31

4.5K 487 12
                                    


Hujan menerpa jendela ruang keluarga. Hermione asyik membaca Kitab Mantra Standar Tingkat 4, yang telah dibelikan Mrs Weasley untuknya, Harry, Clara dan Ron di Diagon Alley. Clara hanya duduk membantu Ginny membetulkan buku Seribu Satu Tanaman Obat dan Jamur Gaib dengan Selotip, di atas karpet di depan perapian ruang keluarga.

Charlie sedang menisik balaclava tahan-api. Harry menggosok Fireboltnya, perangkat pemeliharaan sapu yang diberikan Hermione sebagai hadiah ulang tahunnya yang ketiga belas terbuka di kakinya. Fred dan George duduk di sudut yang jauh, dengan pena bulu siap di tangan, berbisik-bisik, kepala mereka menunduk di atas secarik perkamen.

"Sedang apa kalian berdua?" tanya Mrs Weasley tajam, memandang si kembar.

"PR," kata Fred tak jelas.

"Jangan ngaco, kalian masih libur," kata Mrs Weasley.

"Yeah, waktu itu belum dibuat," kata George.

"Kalian tidak sedang menulis formulir pesanan baru, kan?" tanya Mrs Weasley galak. "Kalian tidak sedang memikirkan memulai lagi Sihir Sakti Weasley, kan?"

"Ya ampun, Mum," kata Fred, mendongak menatapnya, tampangnya seolah hatinya terluka. "Kalau Hogwarts Express tabrakan besok, dan George dan aku mati, bagaimana perasaan Mum kalau hal terakhir yang kami dengar dari Mum adalah tuduhan tak berdasar?"

Semua tertawa, bahkan Mrs Weasley juga. "Oh, ayah kalian sebentar lagi pulang!" katanya tiba-tiba, mendongak memandang jam lagi.

Jarum Mr Weasley mendadak bergeser
dari "kerja" ke "bepergian". Sedetik kemudian jarum itu bergetar dan berhenti di "rumah" bersama
yang lain, dan mereka mendengarnya memanggil-manggil dari dapur.

"Ya, Arthur!" seru Mrs Weasley, bergegas meninggalkan ruangan. Beberapa saat kemudian Mr Weasley masuk ke dalam ruang keluarga yang hangat sambil membawa makan malamnya di atas nampan. Dia tampak letih sekali.

"Yah, minyak sudah tertuang ke api sekarang," dia memberitahu Mrs Weasley seraya duduk di kursi berlengan dekat perapian dan mempermain-mainkan kembang kolnya yang sudah layu tanpa semangat. "Rita Skeeter menguber-uber kami terus sepanjang minggu ini, mencari-cari kesalahan Kementerian untuk ditulis. Dan sekarang dia sudah berhasil tahu
tentang si Bertha yang hilang, jadi itulah yang akan jadi kepala berita di Prophet besok pagi. Aku sudah bilang pada Bagman, mestinya dia sudah kirim orang untuk mencarinya sejak dulu."

"Mr Crouch sudah berminggu-minggu bilang begitu," kata Percy gesit.

"Crouch beruntung sekali karena Rita tidak sampai tahu tentang Winky," kata Mr Weasley jengkel. "Bisa jadi kepala berita seminggu, soal peri-rumahnya tertangkap sedang memegangi
tongkat yang menyihir Tanda Kegelapan."

"Bukankah kita semua sepakat bahwa peri itu, walaupun memang kurang bertanggung jawab, tidak menyihir Tanda Kegelapan?" kata Percy panas.

"Kalau kau tanya aku, Mr Crouch beruntung sekali tak seorang pun dari Daily Prophet tahu betapa kejamnya dia pada peri!" kata Clara marah.

"Jangan main tuduh, Clara!" kata Percy. "Pegawai Kementerian dengan jabatan tinggi seperti Mr Crouch layak menerima kepatuhan total dari pelayannya..."

"Budaknya, maksudmu!" kata Hermione, suaranya meninggi penuh perasaan, "karena dia tidak membayar Winky, kan?"

"Kurasa sebaiknya kalian semua naik dan memeriksa lagi apakah masih ada yang ketinggalan," kata Mrs Weasley, menghentikan pertengkaran. "Ayo, naik semuanya..."

Mrs Weasley telah memberanikan diri menggunakan telepon di kantor pos desa untuk memesan tiga taksi Muggle biasa untuk membawa mereka ke London.

mereka berdiri di halaman yang basah tersiram hujan, memandang ketiga
sopir taksi keberatan mengangkat tujuh koper Hogwarts berat ke dalam mobil mereka.

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang