56

1.8K 205 20
                                    

Harry bisa merasakan Felix Felicis memudar ketika dia mengendap-endap kembali ke kastil bersama Clara. Pintu depan masih tetap belum terkunci untuknya, namun di lantai tiga dia bertemu Peeves dan nyaris saja kena detensi kalau tidak melesat ke samping lewat salah satu jalan pintasnya.

"Fantastis," kata Harry getir, memandang berkeliling ke lantai yang keras. "Benar-benar brilian. Yeah, aku akan pergi dan membicarakannya dengan Dumbledore kalau dia ada, karena dialah yang mau aku me-"

"Dia ada," kata suara di belakang mereka. "Profesor Dumbledore pulang ke sekolah satu jam yang lalu." Nick si Kepala-Nyaris-Putus melayang ke arah mereka, kepalanya bergoyang-goyang di atas rimpelnya.

"Aku dengar dari si Baron Berdarah, yang melihatnya datang," kata Nickz. "Menurut si Baron, dia kelihatannya
senang, meskipun agak lelah, tentu."

"Di mana dia?" tanya Harry, hatinya melonjak gembira.

"Oh, mengerang-erang dan berkelontangan di Menara Astronomi, kan rekreasi favoritnya me-"

"Bukan si Baron Berdarah, Dumbledore!"

"Oh di kantornya," kata Nick. "Kukira, dari apa yang dikatakan si Baron, ada urusan yang harus dibereskannya
sebelum dia ti-"

"Yeah, ada," kata Harry, gairah berkobar di dadanya pada prospek memberitahu Dumbledore dia telah berhasil
mendapatkan kenangan itu.

"Ayo Clara" kata Harry sambil menggenggam tangan Clara.

"Tapi Harry-"

Clara yang hendak kembali saja ke asrama tak jadi,  Harry sudah membawanya berlari sepanjang koridor  dan, dalam beberapa menit, dia sudah mengatakan 'permen karamel' kepada gargoyle Dumbledore, yang langsung melompat minggir, mengizinkan Harry masuk menaiki tangga spiral.

"Masuk," kata Dumbledore ketika Harry mengetuk. Kedengarannya dia sangat letih.

"Astaga, Harry, Clara, " kata Dumbledore keheranan. "Apa yang membuatku mendapat kehormatan menerima kunjungan kalianselarut ini?"

"Sir saya sudah mendapatkannya. Saya sudah mendapatkan kenangan dari Slughorn." Harry mengeluarkan botol kaca mungil itu dan memperlihatkannya kepada Dumbledore. Selama beberapa
saat Kepala Sekolah tampak terpesona. Kemudian senyum lebar merekah di wajahnya.

"Harry, ini kabar spektakuler! Benar-benar bagus sekali! Aku tahu kau bisa melakukannya!"

Soal betapa larutnya sudah malam itu tampaknya terlupakan, Dumbledore bergegas mengitari mejanya, mengambil botol berisi kenangan Slughorn dengan tangannya yang tak terluka dan berjalan ke lemari tempatnya menyimpan
Pensieve.

"Dan sekarang," kata Dumbledore, meletakkan baskom batu itu di atas mejanya dan menuang isi botol ke dalamnya, "sekarang, akhirnya, kita akan melihat, Harry, Clara cepat ..."

Clara membungkuk patuh di atas Pensieve dan merasa kakinya meninggalkan lantai kantor ... sekali lagi dia terjatuh melewati kegelapan dan mendarat di kantor Horace Slughorn
bertahun-tahun sebelumnya. Tampak Horace Slughorn yang jauh lebih muda, dengan rambut tebal, berkilau, berwarna-jerami dan kumis yang
berwarna jingga-pirang, sedang duduk lagi di kursi berlengan yang nyaman di kantornya, kakinya diistirahatkan pada
tumpuan kaki beludru, satu tangan memegang gelas anggur kecil, tangan yang lain merogoh kotak permen nanas.

Dan tampak enam remaja pria duduk mengelilingi Slughorn, dengan Tom Riddle di tengah-tengah mereka, cincin emas Marvolo yang berbatu hitam berkilau di jarinya. Dumbledore mendarat di sebelah Harry tepat ketika Riddle bertanya, "Sir, betulkah Profesor Merrythought akan pensiun?"

"Tom, Tom, kalaupun tahu aku tak bisa memberitahumu," kata Slughorn, menegur dengan menggoyangkan jari ke arah Riddle, meskipun mengedip pada saat yang bersamaan. "Terus terang, aku ingin tahu dari mana kau dapatkan informasimu, Nak; kau ini lebih tahu daripada separo staf guru."

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Where stories live. Discover now