Secret | Kim Sunoo

By jearaqim

52.9K 6.7K 1.2K

Sebuah rahasia besar dibalik debutnya seorang kim sunoo• Start : 10-07-2021 End : - More

In-troduce [Begin]
Chapter one : Statement
Chapter two : Clue?
Chapter three : Suspect
Chapter Four : Suspicious
Chapter five : Fake?
Chapter six : Mysterious
Chapter seven : Hint
Chapter eight : Pain
Chapter nine : Big trouble
Chapter ten : Real friend?
Chapter eleven : Adventure
Chapter twelve : Revealed
Chapter fourteen : Frustered
Chapter Fifteen : Disgusting
Chapter sixteen : Truth
Chapter seventeen : Rival
Chapter eighteen : Clear? maybe no.
Chapter nineteen : Real pain
Jay's side
Chapter twenty: Six members?
Chapter twenty one : problem solving?
Chapter Twenty two : Afraid
Chapter Twenty Three : Final result
Chapter Twenty Four : Trap

Chapter thirteen : First pain

1.5K 257 27
By jearaqim

14.30 - Exercise room.

Yap, hari ini jadwal kami berlatih sendiri. Kaus santai dan sepatu dibuat senyaman mungkin karena latihan akan dilakukan selama 2 jam.

Namun kali ini sedikit berbeda.

Hari biasanya mungkin hanya latihan biasa, tapi sekarang selagi berlatih  kami melakukan siaran youtube yang bisa dilihat oleh para fans secara langsung.

Kami menamainya, enhypen dance jam.

Menakjubkan bukan?

Hari ini memang pertama kalinya enhypen dance jam dilakukan.

Aku senang?

Emm, entah kenapa aku tidak terlalu merasakannya.

Fikiranku kalang kabut sekarang, tanpa arah kesana kemari yang semua masalah memenuhi otakku tanpa memberi ruang sedikit saja.

Aku mencoba melupakannya sebentar, tapi hasilnya nihil. Pertemuan kemarin bersama kakek jae, sunghoon hyung, dan kyungmin benar-benar membuatku frustasi.

Semoga saja masalah ini cepat selesai.

"Lima menit lagi kita mulai!" Teriak salah satu staff sambil membenarkan kamera.

Kami melakukan peregangan kecil sebelum memulai siaran. Member lain saling mengobrol, bercanda gurau satu sama lain yang sepertinya terlihat sangat menyenangkan. Aku menatap diriku dipantulan kaca yang berada disebelah paling kiri. Menyendiri, seperti ada sekat antara aku dan mereka.

Aku menghela nafas. Hal ini sudah biasa terjadi, harusnya bisa lebih kuat, tapi untuk kali ini saja aku ingin sekali diperhatikan.

Argh kau mulai lemah lagi kim sunoo.

"Sudahlah daripada fikiranku makin kacau, sebaiknya aku minum saja." Batinku.

Aku berjalan kebelakang yang sudah disediakan dispenser elektrik dengan variannya pun bermacam-macam. Ada teh, kopi, dan air mineral biasa.

Tentu kupilih air mineral. Saat latihan seperti ini tidak baik jika minum-minuman kopi. Jadi ku pilih air mineral saja.

Saat aku selesai minum tiba-tiba, "Sunoo, ayo berlatih bersama."

Aku menoleh dan saat kulihat, "Sunghoon hyung?"

"Iya ini aku, siapa lagi. Ayo!"

Dia menarikku, menghiraukan kim sunoo saat ini yang kebingungan. Aku kira sunghoon hyung tetap dingin seperti biasa walaupun kemarin aku dan dia mendatangi tempat kakek jae. Aku kira, ia akan cuek padaku tapi kali ini..

Perlakuannya berubah menjadi hangat.

"Kau tahu tidak, pulang dari kakek jae kemarin aku sangat lapar."

Aku menoleh padanya yang sedang melakukan peregangan kecil, "Hyung kenapa tidak makan?"

"Aku terlalu malas. Posisinya aku sudah tiduran di kasur. Mana bisa aku bangkit lagi."

Bibirku sedikit terangkat, "Hyung rela menahan lapar cuma karena malas? Kau ini menyiksa diri sendiri."

"Sini kuberi tahu rahasia." Sunghoon hyung mendekat kearah telingaku seperti mau berbisik, "Kasur itu pasti ada  penunggunya. Karena siapapun yang  tiduran pasti gamau pergi lagi. Dan kau tahu? penunggu di kasurku sangat cantik jadi aku tidak mau bangkit."

"Hyung!" Entah kenapa ceritanya jadi mistis. Bulu kudukku sedikit terangkat mendengar cerita konyol darinya.

Yaa walaupun aku suka film horror, tapi cerita seperti itu membuatku takut!

"Hahaha, bercanda. Ayo latihan lagi!"

Aku menatapnya dan tanpa kusadari bibirku tersenyum begitu saja. Energiku seolah pulih lagi mendengar guyonan dari sunghoon hyung.

Ternyata ia tidak secuek yang kukira.

"Kita mulai ya!"

Dance jam pun pertama disiarkan hari ini. Jantungku berdebar tentu. Bagaimanapun ini adalah siaran langsung, jadi kami tidak boleh asal-asalan.

Ohiya, dance jam ini semacam tarian bebas, bukan hanya lagu enhypen tapi lagu-lagu lainnya bahkan lagu barat sekali pun kami pakai untuk menari.

"Anyeong engene!"

"Kita mau melakukan dance jam hari ini, tonton terus yaa gene! Kajjaa kita mulai, L
Lets go!"Teriak jungwon yang otomatis kami pun terbawa semangat.

List lagu yang kami putar,

Enhypen - given taken
Txt - crown
Enhypen - 10 month
Bts - boy with luv

Dan masih banyak lagi.

Badan ku otomatis bergerak mengikuti irama lagu, hingga lagu ke enam, aku mulai merasa lelah.

Semua member masih menari, bahkan diselangi tawa mereka karena gerakan aneh yang ditunjukkan heeseung hyung.

Tapi aku memilih memisahkan diri dari mereka, mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya karena mungkin aku terlalu hiperaktif hingga badanku mulai terasa lelah.

Dadaku nyeri, ah sial rasa sakit ini muncul lagi.

"Kenapa datang disaat seperti ini sih." kata batinku lalu ku ambil air mineral sebanyak mungkin untukku minum.

Berbagai cara sudah ku lakukan, tapi tetap saja rasa sakitnya masih ada. Ku lihat pantulanku di cermin yang nampak wajahku mulai memucat. Aku benci situasi seperti ini.

Kuambil lipbalm yang selalu kubawa kemanapun, lalu dioleskan kebibir secara menyeluruh. Mungkin cara ini cukup ampuh agar member lain tidak tahu kalau aku sakit.

Setelah aktivitasku selesai, aku mulai bergabung kembali bersama mereka karena bagaimanapun siaran masih berlangsung.

Justin bieber-peaches, melantun jelas dipenjuru ruang latihan. Semua member pun nampak asik dengan freestylenya, begitupun niki yang baru kusadari bahwa dari pagi tadi kami tidak berbicara satu kalimat pun.

Entahlah, kepulanganku kemarin malam juga ia tidak menanyaiku seperti biasanya.

Ahh, mungkin ia sedang malas bicara. Positif thinking saja.

Kali ini aku ikut menari, walaupun gerakanku terlihat lemas dan hanya ada di belakang tapi setidaknya aku masih berusaha.

Hingga lagu terakhir, Justin Bieber - Stay mulai berlantun, kulihat jungwon menghampiriku.

"Ikut aku sebentar."

Tanganku ditarik, keluar dari frame kamera hingga kepojokan dekat pintu masuk.

Firasatku tidak enak sekarang.

"Apa yang kau lakukan? Kita lagi siaran, tapi kau hanya diam dibelakang. Kau ini kenapa?"

Dugaanku benar, ia pasti akan memarahiku.

"Maaf..Tapi aku sedikit lelah Jungwon-ah.."

"Lelah? Baru segitu aja udah capek. Kalau hyung capek pulang saja, tidak usah ikut latihan, yang ada malah mempersulit."

Aku mematung. Entah keberapa kalinya ucapan jungwon membuatku sakit. Bukankah itu sedikit keterlaluan karena mengingat umurnya yang dibawahku?

"Maaf.."

Tapi aku tidak bisa mengelaknya. Disini memang aku yang salah, jadi aku tidak mau memperumit dengan bertengkar dengannya.

"Kau harus bertahan sampai dance jam ini selesai. Kalau tidak hyung tidak akan kuizinkan ikut dance jam lagi."

Ia pergi meninggalkanku, masuk kedalam frame kamera lalu wajahnya kembali tersenyum seperti tidak ada masalah apa-apa.

Aku menghembuskan nafasku berat. Hal seperti ini terjadi lagi.

Semua atensi tampak cuek. Tidak ada yang memperhatikan kami bahkan member terdekatku pun—niki, tidak melihatku sama sekali.

Ah, dadaku semakin sakit sekarang. Tubuhku juga sangat lemas, tapi aku masih bisa bertahan.

Kau harus kuat kim sunoo!

Akhirnya aku kembali lagi, ikut menari hingga lagu terakhir. Sampai tak terasa dance jam pun selesai.

Kami memberi salam perpisahan, menyudahi siaran lalu mengambil minum dan beristirahat karena siaran dilakukan satu jam lebih tanpa henti.

"Aku tidak bisa menahannya terus, aku harus mencari cara." Kata batinku kembali bergelut.

Penutup kepala hoodie milikku kupakai untuk menutupi wajah agar mereka tidak melihat wajah pucatku.

Ayolah kim sunoo, berfikir kau harus apa!

Tas kecil milikku aku keluarkan semua isinya, berharap ada solusi dari situ.

Vitamin C, vitamin A, vitamin K, vitamin—argh sial isinya vitamin semua!

Aneh, kenapa isinya vitamin semua sih? Kau ini bandar vitamin atau apa?!

Aku kesal sekarang. Kesal karena penyakitku ini ternyata belum sepenuhnya sembuh. Kukira aku sudah sembuh total, tapi kalau masih kambuh seperti ini berarti belum bisa dikatakan sembuh total.

Aku ingin menangis sungguh.

Nafasku semakin berat. Sebisa mungkin aku nampak normal agar member lain tidak curiga.

Saat kurogoh tasku, ada sekantong plastik yang didalamnya seperti obat. Perlahan ku keluarkan dan saat kulihat ternyata benar,

Ini obat yang kucari, obat pemberian sejin hyung.

Tanpa lama aku berlari keluar menuju toilet untuk meminum obatnya sekaligus menenangkan nafasku yang sudah tak karuan.

"Tenang kim sunoo, kau harus tenang."

Nafasku berat, dadaku semakin nyeri sebelum ku minum obat itu.

"Kenapa penyakit sialan ini datang lagi sih?!" Aku kesal sungguh. Kukira badanku sudah kembali normal, tapi nyatanya aku masih lemah.

Ah mungkin aku memang lemah.

Kubuka obat itu, lalu kuteguk dengan air mineral yang sudah kubawa. Perlahan kuambil pasokan udara sebanyak banyaknya supaya pernafasanku normal kembali.

Hanya lima menit, rasa nyeri dadaku hilang. Obatnya memang cepat bereaksi karena mungkin aku memang jarang sekali kambuh.

Aku keluar bilik kamar mandi, tapi saat kulihat aku terkejut bukan main. Sunghoon hyung berdiri didepan wastafel lalu melipat tangan didadanya dan menatapku intens menggambarkan ekspresinya sedang marah.

"S-sunghoon hyung?"

"Kau kenapa lagi?"

Nadanya ketus, ekspresinya pun dingin seperti pertama kali kita bertemu. Tidak ada tatapan teduh dan nyaman seperti kemarin.

"A-aku memangnya k-kenapa hyung?"

Kulihat pandangannya turun, melihat kearah tanganku, "Itu obat apa?"

Ah sial, aku ketahuan.

Mendengarnya, spontan tanganku menyembunyikan plastik itu di belakang punggungku agar tidak terlihat oleh sunghoon hyung, walaupun mungkin ia memang sudah tahu.

"Sini aku lihat, obat apa itu?" Ia mengulurkan tangannya, memintaku agar memberi obatnya.

"B-bukan obat apa-apa ini..vitamin! Iyaa ini vitamin!"

"Jangan bohong. Aku tahu kau menahan sakit saat siaran tadi."

Spontan badanku kelu mendengar ucapannya. Bagaimana mungkin ia tahu padahal aku sudah menyembunyikannya sebaik mungkin?

"Ayo ikut," Sunghoon hyung menarik lenganku, "Kita kerumah sakit."

Mendengar tempat menyebalkan itu, aku melepaskan tanganku secara paksa."Aku tidak apa-apa hyung sungguh! Aku sudah mendingan karena obat ini, kau bisa lihat wajahku tidak pucat lagi kan?" Senyuman kulontarkan agar ia percaya. Mau keadaan mendesak apapun, aku tidak mau kerumah sakit. Jangan sampai aku kembali ketempat menyesakkan itu.

"Yakin kau baik-baik saja?"

Aku mengangguk yakin, "Sungguh, aku sehat!"

"Kau tidak berbohong kan?"

"Tidak hyung, untuk apa aku berbohong!"

Ia menatapku lamat, seperti percaya tidak percaya karena ucapanku tadi. Tapi tak lama ia menghembuskan nafasnya pasrah lalu, "Yasudah, kalau kau sakit lagi bilang. Jangan dipendam sendiri. Ingat yaa, ada aku. Kau bisa menganggapku sebagai kakakmu sendiri, ingat kamu tidak sendiri, oke?"

Sungguh aku sudah lama tidak diperlakukan seperti ini terlebih dengan sunghoon hyung.

Aku...sangat senang.

"I-iya hyung, terimakasih.."

Semoga saja sunghoon hyung benar-benar tulus padaku.

Tak lama, ia menarik lenganku lalu berjalan ke ruang latihan lagi, dan saat sampai disana kulihat member lain sedang duduk santai sambil memakan camilan.

"Sunghoon, Sunoo! Ayo sini, makan dulu!"

Itu sejin hyung—manajer kami.

"Wahh ayam! Hyung tau aja kalau aku ingin ayam." Sunghoon hyung langsung mengambil kaki ayam lalu melahapnya dengan cepat.

Sepertinya ia memang doyan.

"Iya dong. Ayo makan, kalian sudah bekerja keras hari ini." Sejin hyung tersenyum dan menatap member satu persatu, "Gimana dance jam kalian?lancar kan?"

"Lancar hyung! Aku senang, tapi perutku sakit tertawa terus karena gerakan konyol heeseung hyung!"

"Stt, diam kau jake. Jangan mengadu sama sejin hyung, aku malu." Heeseung hyung menunduk sambil menahan tawanya.

"Lagian kenapa hyung selalu bertingkah aneh sih? Padahal kan lagi siaran langsung   Dijadiin meme sama engene baru tahu rasa kau!" Kata jake hyung diselangi tawaan di akhir kalimatnya.

Mendengar perbincangan mereka, aku tersenyum, walaupun aku tidak melihatnya karena penyakitku tadi.

"Syukurlah kalau kalian senang, jangan lupa minggu dep—" Ucapan sejin hyung terpotong karena ponselnya berbunyi. Ia keluar ruangan,mungkin untuk mengangkat teleponnya.

Aku mengambil potong ayam selanjutnya, lalu kulihat disebelahku—Niki yang menunduk sambil memainkan sedotan cola miliknya.

Aneh, dia kenapa?

"Hey niki. Kau melamun?"

Ia sedikit tersentak mendengar ucapanku. Tapi lama kelamaan, ekspresinya berubah datar.

"Tidak. Hyung urus saja urusanmu sendiri."

Aku mengernyitkan dahiku bingung. Ia marah padaku? Tapi kenapa?

"Kau ada masalah? Kenapa tingkahmu aneh sejak kemarin?"

"Tidak, aku tidak apa apa."

"Kau harus menceritakannya padaku, kalau kau ada masalah atau kesulitan bilang padaku oke?"

Ia diam sebentar, lalu lama-lama tersenyum simpul, "Terserah hyung saja."

Terkejut bukan main mendengar jawabannya. Ini seperti bukan niki yang kukenal. Apa ada yang mengganggunya? Atau aku pernah berbuat hal yang tidak enak? Tapi setauku, aku tidak pernah membuatnya marah.

"Kau marah padaku?Kau bisa mencerita—" Sejin hyung kembali hingga ucapanku terpotong.

Pandanganku teralihkan pada Sejin hyung.
Raut wajahnya nampak murung, berbeda dari sebelumnya.

"Hyung kenapa?"Tanya member tertua—heeseung hyung.

"Jungwon." Semua melihat Sejin, yang ekspresinya terlihat cukup serius.








"Apa kau yakin sudah menjadi leader yang baik?"▫▫


Continue Reading

You'll Also Like

772K 49.4K 95
Cerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mud...
178K 19.5K 40
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...
37.8K 4.8K 23
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
765K 54.9K 46
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...