Tap bintang dulu, Gratis kok✌️
Bentar baca dulu!
Jadi kemarin kan komentarnya udah tembus, Tapi...Aku gak tau pren. Aku gak buka Wattpad karena baru aja tadi pagi aku ujian. Jadi hari-hari sebelumnya aku nyiapin untuk ujian ku itu. Alhamdulillah ujiannya udah selesai dan berjalan lancar..
Dan juga aku belum nulis chapter ini waktu itu. Chapter ini ditulis dengan sangat dadakan dan agak-agak gugup karena ada yang nanyain 'Kapan update' walau gak banyak-banyak amat sih😶
Jadi kalo ada typo atau kurang paham maksudnya gimana komen aja yaa
Thankyou....
Happy Reading
Note: Orang yang berjaket orang yang nganter Alan waktu mabok itu
"Gue benci Edgar. GUE BENCI EDGAR HAHAHA. EDGAR, EDGAR, EDGAR, GUE BENCI LO!!!"
"Lan..." lirih orang berjaket itu menatap sendu Alan yang sangat kacau.
"PERGI LO ANJING!!" Alan memukul perut orang berjaket didepannya membuat orang itu tersungkur dilantai. Bersamaan dengan kepalanya yang kembali pusing.
Ia mencengkram kepalanya kuat. "ARGHHH SAKIT!!!" jerit Alan berjongkok diatas tanah.
Orang berjaket itu bangun lalu membantu Alan berdiri dengan bantuan pundaknya.
"Olivia...Haha gue diselingkuhin," racau Alan lagi.
"Gue diselingkuhin, Yeahh gue diselingkuhin. Gue gila," racaunya berada dipundak orang berjaket itu.
Orang itu menuntun Alan menuju mobilnya yang terparkir. Ia memasukkan tubuh Alan dimobilnya dengan susah payah karena Alan terus-terusan memberontak.
"Olivia.."
"Olivia.."
"Oliviaaaaa....ARGHHH!!!"
Alan menatap tajam cowo didepannya itu lalu tersenyum tidak jelas, "HAHAHA," tawanya menggelar dimobil.
"Lo beneran gila!" gumam orang berjaket itu lalu melajukan mobilnya di Apartemen yang kadang ia jumpai.
~•••~
Saat didepan sebuah cafe orang itu ingin turun berniat membelikan Alan sebuah minuman dan makanan. Namun sebelum turun dari mobil matanya membulat saat mengetahui cewe berseragam SMA Taruna Bangsa sedang disana dengan keadaan sangat kusut.
"Ngapain dia disitu?" gumam orang berjaket itu menatap cewe yang masih setia didepan cafe.
Orang itu mengotak-atik ponselnya lalu menempelkan pada telinga kanannya.
"Hallo!" sapa orang disana yang bertelepon dengan orang misterius itu.
"Jemput cewe SMA Taruna Bangsa didepan cafe deket JKT Mall!"
"Siapa emangnya?"
"Cewenya Alan," jawabnya.
"What The Fuck?! Seriously? Do not lie!!"
"I'm seriously, I'm not lying. Hurry up and pick him up, Gue gak mau Alan tambah kacau kalo cewenya kenapa-kenapa," jelas orang berjaket pada orang yang ia telpon.
"O-oke, I'll pick him up. I'll be on the way."
Orang berjaket itu mematikan sambungan telponnya. Ia ingin menunggu kedatangan orang yang baru saja ia telpon untuk menjemput cewe Alan.
45 menit berlalu...
Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang, Orang berjaket memantau penggerakan partner-nya.
Terlihat partner-nya berbicara dengan cewe Alan.
"Woii!!!" sapa seseorang membuka Olivia mengalihkan pandangan.
"Lo!?"
"Iya gue, Ngapain lo disini?"
"Gue...emm..gue nunggu orang," jawab Olivia kebingungan.
"Lo juga ngapain disini udah malem?" tanya Olivia balik.
"Gue emang kebetulan lewat sini, Terus ketemu lo deh," jawab Orang itu santai.
"Nunggu siapa? Kenapa gak pulang-pulang?" Gue anterin mau?"
"Gak nunggu siapa-siapa, Pengin disini aja," alibi Olivia menggelengkan kepalanya.
"Ayo gue anterin aja!"
"Gak usah, Gue bisa sendiri!" tolak Olivia lagi-lagi karena tempat tinggal barunya.
"Gue maksa!!"
"Tapi gue gak mau!" bantah Olivia pada orang itu.
"Yaudah lo pulang sekarang, Pesen taksi kalau gak mau gue anter!" pinta orang itu.
"Oke," balas Olivia.
"Gue kedalam dulu beli minuman," orang itu memasuki cafe tanpa menunggu jawaban Olivia.
"Iya," jawab Olivia sambil melihat jalanan jika taksi lewat.
Orang itu mengintip Olivia dari dalam cafe. Olivia sedang tidak menghadapnya, Buru-buru ia membuka ponselnya lalu menempelkannya ditelinga.
"Hallo," sapa seseorang dibalik ponsel.
"Cepetan lo sewa taksi Atau apalah buat jemput cewe seragam SMA Taruna Bangsa depan cafe deket JKT Mall!" pinta orang itu sedikit berbisik.
"Siapp laksanakan," jawab seseorang itu.
"15 menit sampai!"
"Oke"
Orang itu berjalan lagi keluar dari cafe untuk menemui Olivia lagi.
"Udah ada yang lewat?"
"Belum nih," Olivia mengalihkan perhatiannya pada orang itu.
"Gak jadi beli?"
"Gak jadi, Udah gak selera," Olivia terkekeh pelan mendengar penuturan orang itu.
"Nah tuh ada taksi," tunjuk orang itu membuat Olivia sedikit lega.
"Pakk!!" Olivia meneriaki supir taksi bersiap ingin naik. Ia menatap orang itu lalu tersenyum lebar.
"Gue tinggal duluan ya, Makasih" pamitnya.
"Iya," jawab orang itu.
Taksi yang ditumpangi Olivia sudah melesat jauh dari orang itu berada. Orang itu tersenyum miring pada partner-nya didalam mobil.
Partner-nya juga tersenyum miring lalu mengacungkan jempolnya.
Mobil parternya ikut melesat dari pandangannya.
~•••~
Orang berjaket yang membawa Alan menatap apartemen didepannya. Ia sangat-sangat tahu Apartemen itu milik siapa.
Orang berjaket itu menoleh pada Alan yang masih meracau tidak jelas dengan sekali-sekali tertawa-tawa.
"Lan, Gue tau lo udah nikah, Gue tau cewe lo, Gue tau lo udah gak tinggal dimansion Atmajaya, Gue tau lo tinggal BERDUA sama istri lo, OLIVIA."
"GUE TAU SEMUANYA ALAN!!!! GUE TAUU LO SELALU BOHONGIN KITA SEMUA, GUE TAUUU!!!!" bentak orang itu menatap sendu Alan yang melihatnya dengan tertawa gila.
Orang itu merasa dibohongi oleh Alan, "Gue tau Alan, Gue tau...." lirihnya menatap Alan dalam.
Alan hanya tertawa-tawa dengan mata yang akan tertutup karena pengaruh alkohol.
"Gue kira lo anggep gue lebih dari seorang teman, Gue kira...Gue kira kita sahabat. Nyatanya lo seperti gak anggep kehadiran gue sebagai teman, Sebagai sahabat, Sebagai orang yang dengerin keluh-kesal lo, Gue kecewa berat sama lo Alan.."
"Dengan kayak gini, Lo berarti udah nunjukin lo itu gak bisa percaya sama kita-kita, Lo simpen rapat rahasia lo. Lo gak mau cerita ke kita, LO GAK PERCAYA SAMA KITA ALAN, LO GAK PERCAYA!!!!"
"hmm....Gue..Gila karena Olivia," racau Alan menatap orang itu dengan mata menyipit.
"Lan, Apa lo tau gimana gue tau Apartemen lo? Gak tau kan?"
Flashback on
"Alan?" mata Orang berjaket menyipit melihat dari kejauhan Alan tampak membonceng seorang cewe.
"Gue harus ikutin," gumam orang berjaket itu menancap gas motornya.
Ia memakai pakaian serba hitam diseluruh tubuhnya. "Siapa yang dibonceng Alan?"
Tiba di pekarangan Apartemen yang sangat besar dan mewah, Orang berjaket sembunyi-sembunyi dibalik pohon untuk mengintip dua insan yang turun dari motor.
Deg
Mata Orang itu membola melihat cewe itu ternyata Wakil Ketua OSIS disekolahnya, Cewe yang dibonceng Alan ternyata...Olivia.
"Dia..."
"Sama Alan? Ngapain? Ada hubungan apa mereka?"
Dua insan itu memasuki Apartemen dengan Orang misterius itu mengikuti dibalakang dengan sangat hati-hati dan sembunyi-sembunyi.
Tiba-tiba ponsel orang itu berdering membuat ia menghentikan langkahnya lalu berlari agar kedua insan itu tidak mendengar suara telponnya.
"Anjing!!" umpat orang itu.
"Pulang sekarang!" pinta seseorang dibalik ponsel orang misterius itu.
"Hm," Orang itu kembali melihat kedua insan yang ia curiga. Namun sayangnya kedua insan itu sudah menghilang. Ia tidak tau kemana arah kedua insan itu berbelok.
"Huft..." Orang itu menghela nafas berat.
"Semoga gue cuma salah liat, Kalo itu emang kalian.."
Flashback Off
"Dari itu gue mulai ngikutin lo kemana-mana, Tapi asal lo tau. Gue bener-bener gak sengaja ketemu lo itu, Gue berani bersumpah. Maafin gue kalo gue lancang," lirih orang itu.
Flashback On
Dihari selanjutnya orang itu kembali mengikuti pasangan yang terlihat memiliki rahasia besar.
Ia mematikan ponselnya agar tidak ada yang bisa menghubunginya lagi.
"Ada hubungan apa mereka?"
"Ini kan Apartemen horkayyy," gumam orang berjaket itu.
Ia mengendap-endap tanpa memperhatikan sekitar, Dengan tidak mengajanya ia menubruk punggung seseorang.
"Awshh," ringis
"Anjing lo!!" umpat Orang itu.
Orang berjaket membalikkan badannya, Betapa terkejutnya ia melihat sosok yang ia kenal.
"Lo?" tanya mereka berbarengan sambil menunjuk kearah lawan bicaranya.
"Ngapain lo?" tanya orang berjaket itu pada orang yang ia tabrak.
"Lo juga ngapain?" tanya Orang itu balik.
Mata orang berjaket itu terbelalak, "Hah? Jangan-jangan lo ngintilin gue ya?"
"Yee...Ke GR-an banget jadi orang."
"Tau gak s--"
"Gak," potong orang berjaket itu cepat.
Orang itu berpikir sejenak, "Dengerin dulu, Gue tuh ngikutin Alan sama Olivia," jujur orang itu.
Mata orang berjaket itu terbelalak kaget, Detik itu juga ia melompat girang.
"Akhirnya gue ada partner buat nyelidiki ini," kekehnya membuat orang didepannya itu mengernyitkan dahi.
"Lo juga lagi nyelidiki hubungan mereka?"
Orang berjaket itu mengangguk mantap.
"Sipp, Kita bisa kerja sama," orang itu mengacungkan jari kelingking.
"Partner," jawab orang berjaket itu sambil menautkan jari kelingkingnya.
Orang itu tersenyum. "Partner," jawabnya.
Flashback off
"Sejak saat itu gue sama dia kadang waktu pulang sekolah gue ikutin lo sama cewe lo itu,"
"Tenang, Tapi gak tiap hari kok"
~~~
"Hallo," sapa Olivia pada orang Davino yang menelponnya.
"A'ak dak cini?"
"Nggakak Vino, Kakak udah balik diapartemen. Maaf ya, Kakak gak ngabarin kamu sama Mami," ujar Olivia memelas.
"Kok dak amit?"
"Maafin kakak ya Vino, besok-besok kita ketemu lagi," bujuk Olivia pada Davino.
"Hallo, Olivia," sahut Desi.
"Kenapa Mi?"
"Kamu udah sampai di Apartemen?"
"Udah Mi, Maaf ya Mi Olivia gak sempet ngabarin ini juga soalnya dadakan."
"Iya Nak, Gak apa-apa kok. Terus sekarang Adhi dimana?"
"Be--"
Ting Tong
Perkataannya terpotong karena Bunyi bel pintu Apartemennya, "Nanti dulu lagi ya Mi, Ada tamu."
"Iya, Hati-hati ya Olivia," peringat Desi.
"Iya Mi"
Ting Tong
"Iyaaa," teriak Olivia pada orang dibalik pintu.
Pintu terbuka lebar menampilkan Alan dengan seorang berpakaian serba hitam yang membopong tubuh Alan.
Wajah orang itu sama sekali tidak terlihat, Sebab menggunakan masker, Topi dan kacamata serba hitam membuat Olivia sulit mengenalinya.
"K-kenapa dia?" Olivia mengambil Alan dari orang itu.
Orang itu berbalik badan tanpa mengucapkan sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
"MAKASIH SIAPAPUN LO!!" teriak Olivia pada orang itu.
"Postur tubuhnya kayak..."
"Udahlah mungkin cuma kebetulan."
Olivia menarik Adhi susah payah untuk sampai disofa ruang tamu. Dengan Adhi yang masih meracau-racau tidak jelas membuat Olivia mengerutkan dahinya.
"Olivia..."
"Gue gak mau.."
"Lo...Gue..Gak mau.."
"Lo kenapa sih? Gak jelas tau gak? Pulang mabuk-mabukan!!"
"Gue... Olivia, Gue mohon. ARGHHH," racau Adhi.
"Lo kenapa sih anjir?"
"Dihh, Bau mulut lo alkohol," Olivia bergaya seperti ini muntah.
"Anjir, Nih bocah mabuk-mabukan segala!!"
Adhi bangun dari sofa-nya lalu menatap Olivia yang sangat buram dimatanya, Mungkin efek alkoholnya.
"Arghhhh, Gue gila," racaunya.
"Singkirin mulut lo dari gue, Bau banget gila," gerutu Olivia menutup hidungnya rapat-rapat.
"Lo gak suka bau mulut gue hm?" tanya Adhi disertai smirk-nya.
"Gak, Puas lo?!"
"Oke," Adhi mencium rakus bibir Olivia yang memang sangat dekat dengannya.
Olivia memilin ujung bajunya kuat, Ia sangat gelisah.
Adhi melumat bibirnya lebih kasar dari sebelum-sebelumnya. Kali ini Adhi lebih bruntal dan kasar.
Olivia mendorong kuat kedua bahu Adhi membuat Adhi mendesah pelan.
"Ayo gue bantu ke kamar," kata Olivia menuntun Adhi yang masih lemas menuju kamar.
"Gue..Mau dikamar lo," lirih Adhi diceruk leher Olivia membuat Olivia merinding karena merasakan deru nafas Adhi.
"I-iya."
Ceklekk
Olivia membuka pintu kamarnya lalu membaringkan Adhi di kasurnya.
"Pelukkk," kata Adhi sedikit merengek membuat Olivia tercengang.
"Sayanggggg, Peluk!!" rengek Adhi merentangkan kedua tangannya.
Olivia mengerjapkan matanya berkali-kali berharap ini hanya mimpi .
"Oliviaaaaaaa," lagi dan lagi Adhi merengek.
"I-iya," jawab Olivia gugup lalu membalas uluran tangan Adhi.
Adhi memeluk kuat tubuh Olivia yang berada di dekapan. Sangat erat hingga Olivia sesak nafas.
"Jangan kuat-kuat, Gue gak bisa nafas," ucap Olivia dengan nafas yang tersengal-sengal.
Adhi cemberut mendengar penuturan gadis itu, Tetapi ia tetap merenggangkan pelukannya.
"Gue cuma gak mau istri gue diambil orang lain..."
"Apalagi temen deket gue.."
To Be Continue...
give me a question!
Instagram: alavia_story
Komen untuk next!!!
21/8/21
21.18