SAMUDERA

By NisaRahmahdanii

3M 311K 94.2K

[ BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] - Kembalinya pertemuan menyebabkan luka - Ini t... More

P R O L O G
BAB 1 - SHAQUILLE SAMUDERA MANGGALA
BAB 2 - CARAMEL AQIELLA JASMIN
BAB 3 - SISI LAIN SAMUDERA
BAB 4 - ENEMY OR FRIEND?
BAB 5 - KESALAHAN?
BAB 6 - A NIGHT WITH SAMUDERA
BAB 7 - DARK SIDE MANGGALA
BAB 8 - SIAPA PEREMPUAN ITU?
BAB 9 - SECRET
BAB 10 - AWAL KEDATANGAN
BAB 11 - ANTAR KETUA DAN RATUNYA
BAB 12 - ALASAN TERDIAMNYA SAMUDERA
BAB 13 - DIA TIDAK AKAN BISA MARAH
BAB 14 - USAPAN DI KEPALA
BAB 15 - RASA KECEWA
BAB 16 - GEJOLAK AMARAH
BAB 17 - RASA SAKIT
BAB 18 - SESAK DAN KEJADIAN
BAB 19 - LAPANGAN GELORA
BAB 20 - TOKOH YANG HILANG
BAB 21 - WAKTU YANG BERLALU KIAN KEMBALI (LAGI)?
BAB 22 - PAKSAAN NATHANIEL WILLIAM
BAB 23 - IBARAT BUNGA MAWAR
BAB 24 - INCARAN MUSUH
BAB 25 - MEMINTA PERGI
BAB 26 - TERBONGKARNYA RAHASIA FLORA
BAB 27 - KALAH TELAK
BAB 28 - AQUARIUM DAN SENYUMANNYA
BAB 29 - CINTA MASA LALU
BAB 30 - BALIK ARAH
BAB 31 - MERINDUKAN SESEORANG
BAB 32 - TERNYATA DIA MASIH PEDULI
BAB 33 - UCAPAN SAYANG
BAB 34 - PERMAINAN HATI
BAB 35 - RUNTUHNYA SEBUAH HATI
BAB 36 - D'HANDZELS ANGKATAN II
BAB 37 - 1 AGUSTUS HARI BESAR D'HANDZELS
BAB 38 - MENERKA RASA
BAB 39 - MENGERTI RASA SAKIT
BAB 40 - MENDENGAR SATU FAKTA
BAB 41 - USAHA PERTAMA
BAB 42 - BASKET DAN DINDING PEMBATASNYA
BAB 43 - CERITA YANG LALU BELUM SELESAI
BAB 44 - DIA ADA NAMUN BERBEDA
BAB 45 - SAMPAI KAPANPUN IA TETAP PEDULI
BAB 46 - KEGANASAN DAN LARANGAN
BAB 47 - TERUNGKAPNYA SEBUAH RAHASIA
BAB 48 - SANG KETUA YANG TERLIHAT LEMAH
BAB 49 - DUA KUBU YANG SALING MENDEKATI
BAB 50 - MENJAGA BUKAN MENYAKITI
BAB 51 - TERASA BERBEDA
BAB 52 - SAMA SAMA TERSAKITI
BAB 53 - KALAH SEBELUM MEMULAI?
BAB 54 - MASIH DI ANGAN MASA LALU
BAB 55 - I MISS YOU
BAB 56 - SIAPA YANG BERHAK DI SISINYA?
BAB 57 - MENGENAL ARTI KEBAHAGIAAN
BAB 58 - MEMORI MASA KECIL
BAB 59 - UNGKAPAN DARI SANG ANTAGONIS
BAB 60 - MENGHAPUS JEJAK
BAB 61 - SELAMAT BERGABUNG IBU KETUA
BAB 62 - RASA SAYANG KETUA KEPADA GADIS DONAT
BAB 63 - DUA PAHLAWAN PENJAGA
BAB 64 - PERBINCANGAN YANG MENYAKITKAN
BAB 65 - TIDAK MAU KEHILANGAN (NYA)
BAB 66 - SELALU ADA DI SAMPINGNYA
BAB 67 - MENYAYANGI DENGAN CARA BERKORBAN
BAB 68 - MENCERITAKAN YANG SEBENARNYA TERJADI
BAB 69 - SAYANG MENURUT VERSI MASING-MASING
BAB 70 - TENTANG RASA YANG PERNAH ADA
BAB 71 - BINTANG DAN RASA LUKA
BAB 72 - BUBARNYA D'HANDZELS DARI RAJAWALI
BAB 73 - SAMUDERA ATAU NATHAN?
BAB 74 - SATU MALAM YANG MERUBAH SEMUANYA
BAB 75 - ROTASI PERASAAN
BAB 76 - SUDUT PESTA BAZAR
BAB 77 - BOLEH ISTIRAHAT?
BAB 78 - JASMIN DAN SEMESTA
BAB 79 - INGIN MENJADI BINTANG
BAB 80 - BERMAIN DENGAN KEADAAN
BAB 81 - BINTANG YANG PALING TERANG
BAB 82 - MEMORI INDAH SEMENTARA
BAB 83 - KEHILANGAN TANPA PAMIT
BAB 84 - SEBUAH SURAT COKELAT
BAB 86 - BINTANGNYA JATUH
BAB 87 - KAMU MENGHILANG
BAB 88 - TUHAN JANGAN AMBIL DIA
BAB 89 - JASMIN & INTI D'HANDZELS
BAB 90 ‐ AKHIR DARI SEBUAH CERITA
VOTE COVER & GIVEAWAY
INFO PRE-ORDER SAMUDERA
PRE-ORDER SAMUDERA TELAH DIBUKA!!
SAMUDERA PRE-ORDER KE 2

BAB 85 - KETUA DAN RATUNYA SELESAI

39.9K 4.2K 2.8K
By NisaRahmahdanii

HALO SEMUANYA!! SEBELUM BACA VOTE DULU YA SUPAYA TARGETNYA CEPAT TERCAPAINYA, JANGAN LUPA JUGA FOLLOW WATTPAD AKU UNTUK INFO ABOUT ALL STORIES 😡💗

TARGET PART INI 600 VOTE + 1,7 K KOMEN! SEMANGAT JANGAN ADA YG SIDER!

YANG UDAH LUPA BOLEH KOK BACA PART SEBELUMNYA SUPAYA KALIAN INGET LAGI DAN NYAMBUNG SAAT BACA INI 😚

PART INI SEDIKIT LEBIH PANJANG BACANYA PELAN-PELAN OKE? JANGAN ADA YG KELEWAT HIHIHI

Semoga suka sama part ini yaa! 💗

- Happy Reading -

Izinkan aku bersama dengannya, selamanya. - Shaquille Samudera Manggala.

Tentang kehilangan selalu datang di akhir dan berakhir sulit melupakan. - Caramel Aqiella Jasmin.

85. Ketua dan Ratunya Selesai.

Sudah lima hari semenjak kepulangan Jasmin saat itu sampai hari ini gadis itu enggan menemuinya. Hanya ada balasan singkat dan tatapan singkat yang ia dapatkan setelah itu semuanya terasa hilang? Pernah dirinya sengaja menunggu Jasmin di pagi hari bermaksud untuk membicarakan hal ini tentang ke-kecewaan Jasmin, tentang Nathan sebelum meninggalkan dan tentang rasa rindunya. Tetapi, gadis itu tetap mendiaminya. Bukan, menghindar tetapi ini di dalam konteks diam seperti ada sesuatu yang terhalang sehingga mereka berdua berjarak seperti ini.

Melupakan seseorang yang secara tiba-tiba itu tidaklah mudah, apalagi orang tersebut berkorban untuk dirinya. Tanpa ada percakapan di dalamnya.

Samudera meletakkan ponselnya di kursi bundar samping dirinya. Secara tidak langsung ada sebuah buku tentang luar angkasa di samping ponselnya. Ya, Samudera sebelum itu membaca buku tentang luar angkasa, melakukannya dengan berulang kali, mencari tahu tentang bumi, bintang, luar angkasa, atau benda-benda lain yang ada di atas sana. Samudera menyukai semua itu apapun tentang luar angkasa.

Suara di seberang sana yang terdengar sedikit gesekan ringan membuat Samudera menarik senyum kecilnya di gelapnya malam. Di dalam kamarnya.

"Halo Cantik."

Seperti biasa tidak ada sahutan dari seberang sana. Samudera sedikit terkekeh kecil sembari menajamkan pendengarannya. Ini jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jasmin mengangkat panggilan darinya tetapi gadis itu gak ber-suara sama sekali. Hanya Samudera yang berbicara panjang lebar, ingatkan Samudera tidak terlalu suka berbicara terlalu panjang dan bertele-tele. Tetapi, ketika bila ada Jasmin semua hal yang tidak ada di dalam diri Samudera menjadi ada.

"Hari ini udah makan berapa donat, Je?"

Tidak ada sahutan. Tidak apa-apa.

"Mau lanjutin cerita aku kemarin. Atau nyanyi?"

"Aku baru aja nemuin buku baru tentang luar angkasa. Ini bukunya enggak ngebosenin kok."

Samudera berbicara sembari mengambil buku yang sempat ia taruh tadi. Buku itu berjudul RUANG ANGKASA ditemani beberapa macam planet yang menghiasi buku itu. Samudera tersadar dan menghela napas ringan tidak ada sahutan sama sekali dari seberang sana. Samudera takut Jasmin tidak suka bila Samudera mengambil keputusan sendiri.

"Aku nyanyi aja? Mau request lagu apa?"

Samudera terus berceloteh sendiri, cowok itu bahkan bangkit berdiri mengambil gitarnya yang ada di pojok kamarnya. Dan kembali lagi ke tempat awal. Samudera merunduk sedikit, mencoba memetik senarnya.

"Cerita aja."

Samudera tersentak dengan waktu yang bersamaan sikutnya bertabrakan dengan gitarnya yang di taruh cepat oleh lelaki itu secara tidak sadar. Efek Jasmin yang menjawab pertanyaannya luar biasa. Samudera merasakan getaran di dalam hatinya juga perasaan senang ketika mendengar suara Jasmin.

Samudera melebarkan senyumannya. "Oke-oke. Luar angkasa?"

"Kamu tahu enggak kenapa aku suka banget sama luar angkasa?"

Butuh kurang lebih tujuh detik sebelum suara di seberang sana terdengar kembali. "Kamu pernah bilang mau jadi astronot," jawab Jasmin. Samudera senang mendengarkannya. Ternyata gadis itu mengingat cita-cita kecilnya.

"Bukan, Je." Samudera berkata lagi dengan suara rendah dan berat. Cowok itu bahkan memejamkan matanya sebentar, merasakan kerinduan yang teramat sangat kepada kesayangannya.

"Satu hari setelah kita menjadi teman. Aku baru tahu ternyata kamu tetangga depan rumah aku, dan di saat itu juga aku mengenal kamu sebagai gadis bintang. Kamu setiap malam selalu duduk di balkon sambil menatap langit malam." Samudera mulai terkekeh mengingatnya. "Awalnya aku heran sama kamu, menatap bintang dalam jangka waktu yang lama itu enggak ngebosenin. Dari situ aku penasaran dan belajar banyak tentang langit. Dimulai dari bintang, planet, asteroid, nebula, galaksi, satelit sampai akhirnya aku suka sama semua benda yang ada di langit cuman karena kamu."

"Kamu dulu takut ngomong sama aku karena pada saat itu kita belum seminggu berteman, padahal aku emang mau punya teman perempuan, aku enggak jahat kayak anak-anak lain yang sering jahatin kamu."

"Setelah saat itu aku coba pancing kamu untuk berbicara banyak hal. Salah satunya bintang, aku belajar tentang benda-benda langit untuk bisa bicara banyak sama kamu. Kamu selalu semangat kalau aku ngomongin tentang bintang."

Tanpa sadar di seberang sana mendengarkannya dengan begitu serius dengan ponsel yang Jasmin taruh di samping dirinya yang sedang bertumpu dengan kedua tangan yang di lipat. Pipinya terasa terimpit karena tekanan dari kedua tangannya.

"Udah hampir seminggu ini kamu jauhin aku. Ibarat planet aku ada di merkurius kamu ada di neptunus. Jauh banget rasanya padahal rumah kita depan-depanan. Aku bisa aja berontak, maksa kamu untuk ngomong sama aku tentang kita tapi aku enggak mau karena aku tahu kamu sekarang lagi kecewa banget sama aku."

"Je, aku masih nunggu kamu. Nunggu kamu kembali sama aku."

Ada suara tarikan napas sangat pelan dari seberang sana. Keduanya seperti di mainkan oleh keadaan, saling terluka, kecewa, marah, rindu, semuanya bercampur menjadi satu di dalam hati masing-masing. Ada sesuatu yang membuat mereka terikat selama seminggu seperti ini.

"Samudera?"

Hati Samudera menghangat ketika mendengarkannya. Perasaan senang melingkupi hatinya sekarang. Tanpa sadar kepalanya terangkat ke luar tepatnya ke rumah depannya sembari semakin mendekatkan ponselnya ke telinga kirinya. Kakinya berjalan mendekati balkon kamar dan menemukan Jasmin yang berada di balkon kamarnya juga. Butuh waktu lama Samudera menatap Jasmin sampai gadis itu memutuskan pandangannya.

"Iya Jeje?"

"Hari ini langit enggak menampilkan bintang. Aku tebak sebentar lagi hujan bakalan turun." Sama seperti keadaan aku sekarang. Hanya itu yg bisa Jasmin ucapkan dalam hati. Tangannya menggenggam ujung besi balkon dengan tangan yang sedikit tremor.

"Samudera aku minta maaf untuk semuanya. Tentang ke-egoisan aku selama hampir seminggu belakangan ini. Dan, tentang semuanya aku minta maaf."

Samudera menampilkan senyumannya. Matanya terus menatap Jasmin yang berada jauh di jangkauannya. Ingin sekali menariknya, mendekapnya erat dan tidak mau melepaskannya lagi.

Samudera menggelengkan kepalanya pelan. "Jeje sama sekali enggak ada salah. Aku yang salah selama ini udah tutupin kepergian Nathan."

