ซแ€„แ€บแ€ธแ€†แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€กแ€™แ€ผแ€ฒแ€œแ€ฏแ€•แ€บแ€›แ€แ€ฒแ€ท แ€€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€œแ€ฑแ€ธ แ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€”แ€ฑแ€™แ€„แ€บแ€ธ แ€แ€ผแ€ฐแ€แ€ผแ€ฌแ€œแ€ฝแ€”แ€บแ€ธแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€”แ€ฑแ€™แ€„แ€บแ€ธแ€€ แ€•แ€ญแ€ฏแ€ธแ€Ÿแ€•แ€บแ€–แ€ผแ€ฐแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€”แ€ฌแ€™แ€Šแ€บแ€•แ€ฑแ€ธแ€แ€ถแ€›แ€แ€ฒแ€ท แ€€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€™แ€œแ€ฑแ€ธ แ€”แ€ฑแ€แ€ผ...
22.8K 356 91
(completed) Hello readers, this is gfriend's quotes based on their songs lyrics. I just take a.ka. choose few lines from their songs. Hope you guys e...
2.5K 85 11
When opposite personalities loves their opposite personalities