ALAVIA (TERBIT)

By nmaraa_

13.1M 1M 153K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... More

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
21- Kepiting saus tiram
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
25- Ngidam?
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
28- The Real Pertaruhan Harga Diri
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
31- Es Cream
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
49- Pergi Selamanya
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
66- Dua Kabar
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

58- Teror

157K 12.2K 5.7K
By nmaraa_

Tap 🌟

Deg-degan ya? Sama ko aku juga

Bentarrrrr

Jawab dulu

Yang baca cerita ini umur berapa?
























HAHAHAHA

Chap ini isinya dikit tapi bermakna.

Aku bikin setiap apa yang aku tulis pasti ada sebabnya. PASTI.

___

Byurr

Uhuk Uhukk

"Lagian sih, gak bangun-bangun!"

"Buta lo?"

"Lo yang buta, pagi-pagi buta bukannya bangun malah makin molor," cetus gadis itu.

"Sial."

"Sana bangun, sekolah!"

Alan bangkit dengan baju yang basah akibat guyuran air yang memutuskan lanjut mimpi indahnya.

"Bisa-bisanya gue mimpi dia hamil. Ngadi-ngadi banget."

Alan berniat mencari sesuatu di handphone-nya dengan teliti dan seksama.

"Goblok," cacinya pada dirinya sendiri karena saking tidak fokusnya malah menuliskan hal yang absurd.

Ia menghapus tulisan itu dengan menggantinya yang lebih masuk akal.

"Nah," matanya menelisik dengan tangan yang meng-scroll layar handphone-nya.

"Fuck?! Moms? gue lakik woy!"

Detik selanjutnya Alan bernafas lega setelah membaca kata 'Dan suami'.

"Kalo gini apa emang gue bakal dapet jatah?"

•••

Pyarr

Edgar terlonjat kaget saat sebuah batu yang beralaskan kertas menembus jendela disampingnya. Kebetulan bangkunya berada disisi samping jendela.

Cepat-cepat ia merubah mimik wajahnya lalu mengambil batu itu.

Samudera yang kelewat heboh dan kepo membuat batu yang ditangan Edgar menjadi pusat perhatian inti Avigator itu. Semuanya mendekat ke bangku Edgar.

"Apa itu?" tanya Marga dengan dahi yang bergelombang.

Edgar tidak menjawab dan tetap melanjutkan membuka kertas itu. Ia membacanya dengan seksama dan teliti.

Sebentar lagi, Lan...

Edgar memberikan kertas itu pada Alan membuat sang empunya bingung tetapi tetap membaca kertas itu.

Deg

Hatinya bergemuruh. Apa maksud dari surat ini? Dari siapa? Berbagai pertanyaan terngiang-ngiang di kepalanya membuatnya menjadi pusing.

"Selidiki pengirimannya!"

•••

"Bentar, kayak ada suara bel bunyi." Olivia yang hendak menyuapkan sendok ke mulutnya terhenti saat mendengar bel berbunyi.

"Gak usah, sini aja. Gue yang buka," putusnya yang diangguki Olivia bersamaan dengan gadis itu yang kembali duduk.

Alan membuka pintu Apartemennya dengan sandi lalu melihat-lihat kedepan siapa yang membunyikan bel Apartemennya. Naas-nya tidak ada. Saat hendak kembali menutup pintu kakinya terasa tersandung sesuatu membuatnya menunduk melihat apa benda keras itu.

Kotak?

Alan mengambil kotak itu dengan hati-hati dan menoleh ke kanan dan kiri.

Ia membuka kotak itu dan menemukan selembar kertas yang dipenuhi darah merah segar. Dan ternyata terdapat tulisan disana.

Tunggu gue...

Alan membuang asal kotak itu dengan perasaan campur aduk. Teror apalagi ini? Ditujukan kepada siapa?

"ARGHHHH!"

"Kenapa?" tanya gadis itu dengan raut kekhawatiran.

Alan melangkah maju tepat disamping kertas yang tadi ia buang lalu menutupinya dengan sandal yang ia gunakan.

"Gak tau, ini orang iseng cuma ada kotak doang," tunjuknya pada kotak itu.

Bibir Olivia membentuk huruf 'O' lalu manggut-manggut. "Yaudah, ayo makan lagi."

Pasangan itu mendudukkan diri mereka ke bangku masing-masing lalu kembali makan yang tadi sempat tertunda.

Semenjak tadi Alan menjadi tidak nafsu makan. Kertas itupun sudah ia kantongi.

Sedangkan Olivia makan dengan santainya tanpa memperhatikan Alan yang tidak nafsu.

Lama sekali Alan memandangi wajah gadis itu yang makan dengan wajah yang mengangguk-angguk tidak jelas. Setahunya hampir semua cewek jika makan suka mengangguk-angguk.

Pertanyaan, biar apa sih?

Matanya turun kebawah tepat pada bibir merah muda gadis itu yang basah akibat baru saja meneguk minumannya. Sial, sangat menggoda.

Alan membasahi bibirnya sendiri dengan menelan salivanya berkali-kali.

Mata Olivia menatap mata Alan yang berbinar. Sayangnya ia tidak mengetahui jika itu binar kelaparan.

"Kok gak dimakan?" tanyanya membuat lamunan Alan buyar.

"Hah?"

"Kok gak dimakan?" ulangnya membuat Alan mengangguk cepat dan mulai menyantap makanannya.

'Sialan,' umpatnya melihat Olivia yang kembali meneguk minumannya apalagi minuman itu tumpah-tumpah ke bibir gadis itu.

Alan menggeram pelan tetapi masih terdengar dibenak Olivia yang membuat gadis itu bertanya-tanya.

"Kenapa sih?" tanyanya mengelap bibirnya dengan lidahnya sendiri.

"Damn," gumamnya.

"Gak jelas lo!"

"Bibir lo gak usah digituin bisa gak?" cetusnya dihadiahi kerutan dahi gadis itu.

"Lo...sange?"

•••

Gadis itu mengusap-usap sebuah foto ditangannya dengan wajah sendu.

Air matanya menetes mengisyaratkan dirinya sedang rapuh.

"Bolehkan aku bertemu dengannya lagi?" lirihnya dengan suara serak akibat menangis.

"Kapan aku bisa menyatukan dua yang terpisah?"

"Bodoh, kenapa gue gak inget?!" racaunya memukul-mukul kepalanya sendiri.

"I really miss him..."

"Gue harus ke sana lagi."

•••

"Gue gak akan segan-segan ambil Olivia dari lo, kalo lo masih ngarepin masa lalu lo!" tekan Edgar tegas.

"Apa-apaan lo?! Buat peraturan sendiri!" bantah Alan tidak terima.

"Bukan buat peraturan, tapi emang harus gitu."

"Lo gak mikir gimana keadaan Olivia kalo dia tau lo ngarepin masa lalunya?"

"Sakit? Tentu! Cuma orang bodoh yang mau-maunya diduakan!"

"Gue bayangin saat ini aja sakit. Sampe sekarang lo masih ngerepin dia, sedangkan lo udah punya yang didepan mata, yang selalu ada. Apa yang lo ngarepin dari dia?"

Alan meraup wajahnya frustasi. Apa yang dikatakan Edgar memang benar adanya, tetapi bolehkan ia menyakalnya sebagai jawaban yang salah?

"Gue usahain."

"Apaan usahain? Langsung lah jadi cowok jangan plin-plan!"

•••

Deru motor puluhan seakan menggelar diperkarangan Markas. Olivia yang melamun itu tersentak kaget.

PYAR

DOK DOK DOK

Suara pecahan kaca dan pintu yang akan didobrak kasar membuat semua anak-anak yang di markas bergerak berdiri begitupun juga Olivia.

Mereka bersiaga dengan membawa pistol ditangan masing-masing.

Brakkk

Pintu Markas terbuka secara kasar dan brutal membuat satu-satunya gadis yang berada di Markas meringis. Untungnya dengan siaga Alan mendekap tubuh kecil itu.

"Mereka siapa, Alan?" tanyanya.

"Udah diem aja, cari perlindungan sama semua anak Avigator," titahnya tak mau terbantahkan.

Muncul lima orang bersetelan serba hitam tak lupa masker dan kacamata hitam yang melekat di wajah mereka masing-masing. Dengan orang yang paling berada didepan membawa satu lembar kertas. Yang ntah apa isi dari kertas itu.

"FORMASI!" tegas Alan lantang. Dalam sekejap semua anggota Avigator sudah membentuk formasi melingkar dengan Alan dan Olivia yang ditengah-tengah mereka.

Alan bukan takut melainkan untuk melindungi sang ratunya ratusan anggota Avigator dari sang musuh.

Tampak lima orang itu tidak takut dengan pistol yang sudah berada ditangan puluhan anggota Avigator itu. Dengan santainya mereka berlima berjalan lurus kedepan.

Edgar meneliti pakaian kelima orang tersebut, dalam hatinya tersenyum smirk. Ia tau siapa orang itu.

Orang yang berada dibarisan paling depan terus maju hingga dirinya berada ditengah-tengah formasi yang dibuat anggota Avigator. Bahkan, sekarang pistol itu menuju kearah tiga orang didalam formasi. Tetapi mata pistol mereka tidak mengarah pada Alan dan Olivia namun pada orang itu.

Alan semakin memperkuat pelukannya. Dalam hati merutuki kebodohannya yang tidak langsung menyuruh Olivia di kamarnya tadi.

"I'm back, I'm here for you...again," lirih orang itu dengan nada beratnya.

Mata Olivia menelisik orang itu dengan seksama, ia sama sekali tidak mengenali orang itu. Siapa sebenarnya orang ini?

Dengan tiba-tiba Olivia melepaskan diri dari dekapan Alan membuat Alan menggeram dengan kobaran amarah yang ada diwajahnya.

"Sayang!!" geramnya mencengangkan pinggang gadis itu kuat.

Olivia menoleh. "I'm okay," jawabnya pelan dengan bibir yang sedikit bengkak.

Alan memang sangat...Errrrr

Orang itu masih menatap tajam pasangan itu dibalik kacamata hitamnya.

Greeppp

TBC...

Cr; orami.co.id

Tembusin Komentarnya smpe ribuan!

24/11/21
21.01

Continue Reading

You'll Also Like

681K 1.3K 15
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
552K 52.9K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
1.9M 147K 31
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
711K 82.2K 45
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...