Simbiosis

By lusyynaa_

17.4K 13.9K 43.2K

Dia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga me... More

Prolog
01 - The Beginning
02 - Following You
03 - Crazy Girl
04 - Mistake
05 - Short Message
06 - Apologize
07 - Seven Questions
08 - Challenge
10 - Test Score
11 - Jealous
12 - Embrace
13 - Three Rules
14 - Promise
15 - Disappointed
16 - Stuck With You
17 - Sensibility
18 - Declaration Of Love
19 - Asya Madness
20 - Hurt
21 - Our Change
22 - Believe Me
23 - Girlfriend
24 - Wicked
25 - Forced To Do It
26 - Information
27 - Evil Destiny
28 - The Happiness
29 - Kiss And Sick
30 - Sorry
31 - I Wish
32 - Congratulations
33 - It's Over, Seriously?
34 - Please
35 - Everything Will Be Okay
36 - She's Mine
37 - Like A Diamond
38 - Honesty
39 - Bad News
40 - Go Away, Asya!
41 - After One Month
42 - To Be A Doctor?
43 - See You Beautiful Angel
44 - Hoodie
45 - All About Darkev
46 - All About Jenrik
47 - Their Life Journey
48 - You Broke My Heart
49 - I Miss You
50 - Thank You
Epilog

09 - Chemistry Lab

532 451 274
By lusyynaa_

09 – Chemistry Lab

        Pagi ini, dengan senyuman paling manis Asya berdiri di depan kelas XI Ipa A. Gadis itu sangat bersemangat sekali bertemu Alfa. Segera Asya berjalan santai masuk ke dalam kelas itu tanpa peduli reaksi kakak kelasnya.

        "Jas lab kakak, sini. Aku mau pakai." Pinta Asya sambil meletakkan telapak tangannya di depan wajah Alfa.

        "Ambil dalam tas!" Balas Alfa terus memperhatikan layar lebtop-nya.

        Saat Asya ingin membuka tas Alfa, suara Jenny menghentikan gerakannya. "Gak punya sopan-santun." Sindir Jenny sengaja tapi tak melihat Asya.

        Asya memilih tak peduli. Gadis itu mengambil Jas milik Alfa secepatnya. Namun lagi-lagi Jenny sengaja mengeluarkan kata-kata yang terasa menyindirnya.

        "Seriusan bisa practicum? Yang ada nanti malah bikin gara-gara di ruang lab." Tambah Jenny tersenyum sambil meniup debu di kukunya.

        "Maksud kakak apa?!" Tanya Asya dongkol.

        "Siapa yang ngomong sama lo?" Heran Jenny berdecih sinis sambil mengibas rambutnya.

        "Jangan suka ngurusin hidup orang deh kak! Hidup kakak aja belum tentu benar!" Ketus Asya lalu pergi dari kelas itu membuat Jenny menggeram.

        "Lo kenapa Jen?" Tanya Alfa sambil menutup leptob-nya.

        "Kenapa dengan mudahnya kamu pinjemin jas lab itu buat Asya? Selama ini kamu gak pernah ngizinin satu orangpun sentuh jas lab itu." Ujar Jenny kepada Alfa.

        Alfa menaikkan alis kanannya menatap Jenny dengan raut datar dan tak menyahut membuat Jenny benar-benar kesal.

*****

        Asya sangat bahagia saat mengenakan jas lab milik Alfa. Jas itu sangat harum seperti harum tubuh Alfa, bersih, dan terlihat sangat rapi. Ada name tag Alfa tergantung di dada kanan jas itu membuat Asya ingin berteriak sakin senangnya. Jas itu menutup tubuh Asya sehingga gadis itu tampak mungil.

        "Senyum terus, sampai bibir lo pecah-pecah." Kata Dara.

        "Salah terus gue di mata lo, Dar!" Sebal Asya mengerucutkan bibirnya.

       Dara merangkul pundak Asya saat memasuki ruang lab kimia. Gadis itu tertawa lalu menciumi pipi Asya gemas. Jujur, Dara sangat senang melihat Asya bahagia seperti sekarang.

        "Lepasin gue Dar!" Ketus Asya berusaha melepaskan pelukan Dara pada lengannya.

        "Jas kak Alfa buat gue mabuk Sya, gue peluk lo terus ya?" Kata Dara sok imut sambil mengendus-ngendus lengan Asya.

        Asya mendorong kepala Dara dengan kasar. "Bu Milla mau nerkam kita bego!" Desis Asya membuat Dara mengalihkan pandangannya ke arah depan.

        "Baiklah, hari ini kita akan melakukan practicum menentukan kadar asam dan basa dari bahan-bahan yang sudah ibu siapkan." Jelas buk Milla.

        "Kalian bebas memilih kelompok masing-masing supaya enak bekerja sama. Silahkan pergi ke meja masing-masing dan mulai bekerja. Waktunya dua jam, selesai langsung kumpulkan." Ujar buk Milla lalu kembali duduk di kursinya.

        "Laporan practicum yang paling penting. Usahakan buat dengan rapi dan teliti supaya nilai kalian bagus. Silahkan mulai." Kata guru itu mengakhiri penjelasan dengan senyum.

        "Baik buk," kompak satu kelas itu lalu segera memilih meja practicum masing-masing.

        Asya dan Dara tentu satu kelompok. Kedua gadis itu memang tidak bisa dipisahkan, sudah seperti saudara kembar.

        "Permisi buk, saya mau nemenin masa depan saya practicum." Ujar Kevin masuk kedalam laboratory kimia lengkap dengan jas lab di tubuhnya.

        "Saya juga! Saya mau lihat kinerja pacar bo'ongan saya buk." Tambah Alfa yang tiba-tiba muncul di belakang Kevin.

        Bukan hanya buk Milla saja yang terkejut, seluruh murid X Ipa H lebih terkejut bahkan ada yang menjerit dan ruangan itu tiba-tiba menjadi riuh karena kedatangan dua orang most wanted boy kelas XI itu.

        "Siapa yang kalian maksud?" Tanya buk Milla bersidekap dada.

        "Asya!"

        "Dara!"

        Semua pasang mata langsung tertuju kepada kedua orang gadis yang berdiri paling pojok. Asya dengan wajah congo-nya sedang memegang lempang dan alu sementara Dara yang menunduk malu.

        "Memangnya kalian berdua gak belajar?" Tanya buk Milla memicingkan matanya.

       "Gak!" Jawab Alfa dan Kevin serempak.

        Buk Milla mengendus pasrah. Ia berpikir, tidak belajarpun Alfa dan Kevin sudah keturunan Albert Einstein. "Kalian cukup memantau, jangan bantuin mereka. Biarkan mereka bekerja sendiri supaya adil buat kelompok lain." Ujarnya membuat Alfa dan Kevin mengangguk kecil.

        Alfa dan Kevin berjalan mendekati Asya dan Dara. Alfa langsung duduk di kursi samping Asya sementara Kevin berdiri di samping Dara. Kedua cowok itu berhasil membuat Asya dan Dara lupa bagaimana caranya bergerak.

        "Kenapa diam? Cepat tumbuk kunyitnya!" Ketus Alfa membuat Asya tersadar.

        "Kakak punya jas lab dua?" Tanya Asya mengedip-ngedipkan matanya lucu karena bingung.

        "Ini jas punya Riko," jawab Alfa melipat tangannya di depan dada membuat Asya membulatkan bibirnya sambil mengangguk mengerti.

        "Kenapa?" Tanya Kevin pada Dara yang sedari tadi melihatnya tanpa berkedip.

        "Kakak ganteng banget pakek jas lab! Aura-nya tuh beda bangettt..." Cicit Dara menggigit bibir bawahnya gugup.

        "Gue emang udah terlahir ganteng." Balas Kevin songong sambil menyugar rambutnya ke belakang dengan jemari.

        "Please kak, biasa aja! Gak lihat tuh cewek-cewek pada gak fokus?!" Dengus Asya memutar bola matanya jengah.

        Kevin terkekeh kecil. Lalu duduk di kursi samping kanan Dara yang sedang berdiri memeras kunyit hasil tumbukkan Asya.

        "Pakai sarung tangan lo!" Suruh Alfa kepada Asya karena ia melihat gadis itu mau meneteskan cuka.

        Asya menurut. Ia mengenakan sarung tangan itu dan sedikit menundukkan kepalanya untuk lebih hati-hati saat meneteskan cuka ke ekstrak kunyit tadi.

        Gerakan tangan Asya tertahan karena merasakan sentuhan tangan Alfa pada rambutnya. Alfa menahan rambut panjang Asya yang hampir menyentuh kunyit. Alfa bahkan mengikat rambut Asya dengan karet gelang yang ia lihat di atas meja dengan hati-hati. Semua pasang mata mengarah pada mereka terutama Dara yang hampir ingin berteriak.

        "Lo ceroboh!" Bisik Alfa tepat di telinga kiri Asya lalu kembali duduk dan membuka ponselnya tanpa peduli reaksi orang-orang di sekitarnya.

        "Kakkkkk...." Gemas Asya hilang konsentrasi dan hanya di respon dengan wajah datar Alfa dengan alis kanannya yang terangkat. Ingin sekali Asya gigit jemari lancang Alfa yang berhasil membuatnya melayang.

        "Jago lo Al," kata Kevin tersenyum miring melihat Alfa.

         "Hati-hati netesinnya Sya, dikit aja." Peringat Dara dan Asya menurutinya. Tapi sayangnya tangan Asya yang bergetar membuat ia terlanjur banyak menumpahkan cuka itu hingga meluap dari tempatnya.

        "Asyaaa..." Lirih Dara segera menaruh tissue di tumpahan air cuka itu.

        "Fokus Sya!" Peringat Kevin.

        "Kalau gak bisa, bilang!" Sinis Alfa langsung mengenakan sarung tangan dan merebut botol cuka itu dari tangan Asya. Sedangkan jantung Asya masih berdetak hebat, gadis itu ketakutan.

        Kalian harus tahu, ini adalah awal sekali Asya practicum langsung seperti sekarang. Jujur gadis itu sedikit gugup apalagi di awasi oleh Alfa dan Kevin, membuat jantungnya deg-degan.

        "Practicum kecil gini aja lo udah ngelakuin kesalahan fatal. Gimana practicum-practicum yang lebih sulit nantinya? Bisa jadi lo ledakkin laboratory ini!" Ujar Alfa dengan raut sangat dingin sambil menetes kembali cuka itu pada wadah yang lain dengan teliti.

        "Maaf," cicit Asya hampir menangis. Gadis itu tidak bisa di bentak atau dilontarkan kata-kata yang kasar. Ia punya hati yang terlalu lembut dan mudah tersentuh dengan kata-kata orang lain.

        "Shut, santai Sya. Udah gakpapa kok, jangan sedih." Bujuk Dara tersenyum manis melihat Asya.

        "Lo masih belajar, gak usah takut. Wajar melakukan kesalahan di awalnya." Tambah Kevin tersenyum menyakinkan Asya. "Tapi, usahakan lo lebih fokus Sya." Sambung Kevin.

        Asya menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan. Gadis itu mengangguk kecil sambil tersenyum tipis, ia berusaha menunjukan bahwa ia tidak takut.

        "Coba lihat, warna cairan itu jadi apa?" Tanya Alfa pada Asya.

        Asya melihat larutan itu dengan teliti kemudian berkata. "Warnanya kuning cerah!"

        "Berarti larutan cuka, asam atau basa?" Tanya Alfa sambil melihat Asya dan Dara bergantian.

        "Asam!" Jawab kedua gadis itu kompak.

        Alfa tersenyum tipis sambil mengangguk kecil. Kevin memberi Dua jempolnya pada Asya dan Dara. "Good job girls!" Kata Kevin tersenyum.

        "Sekarang, coba teteskan ekstrak kunyit itu ke larutan air sabun. Lihat jadi warna apa." Suruh Kevin dan langsung dituruti Dara.

        "Warnanya berubah jadi warna jingga." Ujar Dara tersenyum senang.

        "Jadi, sabun adalah basa." Simpul Asya cepat.

        "Pinter!" Seru Kevin membuat kedua gadis itu sangat senang.

        "Dara yang lanjut meneliti, Asya yang mencatat hasil laporan." Ujar Alfa. "Gue gak mau dia buat kesalahan lagi." Sambung Alfa sambil melihat Asya begitupun sebaiknya.

        "Gue tunggu lo di rooftop istirahat nanti." Bisik Alfa lalu keluar dari ruangan itu membuat Kevin mau tak mau menyusul Alfa.

        "Kak Alfa bisik Apa?" Tanya Dara pelan.

        Asya menggeleng cepat. "Gak ada."

*****

        Asya berjalan mendekati Alfa yang sedang duduk di sofa sambil menutup matanya. Gadis itu duduk di samping Alfa dan berhasil membuat Alfa terkejut.

        "Makan kak," suruh Asya menyerahkan kotak bekal itu di pangkuan Alfa.

        "Jangan di buang kalau gak suka. Itu aku yang masak sendiri." Ujar Asya pelan lalu melihat langit yang tampak sangat cerah sedikit berawan.

        Alfa melihat kotak Tupperware berukuran sedang itu lamat lalu membukanya. Jujur, Alfa terkejut melihat tatanan nasi itu, sangat cantik. Sepertinya Asya benar-benar membuat nasi goreng itu dengan penuh perasaan. Di lihat dari bentuknya yang menarik terlihat sangat menggiurkan.

        Alfa menyuapkan sesendok nasi itu ke dalam mulutnya. Ia mengunyah dengan perlahan sambil merasakan bagaimana rasanya. Kemudian ia menyerahkan kotak itu ke pangkuan Asya.

        "Coba lo cicip masakan lo!" Suruh Alfa membuat Asya mengernyit bingung namun gadis itu menurutinya.

        "Kayak apa rasanya?" Tanya Alfa.

        "Pedas!!!" Pekik Asya kaget membuat Alfa terkejut dengan cepat menyerahkan sekotak susu coklat itu pada Asya.

        Asya meneguk susu itu sampai habis lalu mengipas bibirnya dengan tangannya sendiri. Alfa yang melihatnya hanya tersenyum miring lalu mengambil kembali kotak nasi itu dari pangkuan Asya.

        "Nasinya enak, gue suka." Ucap Alfa jujur lalu kembali menyantap makanan itu dengan lahap.

•••••

Tekan bintang.

Continue Reading

You'll Also Like

170K 10.3K 38
{BOOK 2 OF LIMBAD SERIES} Hara, adalah gadis yang terlahir sebagai anak tunanetra, sebuah penyakit yang ia derita menghambat kedua matanya dan menyeb...
33.3K 2.3K 26
Bab masih lengkap | Sudah terbit Cerita ini kami ikut sertakan dalam lomba menulis marathon Rex Publishing. Di tulis oleh dua orang. Aya Sovia dan Kh...
1.4M 126K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.5K 582 51
Ada dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghada...