59

1.6K 194 16
                                    

Draco tak tidur semalaman, berpikir haruskah dia memulai rencananya dengan berpura pura berakting bahwa Clara melarikan diri seakan akan dia tidak tahu.

Menjalankan aksinya Draco mencoba di depan kaca dan berlari ke kamar orangtuanya dengan tergesa gesa, muka paniknya yang sudah dilatihnya sejak berjam jam yang lalu terlihat cukup natural. Draco yang menggedor gedor pintu kamar sambil memanggil orangtua nya membuat Lucius jengkel ketika dia membuka pintu.

"Cassie... Cassie dia.."

"Bicara yang benar Cassie kenapa?" kata Lucius yang ikutan panik.

"Aku tidak tahu, aku mencarinya sejak tadi tapi yang kutemukan hanya sekertas surat" kata Draco sambil menyerahkan surat itu dengan tangan bergetar, "Dia kabur"

Narcissa yang berdiri di belakang lucius jatuh terduduk. Draco langsung berlari kearah ibunya.

"Yang benar saja Draco.. Bagaimana bisa kau tidak tahu saat adikmu menghilang!!" kata Lucius berang.

"Apa yang akan kita katakan pada Dark Lord jika dia menanyai Cassie?-" kata Narcissa yang mulai menangis.

"Hal buruknya bukan itu, setelah ini tidak ada alasan lain untuk Dark Lord membuat Cassie tetap hidup, dia akan memburunya seperti dia memburu Harry Potter" kata Lucius frustasi sambil memijit pelipisnya.

Benar saja ketika rapat keesokan paginya, Voldemort menyadari bahwa ada sesuatu yang kurang.keluarga Malfoy semuanya membisu tak bisa berkata apapun, rasa takut memuncak di dalam diri mereka.

"Karena dia tak lagi menjadi bagian dari keluargamu Lucius.." Voldemort berkata ditemani desis ular yang sedang melilit di lehernya, "Tak akan ada masalah jika aku membunuhnya nanti bukan?"

Semuanya terdiam, bahkan Bellatrix pun menunduk takut. Voldemort beralih melihat kearah Draco.

"Tak masalahkan Draco?"

Draco mengangguk pelan, sangat takut untuk bertatapan dengan Voldemort.

"Cassieopeia Malfoy, sama seperti Harry potter.. Kesalahanku yang harusnya aku bereskan sejak awal" kata Voldemort dengan nada tinggi, "Bawa mereka berdua kepadaku"

Lucius hanya diam, dipenuhi amarah yang meluap luap di dalam dirinya yang hanya bisa ditahan olehnya. Merasa menjadi gagal sebagai seorang ayah karena disaat seperti ini dia bahkan tunduk pada orang yang berniat membunuh putrinya sendiri.

....

Kegemparan atas meninggalnya Mad-Eye berlangsung selama beberapa hari. Harry tetap berharap bahwa Mad-Eye akan muncul dari pintu belakang seperti anggota Orde lainnya, yang keluar masuk membawa berita baru. Harry merasa bahwa hanya ada satu hal
bisa membantunya meredakan rasa sedih dan bersalahnya, yaitu pergi mencari dan menghancurkan Horcrux secepatnya.

“Kukira Hermione dan Clara sedang melakukan penelitian,” kata Ron. “Katanya dia menyiapkan sesuatu untukmu.”

"Sejujurnya aku memikirkan soal Malfoy, apa menurutmu mereka akan baik-baik saja?.. " kata Ron ragu. Lalu dia melanjutkan "tidak, aku hanya sekedar kepikiran saja, bukannya peduli..aku hanya peduli soal Clara"

"Aku berharap mereka baik-baik saja, atau itu akan sama saja dengan menghancurkan hidup Clara" kata Harry.

Saat mereka sampai di dapur, mereka melihat setumpuk hadiah menunggu di meja. Bill dan Monsieur Delacour telah menyelesaikan sarapan mereka sementara Mrs. Weasley masih mengajak mereka mengobrol dari balik penggorengannya.

"Arthur menyampaikan selamat ulang tahun padamu, Harry," kata Mrs. Weasley, menatapnya. "Dia sudah berangkat bekerja, tapi dia pasti datang saat makan malam. Hadiah kami ada di sana."

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Where stories live. Discover now