PUKIS MOZARELLA [END]

By Megautamii10

4.3K 1.4K 278

Warning🔞!! Mengadung unsur ke dewasaan Bijaklah dalam memilih bacaan Bukan buku tentang resep makanan, tetap... More

1. Pertemuan
2. Pria di Kafe
3. Atasan Baru
4. Terlambat
5. Pergi Ke Bandung
6. Terciduk
7. Keputusan
8. Makan Malam
9. Minta maaf
10. Kebun baru
11. Berubah
12. Pergi
13. Kembalilah
14. Akhirnya
15. Bulan Madu
16. Mulai sayang?
17. Terbongkar
18. Cemburu?
19. Membujuk
20. Menyesal?
21. Dia istriku!
22. Kiara kenapa?
23. Anak siapa?
25. Pengakuan
26. Jangan Pergi
27. Aku tetap bersamamu
28. Perasaan
29. Terkuak
30. Jatuh cinta?
31. Kalung permata
32. Selamat tinggal
33. Berdamai?

24. Bukan dua garis biru

83 28 14
By Megautamii10

KIARA POV

Hari ini semua karyawan pulang lebih awal karena lembur sudah selesai. Suasana kota siang ini sangat ramai membuat aku dan Moza bebrapa kali terjebak macet.

Dalam lamunan aku tiba-tiba teringat sesuatu. "Za,"

"Iya?" Ia masih fokus menyetir.

"Kayanya aku gak hamil deh."

"Lho, gimana tu maksud kamu?" Moza memberhentikan mobil kami di pinggir jalan.

"Ya, aku gak hamil."

"Kok bisa?" Tanyanya.

"Anterin aku ke apotek." Pintaku.

Moza terlihat bingung. "Kamu sakit? Kita ke rumah sakit aja." Ia menyentuh keningku.

"Nggak, aku gak sakit, udah deh, ayo jalan!"

AUTHOR POV

Kiara segera masuk ke dalam mobil setelah dari apotek. "Beli apa sih?"

Brakk!

Kiara menaruh kantong plastik di hadapan Moza. "Ini kan yang di pake..."

Moza terlihat berpikir keras. "Iss, aku dapet liat ini di kamar kak Rista dulu."

"Oh ya! Itu buat tes-tes hamil itu kan?" Kiara mengangguk membenarkan.

"Lho kok kamu beli ini? Kan kamu udah hamil."

Kiara tersenyum. "Lebih baik kita pulang, semakin cepat pulang semakin cepat juga kamu tau tujuan aku beli ini."

*****

Moza sudah cukup lama menunggu Kiara yang ada di dalam kamar mandi. "Ra? Kamu gapapa kan?"

"Tunggu bentar!"

Moza merebahkan dirinya di kasur sembari bermain ponsel. Rasanya menunggu Kiara seperti menunggu hasil ujian saja.

Ceklek...

Kiara keluar dari kamar mandi. Moza langsung menghampirinya. "Gimana?" Tanyanya antusias.

Kiara menyerahkannya 3 buah testpack dengan jenis yang berbeda-beda. Moza melihat ketiga testpack itu bergaris satu.

Moza menatap Kiara senang. Wanita itu juga sama senangnya. "Artinya gimana?" Tanya Moza sambil menyengir.

"Itu semua hasilnya sama, cuma satu garis yang kelihatan. Kalo satu garis itu artinya negatif. Aku gak hamil."

"Bagus kalo gitu." Ucap Moza.

"Eh, tapi... kalo kamu masih haid dan hasil testpack ini negatif, terus kenapa Dokter waktu itu bilang kamu hamil?"

"Itu juga yang bikin aku bingung." Balas Kiara.

"Kita harus cari Dokter besok buat mastiin gimana yang sebenarnya."

Kringg!

Kringg!

"Halo, Ma?"

"Halo sayang, kamu apa kabar?"

"Kabar baik, Ma, Mama gimana?"

"Baik juga, Mama di kasi tau sama Mama Anna, katanya kamu hamil ya? Mama seneng banget dengernya."

"Iya Ma."

"Mama mau ngerawat kamu, kamu mau tinggal di sama Mama beberapa hari kan?"

"Kiara tanya Moza dulu ya Ma,"

Tutt....

"Gimana kata Mama?" Tanya Moza.

Kiara mendekati Moza dan duduk disebelah lelaki itu. "Mama minta aku tinggal di sana beberapa hari,"

"Oh ya udah, nanti aku anterin kamu ke sana." Ucap Moza.

"Terus kamu nggak ikut?" Tanya Kiara.

Moza tersenyum. "Emangnya kamu mau aku ikut?"

"Yaa...itu juga terserah kamunya mau atau nggak."

"Aku sih mau, tapi kan gak ada yang ngajakin." Kata Moza.

Kiara terkekeh. "Kamu mau ikut nggak?"

Moza mengangguk. "Mau dong!"

*****

Di sebuah bar dua orang perempuan terlihat sedang bercengkrama. "Satu lagi," seorang wanita berambut sebahu itu menyerahkan gelas bar pada seorang bartender.

"Gue rasa cara yang lo gunakan itu bisa ngerugiin diri li sendiri deh, Nat." Ucap seorang wanita berambut pirang di sebelahnya.

Wanita itu memutar matanya malas. "Ck, lo gak usah sok tau deh."

"Bukannya gitu, bisa aja Moza nyari lo setelah dia tau semuanya."

"Nggak akan!" Kata Natasha dengan percaya diri.

"Secara dia kan sayang banget sama istrinya."

Brakk!

Ucapan itu membuat wanita berambut pirang terkejut. "Lo ini sebenernya temen gue atau gimana sih?! Bukannya mendukung!" Natasha menyambar tasnya lalu pergi begitu saja.

Ia mengambil ponselnya mencoba menghubungi Moza, namun teleponnya tak diangkat. Padahal ia sudah lebih dari belasan kali menelpon lelaki itu. "Ihhh!!"

Di lain hal, Moza dan Kiara baru saja sampai di rumah Alisha. Wanita paruh baya itu menyambut dengan gembira kedatangan anak dan menantunya.

"Ayo masuk dulu. Mama udah masakin enak buat kalian." Ucapnya.

"Mama gak nyangka lho, cepet juga." Alisha terkekeh. Moza dan Kiara saling menatap bingung.

"Udah, lupakan. Gimana keadaan bayinya?" Tanya Alisha.

"Kita belum sempet cek setelah Kiara dinyatakan hamil. Tapi kata dokternya besok kita diminta ke klinik." Jelas Moza.

"Oh bagus dong, Mama ikut ya."

"Eh, Ma, kita mau sekalian ke rumah temen Moza besok, kalo Mama ikut kasian keliling banget ntar." Ucap Kiara.

"Mmm...iya deh, nanti Mama tunggu di rumah aja." Kiara terlihat lega.

"Oh ya, ayo makan dulu!" Ajak Alisha.

*****

MOZA POV

"Ibu Kiara." Ucap seorang perawat. Aku dan Kiara segera masuk.

"Tenang," aku berusaha menghibur Kiara yang terlihat tegang.

Dia tersenyum. Seorang dokter wanita menyambut kami. "Ibu Kiara?" Tanyanya.

"Iya Dok," balas Kiara.

"Mari kita cek dulu." Ajaknya.

"Tunggu, Dok. Saya mau membicarakan sesuatu." Dokter bernama Salima itu kembali. Aku mengetahuinya dari papan nama yang ada di mejanya.

"Ada apa Bu Kiara?"

"Dok saya rasa diri saya gak hamil deh dok." Ucapan Kiara membuat Dokter Salima bingung.

"Maksudnya."

"Istri saya ngerasa dirinya gak hamil Dok, kemarin istri saya baru saja haid dan udah cek testpack juga hasilnya negatif." Jelasku.

AUTHOR POV

"Benarkah? Apa ibu merasakan gejalanya?" Tanyanya

Kiara menggeleng. "Saya hanya merasa pusing hari itu. Hari dimana saya di nyatakan hamil."

"Saya dan istri saya juga belum pernah berhubungan suami istri, Dok."

"Emm...kalau begitu kita cek dulu ya." Dokter Salima menuntun Kiara untuk berbaring di bed pasien.

Moza terus menggenggam tangan Kiara. Dokter Salima fokus melihat layar monitor sembari menggerakkan transducer usg di perut Kiara.

"Bagaimana Dok?" Tanya Moza.

"Maaf Bu, Pak, mungkin ini suatu kesalahan. Ibu Kiara tidak hamil." Dokter Salima terlihat sangat bersalah.

"Lalu kenapa saat itu saya di bilang hamil, Dok?" Tanya Kiara.

"Banyak kasus yang seperti ini."

"Kira-kira penyebabnya apa ya, Dok?" Tanya Moza.

"Bisa banyak faktor Bu, Pak. Siklus menstruasi, hasil testpack yang kurang akurat dan mungkin saja obat."

"Obat?" Dokter Salima mengangguk mengiyakan.

Kiara terlihat sangat senang usai dari klinik. "Ra?" Panggil Moza.

Kiara menoleh. "Gimana selanjutnya? Kamu bakal kasi tau ini ke Mama?" Tanyanya.

Wanita itu baru mengingat kalau ada suatu masalah setelah ini. "Aku juga gak tau, Za."

"Menurut kamu?" Tanya Kiara.

"Jangan sampai mereka tau, tapi aku bingung gimana caranya."

"Kita harus buat rencana." Ucap Kiara.

"Rencana apa?"

*****

Moza merenungkan ucapan Dokter Salima kemarin.

Flashback on

"Bisa banyak faktor Bu, Pak. Siklus menstruasi, hasil testpack yang kurang akurat dan mungkin saja obat."

"Obat?"

"Iya, obat yang memiliki efek samping menimbulkan rasa mual, pusing dan juga menghambat siklus menstruasi."

"Obat itu juga bisa di campurkan ke dalam makanan atau minuman. Sekali mengonsumsi dengan dosis yang berlebih efeknya akan terjadi saat itu juga."

Flashback off

Moza beranjak dari kursinya. "Rena, tolong panggil Kiara kemari." Pinta Moza.

"Baik Pak." Balas Rena.

Tak berselang lama wanita yang di tunggu Moza akhirnya datang. "Permisi Pak,"

Ceklek...

Kiara menutup pintu ruangan Moza. "Kamu manggil aku?" Tanya Kiara.

Lelaki itu hanya mengangguk. "Duduklah." Katanya.

"Sebelum kamu di nyatakan hamil, kamu dapet minum atau makan sesuatu?" Tanya Moza.

"Kok kamu nanya gitu?" Tanya Kiara berbalik.

"Jawab aja, dapat apa nggak?"

Kiara terlihat berpikir. Ia berusaha mengingat apa yang terakhir ia santap sebelum kejadian itu. "Oh ya! Aku inget, jus jeruk!"

"Iya bener, aku minum itu beberapa menit sebelum aku ngerasa pusing. Itu juga Natasha yang..." Kiara terdiam.

Moza terlihat geram. "Wanita itu." Gumamnya.

Ia merapikan jasnya lalu keluar ruangan begitu saja. "Moza! Mau kemana?"

Dengan langkah penuh amarah Moza berjalan menuju kantin. "Pak Moza," seluruh karyawan di sana menyapanya sepanjang jalan, namun Moza sama sekali tak menggubrisnya.

Terlihat beberapa orang pelayan sedang tertawa sembari berbincang-bincang. "Pak Moza?"

Semua pelayan itu seketika dia dan menyambut kedatangan lelaki yang baru saja sampai di sana. "Selamat..."

"Kumpulkan seluruh pelayan di sini. Segera!" Pinta Moza. Salah seorang dari mereka memanggil rekannya yang lain.

Moza memasukkan tangannya ke saku celananya. Ia berjalan mondar-mandir di hadapan pelayan-pelayan kantin itu. "Siapa yang menjaga kantin saat Natasha kemari tempo hari?"

Seorang wanita berambut sebahu mengangkat tangannya. "Saya Pak,"

Moza mengangguk. "Penanggungjawab di sini?"

"Saya." Seorang wanita berbaju hitam mengangkat tangannya.

"Kalian berdua ikut saya ke ruangan! Dan kalian semua, lanjutkan pekerjaan kalian." Moza berjalan diekori kedua wanita itu.

Semua pandangan tertuju pada Moza dan kedua wanita di belakangnya. Tidak ada yang bisa menebak apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan Moza pada keduanya.








































Jangan lupa vote dan koment ya 🧡

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 52.5K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1M 7.7K 33
Warning 21+ not for🔞 Satu malam yang merubah hidupku 180 drajat.Kecelakaan tak terduga membuatku harus bertemu dengannya I Made Harjuna lelaki tampa...
2.3M 83.3K 33
21+ [ Be wise with your reading! ] Mereka dipertemukan kembali, namun dalam status yang berbeda. Dengan rasa benci dan Cinta yang masih bernaung di h...
351K 9.1K 40
Ini season 2 dari cerita Kiss Love, makanya yang belum baca jangan berani baca yang ini langsung baca dulu yang kiss love! WARNING !!!!!! : Dilarang...