Jasmin menggelengkan kepalanya pelan. Matanya berkaca, ada sesak di area dadanya sekarang. Kepalanya penuh memikirkan ini semua dalam beberapa hari belakangan ini.

"Samudera?" panggil Jasmin sekali lagi.

"Iya Jeje?"

Jasmin tak bicara lagi. Hening beberapa detik kemudian sampai Samudera mengerutkan keningnya bingung. Wajah Jasmin di seberang sana tampak pucat dan tubuhnya jauh lebih kurus dari biasanya. Pipinya tidak se-berisi dulu.

"Sayang?"

"Ayo putus," kata Jasmin dengan satu tarikan napas. Matanya memejam dan menunduk menikmati apa yang barusan ia ucap.

Deg!

Samudera menegakkan tubuhnnya. Ponselnya semakin ia dekatkan ke telinga kirinya. Ada sesuatu yang hancur dan patah di dalam hatinya. Gejolaknya begitu besar sampai Samudera sendiri tidak bisa bereaksi apapun kecuali menegangkan tubuhnya. Aliran darahnya seolah berhenti, dan kini matanya menajam, tanpa sadar tangannya yang kosong terkepal.

"Sayang? Aku kesana, ya? Kita harus bicara langsung. Aku enggak mau kamu bicara asal di telepon gini. Aku yang kesana, tunggu sebentar," pinta Samudera. Cowok itu pun bergegas berbalik badan. Pergerakannya terdengar kasar.

"Samudera," panggil Jasmin. Sambungannya belum terputuskan sama sekali.

Samudera tak menjawab kakinya dengan cepat menuruni tangga. Kembarannya yang baru saja kembali dari dapur sejenak menghentikan langkahnya melihat Samudera yang begitu tergesa keluar rumah. Benua tahu masalah Samudera, Benua sering kali berhenti di depan kamar Samudera karena Bundanya sering berbicara kepadanya akhir-akhir ini Samudera menjadi pendiam dan jarang keluar rumah, hanya mengurung dirinya di dalam kamar.

Samudera membuka pagar tinggi hitam yang menjulang di hadapannya. Tangan sebelah kanannya memcengkram erat ponselnya, di dalam pikirannya bermaksud ingin melampiaskan apa yang ada di hatinya dengan melemparkan ponselnya dengan kuat.

"Aku di luar," kata Samudera.

"Samudera kita-"

Samudera memotongnya langsung dengan cepat. "Kamu yang kesini atau aku yang langsung masuk ke dalam kamar kamu?" tanya Samudera. Suaranya terdengar tegas dan tidak main-main.

Sambungan terputus. Samudera menghela napasnya kasar, kepalanya penuh memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Memikirkan ini semua membuat Samudera ingin menghancurkan barang yang ada di sekitarnya.

Sedangkan di dalam kamar Jasmin, gadis itu menguatkan genggaman flasdisk-nya. Erat seolah tidak mau kehilangan benda itu. Air matanya turun mengingat potongan-potongan memori yang terus masuk ke dalam pikirannya.

Matanya berkaca tetapi Jasmin tak ingin menangis. Laptopnya masih menyala menampilkan seseorang yang sudah pergi jauh. Tayangan video yang sengaja Jasmin pause, di sana ada Nathan yang sedang duduk di sebuah ruangan yang Jasmin tidak tahu cowok itu berada di mana. Jasmin menutup kasar laptopnya seketika tampilan video tadi sudah hilang bergantikan layarnya yang telah menghitam karena Jasmin telah menutup laptopnya. Gadis itu menghela napas terlebih dahulu sebelum beranjak dari kamarnya.

Jalannya cukup pelan sampai kakinya pun tiba di depan rumahnya. Ada Samudera di sana, Jasmin sengaja tidak membalas tatapan Samudera.

"I miss you, bintang-nya Samudera." tiba-tiba Samudera memeluk tubuh mungilnya erat sampai Jasmin sendiri tersentak kaget atas tindakan Samudera.

Tangan kekar Samudera tertarik untuk mengelus surai hitam milik Jasmin. Cowok itu sempat memejamkan matanya, menikmati pelukannya saat ini. Menyalurkan kerinduan yang sempat membuatnya hampir gila belakangan ini. Kemudian, Samudera harus terpaksa melepaskan pelukannya kala tidak ada pergerakan sama sekali dari Jasmin, sebelum itu Samudera mengecup puncak kepala Jasmin.

Jasmin mendongak menatap Samudera. Sudah berapa hari Jasmin tidak melihat Samudera secara langsung tepat di depan dirinya?

"Sam-"

"Duduk dulu, Je."

Jasmin menggeleng pelan. Ada yang harus ia sampaikan yang sempat tertunda tadi. "Samudera ayo kita putus. Aku serius."

Samudera yang sudah duduk mendongak menatap dingin Jasmin. "Duduk dulu enggak bisa? Bicara sama aku, tatap mata aku kalau kamu ngomong."

Jasmin memalingkan wajahnya ketika Samudera menatapnya dingin. Baru kali ini Samudera menatapnya se-dingin itu. Jasmin menuruti perkataan Samudera duduk di samping cowok itu, hanya terhalang sebuah meja kecil.

Samudera menatap wajah Jasmin dengan serius dari samping. Tidak satu pun terlewatkan. "Kalau mau ngomong sama aku, tatap mata aku, Je. Coba ulangi?" tantang Samudera. Mati-matian Samudera menahan gejolak rasa panas di hatinya. Mulutnya bisa saja menantang Jasmin tetapi telinganya tidak bisa untuk tidak mendengar.

Lidah Jasmin kelu, ingin menatap mata biru Samudera tetapi tidak bisa lama-lama. Ada desakan air yang ingin keluar dari matanya. Jasmin hanya memilin kuat kedua tangannya.

"Aku mau p-" secara tiba-tiba Jasmin mendongakkan kepalanya dan matanya bertemu langsung dengan mata biru Samudera, kedua mata itu bertemu sedikit menyelam seolah membaca lewat mata lawan bicaranya.

"Kenapa, Je?" tanya Samudera dengan suara rendah. Cowok itu bahkan mengusap wajahnya kasar, Jasmin menuruti ucapannya. Menatap dirinya ketika berbicara kepadanya.

"Aku pikir setelah hampir seminggu kamu jauhin aku, kamu akan kembali. Selama beberapa hari yang lalu aku mikirin untuk bisa buat kamu kembali lagi sama aku. Aku mau ajak kamu menatap bintang jatuh nanti saat hubungan kita membaik. Dan, benar aja, hari ini aku mencoba hubungin kamu lagi, bercerita tentang apa yang kamu suka, dan ada kemajuan. Kamu balas ucapan aku." Samudera tertawa sumbang.

"Karena itu, ya, kamu balas ucapan aku? Pengen udahan?"

Jasmin memalingkan kepalanya, tangannya terangkat menghapus air matanya yang tiba-tiba turun padahal Jasmin sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Jasmin menghapusnya dengan cepat tidak mau Samudera melihatnya.

"Kalau kamu tanya sama aku sekarang. Ajak aku udahan. Aku enggak mau," lanjut Samudera.

"Tapi, aku mau, Sam. Aku udah pikirin ini beberapa hari belakangan, aku mau kita p-"

Sanudera menarik tangannya lembut, mencium punggung tangannya. Lagi-lagi Samudera tak membiarkan mengucapkan kalimat itu lagi.

"Karena Nathan, ya, Je?"

Jasmin diam. Dan, itu membuat Samudera mengerti.

Samudera semakin mencodongkan badan kekarnya ke hadapan Jasmin. Tangannya semakin memperkuat genggamannya kepada tangan mungil Jasmin. "Jangan jadiin alasan Nathan untuk akhirin ini semua. Apa yang enggak kamu mengerti tentang Nathan? Tanya sama aku, aku jawab semua yang ada di kepala kamu sekarang," desak Samudera. "Nathan pasti sedih kalau kamu kayak gini, Je. Bukan ini yang Nathan mau."

Katakanlah Jasmin egois atau perkataan buruk tentang. Mereka tidak tahu apa yang hari ini Jasmin rasakan.

"Samudera," panggil Jasmin. Samudera terlalu takut bila Jasmin memanggilnya dengan nada seperti itu. "Kamu enggak ngerti."

"Hampir seminggu belakangan ini aku enggak bisa tidur tenang. Kalau kamu tanya sama aku karena apa? Aku masih belum bisa ikhlasin Nathan, Sam. Ini terlalu cepat buat aku, bahkan aku sendiri enggak ngerti kenapa aku kayak gini. Aku ngerti disini yang paling terpukul atas kepergian Nathan adalah kamu. Kamu yang udah lama mengenal Nathan jauh sebelum aku mengenal Nathan."

"Kamu tahu perasaan bersalah? Ya, aku lagi ada di fase itu sekarang. Susah Sam, susah banget rasanya hilangin ini semua. Aku berpikir kenapa Nathan tahu aku punya kelainan jantung, kenapa Nathan tahu hidup aku udah enggak lama lagi," ucap Jasmin menatap ke arah Samudera dengan perasaan yang begitu sakit.

"Semasa Nathan hidup dia selalu di pandang kecil, paling bawah. Itu sebabnya sifat dia semena-mena sama orang. Kamu pasti ngerti, Sam," ucap Jasmin. "Kenapa Tuhan pertemukan aku sama Nathan?"

"Kalau rencana Tuhan enggak mempertemukan kamu sama Nathan. Aku, Je yang akan berkorban. Aku udah janji sama diri aku sendiri."

Samudera mengingat itu kembali. Luka lama yang belum sembuh harus terbuka kembali. Kehilangan dua sahabat bagaimana terpukulnya Samudera saat ini? Cowok itu di paksa kuat, di bantu oleh Jasmin. Kesayangannya.

"Dengan mengorbankan hubungan kita?" kata Samudera pelan, sangat pelan. Tangannya kembali menarik Jasmin agar bisa ia dekap, lagi.

Tangan Jasmin menggantung di udara, bingung ingin memeluk Samudera atau tidak. Sedangkan tangan cowok itu sudah memeluk pinganggnya erat. Jasmin bisa mendengar detak jantung Samudera.

"Gue boleh masuk ke dalam hati lo?"

"Gue sayang sama lo Caramel."

Jasmin menutup kedua matanya sejenak. Tiba-tiba perkataan itu masuk ke dalam pikirannya sekarang. Jasmin membuang pikiran itu dengan cepat tangannya pun membalas pelukan Samudera. Menumpahkan kerinduan, emosi, segala pikirannya dengan memeluk Samudera.

Cukup lama mereka berpelukan sampai Samudera melepaskannya kembali. Cowok itu menatapnya dengan lembut, kemudian cowok itu merunduk mencium pipi Jasmin hampir mendekati bibirnya.

"Kamu harus tahu, kalau kamu bintang aku langitnya. Mereka berdua enggak pernah pisah selalu berada di posisinya, sama kayak perasaan aku ke kamu. Selalu seperti itu seterusnya," kata Samudera.

"Kamu langit di hati aku juga Samudera." batin Jasmin.

Samudera masih menatap Jasmin lembut setelah itu menarik senyum miringnya. "Oke kalau itu mau kamu, kita sampai disini aja."

****

Setelah melewati perdebatan yang begitu panjang titik akhirnya mereka berdua saling melepaskan. Sesak di dada Jasmin kian menjadi, setelah mereka berdua telah memutuskan jalan akhirnya, Samudera menyuruh Jasmin masuk ke dalam rumah. Gadis itu ingat pesan yang Samudera katakan.

Jangan lupa makan.

Jangan sakit lagi

Jangan lupa istirahat yang banyak.

Jangan sering-sering begadang, aku sering liatin lampu kamar kamu masih nyala padahal hari sudah lewat tengah malam.

Kalau kamu mau donat, kamu hubungin aku aja, enggak usah minta tolong ke orang lain.

Lucu memang Samudera masih menganggap keputusan tadi seolah-olah hanya lelucon. Air mata Jasmin terus mengalir jantungnya kembali berdetak cepat sampai tangan kanan Jasmin naik merasakannya.

"Nathan ..." panggil Jasmin setiap jantungnya berdetak dengan cepat.

"Jangan marah, ya, Nath. Rasanya gue jahat banget sama lo. Lo beberapa kali mengungkapkan keputus-asaan lo sama gue, sampai gue lupa kalau lo itu pengen punya perempuan yang tulus ngejaga lo. Ada di saat lo ngerasa kesepian. Maaf, ya, Nath ... gue enggak bisa bareng Samudera lagi. Gue terlalu jahat."

"Samudera maaf," ucap Jasmin seraya mengambil foto polaroid yang berhasil ia cetak saat di sekolah. Kala itu teman-teman Samudera memaksanya untuk berfoto, perbedaan yang sangat jauh, dirinya berpakaian rapih sedangkan Samudera baju yang di keluarkan di lapisi jaket D'Handzels, serta dasi yang terikat di atas dahinya.

"Aku sayang kamu ketua geng yang paling galak," lanjutnya sebelum matanya mengalihkan pandangab ke arah lain bukan ke polaroid. Air matanya kembali turun.

Jasmin membuka laptopnya kembali. Tangannya memasangkannya kembali flasdisk bewarna biru. Kemudian, Jasmin membuka file yang bertuliskan TO CARAMEL di usapnya air mata yang masih berjejak di pipinya, kemudian gadis itu mengambil selimut untuk menutupi setengah tubuhnya, udaranya dingin bertambah dingin setelah berakhirnya hubungan Samudera dan Jasmin.

Muncul wajah Nathan di laptop Jasmin, cowok itu sepertinya tidak sadar video sudah terekam sedari tadi.

TO CARAMEL

(Videos)
(Videos)

"Ini udah ngerekam wajah gue belum sih?! Ribet banget segala gue bikin ginian tapi ini spesial untuk Caramel. Senyum kan lo, Mel."

Jasmin sedikit menarik senyumnya ketika melihat kegusaran Nathan yang sedang merapikan kamera. Dahinya sedikit mengkerut karena bingung.

"Oke, udah kerekam kayaknya. Heh ceroboh apa kabar? Kalau lo udah liat video ini berarti gue udah enggak ada, ya?"

Sekarang terlihat Nathan mulai duduk di sebuah kursi. Nathan tertawa hambar, tawa yang sengaja di paksakan. Jasmin menekan tombol pause sebentar, gadis itu memanfaatkan waktunya untuk menengadah ke atas menghalau air mata yang ingin keluar. Setelah itu jarinya kembali menekan play.

"Kabar gue baik, Nath," balas Jasmin dengan suara parau. Berbanding terbalik dengan kondisi Jasmin saat ini.

"Oke sekarang gue mau bicara lembut sama lo, Mel. Udah baca surat dari gue? Kalau udah berarti lo udah tepatin janji lo untuk enggak nangis saat putar video ini. Gue benci cewek cengeng. Gue harap lo tepatin ucapan gue yang ada di surat."

"Gue bingung mau mulai dari mana. Tapi, kayaknya ada yang mau lo tanyain, gue tebak lo pasti bertanya-tanya. Kenapa gue tahu lo punya penyakit jantung, bener 'kan? Iya, Mel, gue sempet ikutin lo saat lo di bawa ke rumah sakit. Padahal gue mau maki-maki lo jadi cewek lemah banget. Dari situ gue penasaran apalagi lo sering banget sesak napas ngeluh jantung lo sakit. Keesokkan harinya gue bertemu dengan dokter yang nanganin lo, awalnya itu dokter pelit banget anjing enggak mau kasih tahu gue, tapi bukan Nathan namanya kalau enggak maksa. Siapa ya namanya gue lupa, dokter Adya?"

"Iya, Nath. Dokter Adya."

"Dokter adya ngejelasin banyak sama gue tentang lo. Pembicaraan terakhir gue simpulin lo punya kelainan jantung. Mel, sorry ya sekali lagi gue bilang lo penyakitan. Demi Tuhan gue nyesel. Gue enggak bermaksud."

"Dari situ sadar, gue yang masih punya jantung sehat sering kali mikir gue pengen mati, gue capek hidup. Dunia terlalu jahat sama gue, Mel. Sedangkan lo? Jantung lo rusak tapi lo semangat banget jalanin hidup. Gue malu banget Mel sama lo."

"Ada rahasia besar yang Samudera tutupin dari lo. Dia juga pengen donorin jantungnya buat lo, gue denger si bego teleponan sama dokter Adya. Tolol banget Samudera punya niatan kayak gitu, dia enggak tahu apa ya nantinya lo bakalan nangis. Tapi, untungnya gue pemenangnya haha."

Jasmin kembali terdiam. Samudera? Ingin berkorban untuknya? Memikirkan potongan ucapan Nathan membuat Jasmin menggeleng kecil, dirinya tak mau kehilangan Samudera, juga Nathan kalau Tuhan mengizinkannya. Jasmin melihat Nathan kembali tertawa, tawa sampai mata. Terlihat bahagia seolah pemenang sungguhan. Nathan mengangkat sebuah kertas mengarahkannya ke kamera.

"Ini surat perjanjian gue donorin jantung. Belum gue tanda tanganin sih tapi gue udah janji mau donorin jantung gue buat lo, Mel. Gue gerak cepet karena gue enggak mau Samudera yang beneran dapetin surat perjanjian ini."

Jasmin menelungkupkan kepalanya air matanya turun kembali bahkan lebih deras sampai punggungnya bergetar. "Kenapa, Nath? Kenapa lo bisa se-seneng ini nunjukin surat perjanjian donor jantung sama gue? Andai lo tahu, Samudera dan lo adalah orang yang sangat berarti di dalam hidup gue."

"Caramel jangan nyalahin diri sendiri, ya? Bangsat gue pengen nangis! Jantung gue sehat sedangkan jantung lo rusak. Terima, ya, Mel. Gue mohon. Saat lo liat video ini gue bahagia, Mel. Gue bahagia di atas sini, gue bisa bertemu dengan Zee. Makasih, ya, Mel."

Bagaimana bisa Nathan mengucapkan terimakasih?

Video itu mati Jasmin bergulir ke video selanjutnya. Menekan play dan terlihat wajah Nathan yang sangat dekat dengan kamera.

"Tangan lo tempelin ke layar laptop lo. Bareng-bareng, ya, Mel? Gue juga akan melakukan hal yang sama. Gue hitung. 1 .... 2 .... 3 ...."

Jasmin menempelkan tangannya di layar laptopnya bersamaan dengan tangan Nathan yang memenuhi kamera. Terlihat seperti menggenggam tetapi terhalang oleh laptop. Jari-jari Nathan terlihat panjang berbeda dengan jari-jari tangannya.

"Kalau lo kangen sama gue lo bisa puter ulang video ini. Lo boleh copy sebanyak yang lo mau untuk jaga-jaga aja kalau flasdisk yang gue kasih hilang, lo 'kan perempuan ceroboh yang pernah gue temuin."

"Lo tempelin tangan lo disini, atau kalau lo bosen lo boleh tempelin tangan lo ke arah jantung lo sekarang. Gue enggak akan kemana-mana, Mel. Gue selalu ada di dekat lo, tapi jangan lupain peran Samudera, ya? Dia pacar lo."

"Pacar, ya, Nath?" Jasmin tertawa sumbang. Merasa lucu.

"Gue bisa tenang ninggalin lo sekarang saat lo bersama dengan Samudera. Gue enggak akan terima kalau nanti endingnya lo enggak bisa sama Samudera. Apapun yang terjadi nanti, jangan sampai berpisah sama Samudera, ya, Mel? Iya, gue tahu di dalam suatu hubungan itu enggak selalu berjalan lurus, tapi gue kenal lama sama Samudera, dia suka sama lo sejak lama, dia enggak mungkin bisa lepasin lo gitu aja. Dia cowok baik, juga sahabat terbaik gue."

Samudera bahkan sampai memohon padanya untuk tidak memutuskan hubungannya.

"Gue sampai lupa bilang sama lo. Jangan sering-sering ke makam gue ya nantinya, lo enggak usah terlalu sering peluk gue karena yang lo peluk itu cuman gundukan tanah. Gue 'kan udah bilang sama lo, kalau gue selalu ada di samping lo. Kalau lo keras kepala enggak mau turutin gue, jangan sendirian pergi ke makamnya. Ajak Samudera atau Abang lo."

Terlihat Nathan yang sedang berdiam diri sebentar, setelah itu Nathan mengusap ujung matanya. Nathan ingin menangis?

"Semoga dengan video ini lo bisa paham ya, Mel untuk tidak menyalahkan diri lo sendiri atas kepergian gue. Tenggorokan gue sakit bicara panjang kayak gini haha udah dulu ya. Izin pamit Caramel-nya Nathan. Semoga kita bisa saling menyapa di dalam mimpi."

Rekaman itu berakhir bergantikan layar yang gelap. Mata Jasmin sudah sembab, yang hanya di lakukan Jasmin adalah menelungkupkan kepalanya di antara kedua tangannya. Nathan telah mempersiapkan ini se-rapih mungkin. Sampai rasanya Jasmin seperti bermimpi buruk karena telah kehilangan Nathan.

Bunyi ponsel Jasmin bergetar sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya mengalihkan kegiatan Jasmin yang masih menelungkupkan wajahnya. Jasmin ingin menghiraukannya, dirinya terlalu lelah untuk membaca notif yang masuk. Tenaganya seperti habis karena mendengar Nathan berbicara di dalam sebuah video.

Tak!

Jasmin berusaha bangun walau kala tubuhnya sudah sangat lemas, ada sebuah pesawat kertas yang masuk ke dalam pintu balkonnya yang terbuka. Jasmin kira itu hanyalah sebuah pesawat kertas biasa tetapi ada sebuah kertas bewarna kuning terselip di sayap pesawat itu. Jasmin mengambilnya dan mengambil kertas cokelat itu pelan-pelan.

Jasmin membacanya setelah semuanya terhubung di dalam pikirannya barulah Jasmin mengambil cepat ponselnya yang tergeletak di atas ranjang.

Shaquille Samudera Manggala : 15 April at Taman Hijau. Ayo liat bintang jatuh bareng gue, for the last.

Shaquille Samudera Manggala : 09:00 PM.

⚪⚪⚪

Udah ikutin ucapan aku blm bacanya pelan-pelan? Kalau udh ada yg ngerasa aneh? Wkwk

Gimana perasaan kalian setelah membaca part ini? Ada yg ingin di tanyakan? Semoga part ini memuaskan ya! 🥰

Sabar ya yg mau baca file kedua, itu nanti di gabung kok sama surat yg di atas jadi jangan lupa ramein part ini 😡

Kalian pengen aku cepet update? Aku pengen kalian vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Target part ini 600 vote + 1,7 k komen ( lebihin kalau bisa muehehe) harus dua-duanya yaa terpenuhi! 💘

Instagram :
☆ @nisarahmahdaniii
☆ @wattpadchaaa — all about my stories! 💗

Continue Reading

You'll Also Like

13.5K 277 118
Jika cerita yang saya share tidak ditemukan saya tidak tau kenapa. Saya juga tidak tau cerita mana yang sudah terbit dan sebagian bab terhapus RCW 3...
3.3M 271K 46
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
3.8K 340 36
Ini tentang Arshaka dan Gala Mahesa, tentang panglima motor yang selalu mampu menarik perhatian dia, dan tentang cowok pintar yang selalu ada disisin...
3.4K 232 9
Hanya menceritakan kegajean penghuni kosan sengklek(ejenali) Di sini juga mengandung bahasa KASAR!! Yang tidak suka bisa meninggalkan lapak ini. Oke...