Dangerous Bully | Lee Jeno

By il0vebiscoff

418K 54.4K 5.4K

Lee Jeno memperlakukan satu perempuan layaknya binatang. Tiada satu hari tanpa mengganggu gadis itu sampai ak... More

0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
INFO

2.5

9.3K 1.4K 205
By il0vebiscoff

"JENO! TAEHYUN!"

Sena berteriak kencang ketika melihat Jeno dan Taehyun berlari keluar dengan begitu kencang, meninggalkannya terjebak didalam sana tanpa mereka sadari. Mereka panik dan langsung berlari, tanpa mengingat bahwa ada ada gadis dengan kaki patah terjebak didalam sana.

"JENO! TAEHYUN!" teriak Sena lagi.

Air matanya yang daritadi terus lolos seketika langsung tidak meloloskan sebulir cairan bening-pun. Semua cairan bening itu tertahan dimatanya yang kini memancarkan sebuah warna orange terang. Kobaran api tepat dihadapannya.

Seketika tubuhnya menegang. Kobaran api itu terlihat tepat di depan matanya. Kobaran api itu mulai mendekatinya. Tubuhnya kaku, tidak bisa digerakkan.

Bibirnya mulai bergetar. "M-Mama Wendy..."

Hanya wanita itu yang terlintas dikepalanya saat ini. Otaknya mendadak blank ketika melihat kobaran api itu semakin mendekat. Hawa panas benar-benar terasa. Wajahnya mulai terasa sedikit panas lantaran kobaran itu mulai mendekat.

"SENA DIDALEM WOY!"

Teriakan itu langsung membuatnya spontan tersadar. Gadis itu langsung menoleh dengan mata berkaca-kaca ke arah pintu. Tanpa pikir panjang, ia berjalan cepat sekuat tenaga, menyeret kakinya yang sudah tidak berfungsi dengan baik.

Perasaannya panik, was-was dan takut bercampur menjadi satu. Gadis itu terus menoleh ke arah belakang maupun samping, terus melihat kobaran api itu yang akan melahap pintu juga.

Kakinya yang patah terpaksa harus ia seret sekuat tenaga. Kaki itu membuat jalannya sedikit menghambat. Dan tiap detik gadis itu terus menoleh dan tak lama kemudian isakan mulai terdengar ketika kobaran api itu mendekat dan seakan-akan mengejarnya.

Sena berlari semakin cepat dan sisa beberapa langkah lagi ia berhasil keluar melewati pintu yang terbuka itu, namun saat dua langkah, langkah itu langsung terhenti spontan.

BRAKK

Sebuah kayu yang sudah terbakar tiba-tiba jatuh dari atas. Tubuhnya langsung menegang, tubuhnya kaku dan membeku ketika melihat sebuah kayu yang terbakat jatuh tepat dihadapannya. Dan kesempatan dirinya untuk keluar dari rumah itu habis. Pintu itu mulai terbakar dan runtuhan-runtuhan kayu terus berjatuhan. Mustahil untuk keluar darisana.

"SENA!"

Teriakan itu kembali membuatnya tersadar. Tubuhnya yang tadinya dingin dan menegang seketika berubah menjadi panas dan panik. Keringat bercucuran makin banyak. Manik matanya terus terpancar kobaran api yang membuat pikirannya mendadak blank.

"SENA DIDALEM! LO JANGAN TINGGALIN ANJIR!" Sena bisa mendengar Jaemin berteriak.

Namun ini bukan saatnya untuk mengharapkan bantuan. Kobaran api yang terus berjalan mengejarnya, kobaran-kobaran itu muncul dari arah belakang dan arah kanan membuatnya langsung berjalan terpincang-pincang ke arah kiri. Hanya arah kiri yang memperlihatkan sebuah lorong rumah yang belum menyentuh kobaran api sedikitpun.

Ia melihat celah. Kakinya makin melangkah begitu cepat ketika melihat sebuah jendela disana.

"SENA! MAU KEMANA!" Jeno berteriak ketika melihat Sena berlari ke arah kiri.

Jeno dan Taehyun, dua pemuda yang langsung peka itu ikut berlari ke arah kiri diikuti oleh Jaemin dan Beomgyu yang langsung berlari kencang mengikuti Sena.

BRAKK

BRAKK

BRAKK

Sena memukul-mukul jendela itu. Jendela itu tidak bisa terbuka, ini bukan jendela yang bisa dibuka tutup. Sena terus memukul-mukul jendela itu dengan tangan dan sikunya, namun nihil, kaca itu terlalu keras dan kuat dibandingkan dengan tenaganya.

BRAKK

BRAKK

BRAKK

Sena terus memukul-mukul jendela itu. Ia tidak bisa berpikir jernih saking paniknya. Saking paniknya, ia hanya bisa memukul-mukul jendela itu dan mulai menangis. Dadanya mulai sesak.

"TOLONG!" teriak Sena berkali-kali ketika melihat mereka berempat ada didepannya dengan jarak yang cukup jauh.

Didepannya, namun dengan jarak yang jauh terlihat Jeno yang menatapnya panik sekaligus khawatir, begitupun juga dengan Jaemin dan Beomgyu. Taehyun, pemuda itu tiba-tiba berlari menjauh.

BRAKK

BRAKK

BRAKK

"JENO! JAEMIN! BEOMGYU! TOLONG!" teriak Sena lagi daridalam histeris. Ia berteriak sekuat tenaga, berharap mereka bertiga benar-benar akan menolongnya untuk kali ini saja.

Mereka bertiga hanya bisa terdiam kaku. Pikirannya juga mendadak blank karena panik. Mereka tidak dapat berpikir jernih karena melihat kobaran itu semakin membesar.

Sena, gadis itu terus memukul-mukul jendela itu dan saat ia menoleh ke arah kanan, kobaran api itu makin membesar dan mulai mengarah kesini.

Ia masih ingin melanjutkan hidupnya hanya sampai ulang tahun ke-delapan belasnya tiba. Ia memiliki seseorang yang spesial jika hari itu tiba.

"P-pliss t-tolong..." lirihnya tak mampu berteriak lagi.

Tangannya mulai terasa dingin. Pukulan pada jendela itu juga mulai memelan. Tubuhnya mulai sedikit melemas ketika menyadari bahwa ia akan mati hari ini juga.

"Tolong..." lirih Sena lagi dan tak dapat didengar oleh mereka bertiga.

Mereka bertiga hanya bisa memandangi Sena yang berada dijendela lemah dalam perasaan panik sekaligus takut.

Dan saat ia kembali menoleh, kobaran api itu sudah benar-benar dekat.

BRAKK

BRAKK

BRAKK

"PLISS TOLONGIN GUE!" Sena kembali berteriak sekencang-kencangnya dan menangis sekencang-kencangnya.

Jeno, pemuda itu menggigit bibir bawahnya panik dan saat ia ingin berjalan mendekati Sena, tiba-tiba Taehyun datang terburu-buru dengan batu besar dan cukup banyak berada di tangannya.

"NUNDUK! SENA NUNDUK!" teriak Taehyun namun Sena tidak mendengarkannya karena ia tidak dapat mencerna ucapan Taehyun dengan baik.

Taehyun kembali berteriak menunduk sembari memberi kode pada tangannya untuk menyuruh Sena menunduk dan saat gadis itu menunduk, terdengar bunyi pecahan kaca.

PRANGG

Sebuah lobang kecil, tidak besar memecah jendela itu. Hanya lobang kecil, bukan lobang besar yang dapat mengeluarkan tubuh gadis itu.

PRANGG

Taehyun kembali melempar batu itu dan membuat lobang sedikit besar disana. Dan saat ia ingin melempar lagi, tangannya tertahan di udara tak jadi melempar karena Sena tiba-tiba berdiri dan memukul-mukul jendela itu.

"SENA! NUNDUK!" teriak Taehyun namun tidak didengarkan oleh Sena.

Sena terus memukul-mukul jendela yang berlubang itu dan retakan-retakan besar mulai terlihat. Ia tidak memedulikan teriakan Taehyun yang menyuruhnya untuk menunduk, gadis itu terus memukul-mukul jendela itu dengan telapak tangan dan sikunya.

Ia yakin jendela itu akan pecah, namun ia tidak memikirkan bahwa dengan cara yang ia lakukan itu memakan waktu yang cukup lama. Tenaganya yang sangat lemah itu hanya membuat retakan-retakan.

"SENA!" teriak Jaemin.

Teriakan itu membuat Sena menoleh ke arah kanan, kobaran itu semakin besar. Perasaannya makin panik dan membuatnya tak bisa berpikir sama sekali.

Hal selanjutnya yang gadis itu lakukan adalah hal yang sangat bodoh. Sena, gadis itu menekuk sedikit telapak tangannya dan memukul-mukul pinggiran lubang jendela yang sudah pecah itu.

Akibatnya, tangannya mengalirkan begitu banyak cairan pekat merah. Serpihan-serpihan kaca kecil menempel ditangannya namun gadis itu terus memukul-mukul pinggiran lubang itu.

Semua yang ada disana makin panik. Taehyun terus berteriak menyuruh gadis itu menunduk, namun Sena sama sekali tak mendengarkannya.

Ia tak memedulikan tangannya yang terluka parah dan kakinya yang patah. Pikirannya terlalu panik dan tidak dapat bekerja dengan jernih.

"SENA!"

BRAKKK

PRANGG

Jendela tersebut langsung pecah sempurna. Tidak ada lagi yang menghalanginya keluar. Jendela itu benar-benar pecah dan kosong. Jeno datang dan langsung melempar sebuah kursi kayu ke jendela tersebut.

Dengan cepat, Sena memanjat dan langsung terjatuh kebawah.

Jeno yang melihat itu langsung berlari ke arah Sena, tak memedulikan dengan kobaran api yang semakin besar dan akan melahapnya saat itu juga. Tiba-tiba saja tubuhnya bergerak untuk menolong Sena. Itu benar-benar refleks tubuhnya.

"SENA!" Jeno langsung mengangkat tangan Sena, membantu gadis itu berdiri secepatnya kemudian membopong gadis itu secepatnya menjauh dari rumah itu.

"Sena! Sena!" Jaemin langsung menghampiri Sena yang dibopong oleh Jeno.

Sena, gadis itu menunduk. Gadis itu terdiam dengan seluruh tubuh bergetar. Taehyun, pemuda itu diam, cukup shock dengan keadaan ini, begitupun juga dengan Beomgyu.

Jeno dan Jaemin, dua pemuda itu sedikit membungkuk untuk melihat wajah Sena, namun saat keduanya hampir melihat wajah Sena, gadis itu langsung mendongak secepatnya.

Dilihatnya mata Sena yang berkaca-kaca, bibirnya ia lipat kedalam menahan isakan tangis, wajahnya yang kumal dan berkeringat akibat kobaran api itu. Jeno juga bisa merasakan tubuh Sena yang dingin dan bergetar hebat.

"T-tolong..." lirih Sena lagi. Tatapan matanya kosong. "T-tolong jangan ganggu gue lagi..."

Setelah mengatakan itu, tangan kurusnya yang terus mengucurkan darah, serta serpihan-serpihan kaca tertempela disana perlahan ia tarik dari leher Jeno. Ia menatap keempat orang itu dengan mata yang terasa panas, matanya berkaca-kaca menatap empat orang itu. Bibirnya pun bergetar tak dapat mengucapkan sepatah katapun.

"T-tolong..." lirih Sena lagi dan sebulir cairan bening lolos. Dadanya sesak, ia tidak bisa bernafas walaupun ia sudah bebas dari kobaran api.

Dengan seluruh tubuh bergetar dan kepala menunduk menahan air mata, Sena melangkah dengan langkah gontai, melewati mereka berempat yang mulai merasa bersalah sekaligus takut. Tangannya terus mengucurkan darah dan kakinya yang terpaksa ia seret walaupun begitu sakit.

"SENA!"

Seorang laki-laki berteriak darisana membuat Sena mendongak. Dari jauh sana ia bisa melihat Renjun yang sedang bernafas tak beraturan, uap dingin terpancar dari mulutnya.

"Renjun..." lirih Sena dan pemuda itu seakan-akan bisa mendengar lirihan itu. Renjun langsung berlari secepat mungkin ke arah Sena.

Dan tepat setelah Renjun tiba didepan Sena, gadis itu menunduk dihadapan Renjun dan kemudian tangisannya pecah. Tangisannya pecah sejadi-jadinya. Tangisan itu begitu pilu sampai membuat Renjun tak bisa mengambil nafas dengan tenang.

"Sakit, sakit bangettt..." Sena menangis tepat dihadapan Renjun, mengadu pada laki-laki itu. "Renjun, gue gak baik-baik aja. Gue sakit. Sakit bangett..."

Tangisannya makin pecah tiap detiknya. Isakan tangis terdengar. Isakan pilu itu benar-benar menggema disana, membuat Jeno, Jaemin, Taehyun dan Beomgyu seketika merasa sesak.

Mereka tidak dapat bernafas dengan mudah. Kali ini bukan sesak karena dendam, kali ini bukan sesak karena amarah, tapi karena tangisan pilu itu menumpahkan segala rasa sakit gadis itu.

Dada mereka benar-benar sesak.

Renjun yang mendengar kalimat itu juga ikut sesak. Bibirnya mulai bergetar dan berusaha ia tahan agar tidak bersuara. Matanya berkaca-kaca ketika tubuh bergetar itu semakin bergetar, seakan-akan sudah tidak mampu menahan beban apapun lagi.

Tubuh kurus itu seharusnya berhak hidup bahagia.

Ditengah-tengah suasana haru, seseorang kembali berteriak meneriaki nama Sena, namun gadis itu tidak mendongak atau bergerak sama sekali. Yang ia lakukan hanya menunduk dan menangis dihadapan Renjun.

"SENA! ARE YOU ALRIGHT—Sena..." Jungwoo langsung membeku ketika melihat keadaan Sena. Matanya langsung berkaca-kaca dan bibirnya ikut bergetar.

"Tolongin gue..." lirih Sena masih dengan kepala menunduk sempurna. "I need a help..."

Dan detik kemudian Jungwoo berpindah, mendorong sedikit tubuh Renjun, Jungwoo langsung memegangi bahu Sena. "Kita ke rumah sakit, ya!? Please!"

Sena tak menjawab, gadis itu hanya menunduk dan terus menangis membuat Jungwoo terpaksa langsung menggendong tubuh Sena, membawanya menjauh darisana. Hanya satu tujuannya, yaitu rumah sakit.

Renjun memandangi kepergian mereka berdua masih dengan mata berkaca-kaca. Saat keduanya benar-benar tak terlihat dengan penglihatannya, raut wajahnya mendadak berubah menjadi datar, tangannya terkepal begitu kuat dan berbalik menatap nyalang empat orang pemuda yang masih setia berdiri disana dalam diam.

Dengan langkah berani, Renjun berjalan cepat menuju empat orang itu dan keempatnya tersungkur tanpa perlawanan. Renjun meninju mereka berempat sekuat tenaga dan tidak ada yang melakukan perlawanan.

"Jadi lo semua yang selama ini nyakitin Sena?" Suara Renjun bergetar. Matanya memanas karena emosi. Tangannya terkepal begitu kuat sampai kepalan tangan itu bergetar.

"LO SEMUA YANG BIKIN SENA LUKA-LUKA KAYAK GITU! LO MAU BIKIN SENA MATI HAH! LO MAU NGEBAKAR SENA HIDUP-HIDUP!?" Renjun berteriak murka. Urat-urat di lehernya menonjol keluar. "SENA SALAH APA SAMA LO SEMUA SAMPE BERANI LO GITUIN HAH! DIA CEWEK! DAN LO SEMUA COWOK! NYADAR LO SEMUA KALO LO BEREMPAT KAYAK BENCONG! LO CUMAN BERANI SAMA CEWEK! SINI LO SAMA GUE! JANGAN BERANINYA SAMA SENA MULU LO!"

Renjun menendang pinggang mereka semua begitu kuat. Mereka masih terbaring di tanah sambil meringis.

Entah apa yang merasuki mereka berempat, tapi mereka tak melawan. Keempatnya dipenuhi rasa bersalah. Padahal bukan itu niat awal mereka. Mereka hanya ingin memberi pelajaran kepada Sena seperti biasanya namun rumah itu tiba-tiba terbakar.

Rumah itu kosong dan tidak ada yang berani menempati rumah itu karena ada masalah pada aliran listrik. Mungkin aliran listrik itu yang membuat rumah itu terbakar.

Saat ingin mendirikan tubuh Jeno dan meninjunya, secara tiba-tiba sebuah suara dari ponsel Beomgyu terdengar. Sebuah video juga terputar begitu jelas disana.

Dengan kerutan dikeningnya, Renjun langsung berjongkok dan mengambil paksa ponsel Beomgyu yang tergeletak ditanah. Matanya membulat dan merah saat melihat video apa yang terputar.

Itu adalau video Sena saat dianiaya di rumah terbengkalai itu.

"L-Lo s-seberani ini sama cewek?" tanya Renjun shock. Suaranya bergetar saking tak percayanya. "Lo mukulin Sena kayak gini selama ini?"

Dadanya sesak. Matanya memanas. Penglihatannya tiba-tiba memburam dan matanya mengganjal karena air mata. Bagaimana bisa selama ini perempuan yang ia anggap sahabat dianiaya seperti binatang dan ia tidak mengetahuinya?

"Lo semua harus masuk penjara."




































Halo, aku cuman mau bilang mohon maaf kalo ada kesalahan dalam cerita ini dan kurang logis, gak ada cerita yang sempurna dan ini cerita fiksi (gak nyata), alur yang sesuai sama imajinasi aku jadi wajar kalo gak masuk akal. Dan mungkin pada bosen kenapa scene nya Jeno dikit banget/ bahkan hampir gak ada. Karena rata-rata cerita yang aku bikin itu pasti ada plot-twist/ kejutannya, jadi scene Jeno itu ada dipertengahan cerita. Habis ini Jeno bakalan sering muncul dan kalian bisa tau kenapa aku sengaja gak munculin Jeno diawal-awal.  NAH KAN JADI SPOILER.

Sorry banget kalo jadinya kalian bosen atau kesel duluan sebelum ceritanya tamat WKWKKW. Tolong baca sampai habis ya, biar gak pada bingung.

Oh iya, pliss komen apa yang kurang dari cerita ini biar bisa aku perbaikin. Sekian dan terimakasih💓

Continue Reading

You'll Also Like

29K 2.8K 18
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
30.4K 3.2K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
39.4K 5.8K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
101K 7.4K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote