Chapter 35

11.4K 1.4K 136
                                    

17+ yang masih dibawah umur boleh langsung di skip aja yaa jangan ngeyel🙏😓

Kalo ada typo tolong di perbaiki yaa!!

Kalo ada typo tolong di perbaiki yaa!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Canggung. Itulah yang mereka rasakan saat ini. Setelah acara kepergok tadi tak ada satupun yang bersuara dari mereka. Brianna sendiri diam tertunduk malu, merutuki dirinya sendiri bisa-bisanya ia tak mengelak saat Albern ingin menciumnya. Dan yang paling mengesalkan adalah Albern, pria itu malah duduk santai sembari menopang kakinya ke atas. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Rasanya Brianna ingin mencakar wajah datarnya itu yang sayangnya kelewat tampan.

"EKHEM...." Bobby berdehem keras.

Semuanya serentak menoleh "Oh ayolah bung, sampai kapan kita akan berdiam seperti ini. Lagian aku paham kok, tak ada salahnya Bigbos melakukan seperti itu. Yakan Bigbos?" Bobby melirik dengan jahil. 

Albern mendengus dan memutar bola matanya "Ada apa?" tanyanya tak ingin basa-basi.

"Tentu saja memastikan Bu bos tidak apa-apa".

Ah ya. Setelah Brianna ditemukan olehnya, Albern memberitahukan pada teman-temannya jika Brianna sudah bersamanya. Karena saat mencari gadis di depannya ini Albern memerintahkan teman-temannya untuk ikut mencarinya. Namun ada yang aneh. Denzel, temannya itu terlihat sangat panik, memang benar Bobby dan Aiden juga sempat panik. Tapi Denzel berbeda, dari kecil ia sudah berteman baik dengan Denzel dan baru kali ini ia melihat teman kecilnya itu menampilkan raut wajah sepanik itu. Denzel itu duplikat dirinya, selalu merasa tenang dalam situasi apapun. Apakah mungkin jika Denzel menyukai Brianna sama sepertinya? Jika benar Albern harus waspada kali ini, takut-takut jika perkiraannya itu memang benar adanya.

Albern menaikan salah satu alisnya, ia tau niat mereka kesini bukan hanya itu.

"Sekalian numpang makan hehe..." Bobby cengengesan. Sesuai dugaannya teman-temannya itu pasti ada niat terselubung jika datang tiba-tiba tanpa memberitahunya.

Albern mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Kemudian ia melemparkan pada Bobby, sontak saja  matanya berbinar bahagia seketika saat Albern memberikan sebuah kartu kredit berwarna hitam padanya "Whoah... Bigbos kau memang yang terbaik!!"

Aiden merebut paksa kartu kredit itu, membuat Bobby berdecak "Bigbos kau tak salah? Ini mah bisa sampai 7 turunan" takjubnya.

Albern menatap datar "Sekarang pergilah!"


Keduanya tak menggubris masih memandang kartu kredit milik Albern dengan antusias. Albern menghela nafasnya, ia melirik Denzel yang sedari tadi diam sembari menghisap nikotin yang ia bawa.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang