ALAVIA (TERBIT)

By nmaraa_

13.1M 1M 153K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... More

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
21- Kepiting saus tiram
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
25- Ngidam?
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
28- The Real Pertaruhan Harga Diri
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
31- Es Cream
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
58- Teror
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
66- Dua Kabar
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

49- Pergi Selamanya

161K 13.7K 2.8K
By nmaraa_

Kilk bintang dulu biar aku semangat<3

...

Follow IG:

@alavia_story
@alanatmajaya_
@olivia.shasa

Follow TikTok:
@iyaininara

~~~~~~

Gadis itu berjalan pelan kedepan dengan mata yang terus mengeluarkan buih bening di kelopak matanya.

Gadis itu menghampiri gundukan tanah yang berada didepannya itu, Hatinya sangat sesak membaca tulisan yang berada di atas batu nisan.

Dunianya hancur, Dunianya sudah pergi jauh sampai tidak bisa ia gapai, Dunianya yang terang berubah menjadi gelap gulita, Gelap, Hanya kegelapan.

Tidak bisa dihitung seberapa banyak air mata yang bercucuran dari tadi dari mata indah Olivia.

Dengan bibir yang bergetar Olivia duduk dihadapan gundukan tanah itu. Satu isak-kan lolos dari mulut gadis itu yang sedari tadi ia tahan mati-matian.

Tangisannya tumpah  saat dirinya memeluk erat baru nisan didepannya. Isak-kan demi isak-kan lolos tanpa henti.

Baru saja rasanya ia bertemu, Bercanda, Menghabiskan waktu bersama, Dan saat ini hilang begitu saja.

Batu nisan yang menancap di tanah itu membuatnya ingin marah, Namun, Marah kepada siapa?

Melihat nama di batu nisan itu Membuatnya kembali menangis tersedu-sedu. Hatinya hancur, Kepalanya ia jatuhkan di gundukkan tanah yang berada disana tak memperdulikan penampilannya sama sekali.

Kecelakaan yang merenggut orang yang ia sangat sayangi membuatnya merasakan patah hati terbesarnya saat ini.

MEREKA SUDAH PERGI!

"Ayah, Bunda, Caca..." ucap Olivia dengan suara parau dan seraknya.

"KENAPA KALIAN GAK AJAK OLIVIA?"

Adhi yang setia berada di samping Olivia berbisik, "Jangan ngomong gitu, Gue gak akan pernah dan ngizinin lo nyusul mereka.." bisiknya menghanyutkan Olivia.

Olivia mendongak menatap manik elang Adhi, "Mereka pergi, Adhi, Gue..." jedanya.

"Gue, Gak punya siapa-siapa lagi.."

"You are mine and will always be mine, Forever. Anytime and anywhere," ujarnya tulus dengan senyuman tipis andalannya.

•••

"Tunggu disini aja, Gue mau ambil sesuatu," lirih Olivia sangat pelan tetapi bisa didengar Adhi.

"Hm."

Olivia memasuki kamar kedua orangtuanya yang berbeda di rumahnya dulu.

Cklekk

Olivia membuka pintu kamar orang tuanya dulu, Ya, Dulu karena sekarang mereka sudah tiada di dunia.

Mungkin rumah ini akan kosong, Karena tidak mungkin juga Olivia dan Adhi menetap disini. Dan juga, Menempati rumah ini rasanya berat bagi Olivia, Akan ada bayangan kenang-kenangannya yang akan pasti terus melintas di kepalanya dan membuatnya semakin terpuruk.

Setelah kamar itu terbuka, Olivia menggigiti bibir bawahnya menahan tangisnya yang ingin keluar lagi, Lagi, Dan lagi.

•••

"Makan, Sini," hal itu dapat membuat lamunan Olivia buyar seketika. Ia menatap Adhi yang berjalan kearahnya dengan membawa nampan berisi nasi dan air.

Keadaan Olivia sama persis seperti kanebo kering. Duduk dengan tatapan kosong, Badan kurus dan rambut yang acak-acakan, Tetapi tidak mengurangi sepeserpun kadar kecantikan gadis itu, Adhi yang mengakuinya sendiri.

Adhi duduk di samping Olivia yang duduk diatas ranjang, "Gimana lo kua kalo gak makan hm?" ucapnya mengelus lembut lengan Olivia yang dingin.

"Kuat kok.." lirih gadis itu.

Tiba-tiba Olivia melepas kalung keturunan keluarga Atmajaya yang melekat dileher putih susunya, Hal itu tentu saja membuat Adhi bingung dan bertanya-tanya.

"Kenapa dilepas?"

Olivia mendongak menatap manik elang cowok itu, "Boleh ya," cicitnya sambil menunjuk dagunya diatas nakas.

"Kalung apa?"

"Kalung yang pernah dikasih bunda," ujarnya sangat pelan.

Adhi tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.

Mata Olivia berbinar mendapat izin dari cowok itu, Dengan refleks Olivia memeluk Adhi. "Makasih," ujarnya tulus.

Adhi yang hampir saja terhuyung ke belakang itu mengangguk samar dengan tangan yang ia lilitkan di pinggang Olivia.

Adhi merasa bahwa setelah gadis itu balik dari kamar mertuanya keadaan gadis itu semakin parah. Tetapi ia maklumi, Mungkin, Olivia masih belum percaya sepenuhnya bahwa mertuanya yakni orang tua Olivia sudah meninggal dunia, Meninggalkan Olivia bersamanya.

Detik kemudian Adhi merasa baju hitam oblongnya yang basah dan punggung Olivia bergetar. Apakah gadis itu kembali menangis?

Adhi segera mengangkat kepala gadis itu saat merasakan punggung cewek itu semakin bergetar hebat, "Why?" tanyanya.

Iris mata coklat Olivia menatap dalam mata tajam dihadapannya itu, Tangisnya semakin larut.

"Hiks, A-adhi, G-gue, Hiks."

Adhi yang mengertipun kembali merengkuh tubuh Olivia kedalam dekapannya dan mengusap rambut gadis itu.

"Lo dulu pernah bilang sama gue--"

"Sedih boleh, Tapi, Jangan sampai larut. Inget, Dunia masih butuh lo besok,"

"Iyakan?" lanjut Adhi memastikan yang diangguki lucu dengan mata yang terus berlinang dan hidung memerah oleh gadis kecilnya itu.

"Gue tau apa yang lo rasain, Gue juga ngerasain hal yang sama kayak lo saat ini, Kehilangan. Gue emang bisa dibilang baru aja kenal orang tua lo, Tapi, Gue udah anggap mereka orang tua gue juga waktu kita resmi nikah."

Olivia terus menatap mata Adhi yang juga menatap manik teduhnya itu.

"Jangan lupa besok bangkit karena dunia masih butuh lo, Boleh kok nangis, Puas-puasin aja kalo itu bikin lo tenang, Tapi inget, Kesehatan juga jangan sampai drop. Oke?"

Hal itu sangat berpengaruh besar bagi Olivia, Ia merasakan dirinya tenang, Ia tidak lagi bersedih, Ternyata masih ada orang yang berada disisinya yang tidak membuatnya kesepian lagi, Bahkan membuatnya tenang dan Nyaman.

"Makasih, Adhi, Thanks for everything," ungkapnya.

"Of course, anything for this special person in my arms."

•••

"Hallo, Olivia," sapa Letta disana.

"Iya Ta?"

"Gak usah sedih ya, Lo kuat kok, Ada suamik juga kan tuh," goda Letta sembari memakan mie ditangannya.

"Stres," ujar Olivia terkekeh geli.

"Zanna masih marah sama gue ya?" ujarnya pelan tetapi dimengerti Letta diseberang sana.

"Kalo itu, Gak tau, Tapi, satu hal yang harus lo tau. Walau Zanna marah sama lo, Diem-diem tadi dia ikut sama gue di pemakaman. Dia gak mau ngelihatin dirinya, Tapi dia datang, Olivia," jelas Letta panjang lebar.

"Serius?" tanya Olivia terkejut.

"Iya, Suwer deh," ujar Letta mengangkat kedua jarinya dengan mulut yang penuh mie.

"Kenapa tapi dia gak mau ngelihatin dirinya?"

"Masih marah kali, Tapi, Perduli juga."

•••

Beberapa hari ini Olivia izin untuk libur sekolah dan hari ini Olivia kembali melangkahkan kakinya di sekolahnya, SMA Taruna Bangsa.

Diperjalanan menuju kelas banyak yang mengucapkan bela sungkawa kepadanya dan permintaan maaf karena tidak bisa mengikuti acara pemakaman orangtuanya. Olivia hanya memakluminya.

Saat koridor kelas XII, Matanya mengarah pada orang yang sedang marah padanya, Zanna.

"Zanna!!!" teriaknya.

Orang yang merasa namanya dipanggil menoleh. Saat melihat orang yang memanggil namanya adalah Olivia, Buru-buru ia melangkahkan kakinya menuju kelasnya berada.

"Zanna, Lo masih marah sama gue? Na, Dengerin gue dulu," Olivia mengejar Zanna yang masih saja berlari kecil menuju kelas cewek itu.

Berhasil, Olivia berhasil menggapai tangan cewek itu.

"Gue mohon, Dengerin gue sekali aja!" pinta Olivia memohon.

"Hm," deheman singkat Zanna membuat Olivia berjingkrak senang.

"Di Rooftop ya!!" Olivia menarik pergelangan lengan Zanna menuju Rooftop dengan senyuman yang tidak pernah luntur.

"Jelasin!" suruh Zanna bersedekap dada saat mereka sudah sampai di Rooftop.

"Lo udah dibilangin Letta-kan semuanya? Gue, Gue belum siap nerima reaksi kalian dulu, Gue bingung Na, Gue takut..."

"Seenggaknya setelah Letta tau lo kasih tau gue juga dong? Gue ngerasa kayak gak dianggap tau gak?!" decih Zanna malas.

Olivia menghela nafas panjang, "Gue..Emang salah Na, Maafin gue, Gak akan lagi gue ngulangin semua ini," janji Olivia bersungguh-sungguh.

"Apa gue bisa pegang omongan lo?" tanya Zanna mengangkat dagunya.

"Bisa!"

Brukk

Zanna berhamburan ke pelukan Olivia yang kaget menerima serangan tiba-tiba dari Zanna.

"Gue juga maaf, Gue keras kepala-kan?" ujar Zanna menangis di pelukan Olivia.

"Gak, Emang seharusnya gue ngasih tau lo, Gue yang salah disini," Olivia membalas pelukan Zanna.

"AAAA GUE GAK DI AJAK!!! GUE, M A R A H!!!!!"

•••

"Lo mau kemana?" tanya Olivia yang memergoki Adhi yang sudah bersiap ingin pergi.

Adhi meringis pelan, Niatnya ingin pergi ke club tanpa sepengetahuan gadis itu malah kepergok. Sial.

"Main," katanya sedatar mungkin.

"Ikuttttt, Gue gak berani di Apartemen sendiri you remember?"

'Gagal dosa.'

"Hm, Sana ganti baju yang panjang, Diluar dingin," suruhnya di angguki gadis itu.

"Jangan cantik-cantik," teriak Adhi saat Olivia sudah memasuki kamar. Ntahlah cewek itu mendengarnya atau tidak.

Adhi membuka room chat-nya pada inti Avigator untuk memberi tahu tidak jadi pergi ke club.

AlanAdhi
G jd club, mrks aj.

Setelah 10 menit berganti baju Olivia sudah siap dengan kulot hitam, Sweeter oversized abu-abu dan sepatu putih.

"Ayo!"

•••

"ALAN BAWA CEWEKNYA LAGI WOII LAHH!!!"

Alan yang mendengar teriakan teman-temannya malah dengan sengaja semakin merapatkan tubuhnya dan merengkuh mesra pinggang gadis disampingnya.

"SETAN, PANAS GUE!!"

"ANJROTT!!"

"Tersenyum elegan melihat kebucinan Alan," kekeh Marga tersenyum paksa.

"Mau gue congkel mata lo semua?" ancamnya tajam.

"Ngerii bosskuuu," goda salah satu dari mereka sambil bersiul.

Sedangkan Olivia terus menunduk malu dengan tangan yang melingkar di pinggang Alan. Ia belum terlalu terbiasa dengan suasana banyaknya cowok disini.

"Mencium bau-bau bulol," Gio mengendus-endus hidungnya seolah mencium bau sesuatu.

"Iya nih sama," Marga dengan ikut-ikutan mengendus-endus.

Alan sama sekali tidak menggubris godaan teman-temannya, Ia ikut duduk di karpet berbulu bersama teman-temannya dengan Olivia yang masih berada disampingnya.

"Duduk," titahnya.

Mereka duduk bersebelahan. Alan mengeluarkan ponselnya untuk Mabar bersama teman-temannya.

Karena sudah cukup lama mengamati Alan dan teman-teman cowok itu bermain game, Ia menjadi malas, Ia sangat bosan.

Olivia melirik Nio yang bersandar di sofa dengan raut wajah yang datar. 'Anjir, Gitu banget yee,' batinnya.

"Gue bosen," Olivia menggapai lengan Alan yang masih sibuk bermain game itu.

Alan menoleh menatap Olivia yang terlihat sangat melas, Hal itu membuat gemas, "Mau apa hm?"

"Gak tau."

"Ck, Gue pesenin makan mau?"

"Emm..Boleh."

"Apa?"

"Pizza aja deh."

"Pesen gak?" tanya Alan pada teman-temannya.

Semua mata teralihkan pada ketuanya, Mata mereka berbinar akan mendapat gratisan, "Pesen-lah masa engga?"

"Apa?"

"Pizaa," jawab salah stau dari mereka.

Beberapa menit kemudian, Bel markas berbunyi membuat Olivia berdiri untuk membukakan pintu. Pasti pesanan mereka.

"Gue aja."

Saat kaki putih susunya baru saja satu langkah teriakkan seseorang membuat penggeraknya berhenti.

"HAIII GESSS GUE WELCOME!!!"

Sebagian anak-anak Avigator yang memunggungi orang itu berbalik. Mata mereka semua melebar kecuali Alan yang terlihat sangat cool.

"HEH BRADERR LO BALIK?"

Netra cowok itu bertubrukan dengan netra perempuan yang berdiri mematung dan satu-satunya perempuan didalam Markas ini.

Orang itu sangat ia kenal, Ya, Olivia sangat mengenal orang itu.

Dengan tiba-tiba cowok itu mendekap erat tubuh gadis yang lebih kecil darinya itu guna menyalurkan rasa rindunya pada gadis cantik di dekapannya itu.

TBC...
.
.
.
Follow!!!





Komen untuk Next!!!!
Sebanyak-banyaknya!!

Spam sinii boleee kali

See youu

5/10/21
20.39

Continue Reading

You'll Also Like

409K 29.8K 31
"Tanggung jawab lo cowok miskin !!" - Kalka "B-baik, kamu tenang ya ? Saya bakal tanggung jawab" - Aksa
1M 50.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
259K 805 9
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.9M 147K 31
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...