BRIANNA [Proses Revisi]

By saripahsaa

1.2M 138K 7.1K

Matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang menembus masuk dalam indera penglihatannya. Setelah terbuka... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41

Chapter 14

30.4K 3.7K 304
By saripahsaa

***

"Eughh..."

Brianna mengerjapkan matanya pelan, namun ia merasa ada sesuatu berat yang menimpanya di area pinggang.

Netra matanya menangkap tangan kecil agak kekar melingkari pinggang mungilnya.

Brianna mengerutkan keningnya.

'Tangan siapa ini' batinnya.

Karena penasaran Brianna menoleh kebelakang, ternyata pelakunya adalah kakaknya sendiri, Malvin.

Dengan pelan ia menyingkirkan tangan itu. Namun bukannya melepaskan, tangan itu malah semakin erat memeluknya. Membuat Brianna merasa sedikit sesak.

"Kak Malvin, lepaskan pelukannya" pintanya.

Malvin diam tak mendengarkan, ia malah menelusupkan kepalanya keceruk leher Brianna.

"Kak..." panggilnya tertahan, sungguh ia benar-benar ingin keluar dari posisi ini.

"Five minute sweetie" bisiknya serak.

Brianna diam, membiarkan Malvin memeluknya sesuka hatinya.

Seolah seperti mendapatkan lampu hijau, Malvin malah gencar menghirup dalam-dalam aroma manis yang ada pada tubuh Brianna.


...


Lima menit sudah berlalu, dan mereka berdua masih larut dalam posisi memeluk satu sama lain, ralat hanya Malvin yang memeluk sedangkan Brianna ia hanya diam tak membalas pelukannya.

"Kak..." panggilnya sekali lagi.

"Ini sudah lima men--"

'Tok... Tok...'

Suara ketukan pintu dari luar memotong perkataan Brianna.

"Nona muda anda sudah bangun?" ujarnya dari luar kamar.

"Iya..! tunggu sebental kak Bel" saut Brianna.

"Kak Malvin ayo bangun?! kak Bel sudah menunggu di luar" ucap Brianna mulai jengah dengan tingkah Malvin.

"Ck!" decak Malvin.

Dengan enggan Malvin melepaskan pelukannya, lalu ia bangkit dari tempat tidurnya, kemudian tubuhnya ia sandarkan pada kepala ranjang.

Mata tajamnya menatap lekat kearah Brianna.

Brianna yang melihat Malvin melepaskan pelukannya pun akhirnya bisa bernapas lega.

Lalu ia juga bangkit dari tempat tidurnya, saat Brianna akan berjalan menuju pintu kamar, tangan kekar Malvin menahannya.

"Mau kemana" tanya Malvin dingin.

"Aku hanya ingin membukakan pintu, bisa diam dulu?!" muak Brianna.

Malvin menaikan alisnya "sejak kapan sweetie menjadi galak seperti ini?" jawab Malvin sambil mengelus pipi Brianna pelan.

Brianna menghempaskan tangannya kesal "awas dulu kak! atau aku tidak akan belbicala denganmu lagi mulai sekalang?! ancamnya.

Mendengar hal itu, Malvin terkekeh pelan "oke-oke kau boleh pergi sayang".

Brianna akhirnya lega, namun tangannya kembali ditahan"—apa lagi sih kak?!" desis Brianna kesal.

"Kau ingin pergi?"

"IYA!"

"Ada syaratnya" ucap Malvin menatap lekat kearah Brianna.

Brianna mengerutkan keningnya "Apa?"

"Give me one kiss sweetie" ujar Malvin dengan tersenyum miring.

Brianna menaikan alisnya "Bagaimana jika aku tidak mau?" tantangnya.

Malvin menyeringai "Tentu saja aku yang akan mencium mu".

Brianna diam tak menggubris perkataan omong kosong Malvin, ia malah menarik paksa tangannya yang  berada di genggaman Malvin, dan beranjak dari sana.

Namun belum sempat melangkahkan kakinya, tangan Brianna ditarik oleh Malvin dan...

Brukk

Brianna jatuh tepat diatas pangkuan Malvin, dan Malvin ia dengan gesit  melingkarkan kedua tangannya di area pinggang Brianna.

Brianna yang melihat hal itu berusaha untuk tidak memutar bola matanya malas 'Astaga... sebenarnya apa mau bocah ini'

"Kau mau kemana hm?" Malvin mencengkram dagu Brianna pelan.

Brianna tak membalas perkataan Malvin, ia hanya menatap datar kearahnya.

Melihat Brianna yang hanya diam tak menjawab, tak membuat Malvin gentar justru ia malah menyukai respon adiknya yang seperti ini.

Malvin sadar adiknya ini tak seperti anak-anak yang lainnya, disaat teman sebayanya hanya ingin bermain dan bermain, ia berbeda.

Ia malah duduk tenang dengan membaca buku, sesekali memperhatikan aktivitas bermain mereka. Setelah itu kembali  melanjutkan acara membacanya bahkan buku yang ia baca pun bukan buku dongeng yang biasa disukai anak-anak kebanyakan, namun malah buku bisnis khas orang dewasa.

Malvin takjub melihatnya, bagaimana bisa anak yang masih berumur 3 tahun paham mengenai buku orang dewasa.

"Kiss me please..." Malvin menatap melas kearah Brianna.

Menghela napasnya panjang, Brianna mencondongkan tubuhnya kedepan dan...

Cup!

Brianna mengecup pipi kanan Malvin pelan.

Setelah dirasa sudah selesai ia bangkit dari pangkuan Malvin dan berjalan menuju kearah pintu, menghiraukan Malvin yang kini tengah tersenyum selebar-lebarnya.

Ceklek

Brianna meringis melihat raut wajah Bella yang tidak enak dipandang.

"I'm solly kak Bel, sudah membuat kak Bel menunggu lama" ringisnya.

Bella menghela napasnya panjang, kemudian ia tersenyum paksa "tidak apa-apa nona muda, saya sudah biasa seperti itu".

Brianna lagi-lagi meringis pelan mendengar sindiran Bella untuknya.

"Ada apa kak Bel memanggilku?" tanya Brianna mengalihkan pembicaraan.

"Nyonya memberi tahu saya untuk segera mendandani anda nona".

"Memang kita mau kemana kak Bel?" tanya Brianna bingung.

"Anda akan mengha--"

"Kita akan menghadiri pesta rekan kerja Daddy sweetie" saut Malvin dari belakang.

Brianna menoleh kearah belakang.

Bella dengan spontan membungkukkan badannya "Tuan muda" ucapnya.

Malvin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Dandan yang cantik sayang" ucap Malvin sambil mengelus rambut Brianna, kemudian ia berlalu dari sana.

"Mari nona, kita harus segera bersiap-siap" ajaknya.

Brianna hanya mengangguk sebagai jawaban.

***

Brianna menopangkan dagunya dengan malas, ia sudah bosan sedari tadi.

Tadi Bella dipanggil oleh Mommy nya untuk kebawah entah urusan apa ia tak tahu, bahkan ia sendiri belum bersiap-siap.

'Pyuhh...'

Tunggu...

Ia ingat, Max pernah bilang bahwa daun yang ada di didalam tabung pohon itu bisa berguna sebagai apapun yang ia inginkan dengan tiga kali permintaan dalam sehari.

Mungkin ia bisa mencobanya sekarang, tapi sepertinya ia harus memanggil Max terlebih dahulu.

"Max..." panggilnya.

[Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?]

"Kau pelnah bilang, jika aku memakan daun itu maka fisikku yang sekalang akan belubah, benalkan?" tanya Brianna.

[Benar tuan]

"Nah, kalena aku bosan sedali tadi menunggu kak Bel yang entah sampai kapan tibanya, aku ingin mendandani diliku dengan memakan daun itu Max" jelasnya.

"Otomatis fisikku akan belubah, dan aku tidak pellu lagi beldandan lapi nanti" tambahnya menatap Max dengan sumringah.

Max menatap Brianna dengan ragu.

[Anda yakin tuan?]

Brianna menganggukkan kepalanya dengan mantap "Iya ,aku yakin Max".

[Anda tidak akan menyesali perkataan anda barusan tuan?]

Brianna mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan respon Max yang seperti itu "Iya Max, memang kenapa?" tanyanya bingung.

[Tidak apa-apa tuan]

Brianna hanya mengendikkan bahunya acuh, pertanda tak peduli dengan respon Max yang menurutnya sedikit aneh.

"Jadi bagaimana calanya Max?"

[Anda hanya cukup memakan satu daun itu saja tuan, maka dengan otomatis fisik anda akan berubah dengan sendirinya]

Brianna mengangguk mengerti.

Lalu ia mengambil tabung itu diatas nakas, kemudian dirinya mengambil satu daun saja untuk ia makan.

Dengan perlahan ia memasukkan daun itu kedalam mulutnya.

Selang beberapa detik ternyata tidak terjadi apa-apa, Brianna menatap Max dengan bingung.

"Max kenapa malah tidak teljadi apa-apa?"

[Tunggu sebentar lagi tuan]

Dan benar saja...

'Tringg'

Cahaya putih terang mengelilingi tubuh mungil Brianna, perlahan tubuhnya terangkat keatas.

Brianna kaget melihat hal itu.

Namun tak urung ia memejamkan matanya, karena tak tahan dengan silaunya cahaya putih itu.

Beberapa menit kemudian.

Setelah dirasa sudah tidak ada cahaya putih itu, dengan perlahan Brianna membukakan matanya dan menatap lurus kearah Max yang termangu melihatnya.

[...]

Brianna mengerutkan keningnya melihat Max yang terdiam membisu, biasanya robot satu ini spesies yang tidak bisa diam.

"Ada apa Max?" Brianna menatap Max tak mengerti.

[Itu... Anda...]

"Apa Max, bicara yang jelas aku tak mengerti" desaknya.

Eh tunggu...

Barusan ia mendengar, suaranya tidak cadel lagi. Benarkah?! Brianna kaget mendengarnya.

Brakk

"Nona muda saya minta maaf kare--" ucapan Bella terhenti saat melihat Brianna menatap kearahnya.

"N-nona m-muda a-anda" kagetnya tak percaya.

Brianna lagi-lagi menatapnya tak mengerti, saat melihatnya mereka terlihat kaget. Sebenarnya apa yang terjadi sih? Ia tak mengerti.

"Kak Bel..."

"I-iya n-nona muda" namun matanya masih terpaku pada penampilan Brianna.

"Kak Bel tidak apa-apa?" tanya Brianna khawatir.

Bella menatap Brianna dengan bingung "S-saya tidak apa-apa nona muda, memangnya ada apa dengan saya?" ujarnya heran.

"Itu... hidung kak Bel berdarah".

***

Haii semua apa kabar? baik kan yaa pasti.

Maaf yaa up nyaa agak lama soalnya lagi pts jadi gaa sempet up ini juga aku usahain demi kalian lho aslii.

Jan lupa buat vote sama komennyaa yaa.

Babaiii.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 140K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
14.3M 1.6M 67
Ini kisah Clarissa si Queen Racing yang memasuki Novel My Ice Boy, dia bukan memasuki tokoh Antagonis maupun Protagonis tapi dia memasuki tokoh Figur...
80.5K 8K 24
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
951K 90.6K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...