Chapter 39

10.8K 1.1K 153
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saat mereka berjalan ditengah koridor, disetiap jalan tak ada satupun yang bisa mengalihkan perhatian. Bahkan sesekali ada beberapa orang yang mengintip di jendela untuk melihat pasangan yang baru-baru ini tengah jadi perbincangan seluruh siswa. Ya, mereka adalah Albern dan Brianna.  Keduanya terlihat acuh, tak terganggu sama sekali, bahkan selama perjalanan berlangsung tak ada obrolan diantara mereka. Tentu saja itu tak membuat suasana canggung, mereka malah menikmati suasana hening seperti itu. Tak berselang lama keheningan itu terjadi,

"ANNA...!!" panggil seseorang dari arah belakang.

Bukan hanya Brianna yang berbalik, Albern pun ikut serta membalikan badannya. 

"Dami...?" ucap Brianna saat melihat sosok Damian dari kejauhan.

Damian berlari dengan nafas yang terengah-engah, setelah sampai dihadapan Brianna ia mengeluh "Kenapa kau tidak mengangkat telfonku? Kau tahu aku sudah menelpon mu beberapa kali, namun yang ku dapat hanya panggilan dari operator," dengusnya kesal.

Brianna mengerutkan keningnya, dengan segera ia mengambil ponselnya dari saku. Setelah melihat, ternyata memang benar ada banyak panggilan tak terjawab dari Damian. "Maaf Dami, aku men-silent ponselku sedari tadi,"  jawab Brianna meringis.

Damian berdecak "Lain kali jangan matikan ponselmu. Pastikan tetap terhubung, dan jangan membuatku khawatir paham?"

Brianna mengangguk "Iya."

"Lalu kenapa kau bisa bersama dengannya?" tanya Damian penuh selidik. Setelah sadar jika ada satu orang lagi yang berada disisi Brianna.

Brianna melirik pada Albern "Eu—itu aku tak sengaja bertemu dikoridor depan, karena ruang kelas kami sama jadi kenapa tidak bersama saja kan?" Brianna tersenyum canggung, ia tak menjelaskan jika dirinya sempat bertengkar dengan Aluna dan Kenan.  

Damian menyipit tak percaya "Benarkah?"

Brianna menganggukkan kepalanya "Eum..."

Damian memainkan dagunya dengan curiga, tatapannya penuh selidik.  "Lupakan! Sekarang jelaskan padaku,  kenapa kau meninggalkanku tadi?! Sudah kubilang aku ingin menjemputmu, tapi bibi Liana bilang kau sudah pergi!"

Brianna menggaruk kepalanya yang tak gatal "Itu euu—Aku hanya tak ingin merepotkanmu Dami." Padahal sebenarnya ia malas berangkat bersama.

Damian cemberut "Omong kosong! Jujur saja kau tak ingin pergi denganku kan?! Kau malah lebih memilih pergi dengannya!" Damian berucap dengan kesal, matanya melirik dengan sinis pada Albern.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang