Our Promise (On Going)

By NoppYo

959 631 183

......... Hallo, kenalin nama aku Reyna, aku adalah gadis biasa yang miskin, aku jatuh cinta pada seorang pri... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
chapter 14
chapter 15
Cahpter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 23
chapter 24

chapter 22

6 0 0
By NoppYo

HAI GUYS KEMBALI LAGI BERSAMA AKU

MAAF KALO AKHIR" INI AKU JARANG UP

SELAMAT MEMBACA📖📖📖

DILARANG SALAH LAPAK ❌❌❌


Hari ini tepat pukul 07.00, para suswa siswi memasuki kelas untuk melaksanakan KBM. Bu Rika, selaku guru mata pelajaran matematika memasuki ruang belajar.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." Para siswa menjawab dengan meriahnya.

"Baik pagi ini kita ulangan harian, saya kasih waktu 10 menit untuk belajar!" Guru dengan badan gempal tersebut mengucapkan dengan nada tegas.

"Yahhhhh, kok ulangan si Bu, kan belom belajar," Zoya dengan suara cemprengnya membantah hal tersebut.

Bu Rika menunjuk Zoya, "siapa yang nyuruh kamu berbicara!" Ucapnya dengan melotot, "udah ngerasa pinter kamu, nggak belajar?"

Perempuan tersebut diam membeku di tempatnya karna suara menggelegar dari Bu Rika.

Kinara terkikik atas penderitaan yang di alami oleh Zoya, "mampus kan lu di bentak, rasain!" Ucapnya berbisik.

"Emang dasar tua bangka," sahut Zoya watados.

15 menit sudah berlalu, namun tidak ada pergerakan dari siswa maupun siswi. Bu Rika membawa satu buah penggaris berukuran jumbo untuk mewaspadai siapa saja yang menyontek.

"Shuttttt, shuuuut, Khanza, lo udah kelar belom? Goe contekin!" Kinara berbisik ke arah pemilik nama.

Khanza menoleh, "ini bentar lagi kelar, sabar napa anjir, ga sabaran lo!"

"Hehhh kamu, hadap depan jangan tolah toleh!" Bu Rika kembali bersuara menyuruh Khanza untuk diam.

"Tilulit, tilulit, tilulit," handphone berukuran kecil, bermodelkan layar dengan tombol banyak milik Bu Rika berbunyi. Guru tersebut segera mengambil dan keluar dari ruangan.

Selang beberapa menit, Bu Rika kembali dan mengemasi barang-barangnya.

"Khanza, tolong nanti kamu kumpulkan lembar jawaban jadi satu, dan taro di meja saya, saya mau pergi karna ada urusan mendesak!

"Baik Bu," Khanza mengangguk menyanggupi permintaan tersebut.

🧷🧷🧷

Khanza akan mengumpulkan lembar jawaban tersebut di atas meja Bu Rika, namun langkahnya terhenti ketika ada sosok jangkung dihadapannya sedang menghadang jalan.

"Mau kemana?" Tanya Razka menghadang.

Khanza mendongak ke atas karna tingginya dan tinggi Razka terpaut jauh, "nih, ngumpulin hasil ulangan tadi ke mejanya Bu Rika!"

"Hemmm," Razka manggut-manggut, "yaudah ayo aku ikut." Razka memutar jalanya lalu meraih tangan Khanza untuk di gandengnya.

"Dunia serasa milik berdua, yang lainya mah ngontrak," Zoya yang sudah menjadi nyamuk sedari tadi akhirnya membuka suara.

"Kita pindah ke mars aja yuk Zo, takut terkontaminasi gue," Maysya menyahuti ucapan Zoya.

"Yuk, pergi yuk, gue mau cari Arka dulu bye Khanza sayang," Kinara menarik Zoya dan juga maysya untuk pergi dari sana.

Khanza geleng-geleng kepala, "emang dasar bocah prik!"

Kantin sekolah
Khanza sibuk dengan makanan yang di pesanya tadi, sedangkan Razka, ia memandangi wajah Khanza dengan lekat.

"Kenapa harus makan di kantin tiap hari? Kan aku udah bilang kayak biasanya aja, aku buatin bekel buat kamu!"

"Razka, aku nggak mau ngerepotin, kamu juga masih ada urusan yang lebih penting dari pada buatin aku bekel," gadis tersebut menjeda acara makanya.
"Lagian makanan di kantin juga enak-enak kok."

Razka memajukan sedikit wajahnya mengkikis jarak di antara keduanya, bahkan posisinya sekarang hanya tersisa 1 cm di depan wajah Khanza, sedangkan Khanza sudah menahan nafasnya.

"Mulai besok, aku bakal bawain bekel buat kamu, nggak ada penolakan!" Ucapnya dengan nada berat, "kamu boleh milih, mau aku buatin bekel tiap hari atau aku kasih hukuman, hmm?"

Gadis tersebut sedikit memundurkan wajahnya, ia menoel hidung mancung milik pria di hadapannya, "1 bungkus sarapan 20k, gimana?"

Razka sedikit berfikir, lalu ia mengeluarkan kertas yang ada di saku bajunya, ia menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut.

"Ehh mau kemana?" Tanya Khanza saat Razka bangkit dari tempat duduknya.

"Mau beli matrai," ucapnya sembari melangkahkan kaki menuju koprasi. Selang beberapa menit, ia kembali dengan 2 lembar matrai yang ia genggam.

"Nih, baca dulu, nanti tanda tanganin ya," suruhnya lalu menyodorkan lembar kertas lusuh tersebut.

Khanza membacanya sekilas, "nggak-nggak ini nggak adil."

"Khanza, kamu tanda tanganin atau kamu nggak usah bayar uang perkotak makan?" Razka mengancam gadis tersebut.

"Iyaaa, aku tanda tanganin," Khanza menandatangani dengan raut kesal sembari melirik nyalang Razka.

"Good girl," sembari mengelus kepala Khanza ia mengatakan ucapan tersebut deselingi senyuman manis yang ia tampilkan.

"Bentar, aku mau ke toilet dulu, kamu tunggu sini, jangan kemana-mana!" Peringat Razka, ia meninggalkan Khanza dengan mengusap pipi gadisnya lembut.

"Udah selesai?" Khanza menanyai Razka yang sudah berjalan kearahnya.

"Udah, yok balik ke kelas!"

Razka mengantar gadisnya sampai ke dalam kelasnya. Setelah berpamitan, ia segera melenggang pergi menuju kelasnya sendiri.

Khanza mulai memasuki kelasnya dan langsung di hadiahi satu tamparan keras melayang ke arah dirinya. Khanza tak tinggal diam, ia menggambil ancang ancang dan langsung memelintir tangan pelaku yang sudah berani-beraninya menampar wajah mulusnya.

"Awshhhhhh, lepasin begoooo!" teriak Tania, saat Khanza memelintir tanganya.

Namun Khanza tak menggubris perkataan kotor yang keluar dari mulut bau Tania, "Kenapa hmm, sakit?" Tanyanya dengan raut iblis, "kalo nggak mau di sakitin balik, nggak usah buat masalah!" Ucap Khanza dengan nada halus tapi mematikan.

"M-maksud lo apaan hah ganti kertas jawaban gue?" tanya Tania setelah ia berhasil lepas dari tangan Khanza.

Khanza menggaruk telinganya seolah gatal, "Kalo lo ngomong gagap, mending gausa ngomong! Ngerusak indra pendengaran gue!"

Tania sudah di buat ber api-api oleh perkataan Khanza, "lo kan? Yang udah ganti kunci jawaban gue sampai nilai gue jelek kayak gini?"

"Semuanya, liat nih, Khanza, orang yang kalian agung-agungkan, yang kalian anggap hebat ternyata ngeganti kertas ulangan gue, karna dia merasa tersaingi sama gue," Tania berteriak-teriak.

Khanza tak mengerti atas dasar apa Tania menuduhnya, "atas dasar apa lo nuduh kalo gue pelakunya?"

"Lo yang udah ngumpulin lembar jawaban tadi, jadi elo juga yang ngeganti lembar jawaban gue, ngaku aja lo! Tania terkekeh karna ia merasa menang, "gue lupa, mana ada maling yang mau ngaku!"

"Udah Za, biarin si Tania gacor, emang dia pembuat onar!" Kinara berbisik dari belakang tubuh Khanza.

"Iyaa udah Za, gue tau kok lo nggak bersalah," Zoya menimpali. Namun Khanza tak menggubris perkataan itu.

"Gue nggak punya bukti sih buat ngebuktiin kalo gue nggak bersalah, tapi kalo gue jadi lo, gue nggak akan pernah pakek cara rendahan yang lo pakek," Ucap Khanza dengan sarkas.

"Maksud lo apaan hah, lo-" Ucapan Tania terpotong oleh seseorang.

"Tania udah, lo nggak bosen ngerundung orang seenaknya, cukup gue yang lo rundung, jangan Khanza," Maysya melerai keduanya.

"Heh nerd bego, lo nggak usah ikut campur urusan gue sama Khanza, mendingan lo duduk di tempat duduk lo sambil baca buku usang lo sana!" Usir Tania kasar.

Sedangkan siswa siswi yang sedari tadi mengerubungi mereka tertawa dengan keras atas perkataan yang Tania lontarkan.

"Jaga ya mulut lo, apa perlu gue sekolahin? Bentar-bentar," Khanza merogoh ponsel yang ada di dalam sakunya lalu mengetuk menu kamera. Ia mengarahkan ponselnya di depan wajah Tania.

"Udah gue pasang di instastory gue, silahkan lo liat!"

"Open donasi buat nyekolahin mulutnya si jalang," ucap seorang siswa yang sudah lebih dulu melihat instastory Khanza, "yaaaa jalang, berapaan tuh."

Tania sudah tak tahan lagi dengan perbuatan Khanza, ia ingin menampar wajah Khanza namun tanganya di cekal oleh tangan besar berurat milik Razka.

"Kalo buat rencana itu susun serapi mungkin, jangan  ceroboh," ucap Razka dengan dingin.

"Woy, kalian semua, liat papan tulis sonoh," Rivan mengintruksikan semuanya.

Sebuah video berasal dari proyektor yang sejak lama berada di kelas tersebut, video itu menampilkan Tania sedang mengganti lembar jawaban di meja Bu Rika, ia mengganti dengan begitu santai nya karna di sana tidak ada satu orang pun.

"Sekarang terbukti kan siapa yang maling?" ucap Alltha setelah video itu habis.

Tania sudah menanggung malu hari ini, dia sangat malu sampai ia tidak bisa berkata apapun, bagaimana bisa Razka mendapatkan video saat ia mengganti lembar jawaban tersebut.

Arka bertepuk tangan sembari berucap, "Mari bertepuk tangan dengan meriah untuk lord pembuat onar di sini kawan-kawan."

Semua bersorak ria menyoraki Tania yang sudah berani menuduh Khanza tanpa rasa malu sedikitpun, ada yang melempar kertas ke arahnya, bahkan ada yang melempar botol minum bekas ke arah Tania.

"Gue kadang heran deh sama lo, Tuhan ngasih kita nyawa tu buat napas sama buat kebaikan, tapi bisa-bisanya lo malah buat hal yang bahkan nggak Tuhan sukai sama sekali."

Tania mengepalkam tanganya kuat-kuat, "gue bakal kasih perhitungan sama lo, tunggu aja Khanza," ucapnya lalu melenggang pergi dari sana.

"Huuuuuu, dasar pengarang handal, huuuuuu, nggak punya malu huuuuu," sorak semua siswa-siswi yang ada di sana.


Kata-kata buat Razka!

Kata-kata buat Khanza!

Kata-kata buat Maysya!

Kata-kata buat Tania!

Kata-kata buat Zoya!

Kata-kata buat Kinara!

Kata-kata buat Alltha!

Kata-kata buat Rivan!

Kata-kata buat Arka!

Kata-kata buat Rio!

Kata-kata buat Riska gemesh!

Hai hai, gimana nih, greget nggak sama Tania? Gimana kalo kalian di posisi Khanza? betewe guys hari-hari ini aku lagi males banget buat ngerjain segala hal, tolong bantuanya dong, tips supaya nggak males xixixii.

Siapa juga nih yang kepo sama isi kontrak nya Razka sama Khanza, kira-kira isinya apaanya ya guys, ada yang mau di spill nggak nih isi kontaknya.

Maaf kalo nggak sesuai sama yang kalian kira, happy reading.

Continue Reading

You'll Also Like

29.1K 3.2K 14
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
266K 21.1K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
261K 27.2K 29
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
46.1K 5.8K 27
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...