THE RETURN OF THE LOST GIRL...

By rarakyuu

288K 34.8K 2K

Keluarga malfoy terpukul berat akibat kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Cassieopeia Narcissa Mal... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14 : Tahun Kedua
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
BONUS CHAPTER

19

4.7K 702 28
By rarakyuu

Mereka sudah tiba di ruang kelas Lockhart, Clara menyentakkan dan meluruskan jubahnya dan menuju tempat duduk paling belakang di kelas.

Anak-anak lain masuk. Ron dan Hermione duduk di kirikanan Harry.

Ron melirik kearah Clara yang duduk berdampingan dengan Malfoy. "Si Malfoy itu pasti sedang mengganggu Clara" Kata Ron mencibir tidak suka "Kita awasi dia dari sini"

Ketika semua murid sudah duduk, Lockhart berdeham keras-keras dan seluruh kelas diam. Dia menjangkau ke depan, mengambil buku Tamasya dengan Troll milik Neville dan mengangkatnya untuk menunjukkan fotonya sendiri yang mengedip-ngedip di sampul buku.

"Aku," katanya seraya menunjuk fotonya dan ikut mengedip juga, "Gilderoy Lockhart, Order of Merlin, Kelas Ketiga, Anggota Kehormatan Liga Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, dan lima kali memenangkan kontes Senyum-Paling-Menawan Witch Weekly... tapi aku tidak bicara tentang itu. Aku tidak mengusir Banshee si hantu perempuan dengan tersenyum
kepadanya!" Dia menunggu anak-anak tertawa. Beberapa tersenyum lemah.

"Kulihat kalian sudah membeli satu set lengkap bukuku, bagus. Kupikir hari ini kita akan mulai dengan kuis kecil. Tak perlu khawatir, cuma mengecek sejauh mana kalian sudah membacanya, berapa banyak yang sudah kalian serap..."
Sesudah membagikan kertas ulangan, Lockhart kembali ke depan kelas dan berkata, "Kalian punya waktu tiga puluh menit. Mulai—sekarang!"

Clara menunduk memandang kertasnya dan membaca:
1. Apa warna favorit Gilderoy Lockhart?
2. Apa ambisi rahasia Gilderoy Lockhart?
3. Apa, menurut pendapatmu, prestasi terbesar Gilderoy Lockhart?
Semua pertanyaannya semacam itu, tiga halaman penuh, sampai:
54. Kapankah hari ulang tahun Gilderoy Lockhart, dan hadiah apakah yang ideal untuknya?

"Menjijikkan" guman Clara sambil meletakkan pena bulunya diatas kertas dan dia mengosongkan semua jawaban.

"Kupikir kau suka dia juga Lycoris?" Draco berbisik sambil mnyeringai "Yah, aku lupa kau sukanya kan model Longbottom"

"Tutup mulutmu"

Setengah jam kemudian, Lockhart mengumpulkan kertas kertas dan membuka-bukanya
di depan kelas.

Draco sibuk menjahili Clara dengan menarik narik rambutnya. Dibelakang sana Harry dan Ron sudah bersiap jika harus baku hantam dengan Malfoy sehabis ini.

"Ck, ck, ck, hampir tak ada yang ingat bahwa warna favoritku ungu, Kusebutkan dalam 'Yakin dengan Yeti' . Beberapa dari kalian perlu membaca 'Mengembara dengan Manusia
Serigala' lebih teliti. jelas-jelas kusebutkan di bab dua belas bahwa hadiah ulang tahun yang ideal bagiku adalah harmoni di antara penyihir dan orang-orang non-penyihir, meskipun aku tak akan menolak sebotol besar Wiski Api Tua Ogden!"

" Miss Lycoris.. Kau sepertinya harus banyak membaca, kau bahkan tidak menjawab satupun pertanyaan" katanya sambil menggelengkan kepalanya.

Anak Anak menatap kaget kepada Clara, baru kali ini Clara tak bisa menjawab pertanyaan.

Hermione, mendengarkan Lockhart dengan penuh perhatian, dan tersentak kaget ketika Lockhart menyebut namanya.

"...tetapi Miss Hermione Granger tahu bahwa ambisi rahasiaku adalah membersihkan dunia dari kejahatan dan memasarkan rangkaian produk perawatan rambutku sendiri, anak
pintar! Bahkan..." dia membalik kertas Hermione, "betul semua! Yang mana Miss,. Hermione Granger?"

Hermione mengangkat tangannya yang gemetar.

"Luar biasa!" Lockhart tersenyum, "Sungguh luar biasa! Sepuluh angka untuk Gryffindor!

" Nah, kembali ke pelajaran..."
Dia menunduk ke belakang mejanya dan mengangkat sangkar besar berselubung ke atasnya.

Sementara seluruh kelas menahan napas, Lockhart menyentakkan selubungnya.

"Ya,"katanya dramatis. "Pixie Cornwall yang baru ditangkap."

"Mereka bisa jadi makhluk pembinasa yang sangat licik!"

Pixie-pixie itu berwarna biru elektrik, tingginya kira-kira dua puluh senti, dengan wajah runcing dan suara melengking tinggi, sehingga rasanya seperti mendengar serombongan
burung parkit yang sedang bertengkar.

"Baiklah," kata Lockhart. "Kita lihat bisa kalian apakan mereka!" Dan dibukanya sangkar itu.

Keadaan jadi amat kacau-balau. Pixie-pixie itu meluncur ke segala jurusan seperti roket. Dua di antara-nya memegang telinga Neville dan mengangkatnya ke atas. Beberapa di
antaranya melesat menerobos jendela, menghujani deretan belakang dengah pecahan kaca. Sisanya menghancurkan kelas lebih efektif dari-pada serangan badak bercula satu.

Mereka menyambar botol-botol tinta dan menyemprot kelas dengan tintanya, merobek-robek buku-buku dan kertas, menarik lepas gambar-gambar dari dinding, membalikkan keranjang sampah, menyambar tas dan buku-buku dan melemparkannya keluar dari jendela yang kacanya pecah. Dalam beberapa menit saja separo kelas sudah berlindung di bawah meja.

"Ayo, tangkap mereka, kumpulkan, kumpulkan, mereka cuma pixie...," Lockhart berteriak-teriak. Dia menggulung lengan jubahnya, melambaikan tongkatnya dan berseru,
"Peskipiksi Pesternomi!"

Sama sekali tak ada pengaruhnya. Salah satu pixie itu merebut tongkat Lockhart dan melemparkannya keluar jendela juga. Lockhart menelan ludah dan bersembunyi di bawah mejanya sendiri.

Bel berbunyi dan semua berebut berlari ke pintu. Dalam ketenangan yang menyusul, Lockhart berdiri, melihat Draco dan Clara  yang hampir sampai di pintu, dan berkata, "Nah, kuminta kalian berdua menangkap sisanya dan memasukkannya kembali ke dalam
sangkar." Dia melewati mereka dan cepat-cepat menutup pintu di belakangnya.

"Whatt!!" Clara berseru tersulut emosi. "Dia hanya omong kosong"

"Ayo cepat tangkap mereka, si bodoh itu hanya membual tentang kehebatannya " Draco sama tak sukanya dengan Clara.

"Petrificus totalus!!"

Pixie Pixie itu membeku seketika saat Clara melontarkan mantra. Dia dan Draco memunguti satu satu dan memasukkannya ke dalam kandang.

....

Clara Sedang duduk di tribun penonton lapangan quiddich, Harry meminta Clara untuk menontonnya latihan. Suasana baik baik saja hingga tim slytherin datang.

Clara berjalan mendekati rombongan itu yang sepertinya sedang berselisih, "Ada apa Harry?"

"Anak slytherin tidak pernah membiarkan Gryffindor hidup dalam damai" bisik Harry ke telinga Clara "selain kau maksudku"

"Kalian punya Seeker baru?" kata Wood, perhatian-nya teralih. "Mana?"Dan dari belakang enam anak bertubuh besar itu muncul anak ketujuh yang lebih kecil,
wajahnya yang pucat dan runcing dihiasi seringai lebar. Draco Malfoy.

"Bukankah kau anak Lucius Malfoy?" tanya Fred, memandang Malfoy dengan benci.

"Lucu juga kau menyebut-nyebut ayah Draco," kata Flint, ketika seluruh tim Slytherin menyeringai semakin lebar. "Biar kutunjukkan kepada kalian hadiah yang dengan murah hati diberikannya kepada tim Slytherin."

Ketujuh anak itu mengacungkan sapu mereka. Tujuh gagang baru dengan polesan berkilat dan tujuh tulisan emas berbunyi "Nimbus Dua Ribu Satu" berkilau cemerlang tertimpa cahaya matahari pagi di depan hidung tim Gryffindor.

"Model paling akhir. Baru keluar tahun lalu," kata Flint sambil lalu, menjentik setitik debu dari ujung sapunya. "Jauh lebih unggul dari seri Nimbus Dua Ribu. Sedangkan Sapu bersih yang tua," dia tersenyum menyebalkan pada Fred dan George, yang dua-duanya memegang
Sapu-bersih Lima, "paling cocok untuk menyapu lantai."

Tak seorang pun dari tim Gryffindor bisa bicara selama beberapa saat. Malfoy
menyeringai lebar sekali, sampai matanya tinggal segaris.

"Lycoris! Apa yang kau lakukan disitu?! " panggil seorang pemain Slytherin bernama Adrian pucey sambil menarik tangan Kanan Clara menjauh dari gryffindor tapi tangan kirinya ditahan oleh Harry .

"Apa yang kau lakukan pucey?! Lepaskan dia!" wood berkata tidak suka tapi Pucey sudah menarik Clara ke tengah-tengah tim slytherin.

"Ada apa?" Ron menanyai Harry. "Kenapa kau tidak main? Dan apa yang dia lakukan di sini?" Ron memandang Malfoy, melihat jubah seragam Quidditch Slytherinnya.

"Aku Seeker baru Slytherin, Weasley," kata Malfoy sombong. "Semua sedang
mengagumi sapu baru tim kami yang dibelikan ayahku."

Ron ternganga memandang tujuh sapu super di depannya. "Bagus, kan?" kata Malfoy lancar. "Tapi mungkin tim Gryffindor bisa mengumpulkan emas dan membeli sapu baru juga. Kau bisa melelang Sapu-bersih Lima. Kurasa ada
museum yang mau menawarnya."
Tim Slytherin tertawa terbahak-bahak.

"Paling tidak, tak seorang pun anggota tim Gryffindor yang harus menyuap untuk bisa masuk," celetuk Hermione tajam. "Mereka dipilih karena memang mampu."

Kepuasan di wajah Malfoy lenyap. "Tak ada yang minta pendapatmu, mudblood kotor," umpatnya.

Malfoy telah mengatakan sesuatu yang benar-benar kelewatan karena tiba-tiba saja terjadi keributan. Flint harus menukik ke depan Malfoy untuk mencegah Fred dan George melompat menyerangnya.

Alicia berteriak, "Berani-beraninya kau!"

Dan Ron memasukkan tangannya ke dalam jubah, menarik keluar tongkatnya, sambil berteriak, "Kau harus membayarnya, Malfoy!" Dia mengacungkan tongkatnya dengan murka, melewati lengan Flint, ke wajah Malfoy.

"Eat Slug!" Terdengar ledakan keras yang bergema di stadion dan seberkas sinar hijau meluncur dari ujung tongkatnya yang salah, menyambar perut Ron sendiri dan membuatnya jatuh
terjengkang di rerumputan.

"Ron! Ron! Kau tak apa-apa?" jerit Hermione. Ron membuka mulut untuk bicara, tetapi tak ada suara yang keluar. Dia malah bersendawa keras dan beberapa siput berjatuhan dari mulutnya ke pangkuan-nya.

Tim Slytherin tertawa terbahak-bahak. Flint sampai terbungkuk-bungkuk, bertumpu pada sapu barunya. Malfoy merangkak, memukul-mukul tanah dengan tinjunya. Anak anak Gryffindor berkerumun mengelilingi Ron, Tak seorang pun tampaknya mau menyentuh Ron.

"Lebih baik kita membawanya ke pondok Hagrid, yang paling dekat," kata Harry kepada Hermione, yang mengangguk dengan berani. Berdua mereka memapah Ron.

"Kau!" Clara mengacungkan jarinya kepada Draco. Perhatian anak anak berpusat lagi kepada mereka. "Mulutmu itu penuh dengan lumpur! Kotor sekali!!"

"kau pikir aku takut dengan...."

Plakk..

Pret..

Clara memukul dengan keras kepala Malfoy dengan tangannya, membuatnya oleng hampir tersungkur. Bertepatan dengan itu colin berhasil mengambil gambar iconic itu.

"Itu untuk perasaan Hermione yang kau sakiti!"

Setelah mengatakan itu Clara berlari menyusul sahabatnya di pondok Hagrid.

Anak gryffindor tak hentinya tertawa meledek Draco "Lihat wajahnya dia pasti malu sekali!" seru Angelina

"Lihat ini!!" fred menunjukkan foto hasil jepretan collin,anak kelas 1. "Wah harus kita sebarkan!!"

Tim Gryffindor meninggalkan lapangan sambil tertawa. Muka Draco merah sekali, baru kali ini dia dipermalukan dihadapan semua orang, oleh perempuan lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

209K 22.6K 40
[Draco Malfoy Fanfiction] Lilianne Weasley (Lily), perempuan kedua yang lahir di keluarga Weasley. Kembaran Ginny dan yang paling muda di antara mere...
1.1M 99.3K 50
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
196K 28.9K 69
Bunga Saffron, dan daun mint. Draco sudah sering kali mengeluhkan hal itu pada si pemilik aroma - Brianna - bahkan pada ibunya, namun dianggap hal y...
58K 6.9K 34
[END] Peter Pevensie dan Elsie Altheia Aslan berasal dari dunia yang berbeda. But their love is real, and their love will always be there. Start: 8-8...