Chapter 29

17.7K 2.2K 185
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kita sudah sampai".

Tak ada jawaban apapun, hanya terdengar dengkuran halus dari samping. Albern menoleh, rupanya gadis ini tertidur karena kelelahan. Albern tersenyum lembut, lalu tangannya bergerak menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"Bahkan dalam keadaan tidurpun kau selalu cantik" Albern tak menampik jika dirinya selalu terpesona dengan keindahan dan tingkah laku gadis ini.

Dengan segera ia melepaskan sabuk pengamannya, keluar dari mobil. Mengangkat pelan tubuh mungil Brianna dalam gendongannya. Kemudian berjalan menuju mansion milik keluarga Brianna.

Albern masuk kedalam setelah dibukakan pintu oleh penjaga gerbang. Di depan rumah sudah ada bodyguard yang menjaga, melihat Brianna yang berada di gendongan Albern sontak bodyguard itu menatapnya dengan panik. Albern dengan cepat mengintruksikan untuk diam, bodyguard itu pun tak membantah karena dirinya tahu sosok dihadapannya bukan sembarang orang.

"Tolong panggilkan nyonya Liana" perintah Albern pada bodyguard itu dengan dingin.

Tanpa ba-bi-bu bodyguard itu mengangguk. Setelahnya ia masuk kedalam.

Sembari menunggu, Albern kembali memandangi wajah tenang Brianna dalam gendongannya. Sesekali tersenyum kecil saat Brianna mendusel kearah dada bidangnya mencari tempat nyaman.

"Tuan muda Albern" barulah Albern tersadar, dan melihat seseorang yang memanggilnya.

"Selamat malam nyonya Liana" sapa Albern datar.

"S-selamat malam tuan muda Albern" jawab Liana gugup.

"Just Albern" sejujurnya Albern risih karena terus saja di panggil tuan muda oleh orang lain.

"Ah ya, baiklah. Ada keperluan apa—"

"Tunggu. Apa yang terjadi dengan putriku?" tanya Liana panik saat dirinya melihat siapa yang berada dalam gendongan Albern.

"Dia hanya tertidur".

Syukurlah, Liana bernafas lega mendengarnya. "Terimakasih Albern karena sudah mengantarkan putri saya".

"John, tolong bawa baby Ann ke kamarnya" dengan cepat Albern menyela " Biar saya saja nyonya" ucap Albern dingin. Dirinya tak rela jika Brianna dalam gendongan pria lain.

"Eum, baiklah. John kamu tunjukkan kamarnya ya" bodyguard itu mengangguk patuh.

"Mari silahkan masuk Albern" Liana mempersilahkan Albern memasuki mansion. Albern hanya mengangguk saja.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang