Secret | Kim Sunoo

By jearaqim

52.8K 6.7K 1.2K

Sebuah rahasia besar dibalik debutnya seorang kim sunoo• Start : 10-07-2021 End : - More

In-troduce [Begin]
Chapter one : Statement
Chapter two : Clue?
Chapter three : Suspect
Chapter Four : Suspicious
Chapter five : Fake?
Chapter six : Mysterious
Chapter seven : Hint
Chapter eight : Pain
Chapter ten : Real friend?
Chapter eleven : Adventure
Chapter twelve : Revealed
Chapter thirteen : First pain
Chapter fourteen : Frustered
Chapter Fifteen : Disgusting
Chapter sixteen : Truth
Chapter seventeen : Rival
Chapter eighteen : Clear? maybe no.
Chapter nineteen : Real pain
Jay's side
Chapter twenty: Six members?
Chapter twenty one : problem solving?
Chapter Twenty two : Afraid
Chapter Twenty Three : Final result
Chapter Twenty Four : Trap

Chapter nine : Big trouble

1.8K 275 87
By jearaqim

Hi!
Sebelumnya, aku mau kasi tau kalau sudut pandangnya bukan "aku" berarti itu author pov yaa. Kalau kaya biasa berarti tetap sunoo pov. Yakin sih kalian pasti paham, tapi gaada salahnya kan aku ingetin lagi? Takutnya ada yang bingung hihi

Okee,leceugow!
Happy reading!


.
.
.

"Jungwon, ucapanmu tadi apa tidak keterlaluan?"

Langkah mereka—heeseung, niki, jake, jay, dan juga jungwon—terhenti didepan pintu masuk saat mendengar ucapan sunghoon. 

Dahinya berkerut seolah tak mengerti apa yang sunghoon tanya, "Keterlaluan apa maksudnya?"

"Tadi, tentang sunoo," Lelaki tampan salah satu member enhypen itu maju mendekati jungwon yang berdiri mematung dengan raut wajah yang sama.

"Ucapanmu menurutku keterlaluan. Tidak seharusnya kau berkata sejahat itu pada hyungmu." Lanjutnya.

Semua member menatap sunghoon aneh. Em, kecuali niki yang hanya menunduk sejak pulang dari gedung tadi.

Dan sekarang, keempatnya tidak setuju dengan apa yang baru saja sunghoon katakan, seperti terlalu berlebihan. Padahal kan jungwon tidak mencaci maki atau mengatainya dengan kata-kata kotor.

Ya, itu mungkin hanya pendapat mereka, tidak bagi sunghoon.

"Jahat? Hyung, apa kau tidak marah pada member satu itu? Hanya karena kecerobohannya, kita tidak dapat feedback hari in—argh, mengingat kejadiannya saja membuatku jengkel."

See? Sudah sangat jelas kan kalau bagi artis idol, feedback itu sangatlah kursial. Bahkan mampu membuat perselisihan diantara para member, seperti saat ini.

Sunghoon sebenarnya juga kesal tadi, makanya ia ikut saat member lain meninggalkan sunoo. Tapi saat diperjalanan, ia teringat kata-kata jungwon yang menurutnya itu sangat berlebihan.

Niatnya baik, hanya menegur jungwon atas perkataannya kok tidak lebih.

"Sudahlah hoon, tidak usah diungkit lagi. Kita sampai di dorm untuk istirahat, bukan bertengkar."

Jay mengangguk ikut menimpali ucapan heeseung, "Benar. Lagian memang dia selalu membuat kesal kan? Wajarlah jungwon seperti itu."

"Aku bicara pada jungwon, bukan kalian."

Jungwon mendengus, "Terus apa yang hyung mau? Tetap saja kita tidak mungkin dapat feedback personal sekarang kan?"

"Tapi kata-katamu tadi sudah pasti menyakiti sunoo, kau tahu kan sunoo itu sensitif. Aku hanya ingin kau sadar karena perkataanmu."

Mendengar itu, bibirnya sedikit terangkat keatas, "Lantas? Apa peduliku?"

Jungwon kini seperti bukan dirinya. Ini bukan leader enhypen yang berwajah imut itu melainkan seorang manusia berwajah malaikat yang dirasuki iblis.

Kini sunghoon menautkan kedua alisnya tak paham, "Apa maksudmu? Bukannya kau sangat peduli padanya?"

"Sejak kapan?"

"Kalau sunoo kesulitan, kau selalu membantunya."

"Lalu?"

"Saat sunoo sakit, kau juga merawatnya."

"Itu dulu. Waktu masa iland."

"Dulu?memangnya sekarang?"

"Tidak lagi."

Sunghoon merasa kebingungan. Kenapa jungwon jadi seperti ini?

Ia tidak habis pikir, jungwon ini dicap sebagai 'upin ipin' jika selalu disandingkan dengan sunoo karena pasalnya wajah mereka yang lucu, ditambah kelakuannya yang sama persis.

Seperti anak kembar.

Sifat jungwon saat masa iland sangatlah hangat, apalagi pada sunoo. Member lain tentu tahu itu.Karena sunoo selalu mendapatkan kasih sayang lebih hanya dari jungwon dan juga niki.

Selain jaebeom, kyungmin, dan antek-antek lainnya tentu.

Sekarang sunghoon nampak mematung ditempat. Member lain? Lupakan mereka karena ketiganya—selain niki yang mendengar ucapan jungwon seperti,

Biasa saja. 

"Apa bedanya sekarang dengan dulu? Harusnya kau lebih peduli sekarang karena kita bertujuh yang berhasil debut."

Jungwon menghela nafasnya pelan sebentar lalu menatap sunghoon lekat, "Karena bukan dia yang aku mau."

Kali ini bukan hanya sunghoon, tapi member lain pun sama terkejutnya dan salah satu dari mereka yang sedari tadi menunduk pun menatap jungwon dengan amarah yang tercetak jelas pada matanya.

Yang jungwon sialan.

.
.
.

"Sunoo! Kenapa kau masih disini?"

Mataku yang berat otomatis dipaksa kerja saat mendapati sejin hyung mendobrak pintu ruangan lalu berlari kearahku.

"Sunoo, kau tidak apa-apa? Mukamu pucat sekali. Tapi matamu..kau habis menangis?"

Aku menggeleng, "Tidak hyung, aku tidak apa-apa."

"Member lain kemana? Mereka ninggalin kamu?"

Ada rasa sedikit tersentak mendengarnya, lalu kujawab dengan senyuman lebar lalu menggeleng pelan, "Aku yang menyuruh mereka pulang duluan hyung, aku hanya ingin menikmati angin malam sendirian hari ini."

Iya, aku tidak mau sejin hyung mengetahuinya walaupun mungkin aku ketahuan berbohong karena melihat mataku yang bengkak.

Sejin menghela nafasnya pelan,"Kau kurang bagus dalam hal berbohong kim sunoo."

Aku menunduk, menatap sepasang sepatu putihku. Rasanya mataku mulai memanas lagi.

"Ada masalah apa? Ayo cerita pada hyungmu."

Kugelengkan kepala sebagai jawabanku.

"Kau lapar?"

Jawabku masih sama.

"Member lain mencelakaimu?"

Aku menggeleng cepat. Tidak mungkin, mereka bukan orang jahat.

"Emm—

"— apa kau menangis karena ingin punya pacar?"

"Hyungg!"

Mendengarnya, aku langsung mendongkakan kepalaku dan berteriak. Sang empu hanya tertawa saja melihat reaksiku tadi yang menurutnya itu lucu.

"Dibilang pacar aja langsung nyahut." Sejin hyung tak berhenti tertawa membuatku jengkel melihatnya.

"Apa sih, bercandanya tidak lucu."

Heol, ternyata baru saja aku berkata ketus pada manajer grup kami, alhasil sejin hyung terlihat terkejut dengan wajah yang tercekat dan bibirnya yang sedikit terbuka.

"M-maaf hyung aku kelepasan."

Tapi tak lama sejin hyung tersenyum tulus lalu mengusap pucuk kepalaku, "Kalau belum mau menceritakannya tidak apa. Hyung tunggu sampai kau siap."

Ucapannya membuatku merasa hangat. Selama masa debut, sejin hyung kuanggap ayah kedua ku—pertama ayah kandungku tentu.

Entahlah, karena berada disampingnya aku sangat aman.

Aku ingin menceritakan semua masalah, tapi kurasa ini malah makin besar karena pasti sejin hyung akan memberi tahu PD-nim, lalu mengandalkan polisi hingga kasus ini tersebar ke media massa.

Jangan sampai itu terjadi.

Sebagai jawaban aku tersenyum dan mengiyakan ucapannya.

Walaupun aku sendiri tak tahu harus menceritakannya atau tidak.

"Yasudah ayo kita pulang, hyung antar."

Ia mengambil tas ransel ku, tapi menatapku bingung karena aku yang masih diam ditempat.

"Kenapa noo?"

"Aku pulang sendiri saja hyung"

"Cuaca malam tidak baik. Wajahmu pucat, aku tidak mau repot mengurus orang yang sakit."

"Sunoo cuma kelelahan hyung, bukan sakit. Tenang saja, aku tidak apa apa." kulontarkan senyuman tulus, "Aku ingin menikmati waktuku sendiri."

Raut wajah sejin hyung terlihat iba. Mungkin sekarang aku terlihat menyedihkan? Ahh sudah pasti sih, sejin hyung pasti peka hanya melihat raut wajahku saja.

"Yakin kamu berani?"

"Berani dong."

"Mau hyung panggilkan supir grupmu?"

"Tidak usah hyung, aku tidak mau merepotkan pak dokgu."

"Mmm baiklah. Atau kau mau pakai taksi? Pakai taksi saja ya, hyung carikan."

Aku menahan tangannya sewaktu sejin hyung ingin keluar ruangan yang sepertinya mau mencarikanku taksi.

"Hyung, aku hanya mau jalan. Aku bisa menjaga diriku sendiri hyung."

Sejin menghela nafasnya panjang. Sepertinya ia lelah membujukku.

"Yasudah, kalau ada apa-apa telepon, sudah sampai dorm kabari, sampai sana langsung makan, mandi, lalu tidur. Jangan lupa kunci pintu."

Lihat? Bagaimana aku tidak menganggapnya ayah, perlakuannya saja seperti ini.

"Siap komandan!"

Hyungku satu itu menepuk pucuk kepalaku dan ulasan senyum tak lepas dari bibirnya.

Badanku lelah, berkeringat, ahh aku ingin cepat pulang. Urusan pertikaian tadi dengan member belakangan, yang penting tubuhku bisa istirahat.

Tas ransel ku gendong setengahnya lalu melambai kearah sejin hyung yang terlihat menunggu aku keluar ruangan.

Sejin hyung ingin diruangan dulu sebentar katanya, jadi ia menyuruhku duluan.

Memang ada ada saja, padahal kukira kita akan keluar gedung bersama.

Tapi tunggu.

Aku kan harus menemui deobu nim dulu.

Sial, aku baru ingat saat aku sudah ada didalam lift.

Kupandang tombol toots lantai yang ada didalamnya, "Ruang deobu nim lantai 8, pulang ke dorm lantai 1."

Bingung sungguh. Aku ingin pulang, tapi aku lupa kalau deobu nim menyuruhku keruangannya. Jujur saja, badan ku lengket dan mataku masih bengkak, terlihat sehabis nangis. Perutku juga lapar karena makanan terakhirku hanya sandwich, itupun jam sepuluh pagi tadi.

Argh, siapapun bantu aku harus apa sekarang.

Lift belum bergerak sama sekali seolah menungguku memencet tombolnya.

"Ayo, berpikirlah kim sunoo!"

Kalau aku pulang, pasti tidak tenang.

Tapi kalau aku menemui deobu nim sekarang, aku sudah pasti dimarahi.

Kurasa jawabannya, aku harus menemui deobu nim.

Coba fikirkan, ini tanggung jawabku bukan? Menjadi seorang idol, yang didalamnya banyak hiruk pikuknya. Masa hanya menemui deobu nim saja aku harus kabur?

Setidaknya, aku harus memiliki rasa tanggung jawab.

Oke final, ku pencet tombol lift angka 8 yang membawaku ke lantai atas sendirian didalam sana.

Doakan, semoga tidak terjadi apa-apa.


.
.
.

Sampai didorm, ternyata hening. Para member sudah tidur rupanya. Aku memelankan langkahku, tak mau mereka bangun.

Kondisi dorm tetap seperti biasanya. Rapi dan bersih. Tentu, jangan lupakan disini ada penghuni satu yang sepertinya cocok dijadikan ibu rumah tangga.

Yap, siapa lagi kalau bukan jay hyung sijago masak yang sangat anti kotor itu.

Suami idaman para engene.

Okey lupakan tentang jay hyung, karena kini aku sudah sampai didepan pintu kamar. Dengan hati-hati ku buka kenop pintu, dan kututup perlahan.

Gelap.

Sepertinya benar, niki dan jungwon sudah tidur. Kunyalakan flashlight, karena takut mereka bangun. Aku menaruh tasku, mengambil handuk, baju, alat mandi, lalu keluar kamar perlahan untuk melakukan aktivitas mandi ku dilantai satu.

Karena kamar mandi kami ada di lantai satu.

Akhirnya setelah beraktivitas seharian badanku terasa segar. Aku sangat suka mandi, karena menurutku itu bisa sekaligus heeling dan melupakan masalah yang terjadi di hari itu.

Ku keringkan rambutku menggunakan handuk, lalu menaiki tangga yang tak lupa tanpa mengeluarkan suara.

Semakin dekat dengan kamarku, ada hal yang aneh.

Kenapa lampunya nyala? Perasaan tadi mati?

Kubuka perlahan dan langsung menampakan perwakan niki diatas kasurku, selonjoran sambil bermain ponsel.

Itu anak kenapa masih bangun?

"Niki, kau sedang apa?bukannya kamu tadi tidur?"

Pandangannya tidak beralih dari ponsel, "Diam hyung, sebentar lagi aku menang."

"Kau main game tengah malam seperti ini?!"

Ponselnya ku ambil cepat lalu menaruhnya di atas mejaku.

"Hyung, ahh kalah kann!!" Niki merengek sembari menendang-nendang kakinya keras.

"Yak, kau bukannya tadi tidur?!"

Niki diam. Ia merubah posisi duduknya lalu menatapku lekat, "Hyung,"

"Apaa?"

"Aku lapar."

Siapapun, ada yang mau bawa maknae satu ini?

"Jadi kau bangun karena lapar?!"

"Iyaa. Buatkan aku ramen hyung hehehe jebal ya ya ya?" Anak ini tanpa dosa menyuruhku dengan mata puppy eyesnya seolah membujukku hanya dari matanya saja.

Ia tahu kelemahanku.

"Aku lelah, tidur saja lagi, nanti pagi juga makan." Tubuh kurebahkan diatas kasur yang otomatis menimpa niki yang sekarang teriak-teriak karena tidak bisa bernafas.

"Hyungg, sesakk ini lepaskann!!"

"Suruh siapa minta makan."

"Hyungg!!"

"Kau ini sudah besar, kalau lapar masak saja sendiri."

"Hyung!!"

"Ishh kau berisik seka—aaaarggg" Seenak jidatnya si maknae bongsor ini mencubit perutku keras hingga tubuhku terjatuh keatas lantai.

Kalau saja ia bukan member enhypen, sudah kulempar ke tempat asalnya.

"Arggg, niki! Kau ini titisan gorila atau bagaimana sih? Tenagamu besar sekali."

Maknae satu itu hanya tersenyum yang mata sipitnya semakin menghilang, "Makanya, buatkan aku ramen ya ya yaa?"

Bukan niki namanya kalau tidak keras kepala. Padahal tubuhku lelah sekali sekarang, tapi karena satu manusia ini aku harus menundanya.

"Baiklah. Tapi kau ikut bantu, nanti kamu merengek karena tidak enak." Niki mengangguk.

Bersiap turun, tapi sorot pandangku tertuju pada ranjang atas sebelah kasurku yang menampakkan tempat tidur yang masih rapih.

Itu kan tempat tidur jungwon, dia kemana?

"Niki, jungwon belum pulang?"

Ia melihat ke arah yang sama denganku, tempat tidur jungwon, "Ohh, hari ini dia tidur dikamar jay hyung."

Sepertinya, jungwon benar-benar marah padaku. Mengingat kejadian tadi yang perselisihannya bukan pertengkaran biasa. Ini bukan candaan biasa, ini masalah serius.

Salahku, ini semua salahku.

Kau bodoh kim sunoo.

Karena teringat lagi, mataku mulai memanas. Aku menunduk takut niki melihatku menangis.

Tapi sepertinya gagal.

Ia mengambil tanganku lalu, "Hyung, aku ingin kau menceritakan semua masalahmu, sekarang." ia menarik tanganku keluar kamar yang sepertinya malam ini akan jadi malam yang panjang.


.
.
.

Ayoo jangan marah-marah, keep smile dongg tuh kaya uwon wkwkwkw

Happy sun! See u next sun gais!

Continue Reading

You'll Also Like

74.7K 9.8K 103
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
68.6K 195 5
FEM HYUCK! KARYAKARSA ONLY! JOROK BANGET! MINOR DNI! MARKHYUCK AREA "Kisah aca dan selingkuhannya, sopir angkot langganan aca ke pasar, abang malik"
274K 3.3K 77
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
78.7K 9.2K 13
Misi pertama gue udah berhasil bikin ka gita mencair, sekarang misi gue selanjutnya adalah bikin ka gita nikahin gue! - Kathrina.